Anda di halaman 1dari 7

J. Akad. Kim.

5(1): 1-7, Februari 2016


ISSN 2302-6030 (p), 2477-5185 (e)

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN RIMPANG KUNYIT (Curcuma


domestica Vahl) TERHADAP DAYA HAMBAT ANTIOKSIDAN

Effect of Storage Time of Tumeric (Curcuma domestica Vahl) on Inhibition of


Antioxidant
*Armin H. Suparmajid, Sri Mulyani Sabang dan Ratman
Pendidikan Kimia/FKIP - Universitas Tadulako, Palu - Indonesia 94118
Recieved 01 Desember 2015, Revised 01 Januari 2016, Accepted 02 Februari 2016

Abstract
The research about the effect of storage time of tumeric (Curcuma domestica Vahl) for inhibition
of antioxidant has been conducted. The study aims to determine the effect of storage time of tumeric
(Curcuma domestica Vahl) for inhibition of antioxidants as well as to determine how much inhibition
of antioxidant found in tumeric. This study uses a variation of storage time namely 8, 13 and 18 days.
The extract of tumeric is obtained by maceration method using ethanol. The antioxidant activity of
turmeric is measured by UV Vis spectrophotometry in which DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) as
a reagent. The absorbance measurements is carried out at a wavelength of 517 nm to determine the
percentage of inhibition of antioxidant in turmeric and vitamin C (as a positive control). The results
reveal that percentage of inhibition of vitamin C is 56.68%, while the percentage of inhibition of
turmeric decrease during storage. Based on the data obtained, turmeric with storage time of 8 days is
43.96%, turmeric with storage time of 13 days is 23.27%, and turmeric with storage time of 18 days
is 11.92%. This study shows that the effect of storage time on the inhibition of antioxidant turmeric
are characterized by a decrease of percentage inhibition of antioxidants in turmeric during the storage
period.
Keywords: Inhibition of antioxidant, extract of turmeric, 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH).
Pendahuluan
Perubahan pola hidup masyarakat sebagai sumber antioksidan misalnya flavonoid,
berdampak pada munculnya berbagai tanin, polifenol dan lain-lain. Demikian juga
penyakit degeneratif. Salah satu penyebab diketahui senyawa bioaktif rimpang kunyit
meningkatnya penderita penyakit degeneratif yaitu asam askorbat, beta karoten, asam kafeik,
di masyarakat adalah kerusakan sel tubuh kurkumin, eugenol, p-asam kumarik(Suhaj,
sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas 2006).
yang terdapat dalam bahan makanan. Untuk Salah satu tanaman yang banyak digunakan
meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan sebagai obat tradisional adalah tanaman
asupan makanan, baik berupa sayuran, buah- kunyit (Curcuma domestica Vahl). Zat yang
buahan yang merupakn sumber antioksidan. berpengaruh penting dalam kunyit adalah
kurkumin dan minyak atsiri, vitamin C,
Aktivitas antioksidan dapat menangkap radikal
vitamin E dan Selenium, dimana peran antara
bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah satu dengan yang lainnya saling mendukung
ataupun diperbaiki. Selain dari sayuran dan yaitu sebagai antioksidan alami (Muchtadi &
buah sumber antioksidan juga dapat berasal dari Sugiono, 1992).Warna kuning pada kunyit
tanaman-tanaman obat, jahe, mengkudu, lidah disebabkan oleh adanya 3 pigmen utama
buaya, pegagan, temulawak, kunyit dan lain- yaitu kurkumin 1,7-bis-(4-hidroksi-3-metoksi
lain. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung fenil)- 1,6-heptadiena- 3,5-dione, dimetoksi-
dalam tanaman tersebut dapat bermanfaat kurkumin dan bis dimetoksi-kurkumin.
*Korespondensi: Senyawa kurkumin ini diketahui mempunyai
Armin H. Suparmajid aktivitas antioksidan yang tinggi (Sharma,
Program Studi Pendidikan kimia, Fakultas Keguruan dan dkk., 2005).
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako
email: armin.h.suparmajid@gmail.com Antioksidan yang terkandung dalam kunyit
© 2016 Universitas Tadulako mempunyai peran penting dalam menghambat
1
Volume 5, No. 1, 2016: 1-7 Jurnal Akademika Kimia

