2. Melipatgandakan efek ekonomi berganda pada daerah di sekitar perusahaan. Pabrik Pupuk Kujang IB dirancang berdasarkan proses Aces 21 dari Toyo Engineering Corporation (Jepang). Pabrik Pupuk kujang 1B dilengkapi dengan Sistem Kontrol Electronik (DCS) dan Counter Current System pada unit Demineralisasi. Pabrik juga dirancang berdasarkan teknologi hemat energy diantaranya Low Energy Process KBR, Sistem pemanasan udara bakar, dan Unitized Chiller. Kapasitas pabrik Pupuk Kujang IB sama dengan pabrik Pupuk Kujang IA. Dimana kapasitas untuk pabrik amonia sebanyak 330.00 ton/tahun dan untuk pabrik urea sebanyak 570.000 ton/tahun. 1.1.1. Pabrik NPK Pada tanggal 23 Desember 2009 menteri Negara BUMN, Dr. Ir. Mustafa Abubakar meresmikan pabrik NPK granular PT. Pupuk Kujang dengan nama NPKG-1. Pabrik NPK Granular dengan kapasitas produksi sebesar 100.000 ton/tahun tersebut selesai pada tahun 2009. Sedangkan pabrik NPK Granular II dengan kapasitas produksi 100.000 ton/tahun tersebut selesai pada akhir tahun 2015 dan kemudian telah diperbaharui menjadi kapasitas produksi sebesar 140.000 ton/tahun pada akhir tahun 2018. Pupuk NPK merupakan produk diversifikasi PT. Pupuk Kujang yang awalnya hanya memproduksi pupuk urea. Potensi untuk melakukan diversifikasi usaha kearah pupuk NPK tersebut sangat besar karena ditunjuang oleh ketersediaan bahan baku utama yaitu urea yang jumlahnya cukup besar yaitu 1.140.000 ton/tahun. Pupuk NPK selama ini telah dipasarkan baik NPK bersubsidi untuk sektor tanaman pangan maupun NPK non subsidi untuk sektor perkebunan. Beberapa konsumen pengguna NPK non subsidi PT. Pupuk Kujang adalah perkebunan tebu, PT. Perkebunan Nusantara VII dan VIII, PT. Rajawali Nusantara Indonesia II dan PT. Perkebunan Bunga Mayang serta Perkebunan Sawit PT. Perkebunan Sawit Nusantara III, IV, V, VI,
Program Studi Diploma III Teknik Kimia Universitas Diponegoro 3