terjadinya ketengikan oksidatif dalam ransom, CO2, sedangkan proses transpirasi meliputi
untuk mencegah asam lemak tak jenuh dan penguapan H2O (Puspitasari, 2009).
vitamin-vitamin yang terlarut dalam lemak dari Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui
pengrusakan-pengrusakan yang disebabkan bagaimana pengaruh lama penyimpanan
oleh peroksida lipida. Peroksida berpotensi rimpang kunyit (Curcuma domestica Vahl)
untuk memproduksi ion radikal bebas yang terhadap daya hambat antioksidan serta untuk
dapat merusak membran sel, karena komponen mengetahui seberapa besar daya hambat
terpenting membran sel mengandung asam antioksidan yang terdapat pada rimpang kunyit
lemak tak jenuh ganda yang sangat rentan tersebut.
terhadap serangan radikal bebas (Salim, 1999).
Radikal bebas atau senyawa oksigen reaktif Metode
didefinisikan sebagai suatu atom atau molekul Alat dan Bahan
atau senyawa yang mengandung satu atau lebih Peralatan yang digunakan meliputi: alat-alat
elektron yang tidak berpasangan. Contohnya, gelas (gelas kimia, gelas ukur, pipet tetes, labu
superoksida (O2-), hidroksil (OH-), dan ukur, Erlenmeyer), neraca analitik, spatula,
nitrioksida (NO-). Karena elektron radikal magnetic stirer, aluminium foil, blender,
bebas tidak berpasangan, sifat ini mempunyai corong, kertas saring, spektrofotometer UV-
kecenderungan untuk bereaksi dengan molekul Vis PG Instrumen Ltd. Sedangan bahan yang
sel dengan menarik elektron dari molekul digunakan meliputi rimpang kunyit, Vitamin
tersebut, sehingga terbentuk radikal bebas baru C (Merck), Etanol (Merck), dan pereaksi DPPH
(Merck).
yang lebih reaktif dan dapat menyebabkan
kerusakan atau kematian sel. Derajat kekuatan Prosedur Penelitian
setiap radikal bebas berbeda, senyawa yang Tahapan - tahapan pada penelitian ini
paling berbahaya adalah hidroksil (OH-) karena dikutip dari Septianingsih (2013) yang di
memiliki reaktivitas tinggi (Salim, 1999). modifikasi sedemikian rupa.
Antioksidan merupakan senyawa yang Tahap I
dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan Preparasi Sampel
mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat Rimpang kunyit dibersihkan dari tanah
reaktif sehingga kerusakan sel akan dihambat. yang menempel kemudian dicuci dengan
Antioksidan terdapat dalam beberapa bentuk, air bersih, setelah itu, sampel didiamkan
diantaranya vitamin, mineral, dan fitokimia. dengan variasi waktu selama 8, 13dan 18 hari
Berbagai tipe antioksidan bekerjasama ditempat yang terlindung cahaya. Sampel yang
melindungi sel normal dan menetralisir radikal telah didiamkan kemudian dipotong-potong
bebas (Andayani, dkk., 2008). kecil,dan dikeringkan dengan cara diangin-
Diketahui bersama, kunyit yang digunakan anginkan.Setelah itu rimpang kunyit yang
sebagai obat dan bumbu masak kebanyakan di telah kering dihaluskan dengan menggunakan
peroleh dari pasaran. Kunyit yang berasal dari blender. Serbuk kunyit yang telah halus siap
pasaran mempunyai masa simpan yang relatif untuk diekstraksi.
lama dari masa panennya. Masa simpan kunyit
tentunya berpengaruh terhadap kandungan Tahap II
senyawa yang bersifat sebagai antioksidan Pembuatan Ekstrak
didalamnya seperti senyawa kurkuminoid 5 gram serbuk rimpang kunyit ditimbang
protein, fosforus, kalium, besi dan vitamin kemudian sampel dimasukkan ke dalam
erlenmenyer dan ditambahkan dengan 50
C. Vitamin C merupakan vitamin yang tidak mL etanol 96%. Erlenmeyer yang telah berisi
stabil dari semua vitamin dan mudah rusak sampel ditutup dengan aluminium foil dan
selama masa penyimpanan. Faktor-faktor yang direndam selama 3 x 24 jam (72 jam) sambil
dapat mempengaruhi kerusakan antioksidan dikocok menggunakan shaker. Setelah 72 jam
selama masa penyimpanansetelah masa panen ekstrak disaring menggunakan kertas saring
antara lain karena terjadinya proses metabolik dan filtrat yang diperoleh digunakan dalam
setelah rimpang kunyit tersebut dipisahkan pengujian antioksidan.
dari pohonnya, proses respirasi dan transpirasi
yang berlangsung terus menerus terutama pada Tahap III
permukaan rimpang kunyit, menyebabkan Uji Daya Hambat Antioksidan
perombakan substrat organik. Proses respirasi 9,8 mg DPPH ditimbang kemudian serbuk
meliputi pengambilan O2 dan pengeluaran DPPH ditambahkan dengan pelarut etanol
2
Armin H. S. Pengaruh Lama Penyimpanan Rimpang Kunyit ................

96% kedalam labu ukur 50 mL, volume Tabel 1. Data hasil ekstraksi rimpang kunyit
campurandicukupkan hinggatanda garis pada
labu ukur. Larutan DPPH 0,5 mM diambil
sebanyak 5 mL, kemudian dimasukkan
kedalam labu ukur 50 mL, volume campuran
dicukupkan dengan mencampurkan etanol
96% hinggatandagaris pada labu ukur. Untuk
pengujian ekstrak rimpang kunyit, sebanyak
50 mg ekstrak rimpang kunyit dilarutkan
dalam labu ukur 50 mL dengan pelarut etanol
Tabel 2. Data hasil pengukuran absorbansi
96% kemudian volumecampuran dicukupkan ekstrak rimpang kunyit dan pembanding
hinggatanda garis. Untuk pengujian ekstrak Vitamin C yang telah ditambahkan dengan
vitamin C, sebanyak 50 mg vitamin C larutan DPPH
dicukupkanvolume akhir dengan etanol
96% hingga 50 mL. Larutan induk (ekstrak
rimpang kunyit) dan larutan pembanding
(ekstrak vitamin C) yang telah dibuat diambil
masing-masing 5 mL, kemudian dimasukkan
ke dalam masing-masing labu ukur 50 mL,
kemudianmasing-masing larutan induk dan
larutan pembanding ditambahkan 5 mL larutan
DPPH dan volume campuran dicukupkan Absorbansi blanko (DPPH 0,5 mM) = 0,875
hingga tanda garis pada labu ukur dengan etanol
96%. Kemudian masing-masing campuran
yang telah ditambahkan larutan DPPH tersebut Tabel 3. Data hasil uji daya hambat antioksidan
dihomogenkan dan disimpan ditempat yang dari ekstrak rimpang kunyit dan larutan
pembanding vitamin C
terlindung cahaya pada temperatur rendah
selama 25 menit, selanjutnya absorbansi
diukur dengan spektrofotometri UV-VIS pada
panjang gelombang 517 nm. Semua pengerjaan
dilakukan pada ruang yang terhindar dari
cahaya.
Besarnya Daya Hambat antioksidan
dihitung dengan rumus (Zuhra, dkk., 2008):

Hasil dan Pembahasan


Pada penelitian ini mencakup uji daya
hambat antioksidan pada rimpang kunyit.
Uji daya hambat antioksidan pada rimpang
kunyit telah dilakukan secara Spektrofotometri
sinar tampak dengan menggunakan metode
1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH), yang
memberikan hasil yang berbeda antara
perlakuan yang satu dengan perlakuan yang
lainnya.

3
Volume 5, No. 1, 2016: 1-7 Jurnal Akademika Kimia

Antioksidan merupakan suatu senyawa ini yaitu menyiapkan sampel rimpang kunyit
yang dapat memperlambat atau menghambat kemudian mengeluarkan sisa-sisa tanah yang
terjadinya proses oksidasi dengan cara menempel pada rimpang kunyit, setelah itu
menyumbangkan satu atom hidrogen atau satu rimpang kunyit di simpan pada suhu ruangan
elektron untuk berikatan dengan radikal bebas. dengan variasi waktu 8 hari, 13 hari dan 18 hari.
Antioksidan alami yang banyak terdapat pada Tujuan dari penyimpanan pada suhu ruang agar
tanaman umumnya berupa senyawa polifenol. senyawa metabolit sekunder yang terkandung
Kunyit (Curcuma domestica Vahl) di dalamnya tidak rusak. Kemudian rimpang
mempunyai potensi sebagai antioksidan kunyit di kupas kulitnya kemudian dipotong
alami. Tanaman ini mengandung antioksidan kecil-kecil dan dikeringkan. Proses pengeringan
dari golongan flavonoid. Kandungan utama juga dilakukan pada suhu ruang dan terlindung
kunyit adalah minyak atsiri dan kurkuminoid dari cahaya matahari. Pengeringan merupakan
(Rukmana & Saputra, 1995). Kunyit tahap pengolahan tanaman obat yang perlu
mengandung minyak atsiri keton sesquiterpena mendapat perhatian karena akan berpengaruh
yaitu tumeron dan artumeron. Senyawa- terhadap mutu simplisia dan zat yang berkhasiat
senyawa yang terkandung dalam kunyit yang ada di dalamnya. Selanjutnya sampel
memiliki aktivitas biologis sebagai anti bakteri, rimpang kunyit yang sudah kering kemudian
antioksidan dan anti hepatotoksik (Rukmana dihaluskan dengan menggunakan blender.
& Saputra, 1995). Tahap selanjutnya yaitu menimbang serbuk
Ekstraksi merupakan suatu proses selektif rimpang kunyit sebanyak 5 gram kemudian
yang dilakukan untuk mengambil zat-zat yang mengekstraksi dengan menggunakan pelarut
terkandung dalam suatu campuran dengan etanol sebanyak 50 mL. Proses ekstraksi
menggunakan pelarut yang sesuai. Metode dilakukan dengan proses maserasi selama 3 x 24
pemisahan ini bekerja berdasarkan prinsip jam. Selanjutnya dilakukan proses penyaringan
kelarutan Like Dissolve Like, yaitu pelarut menggunakan kertas saring untuk memperoleh
polar akan melarutkan zat polar, dan sebaliknya filtrat yang selanjutnya digunakan untuk
(Khopkar, 2003). menguji daya hambat atioksidan.
Metode ekstraksi yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu secara maserasi dengan Uji Aktivitas Antioksidan Rimpang Kunyit
menggunakan pelarut etanol. Pelarut yang Pada penelitian ini uji daya hambat
digunakan adalah etanol karena etanol antioksidan pada ekstrak rimpang kunyit
merupakan pelarut yang sesuai untuk menggunakan metode pengujian DPPH.
melarutkan senyawa organik dengan polaritas Metode uji antioksidan menggunakan DPPH
medium dengan sifat mudah menguap. adalah salah satu metode uji kuantitatif untuk
Selain itu, etanol adalah pelarut paling aman mengetahui seberapa besar daya hambat rimpang
karenatidak beracun. kunyit sebagai antioksidan. Metode pengujian
Maserasi merupakan metode yang paling menggunakan DPPH merupakan metode yang
mudah dilakukan dan menggunakan peralatan konvensional dan telah lama digunakan untuk
yang sederhana,prinsip maserasiadalah penetapan aktivitas senyawa antioksidan. Selain
mengekstraksi komponen yang terkandung itu, pengerjaannya juga mudah, cepat dan
dan dilakukan dengan cara merendam sensitif untuk menguji aktivitas antioksidan
serbuksimplisia dalam cairan pelarut yang dari ekstrak tanaman menggunakan DPPH
sesuai pada temperatur kamar terlindung dari secara spektrofotometer(Pourmorad, dkk.,
cahaya, cairanpelarut akan masuk ke dalam 2006).
sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut Ekstrak etanol rimpang kunyit yang
karena adanyaperbedaan konsentrasi antara direaksikan dengan larutan DPPH, langsung
larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan mengubah warna ungu larutan DPPH menjadi
yangkonsentrasinya tinggi akan terdesak kuning pucat. Pemeriksaan aktivitas antiradikal
keluar dan diganti oleh cairan pelarut dengan bebas DPPH secara spektrofotometri
konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa dilakukan dengan mereaksikan sampel dengan
tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan larutan DPPH pada panjang gelombang 517
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di nm. Aktivitas radikal bebas diukur dengan
dalam sel. Endapan yang diperoleh dipisahkan menghitung jumlah pengurangan konsentrasi
dan filtratnya dipekatkan. larutan DPPH. Peredaman tersebut dihasilkan
Tahap awal yang dilakukan pada penelitian oleh bereaksinya molekul DPPH dengan

4
Armin H. S. Pengaruh Lama Penyimpanan Rimpang Kunyit ................

atom hidrogen yang dilepaskan satu molekul antioksidan DPPH dalam menangkap radikal
komponen sampel sehingga terbentuk senyawa bebasnya menurun.
1,1- difenil-2-pikrilhidrazin (DPPH-H) dan Adanya penurunan absorban menunjukkan
menyebabkan terjadinya peluruhan warna peningkatan kemampuan peredaman radikal
DPPH dari ungu ke kuning (Zuhra, 2008). bebas DPPH (Hidayat, 2005). Reaksi DPPH
Aktivitas antioksidan penangkap radikal dalam menangkap radikal bebas dapat dilihat
dapat diketahui melalui penurunan serapan pada Gambar berikut.
tersebut(Oke & Hamburger, 2002). Sebelum
melakukan pengujian aktivitas antioksidan,
terlebih dahulu mengukur absorban maksimum N
larutan DPPH 0,5 mM. MenurutHidayat N
N
(2005), serapan maksimum larutan DPPH ialah N H
pada panjang gelombang 517 nm. Berdasarkan O2N NO2 + A .. H
O2N NO2 + A ..
data yang diperoleh, pada panjang gelombang
517 nm, larutan DPPH 0,5 mM menunjukkan
absorban yaitu 0,875. NO2
NO2
Sinar ultraviolet (UV) mempunyai
panjang gelombang antara 200-400 nm, dan Gambar 1. Reaksi penangkapan radikal bebas
sinar tampak (visible) mempunyai panjang oleh antioksidan(Molyneux, 2004).
gelombang 400-750 nm. Pengukuran
spektrofotometri menggunakan alat Melalui reaksi tersebut, reaksi penangkapan
spektrofotometer yang melibatkan energi radikal bebas oleh senyawa antioksidan melalui
elektronik yang cukup besar pada molekul mekanisme donasi atom hidrogen sehingga
yang dianalisis, sehingga spektrofotometer akan dihasilkan DPPH-H (non radikal).
UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis Pengujian daya hambat antioksidan
kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum dilakukan terhadap rimpang kunyit dengan
UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran perlakuan diulang sebanyak tiga kali dan
secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit serapannya diukur pada panjang gelombang
di dalam larutan bisa ditentukan dengan optimum 517 nm karena pada panjang
mengukur absorban pada panjang gelombang gelombang tersebut serapannya maksimum.
tertentu dengan menggunakan hukum Uji antioksidan dilakukan dengan tujuan untuk
Lambert-Beer(Rohman & Sugeng, 2007).Nilai melihat efek penghambatan sampel terhadap
absorbansi ekstrak rimpang kunyit berdasarkan proses oksidasi (Puspitasari, 2009). Daya
lama penyimpanan dapat diilustrasikan pada antioksidan dapat dilihat pada kurva berikut.
kurva berikut.

Garfik 2. Hubungan % daya hambat


antioksidan dan lama penyimpanan rinpang
kunyit.
Grafik 1. Hubungan nilai absorbansi dan lama
penyimpanan rimpang kunyit. Berdasarkan hasil yang diperoleh yaitu
diketahui pada masa simpan 8 hari, nilai
Berdasarkan Grafik 1. terlihat bahwa absorbansi dari ekstrak rimpang kunyit yaitu
semakin lama masa penyimpanan rimpang 0,490. Namun pada masa simpan selama 13
kunyit maka semakin tinggi pula nilai hari nilai absorban ekstrak rimpang kunyit
absorban yang dihasilkan, yang artinya semakin mengalami kenaikan yaitu 0,671. Hal ini
rendah kemampuan peredaman radikal bebas berarti daya hambat antioksidan rimpang
DPPH. Hal tersebut dikarenakan, kemampuan kunyit mengalami penurunan dari 43,96%

5
Volume 5, No. 1, 2016: 1-7 Jurnal Akademika Kimia

menjadi 23,27%. Pada masa simpan 18 hari gizi yang terkandung terutama kadar vitamin C
nilai absorban ekstrak rimpang kunyit masih rimpang kunyit tersebut yang berperan sebagai
mengalami kenaikan yaitu 0,770, yang berarti antioksidan.
daya hambat antioksidan rimpang kunyit terus
mengalami penurunan yaitu 11,92%. Kesimpulan
Hal ini menunjukkan bahwa hubungan Lama penyimpanan rimpang kunyit
antara nilai absorbansi dengan persen daya berpengaruh terhadap daya hambat antioksidan
hambat antioksidan berbanding terbalik. dan rimpang kunyit yang disimpan selama 8, 13
Semakin tinggi nilai absorban yang di hasilkan dan 18 hari memiliki daya hambat antioksidan
maka semakin rendah persen daya hambat berturut-turut sebesar 43,96%, 23,27% dan
antioksidan suatu sampel. Hasil persentase 11,92%.
penghambatan radikal bebas ini mendukung
hasil pengamatan warna larutan DPPH setelah Ucapan Terima Kasih
ditambahkan ke dalam ekstrak rimpang kunyit. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada
Warna DPPH yang berkurang lebih banyak laboran Laboratorium Kimia Lanjut FKIP
memiliki persentase penangkapan radikal Universitas Tadulako yang banyak membantu
bebas, yang berarti bahwa cahaya lebih banyak penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
diteruskan dan cahaya yang diserap lebih
sedikit. Berdasarkan hasil pengamatan, kunyit Referensi
yang disimpan selama 13 hari warna larutan
DPPH masih agak keunguan dibandingkan Andayani, R., Lisawati, Y., & Maimunah.
warna ekstrak rimpang kunyit yang disimpan (2008). Penentuan aktivitas antioksidan,
selama 8 hari. Begitupula pada penyimpanan kadar fenolat total dan likopen pada buah
selama 18 hari, warna larutan DPPH tetap tomat (Solanum lycopersicum l.). Jurnal
berwarna ungu. Hal ini berarti kemampuan Sains dan Teknologi Farmasi, 13(1), 31-37.
antioksidan dalam meredam radikal bebas
semakin berkurang yang menyatakan bahwa
daya hambat antioksidan juga berkurang. Hidayat, M. A. (2005). Pengujian antiradikal
Menurut Pantastico (1997), kandungan bebas difenilpikril hidrazil (DPPH) ekstrak
asam askorbat dipengaruhi perubahan secara buah kenitu (chrysophyllum cainito L.)
kimiawi dan mekanik, dimana secara kimiawi dari daerah Jember. Jurnal Ilmu Dasar, 6(2),
berhubungan dengan suhu yang tinggi. Pada 110-114.
penumpukkan suhu tinggi dapat menyebabkan
perubahan keasaman selama penyimpanan dan
secara mekanik berhubungan dengan terjadinya
Khopkar, S. M. (2003). Konsep dasar kimia
memar dan luka sayatan pada rimpang kunyit.
analitik. Jakarta: UI-Press.
Kerusakan bahan pangan telah dimulai sejak
bahan pangan tersebut dipanen. Penyebab utama
kerusakan bahan pangan adalah pertumbuhan
dan aktivitas mikroorganisme,aktivitas enzim Molyneux, P. (2004). The use of the stable free
dalam bahan pangan,baik suhu tinggi maupun radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH)
suhu rendah, udara khususnya oksigen,kadar for estimating antioxidant activity. Journal
air dan kekeringan,cahaya, dan serangga, Science Technology, 26(2), 211-213.
parasit serta pengerat. Selain itu pengaruh suhu
selama penyimpanan berpengaruh terhadap
aktivitas antioksidan karena setelah dipanen Muchtadi, T. R., & Sugiono. (1992). Ilmu
rimpang kunyit ditumpuk sehingga dapat pengetahuan bahan pangan. Direktorat
menyebabkan perubahan keasaman, dan yang Jenderal Tinggi Pusat Antar Universitas
paling penting adalah pengaruh dari kerusakan Pangan dan Gizi. Bogor: Institut Pertanian
mekanik dan memar, karena jika demikian Bogor.
maka rimpang kunyit akan sangat mudah
mengalami pembusukan dan jika dimasukkan
dalam tumpukan rimpang kunyit lainnya Oke, J. M., & Hamburger, M. O. (2002).
maka proses pembusukan akan semakin cepat Screening of some Ningeria medicinal
terjadi dan pada akhirnya akan mengurangi zat plants for activity using 2,2-diphebyl,-

6
Armin H. S. Pengaruh Lama Penyimpanan Rimpang Kunyit ................

picryl-hidrdzil (DPPH) radical. African Salim, S. (1999). Radikal bebas dan antioksidan
Journal Biomedical Research, 5(1), 77-79. alami tumbuh-tumbuhan. Jurnal Penelitian
Andalas, 11(12), 52-60.

Pantastico, E. B. (1997). Fisiologi pasca panen,


penanganan dan pemanfaatan buah-buahan Septianingsih, S. F. (2013). Uji aktivitas
dan sayur-sayuran tropika dan subtropika. antioksidan ekstrak bawang hutan
Yogyakarta: Handling and Gajah Mada (eleutherine palmifolia merr). (Skripsi),
University Press. UNTAD, Palu.

Pourmorad, F., Hosseinimehr, S. J., & Sharma, R. A., Gescher, A. J., & Steward,
Shahabimajd, N. (2006). Antioxidant W. P. (2005). Curcumin: The story so far.
activity, phenol and flavonoid contents of European Journal of Cancer, 41(B), 1955-
some selected Iranian medicinal plants. 1968.
African Journal of Biotechnology, 5(11),
1142-1145.
Suhaj, M. (2006). Spice antioxidant isolation
and their antiradikal activity: A review.
Puspitasari, I. (2009). Daya antioksidan vitamin Journal of Food Composition and Analysis,
C buah tomat yang beredar di pasar manonda
19(6-7), 531-537.
Palu berdasarkan lama penyimpanan.
(Skripsi), UNTAD, Palu.
Zuhra, C. F., Taringan, J. B., & Sihotang, H.
Rohman, A., & Sugeng, R. (2007). Aktivitas
(2008). Aktivitas antioksidan senyawa
antioksidan subfraksi-subfraksi hasil flavonoid dari daun katuk (Sauropus
fraksinasi lanjut ekstrak etil asetat androgunus (L) Merr.). Jurnal Biologi
buah mengkudu (morinda citrifolia L), Sumatera, 3(1), 7-10.
artocarpus. Agritech, 7(2), 99-105.

Rukmana, R., & Saputra, S. (1995). Hama


tanaman dan teknik pengendalian. Jakarta:
Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai