2017
Mawaddah, Nurul
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1749
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
GAMBARAN POLA MAKAN DAN KEJADIAN OBESITAS PADA
MASYARAKAT SUKU GAYO DI DESA TITI PASIR
KECAMATAN SEMADAM KABUPATEN
ACEH TENGGARA TAHUN 2017
SKRIPSI
OLEH:
NURUL MAWADDAH
NIM. 131000057
OLEH:
NURUL MAWADDAH
NIM. 131000057
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam
Nurul Mawaddah
131000057
i
Universitas Sumatera Utara
ii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
iii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
iv
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Obesitas pada Masyarakat Suku Gayo di Desa Titi Pasir Kecamatan Semadam
Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2017”, guna memenuhi salah satu persyaratan
Utara.
dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan
4. Dra. Jumirah, Apt, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah banyak
v
Universitas Sumatera Utara
5. Ernawati Nasution, S.K.M, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
6. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si, selaku Dosen Penguji I yang telah
7. Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes, selaku Dosen Penguji II yang telah banyak
10. Para Dosen dan staf di lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya
11. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Sukri Karim dan Ibunda Sangkut
Idawati, yang tiada henti memberikan kasih sayang, do’a, bimbingan, arahan,
motivasi, serta memberikan apapun yang bisa dan mampu diberikan demi
12. Saudara/ iku tersayang, Zufri dan Naila Fauziah yang selalu memberikan
do’a, kasih sayang, dukungan serta semangat kepada penulis selama ini.
vi
Universitas Sumatera Utara
13. Kepala desa Titi Pasir Kecamatan Semadam yang telah memberikan izin
14. Sahabat-sahabat yang turut membantu secara langsung dalam masa proses
Eva Elisna Tanjung, Sri Masitoh Hasibuan, dan Melati Indah Mustika.
15. Keluarga keduaku “Kost 21”, Ina Yusanti Rambe, SKM, Mira Maharani, Nike
16. Teman-teman PBL “Desa Lubuk Bayas” dan juga teman-teman LKP
“Puskesmas Rantang”.
Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa disebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini jauh dari
Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis,
Nurul Mawaddah
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
viii
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 27
4.1 Gambaran Umum Masyarakat Suku Gayo .............................................. 27
4.2 Karakteristik Responden .......................................................................... 27
4.3 Pola Makan............................................................................................... 29
4.3.1 Jenis Makanan………………………………. ...................................... 29
4.3.2 Kecukupan Energi, Kecukupan Karbohidrat, Kecukupan Protein, dan
Kecukupan Lemak……………………………...................................... 29
4.3.3 Frekuensi Makan Responden…………………………. ....................... . 30
4.3.3.1 Frekuensi Makan Responden Berdasarkan Makanan Pokok ………. . 30
4.3.3.2 Frekuensi Makan Responden Berdasarkan Makanan Lauk Pauk …. 31
4.3.3.3 Frekuensi Makan Responden Berdasarkan Makanan Sayuran ……. 32
4.3.3.4 Frekuensi Makan Responden Berdasarkan Makanan Buah- Buahan . 32
4.3.3.5 Frekuensi Makan Responden Berdasarkan Makanan Jajanan …. ..... 33
4.3.3.6 Frekuensi Makan Responden Berdasarkan Minuman ……………. . 34
4.4 Status Gizi ................................................................................................ 34
4.5 Status Obesitas ......................................................................................... 34
4.5.1 Status Obesitas Berdasarkan Jenis Kelamin……...........................…… 35
4.6 Kejadian Obesitas Berdasarkan Pola Makan .......................................... 35
4.6.1 Kejadian Obesitas Berdasarkan Jenis Makanan…......... .................... ... 35
4.6.2 Kejadian Obesitas Berdasarkan Kecukupan Energi, Kecukupan
Karbohidrat, Kecukupan Protein, dan Kecukupan Lemak................… 36
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Pendidikan Formal
xiii
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
seseorang tidak akan mampu memperoleh hak- haknya yang lain. Seseorang yang
Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai macam suku yang
sendiri terdapat beberapa macam suku antara lain, Suku Aceh, Suku Gayo, Suku
Alas, Suku Aneuk Jamee, Suku Singkil, Suku Tamiang, dan sebagainya.
Indonesia merupakan negara yang mempunyai ragam budaya, sosial, adat istiadat
proses terjadinya kebiasaan makan dan bentuk makanan itu sendiri, sehingga tidak
jarang menimbulkan berbagai masalah gizi apabila faktor makanan itu tidak
globalisasi, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang
dan masalah gizi lebih. Sebagai negara berkembang, kasus gizi kurang telah lama
1
Universitas Sumatera Utara
2
Salah satu masalah gizi lebih adalah obesitas. Menurut data yang
Menurut WHO (2015) lebih dari 1,9 miliar orang dewasa pada tahun 2014
mengalami kelebihan berat badan. Dari jumlah tersebut lebih dari 600 juta orang
mengalami obesitas. Secara keseluruhan pada tahun 2014, sekitar 13% dari
24,0% dan terendah berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan persentase
sebesar 6,2% . Enam belas provinsi dengan prevalensi di atas nasional yaitu Jawa
Barat, Bali, Papua, DI Yogyakarta, Aceh, Sulawesi tengah, Jawa Timur, Bangka
Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, persentase obesitas sentral pada
penduduk >15 tahun di Provinsi Aceh sebanyak 14,6 % pada tahun 2007 dan 26
% pada tahun 2013. Untuk persentase kegemukan pada umur >18 tahun sebesar
7,9 % pada tahun 2007, dan 10,9 % pada tahun 2013. Sedangkan persentase
obesitas pada umur >18 tahun sebesar 8,7 % tahun 2007, dan 13, 4 % pada tahun
Aceh tahun 2015, persentase penduduk laki- laki dewasa yang mengalami
degeneratif lainnya. Daerah Aceh juga tinggi akan penyakit degeneratif seperti
stroke, jantung, dan diabetes mellitus hal ini berdasarkan data Riskesdas tahun
2007. Sedangkan data Riskesdas tahun 2013 penyakit degeneratif yang tinggi
hidup yang dijalani seseorang misalnya pola makan yang cenderung tidak sehat
dengan kurangnya makan sayuran dan makanan berserat, kurang berolahraga, dan
Hasil penelitian Eliska (2014) mengenai pengaruh sosial budaya dan pola
makan terhadap kejadian hipertensi pada masyarakat Suku Alas Alas di wilayah
kebiasaan minum kopi, merokok, pola makan berlemak dan tinggi garam. Hal ini
tidak jauh berbeda dengan dengan pola makan masyarakat Suku Gayo di Desa Titi
faktor risiko stroke pada pasien di RSU H. Sahudin Kutacane Kabupaten Aceh
Tenggara bahwa masyarakat memiliki gaya hidup yang kurang sehat, seperti
merokok dan konsumsi alkohol (tuak/nira). Selain itu, pola makan yang kurang
baik, seperti makanan yang berlemak dan bersantan dapat sebagai pencetus
Desa Titi Pasir, didapatkan hasil bahwa masyarakat Suku Gayo tersebut tidak
beranggapan bahwa berat badan lebih dan obesitas merupakan salah satu ciri yang
menjadikan kegiatan makan untuk mengatasi rasa lapar, sehingga mereka tidak
terlalu memperdulikan kandungan yang ada pada makanan yang mereka makan.
Pola makan yang masih dipengaruhi oleh kebiasaan adat dan budaya dimana
selain mengkonsumsi makanan pokok masyarakat Suku Gayo di Desa Titi Pasir
cenderung mengkonsumsi ikan air tawar seperti ikan mas dan ikan mujahir yang
kambing, kerbau dan sebagainya pada hari- hari besar dan saat upacara adat.
Setiap acara adat masyarakat Suku Gayo menyajikan gulai daging seperti, daging
lembu, kambing atau kerbau, gulai ayam, gulai ikan mas, gulai nangka, sayur
seperti minum kopi atau teh manis antara 2-3 kali perhari, merokok sekitar 1-2
bungkus perhari, pola makan berlemak dan manis serta mengkonsumsi makanan
pengganti lauk pauk biasanya nasi yang dikonsumsi sebanyak 3 porsi (300 gram)
atau 2-3 kali penambahan nasi. Jika tidak selera makan, masyarakat tersebut
sering membuat berbagai macam cicah(cabe dan tomat yang diulek dicampur
dengan terasi dapat dicampur dengan kelapa dan ikan teri) lalu dimakan dengan
nasi tanpa tambahan lauk pauk lainnya (4-5 kali dalam seminggu). Hal tersebut
yang mereka makan sehari- hari adalah berdasarkan kesukaan dan kebiasaan
Kebiasaan makan pada masyarakat Suku Gayo di Desa Titi Pasir dengan
makanan yang tidak beranekaragam, pola makan seperti ini dapat menyebabkan
orang dewasa di Desa Titi Pasir Kecamatan Semadam terdapat 15,15 % orang
obesitas, serta 10,60 % orang normal. Menurut jenis kelamin, wanita lebih
dengan pria. 6,06 % pria mengalami kelebihan berat badan (overweight) dan
msyarakat Suku Gayo di Desa Titi Pasir Kecamatan Semadam Kabupaten Aceh
Tenggara cukup tinggi. Hal ini yang melatarbelakangi peneliti tertarik melakukan
Masyarakat Suku Gayo di Desa Titi Pasir Kecamatan Semadam Kabupaten Aceh
adalah bagaimana gambaran pola makan dan kejadian obesitas pada masyarakat
Suku Gayo di Desa Titi Pasir Kecamatan Semadam Kabupaten Aceh Tenggara
Tahun 2017.
frekuensi makanan) dan kejadian obesitas pada masyarakat Suku Gayo di Desa
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obesitas
sehingga membuat berat badan berada di atas normal. Obesitas terjadi ketika
tubuh menerima lebih banyak kalori dari pada membakarnya. Kalori tersebut
degeneratif.
lemak yang serius dalam jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan.
Obesitas dapat diartikan sebagai kelebihan berat badan sebagai akibat dari
penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat
mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Obesitas
Aceh dengan responden sebanyak 42 orang berumur 30-55 tahun, sehat serta
mengalami obesitas ditemukan bahwa guru yang memiliki berat badan tergolong
obesitas paling banyak adalah berjenis kelamin perempuan. Selain itu, hasil
8
Universitas Sumatera Utara
9
obesitas. Beberapa faktor tersebut yaitu, umur, jenis kelamin, tingkat pendapatan,
2.2.1 Umur
mencapai puncaknya pada usia dewasa. Semakin bertambah usia seseorang, maka
disebabkan terjadinya perubahan pada tubuh yaitu pergerakan massa otot dalam
menurun dan bertambahnya lemak dalam tubuh. Hal ini diperburuk lagi dengan
menurunya aktivitas fisik sehari- hari ( Anonimous, 2004 dalam Silitonga, 2008).
responden yang berumur ≤40 tahun yaitu sebanyak 37,2%. Dari hasil tersebut
kemungkinan 2 kali lebih tinggi untuk obesitas dibanding umur yang tidak
tersebut disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik pada wanita terutama pada
masa menopause, juga wanita lebih banyak memiliki lemak pada tubuh
obesitas dapat terjadi pada kedua jenis kelamin tetapi obesitas lebih umum
lemak (WHO, 2011). Obesitas tiga kali lebih banyak dijumpai pada wanita,
keadaan ini disebabkan metabolisme pada wanita lebih rendah apalagi pada pasca
19- 55 tahun sebesar 29.4%. Nilai tersebut sedikit lebih tinggi dari prevalensi
nasional kegemukan (termasuk obesitas) pada perempuan dewasa usia >18 tahun
yaitu sebesar 26.9% (Balitbangkes 2010). Sebagian besar subjek telah menikah,
atas, dan tinggal di perkotaan. Sebagian besar subjek juga bergaya hidup
peluang untuk membeli pangan dengan kualitas dan kuantitas yang baik.
yang diikuti oleh peningkatan pendidikan dapat mengubah gaya hidup dan pola
makan tradisional ke pola makan makanan praktis dan siap saji yang dapat
menimbulkan mutu gizi yang tidak seimbang. Pola makan praktis dan siap saji
terutama di kota-kota besar di Indonesia, dan jika dikonsumsi secara tidak rasional
Rendy dkk pada tahun 2013 bahwa pendapatan merupakan faktor penyebab
terjadinya obesitas, dilihat pada kasus yang mengalami obesitas berada pada
namun tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang sesuai, maka sisa energi dari
hasil pembakaran kalori tersebut akan disimpan di tubuh dalam bentuk lemak.
Apabila asupan makanan lebih besar daripada kalori yang dikeluarkan dari
aktivitas fisik sehari-hari maka hal ini dapat menjadi salah satu pemicu
Negeri Sipil (PNS) di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur bahwa
pekerjaan PNS merupakan salah satu pekerjaan yang yang beresiko untuk
obesitas. Hal ini dikarenakan PNS di kantor Dinkes Jatim merupakan pekerja
perkantoran di mana aktivitas fisik yang dilakukan pada saat bekerja termasuk
penilaian status gizi. Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi. Penilaian status gizi
yang dilakukan dengan menggunakan ukuran tubuh manusia seperti berat badan,
tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar lengan bawah, dan lain- lain. Secara
Indikator status gizi bagi orang dewasa ditentukan berdasar Indeks Massa
Tubuh (IMT). IMT merupakan alat sederhana untuk melakukan pemantauan gizi
orang dewasa diatas 18 tahun khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan. Salah satu yang menunjukkan bahwa telah terjadi
keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya berat badan yang
normal, yaitu berat badan yang sesuai untuk tinggi badan. Pemantauan berat
badan normal dilakukan untuk mencegah penyimpangan dari berat badan normal,
rumus berikut:
batas ambang normal tidak dibedakan menurut jenis kelamin. Untuk kepentingan
berat atau Kekurangan Energi Kronis (KEK) berat bila IMT < 17,0. Keadaan
seseorang disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat ringan atau KEK
ringan bila IMT 17,0 – < 18,5. Keadaan seseorang termasuk kategori normal bila
kelebihan berat badan tingkat ringan bila IMT >25,0 – 27,0. Keadaan seseorang
disebut Obesitas dengan kelebihan berat badan tingkat berat bila IMT ≥ 27,0
masyarakat dikenal pola makan dan kebiasaan makan dimana seseorang atau
sekelompok orang tinggal. Pola makan merupakan gambaran apa yang dimakan
seseorang maupun masyarakat tertentu baik dari jenis, jumlah dan frekuensi
Secara umum pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh
makanan yang dikonsumsi setiap hari meliputi jenis makanan, dan frekuensi
makan yang berdasarkan pada faktor-faktor sosial budaya dimana mereka hidup.
Wirjatmadi dan Adriani (2012), mengatakan pola makan sehat adalah suatu cara
atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu,
yang berhubungan dengan kebiasaan makan sehari-hari. Mencapai tujuan diet atau
pola makan sehat tersebut tidak terlepas dari masukan gizi yang merupakan proses
pendidikan, lingkungan hidup kota atau desa, susunan keluarga, pekerjaan, suku
semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan hidangan dan
kesehatan gizi yang sebaik-baiknya dan dalam jumlah melebihi kebutuhan tubuh,
karbohidrat, protein, dan lemak. Terdapat juga kandungan organik lain (seperti
asam organik) hanya menyumbang sedikit energi dibandingkan dengan yang lain.
Air tidak mengandung energi melainkan hanya sebagai pelarut, oleh karena itu
Tabel 2.2 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Berdasarkan Umur dan
Jenis Kelamin
Angka Kecukupan Gizi
Kelompok Energi Karbohidrat Protein Lemak (g)
Umur (tahun) (kkal) (g) (g)
Pria
19- 29 2725 275 62 91
30- 49 2625 394 65 73
50- 64 2325 349 65 65
≥ 65 1900 309 62 53
Wanita
19- 29 2250 375 56 75
30- 49 2150 394 57 60
50- 64 1900 349 57 53
≥ 65 1550 309 56 43
Sumber: Kementerian Kesehatan RI tahun 2013
Ketika seseorang makan secara berlebihan, zat gizi yang dikonsumsi akan diubah
mengkonsumsi makanan dalam porsi besar, makanan tinggi energi, tinggi lemak,
tinggi karbohidrat sederhana dan rendah serat. Sementara perilaku makan yang
tanpa diimbangi dengan pengeluaran energi yang seimbang (Sudargo et al., 2014
dengan kebutuhan tubuh. Poin-poin yang terdapat di dalam PUGS, antara lain
kebutuhan energi, serta batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat
dari kecukupan energi (Sudargo et al., 2014 dalam Lubis 2016). Menurut
kegemukan, dan ada hubungan aktivitas fisik dengan kegemukan. Hal ini
serta aktivitas fisik yang kurang sehingga terjadi penumpukan lemakdan akhirnya
mengakibatkan kegemukan.
bahwa mahasiswa dengan jenis makanan lengkap sebanyak 62,9% memiliki status
gizi normal dan 37,1% memiliki status gizi lebih. Sedangkan mahasiswa dengan
jenis makanan tidak lengkap sebanyak 10,6% normal dan 89,4% memiliki status
gizi lebih.
belum makan nasi, walaupun sebelumnya mereka sudah memakan mie atau ubi
rebus. Begitu juga dengan masyarakat Suku Gayo hanya menjadikan kegiatan
makan untuk mengatasi rasa lapar serta kurang memperdulikan kandungan gizi
penelitian oleh Agustina (2002) pada keluarga masyarakat Suku Gayo bahwa
pada hari megang. Hari megang adalah satu hari menjelang bulan Ramadhan, Hari
Raya Idul Fitri, dan Idul Adha. Pada hari itu masyarakat Suku Gayo akan
lezat untuk esok harinya. Ibu- ibu dan gadis- gadis juga biasanya sibuk membuat
makanan yang bernama lepat, yang terbuat dari tepung ketan diisi inti ( terdiri
dari kelapa parut yang dimasak dengan gula merah) dan dibungkus daun pisang,
seperti kue timpan orang Aceh, tetapi dalam ukuran yang lebih besar. Pada hari
tersebut setiap keluarga juga merasa wajib untuk mengirimkan makanan bagi
orang yang dituakan dan dihormati, seperti ibu, ibu mertua dan sanak famili yang
dituakan.
Masyarakat Suku Gayo di Desa Titi Pasir pada hari menyambut bulan
suci Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha biasa membuat makanan
seperti lemang, cimpa, dua kali, lepat, bahrum, pulut bekuah dan sebagainya.
Selain hari menyambut bulan suci Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Masyarkat Suku Gayo juga membuat masakan- masakan pada acara- acara adat,
seperti perkawinan, kematian, khitanan dan turun mandi. Upacara adat tradisional
adalah bagian yang tak terpisahkan dari kebudayaan, tumbuh dan berkembang
upacara tersebut adalah gulai daging seperti daging kerbau, daging kambing,
daging lembu, gulai ayam, gulai nangka, gulai ikan mas, sayur santan putih, kopi
juga teh manis. Rata- rata makanan tersebut mengandung tinggi karbohidrat dan
dikerjakan oleh ibu dan dibantu oleh anak gadis. Setelah selesai dimasak,
anggota keluarga. Nasi dan lauk untuk ayah disendirikan dengan milik anggota
keluarga lain. Hal ini berkaitan dengan status sosial ayah yang dianggap lebih
tinggi dibanding anggota keluarga lain sebagai kepala keluarga dan pencari
nafkah. Tidak lupa, di setiap waktu makan pasti tersedia tempat cuci tangan,
kebiasaan makan yang paling umum dan masih berlaku dalam masyarakat adalah
mengutamakan laki- laki dewasa dan orang tua berdasarkan senioritas dan
bila tidak memberikan yang terbaik, dianggap tidak sopan dan hormat. Kebiasaan
makan mengutamakan orang tua dan kepala keluarga ini berlaku di dalam
atau acara apapun yang ada makanannya, masyarakat Suku Gayo selalu berusaha
memberikan yang terbaik bagi kaum laki- laki dan orang tua.
Berdasarkan pada masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
METODE PENELITIAN
kejadian obesitas pada Suku Gayo di Desa Titi Pasir Kecamatan Semadam
3.3.1 Populasi
berumur 19-44 tahundi Desa Titi Pasir Kecamatan Semadam Kabupaten Aceh
3.3.2 Sampel
21
Universitas Sumatera Utara
22
Dimana:
N= Jumlah populasi
n = Jumlah sampel
Besar sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 90 orang dewasa dari
terdiri atas pola makan (jenis makanan, jumlah makanan, dan frekuensi makan).
Jenis dan jumlah makanan diperoleh dengan menggunakan food recall 24 jam,
obesitas dapat diperoleh dengan melihat status gizi (berat badan menurut tinggi
Data sekunder didapat dari kantor Kepala Desa Titi Pasir Kecamatan
Semadam Kabupaten Aceh Tenggara meliputi data nama dan jumlah penduduk.
Gizi).
5. Obesitas adalah keadaan dimana berat badan tubuh melebihi dari bobot
1. Pola Makan
a. Jenis Makanan
sehari.
b. Jumlah makanan
Tabel 3.1 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Berdasarkan Umur dan
Jenis Kelamin
hasil persen tersebut dapat dikategorikan atas (WNPG 2004, dalam Marpaung,
2015).
diperoleh melalui food recall 24 jamdan dikonversikan dari URT ke dalam ukuran
berat (gram).
c. Frekuensi makan
kategori:
- Tidak pernah
- Jarang : 1- 2 bulan
2. Status Obesitas
1. Editing
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan/ meneliti data yang telah diperoleh
untuk dilakukan pembetulan data yang keliru/ salah dan melengkapi data yang
kurang.
2. Coding
Pada tahap ini dilakukan pemberian kode pada setiap jawaban quesioner
3. Tabulating
HASIL PENELITIAN
Suku Gayo merupakan salah satu suku yang bermukim di Kabupaten Aceh
Tenggara. Masyarakat Suku Gayo di Desa Titi Pasir memiliki penghidupan pada
sektor pertanian yaitu padi dan jagung. Selain itu mereka juga berkebun coklat
Masyarakat Suku Gayo di Desa Titi Pasir menanam sendiri sayur- sayuran
dan rempah- rempah seperti daun ubi, kangkung, kacang panjang, bayam, terong,
jahe, lengkuas, kunyit, serai, cabai rawit dan sebagainya. Mereka menanam di
sawah, kebun, ataupun lahan pekarangan rumah. Adapaun sayur- sayuran dan
rempah- rempah lainnya yang di beli di pasar seperti, kol, wortel, kentang, tomat,
Jenis ikan yang banyak terdapat di Desa Titi Pasir ialah jenis ikan air
tawar seperti ikan mas dan mujahir. Adapun jenis ikan laut yang terdapat di pasar
seperti, ikan asin, ikan teri, ikan dencis, ikan tongkol, ikan kembung, udang, dan
sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian dapat kita ketahui pada Tabel 4.1 dilihat bahwa dari
27
Universitas Sumatera Utara
28
sebanyak 45 orang (50,0%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1.
kategori lebih sebanyak 52 orang (57,8%), dan pada kategori baik sebanyak 38
kecukupan lemak pada kategori lebih sebanyak 61 orang (67,8%), dan pada
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 90 orang responden, nasi
merupakan jenis makanan yang selalu dikonsumsi sebagai sumber karbohidrat (1-
Untuk makanan lauk pauk, yang dikonsumsi tidak terlalu beragam, karena
yang sering dikonsumsi oleh responden hanya pada jenis ikan saja, untuk ayam
dan daging tidak terlalu sering disebabkan ayam dan daging biasanya dikonsumsi
Ikan yang selalu (1-3 kali sehari) dikonsumsi adalah ikan mas sebanyak
20,0%, ikan mujahir sebanyak 14,4%, Ikan yang sering (3-5 kali seminggu)
dikonsumsi adalah ikan asin sebanyak 66,7%, ikan mas sebanyak 65,6%, ikan
mujahir dan telur sebanyak 57,8%. Jenis ikan yang selalu dan sering dikonsumsi
karena ketersedian banyak dan mudah diperoleh di pasar. Untuk lauk pauk dari
sumber nabati tahu merupakan jenis yang sering dikonsumsi sebanyak 68,9%.
Frekuensi Makan
Makanan Tidak Selalu (1-3 Sering (3-5 Jarang (1- Total
Lauk Pauk Pernah kali kali 2 kali
sehari) seminggu) sebulan)
n % n % n % n % n %
Ikan mas 1 1,1 18 20,0 59 65,6 12 13,3 90 100,0
Ikan mujahir 3 3,3 13 14,4 52 57,8 22 24,4 90 100,0
Ikan dencis 9 10,0 11 14,4 40 42,2 30 33,3 90 100,0
Ikan tongkol 18 20,0 8 10,0 30 32,2 34 37,8 90 100,0
Ikan
21 23,3 9 10,0 24 26,7 36 40,0 90 100,0
kembung
Ikan asin 6 6,7 5 5,6 60 66,7 19 21,1 90 100,0
Ikan teri 3 3,3 6 6,7 42 46,7 39 43,3 90 100,0
Telur 1 1,1 1 1,1 52 57,8 36 40,0 90 100,0
Ayam 3 3,3 0 0 34 37,8 53 58,9 90 100,0
Daging 12 13,3 0 0 8 8,9 70 77,8 90 100,0
Lele 10 11,1 0 0 30 33,3 50 55,6 90 100,0
Udang 18 20,0 0 0 9 10,0 63 70,0 90 100,0
Cumi- cumi 81 90,0 0 0 0 0 9 10,0 90 100,0
Tahu 0 0 12 13,3 62 68,9 16 17,8 90 100,0
Tempe 0 0 7 7,8 57 63,3 26 28,9 90 100,0
Jenis sayuran yang selalu dikonsumsi (1-3 kali) dan sering (3-5 kali
seminggu) dikonsumsi adalah daun ubi, kangkung, dan kacang panjang. Daun ubi
sebanyak 23,3 % dan 54,4%, kangkung sebanyak 11,1% dan 47,8%, dan kacang
panjang sebanyak 6,7% dan 46,7%. Jenis sayuran yang selalu dan sering
dikonsumsi karena mudah diperoleh dan banyak ditanam oleh responden. Daun
ubi dan kancang panjang biasanya lebih sering digulai, untuk olahan kangkung
Untuk buah- buahan sebagian besar responden jarang (1-2 kali sebulan)
mengkonsumsi buah- buahan. Buah yang sering (3-5 kali seminggu) dikonsumsi
sebanyak 24,4%. Jajanan yang sering (3-5 kali seminggu) dikonsumsi adalah mie
goreng sebanyak 67,8%, kue sebanyak 62,2%, dan mie sop sebanyak 57,8%.
Gorengan yang sering dikonsumsi adalah bakwan, pisang goreng, tahu isi, ubi
goreng, dan tempe goreng. Sedangkan jenis kue yang sering dikonsumsi adalah
kue gelang, kue lapis, kacang hijau, ongol- ongol, onde- onde dan sebagainya.
Jenis minuman yang selalu (1-3 kali sehari) dikonsumsi adalah teh manis
sebanyak 17,8% dan kopi sebanyak 16,7%. Minuman yang jarang dikonsumsi
berdasarkan status gizi dari 90 responden, berada pada kategori obesitas sebanyak
dari 90 responden, berada pada kategori obesitas sebanyak 61 orang (67,8%), dan
(61,9%).
(68,4%) yang mengalami kejadian obesitas dan 25 orang (31,6%) yang tidak
beragam yang mengalami kejadian obesitas sebanyak 7 orang (63,65), dan tidak
(83,8%) yang mengalami kejadian obesitas dan 11 orang (16,2%) yang tidak
baik sebanyak 19 orang (50,0%) yang mengalami kejadian obesitas dan 19 orang
jumlah kecukupan protein pada kategori lebih terdapat 55 orang (74,3%) yang
orang (37,5%) yang mengalami kejadian obesitas dan 10 orang (6,25%) yang
tidak obesitas.
(80,3%) yang mengalami kejadian obesitas dan 12 orang (19,7%) yang tidak
PEMBAHASAN
sehingga membuat berat badan di atas normal. Menurut Adriani dan Wirjatmadi
lemak yang serius dalam jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan.
obesitas pada responden dari masyarakat Suku Gayo berada pada kategori yang
mengalami kejadian obesitas sebesar 67,8% dan yang tidak mengalami kejadian
obesitas sebesar 32,2%. Dari hasil penelitian tersebut, bahwa masyarakat Suku
Gayo banyak yang mengalami kejadian obesitas hal ini dikhawatirkan akan
kejadian obesitas sebesar 69,6% dan laki- laki yang mengalami kejadian obesitas
sebesar 61,9%. Hal ini sesuai dengan penelitian Diana, Rian, dkk (2013)
pada perempuan dewasa usia 19- 55 tahun sebesar 29,4%. Nilai tersebut sedikit
38
Universitas Sumatera Utara
39
jenis makanan beragam sebesar 63,6 % yang mengalami kejadian obesitas dan
36,4% yang tidak mengalami kejadian obesitas. Sedangkan dengan jenis makanan
yang tidak beragam sebesar 68,4% yang mengalami kejadian obesitas dan sebesar
31,6% yang tidak mengalami kejadian obesitas. Hal ini dikarenakan sebagian
pokok, lauk pauk, dan sayur namun jarang mengkonsumsi buah setiap hari. Selain
kesukaan bukan karena makanan seimbang yang harus dikonsumsi hal ini yang
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lubis pada
guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa bahwa dari 35 orang guru dengan kategori
jenis makanan tidak beragam sebanyak 25 guru ( 71,4%) yang obesitas. Hal ini
menunjukkan bahwa guru yang mengkonsumsi jenis makanan yang tidak beragam
sumber zat gizi terutama karbohidrat yang bersumber dari makanan pokok. Pola
makan yang berlebihan dalam konsumsi karbohidrat, protein dan lemak dapat
berlebihan tanpa diimbangi konsumsi sayur dan buah yang sesuai dengan
jumlah kecukupan energi pada kategori lebih sebesar 83,8% yang mengalami
kejadian obesitas dan 16,2% yang tidak mengalami kejadian obesitas. Sedangkan
jumlah kecukupan energi pada kategori baik sebesar 18,2% yang mengalami
kejadian obesitas dan sebesar 81,8% yang tidak mengalami kejadian obesitas.
lemak, seperti minyak, kacang- kacangan, dan biji- bijian. Selain itu, bahan
makanan sumber karbohidrat, seperti padi- padian, umbi- umbian dan gula murni
pada kategori kecukupan energi lebih. Pada penelitian ini, kecukupan energi
asupan energi, maka semakin tinggi asupan karbohidrat, protein, dan lemak.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silitonga pada
orang dewasa yang mengalami obesitas dari keluarga miskin di Desa Marindal II
energi responden yang mengalami obesitas tingkat I dan II termasuk pada kategori
energi juga terkait dengan kebiasaan responden yang suka minum teh manis dan
kopi.
Hal ini sesuai dengan budaya dan kebiasaan minum teh atau kopi pada
masyarakat Suku Gayo sebelum melakukan aktivitas sehari- hari dan di waktu
(364 kal). Dengan demikian, kebiasaan seperti ini dapat meningkatkan jumlah
makanan selingan seperti mie lontong di pagi hari dan mie aceh di malam hari,
dimana jenis makanan selingan tersebut mengandung banyak minyak dan kalori
yang tinggi. Dengan demikian, kebiasaan seperti ini dapat meningkatkan jumlah
Suku Gayo.
kejadian obesitas dan 19,2% yang tidak mengalami kejadian obesitas. Sedangkan
dengan jumlah kecukupan karbohidrat pada kategori baik sebesar 50,0% yang
mengalami kejadian obesitas juga 50,0% yang tidak mengalami kejadian obesitas.
nasi, dimana nasi merupakan salah satu sumber karbohidrat terbesar. Karbohidrat
memiliki fungsi utama, yaitu sebagai penyedia energi bagi tubuh. Jika
masyarakat Suku Gayo biasanya sebanyak 3 porsi (300 gram) atau 2-3 kali
penambahan nasi. Selain itu mereka juga sering mengkonsumsi dari jenis
makanan jajanan seperti mie goreng dan mie sop dimana mie merupakan salah
obesiatas sentral.
jumlah kecukupan protein pada kategori lebih sebesar 74,3% yang mengalami
kejadian obesitas dan 25,7% yang tidak mengalami kejadian obesitas, sedangkan
kecukupan protein pada kategori baik 37,5% yang mengalami kejadian obesitas
dan 6,25% yang tidak mengalami kejadian obesitas. Sumber protein yang selalu
dikonsumsi oleh responden adalah ikan air tawar yaitu ikan mas dan ikan mujahir
dan jenis ikan yang sering dikonsumsi oleh responden pada penelitian ini adalah
ikan asin, ikan mas, ikan mujahir, dan telur ayam, sedangkan sumber protein
sebagai lemak.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati
bahwa rata- rata asupan protein mahasiswa yang mengalami obesitas sentral lebih
lemak pada kategori lebih sebesar 80,3% yang mengalami kejadian obesitas dan
19,7% yang tidak mengalami kejadian obesitas, sedangkan kecukupan lemak pada
kategori baik sebesar 41,45 % yang mengalami kejadian obesitas dan 50,0% yang
1,216 kali lebih besar dari pada subjek yang jarang mengkonsumsi makanan yang
berlemak. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marpaung
obesitas.
mengkonsumsi makanan jenis lauk pauk yang digoreng, disambal, dan digulai.
Untuk jenis sayuran lebih sering ditumis dan digulai, adapun dari jenis jajanan
seperti mie goreng, bakwan, pisang goreng, tahu isi, ubi goreng, dan tempe
goreng. Dimana jenis olahan makanan tersebut mengandung banyak minyak dan
minyak merupakan mengandung lemak yang tinggi. Oleh karena itu akumulasi
terjadinya obesitas.
peluang untuk membeli pangan dengan kualitas dan kuantitas yang baik.
makan berlebihan.
untuk makanan pokok sumber karbohidrat, nasi merupakn jenis makanan yang
selalu dikonsumsi 100%. Jenis makanan lauk pauk yang selalu dikonsumsi oleh
responden adalah ikan air tawar yaitu ikan mas dan ikan mujahir sebesar 20,0%
dan 14,4% hai ini dikarenakan daerah Aceh Tenggara bukan daerah pesisir
penghasil ikan laut. Adapun ikan laut yang sering dikonsumsi merupakan ikan
yang diasinkan atau dibekukan. Jenis ikan yang sering dikonsumsi oleh responden
pada penelitian ini adalah ikan asin sebesar 66,7%, ikan mas 65,6%, ikan mujahir
dan telur 57,8%. Adapun lauk pauk dari sumber nabati tahu merupakan jenis yang
kelompok makanan sayuran, daun ubi merupakan jenis makanan yang sering
ketiga adalah kacang panjang 46,7%. Hal ini dikarenakan jenis sayuran tersebut
mudah didapat dan banyak ditanam oleh penduduk Suku Gayo. Buah yang sering
dikonsumsi adalah pisang 22,2% dan pepaya 18,9%. Untuk buah- buahan
dan harganya murah. Untuk kelompok jajanan yang selalu dikonsumsi adalah
gorengan 24,4%, sementara jajanan yang sering dikonsumsi adalah adalah mie
goreng 67,8%, kue 62,2%, dan mie sop 57,8%. Jenis kue yang sering dikonsumsi
adalah kue gelang, kue lapis, kacang hijau, ongol- ongol, onde- onde dan
teh manis 17,8% dan kopi 16,7% hal ini berdasarkan budaya dan kebiasaan
minum teh dan kopi pada masyarakat Suku Gayo sebelum melakukan aktivitas
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silitonga pada
orang dewasa yang mengalami obesitas dari keluarga miskin di Desa Marindal II
Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 diketahui bahwa nasi
merupakan jenis makanan yang selalu dikonsumsi 100%, ikan yang umumnya
dikonsumsi ≤3 kali sehari adalah ikan asin sebanyak 56,60%, dan telur sebanyak
41,51%. Tempe dan tahu dikonsumsi ≤3 kali sehari sebanyak 94,34%, dan
daun ubi sebanyak 71,70%, dan kangkung sebanyak 86,79%. Buah yang
adalah makanan gorengan sebanyak 71,70%, mie goreng sebanyak 100%, dan
bakso 81,13%.
6.1 Kesimpulan
kategori lebih yaitu masing- masing sebesar 75,6%, 57,8%, 82,2%, dan
67,8%.
yang sering dikonsumsi yaitu ikan asin 66,7%, ikan mas 65,6%, ikan
mujahir dan telur 57,8%, tahu 68,9%. Jenis sayuran yaitu daun ubi 54,4%,
kangkung 47,8%, dan kacang panjang 46,7%, untuk buah- buahan yaitu
pisang 22,2% dan pepaya 18,9%, untuk jajanan adalah mie goreng 67,8%,
kue 62,2%, dan mie sop 57,8%. Sedangkan minuman yang selalu
47
Universitas Sumatera Utara
48
6.2 Saran
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tenggara dan Puskesmas Kecamatan
mengalami obesitas .
Diana, Rian, dkk. 2013. Faktor Risiko Kegemukan pada Wanita Dewasa.
Jurnal Gizi dan Pangan. Diakses melalui http://journal.ipb.ac.id › Home ›
Vol 8, No 1 (2013) › Diana pada 9 April 2017.
Dinas Kesehatan Aceh. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2015.
Aceh. Bidang Program dan Pelaporan Seksi Data dan Informasi. Diakses
melalui http:// dinkes.acehprov.go.id/uploads/fultext_prof2016.pdf pada 30
Maret 2017.
Dewi, Nirmala dan Trias, 2012. Hubungan Pola Makan, Aktivitas Fisik, Sikap,
dan Pengetahuan tentang Obesitas dengan Status Gizi Pegawai Negeri
Sipil di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Diakses melalui
http:// journal.unair.ac.id/filerPDF/mgi512ac5572ffull.pdf pada 10 April
2017.
Eliska, 2014. Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian
Hipertensi pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas
Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2014. Tesis
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
49
Universitas Sumatera Utara
50
Handayani, Irma. 2013. Gambaran Pola Makan Suku Melayu dan Suku Jawa
di Desa Selemak Kecamatan Hamparan Perak kabupaten Deli
Serdang Tahun 2012. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan
RI. Diakses melalui
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas
%202013.pdf pada 2 Maret 2017.
Lembaga Adat Kebudayaan Aceh (LAKA), 2003. Musyawarah Adat Alas dan
Gayoke-1.Kutacane.
Silitonga, N. 2008. Pola Makan dan aktifitas fisik pada orang dewasa yang
mengalami Obesitas dari keluarga Miskin di Desa Marindal ll Kec.
Patumbak Kab. Deli Serdang. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
Sulistyoningsih Hariyani, 2010. Gizi Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Tantawi, Isma dan Buniyamin S. 2011. Pilar- Pilar Kebudayaan Gayo Lues.
USU Press. Medan.
Winarno, Herimanto., 2013. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
KUESIONER PENELITIAN
I. Identitas Responden
1. No. Responden :
2. Nama :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin : a. Laki-laki
b. Perempuan
5. Pendidikan : 1. Tidak tamat SD
2. Tamat SD
3. SLTP
4. SLTA
5. Akademik/ Sarjana
6. Pekerjaan : 1. Petani
2. PNS
3. TNI/Polri
4. Wiraswasta
5. Lainnya (sebutkan……………….)
7. Penghasilan Perbulan : a. < Rp.1.550.000
b. Rp. 1.550.000 – Rp. 2.000.000
c. > Rp. 2.000.000
8. Status Perkawinan : a. Kawin
b. Tidak Kawin
9. Berat Badan :
10. Tinggi Badan :
Si Siang/Jam
Malam/Jam
b. Pisang
c. Jeruk
d. Rambutan
e. Durian
f. Langsat
g. Mangga
h. Duku
i. Jambu
6. Jajanan:
a. Gorengan
b. Mie instan
c. Mie goreng
d. Nasi goreng
e. Mie Sop
f.Sate(ayam,daging)
g. Bakso
h. Kue
7. Minuman:
a. Teh manis
b. Kopi
c. Susu
d.Jusbuah
(Sebutkan….)
No. S. S.
Res Umur JK PD PR PP BB TB IMT IMT/Umur Gizi Obesitas JM AE AE % KE AK AK % KK AP AP % KP AL AL % KL
1 2 2 2 1 3 81 147 37,5 3 3 1 2 3042 141 1 480 122 1 85 149,29 1 83,6 139,3 1
2 1 2 5 3 2 70 151 30,7 3 3 1 1 3027 124 1 455 121 1 87 155,89 1 90,8 121,1 1
3 2 2 2 1 2 65 149 29,3 3 3 1 2 2373 110 1 326 83 2 84 146,66 1 81,1 135,2 1
4 2 2 1 1 1 84 159 33,2 3 3 1 2 2563 119 1 357 91 2 83 145,08 1 89,9 149,8 1
5 2 2 5 3 3 75 160 29,3 3 3 1 2 2743 128 1 435 111 1 77 134,56 1 86,6 144,3 1
6 2 1 2 1 1 87 165 34 3 3 1 2 3096 118 1 407 103 2 98 151,23 1 120 164,2 1
7 2 2 4 1 2 80 161 30,9 3 3 1 2 2584 120 1 440 112 1 80 140,17 1 78,7 131,2 1
8 2 2 3 1 2 80 158 32 3 3 1 2 2484 116 1 435 110 1 71 123,68 1 65,5 109,2 2
9 2 2 4 1 1 75 150 33,3 3 3 1 2 2814 125 1 437 116 1 66 118,03 1 86,4 115,2 1
10 2 2 4 1 2 75 148 34,2 3 3 1 2 2847 132 1 438 117 1 81 142,8 1 83,7 139,5 1
11 2 2 2 1 3 70 147 32,4 3 3 1 2 2589 120 1 410 104 2 69 120,17 1 71,4 95,2 2
12 1 2 3 1 2 50 140 25,5 2 2 2 2 2646 118 1 415 111 1 62 111,07 1 78,2 104,3 2
13 1 2 4 1 1 75 150 33,3 3 3 1 2 2782 124 1 425 108 2 106 189,64 1 70,3 93,73 2
14 2 1 4 4 3 85 168 30,1 3 3 1 2 2776 123 1 470 119 1 63 97,53 2 71,1 94,8 2
15 1 2 2 1 2 64 149 28,8 3 3 1 2 2862 127 1 432 115 1 65 115,35 1 97,1 129,5 1
16 2 2 4 1 2 83 153 35,5 3 3 1 2 3280 153 1 513 130 1 72 126,49 1 101 168,7 1
17 2 2 3 1 3 92 155 38,3 3 3 1 2 3105 144 1 453 115 1 109 191,92 1 90,4 150,7 1
18 2 2 4 1 2 80 154 33,7 3 3 1 2 2756 128 1 428 109 2 66 115,26 1 85,2 142 1
19 2 2 1 1 2 79 166 28,7 3 3 1 2 2597 121 1 444 113 1 68 119,28 2 59,5 99,16 2
20 2 2 3 4 3 89 160 34,8 3 3 1 2 3769 175 1 554 141 1 112 197,01 1 56,9 94,83 2
21 2 1 1 4 1 85 160 33,2 3 3 1 2 3423 159 1 442 112 1 70 123,5 1 68,3 113,8 1
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 19-29 tahun 31 34,4 34,4 34,4
30-49 tahun 59 65,6 65,6 100,0
Total 90 100,0 100,0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki- laki 21 23,3 23,3 23,3
Perempuan 69 76,7 76,7 100,0
Total 90 100,0 100,0
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Tamat SD 3 3,3 3,3 3,3
Tamat SD 10 11,1 11,1 14,4
Tamat SMP 22 24,4 24,4 38,9
Tamat SMA 41 45,6 45,6 84,4
D3/S1 14 15,6 15,6 100,0
Total 90 100,0 100,0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Petani 47 52,2 52,2 52,2
PNS 10 11,1 11,1 63,3
TNI/ POLRI 4 4,4 4,4 67,8
Wiraswasta 29 32,2 32,2 100,0
Total 90 100,0 100,0
Penghasilan Perbulan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <Rp.1.550.000 14 15,6 15,6 15,6
Rp.1.550.000- 2.000.000 31 34,4 34,4 50,0
>Rp.2.000.000 45 50,0 50,0 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Beragam 11 12,2 12,2 12,2
Tidak Beragam 79 87,8 87,8 100,0
Total 90 100,0 100,0
Kecukupan Energi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Lebih (>110%) 68 75,6 75,6 75,6
Baik (80% - 110%) 22 24,4 24,4 100,0
Total 90 100,0 100,0
Kecukupan Karbohidrat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Lebih (>110%) 52 57,8 57,8 57,8
Baik (80% - 110%) 38 42,2 42,2 100,0
Total 90 100,0 100,0
Kecukupan Protein
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Lebih (>110%) 74 82,2 82,2 82,2
Baik (80% - 110%) 16 17,8 17,8 100,0
Total 90 100,0 100,0
Kecukupan Lemak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Lebih (>110%) 61 67,8 67,8 67,8
Baik (80% - 110%) 29 32,2 32,2 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Selalu (1-3X/ hari) 90 100,0 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 70 77,8 77,8 77,8
Jarang (1-2X/ bulan) 20 22,2 22,2 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 14 15,6 15,6 15,6
Selalu (1-3X/ hari) 5 5,6 5,6 21,1
Sering (3-5X/ minggu) 42 46,7 46,7 67,8
Jarang (1-2X/ bulan) 29 32,2 32,2 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 42 46,7 46,7 46,7
Sering (3-5X/ minggu) 7 7,8 7,8 54,4
Jarang (1-2X/ bulan) 41 45,6 45,6 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 1 1,1 1,1 1,1
Selalu (1-3X/ hari) 18 20,0 20,0 21,1
Sering (3-5X/ minggu) 59 65,6 65,6 86,7
Jarang (1-2x/ bulan) 12 13,3 13,3 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 3 3,3 3,3 3,3
Selalu (1-3X/ hari) 13 14,4 14,4 17,8
Sering (3-5X/ minggu) 52 57,8 57,8 75,6
Jarang (1-2X/ bulan) 22 24,4 24,4 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 9 10,0 10,0 10,0
Selalu (1-3X/ hari) 11 12,2 12,2 22,2
Sering (3-5X/ minggu) 40 44,4 44,4 66,7
Jarang (1-2X/ bulan) 30 33,3 33,3 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 18 20,0 20,0 20,0
Selalu (1-3X/ hari) 8 8,9 8,9 28,9
Sering (3-5X/ minggu) 30 33,3 33,3 62,2
Jarang (1-2X/ bulan) 34 37,8 37,8 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 21 23,3 23,3 23,3
Selalu (1-3X/ hari) 9 10,0 10,0 33,3
Sering (3-5X/ minggu) 24 26,7 26,7 60,0
Jarang (1-2X bulan) 36 40,0 40,0 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 6 6,7 6,7 6,7
Selalu (1-3X/ hari) 5 5,6 5,6 12,2
Sering (3-5X/ minggu) 60 66,7 66,7 78,9
Jarang (1-2X/ bulan) 19 21,1 21,1 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 3 3,3 3,3 3,3
Selalu (1-3X/ hari) 6 6,7 6,7 10,0
Sering (3-5X/ minggu) 42 46,7 46,7 56,7
Jarang (1-2X/ bulan) 39 43,3 43,3 100,0
Total 90 100,0 100,0
Frekuensi Makan Telur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 1 1,1 1,1 1,1
Selalu (1-3X/ hari) 1 1,1 1,1 2,2
Sering (3-5X/ minggu) 52 57,8 57,8 60,0
Jarang (1-2X/ bulan) 36 40,0 40,0 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 3 3,3 3,3 3,3
Sering (3-5X/ minggu) 34 37,8 37,8 41,1
Jarang (1-2X/ bulan) 53 58,9 58,9 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 12 13,3 13,3 13,3
Sering (3-5X/ minggu) 8 8,9 8,9 22,2
Jarang (1-2X/ bulan) 70 77,8 77,8 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 10 11,1 11,1 11,1
Sering (3-5X/ minggu) 30 33,3 33,3 44,4
Jarang (1-2X/ bulan) 50 55,6 55,6 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 18 20,0 20,0 20,0
Sering (1-3X/ minggu) 9 10,0 10,0 30,0
Jarang (1-2X/ bulan) 63 70,0 70,0 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 81 90,0 90,0 90,0
Jarang (1-2X/ bulan) 9 10,0 10,0 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Selalu (1-3X/ hari) 12 13,3 13,3 13,3
Sering (3-5X/ minggu) 62 68,9 68,9 82,2
Jarang (1-2X/ bulan) 16 17,8 17,8 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Selalu (1-3X/ hari) 7 7,8 7,8 7,8
Sering (3-5X/ minggu) 57 63,3 63,3 71,1
Jarang (1-2X/ bulan) 26 28,9 28,9 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 2 2,2 2,2 2,2
Selalu (1-3X/ hari) 21 23,3 23,3 25,6
Sering (3-5X/ minggu) 49 54,4 54,4 80,0
Jarang (1-2X/ bulan) 18 20,0 20,0 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 1 1,1 1,1 1,1
Selalu (1-3X/ hari) 10 11,1 11,1 12,2
Sering (3-5X/ minggu) 43 47,8 47,8 60,0
Jarang (1-2X/ bulan) 36 40,0 40,0 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 1 1,1 1,1 1,1
Sering (3-5X/ minggu) 40 44,4 44,4 45,6
Jarang (1-2X/ bulan) 49 54,4 54,4 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 1 1,1 1,1 1,1
Selalu (1-3X/ hari) 6 6,7 6,7 7,8
Sering (3-5X/ minggu) 42 46,7 46,7 54,4
Jarang (1-2X/ bulan) 41 45,6 45,6 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 6 6,7 6,7 6,7
Sering (3-5X/ minggu) 27 30,0 30,0 36,7
Jarang (1-2X/ bulan 57 63,3 63,3 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 11 12,2 12,2 12,2
Selalu (1-3X/ hari) 4 4,4 4,4 16,7
Sering (3-5X/ minggu) 21 23,3 23,3 40,0
Jarang (1-2X/ bulan) 54 60,0 60,0 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 14 15,6 15,6 15,6
Sering (3-5X/ minggu) 14 15,6 15,6 31,1
Jarang (1-2X/ bulan) 62 68,9 68,9 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 6 6,7 6,7 6,7
Sering (3-5X/ minggu) 18 20,0 20,0 26,7
Jarang (1-2X/ bulan) 66 73,3 73,3 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 8 8,9 8,9 8,9
Sering (3-5X/ minggu) 15 16,7 16,7 25,6
Jarang (1-2X/ bulan) 67 74,4 74,4 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 5 5,6 5,6 5,6
Sering (3-5X/ minggu) 16 17,8 17,8 23,3
Jarang (1-2X/ bulan) 69 76,7 76,7 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 18 20,0 20,0 20,0
Sering (3-5X/ minggu) 2 2,2 2,2 22,2
Jarang (1-2X/ bulan) 70 77,8 77,8 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 12 13,3 13,3 13,3
Selalu (1-3X/ hari) 4 4,4 4,4 17,8
Sering (3-5X/ minggu) 17 18,9 18,9 36,7
Jarang (1-2X/ bulan) 57 63,3 63,3 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 9 10,0 10,0 10,0
Selalu (1-3X/ hari) 5 5,6 5,6 15,6
Sering (3-5X/ minggu) 20 22,2 22,2 37,8
Jarang (1-2X/ bulan) 56 62,2 62,2 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 20 22,2 22,2 22,2
Sering (3-5X/ minggu) 9 10,0 10,0 32,2
Jarang (1-2X/ bulan) 61 67,8 67,8 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 33 36,7 36,7 36,7
Sering (3-5X/ minggu) 1 1,1 1,1 37,8
Jarang (1-2X/ bulan) 56 62,2 62,2 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 44 48,9 48,9 48,9
Jarang (1-2X/ bulan) 46 51,1 51,1 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 35 38,9 38,9 38,9
Sering (3-5X/ minggu) 3 3,3 3,3 42,2
Jarang (1-2X/ bulan) 52 57,8 57,8 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 18 20,0 20,0 20,0
Sering (3-5X/ minggu) 14 15,6 15,6 35,6
Jarang (1-2X/ bulan) 58 64,4 64,4 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 38 42,2 42,2 42,2
Sering (3-5X/ minggu) 1 1,1 1,1 43,3
Jarang (1-2X/ bulan) 51 56,7 56,7 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 46 51,1 51,1 51,1
Sering (3-5X/ minggu) 8 8,9 8,9 60,0
Jarang (1-2X/ bulan) 36 40,0 40,0 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 1 1,1 1,1 1,1
Selalu (1-3X/ hari) 22 24,4 24,4 25,6
Sering (3-5X/ minggu) 44 48,9 48,9 74,4
Jarang (1-2X/ bulan) 23 25,6 25,6 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 12 13,3 13,3 13,3
Sering (3-5X/ minggu) 31 34,4 34,4 47,8
Jarang (1-2X/ bulan) 47 52,2 52,2 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 6 6,7 6,7 6,7
Sering (3-5X/ minggu) 61 67,8 67,8 74,4
Jarang (1-2X/ bulan) 23 25,6 25,6 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 13 14,4 14,4 14,4
Sering (3-5X/ minggu) 28 31,1 31,1 45,6
Jarang (1-2X/ bulan) 49 54,4 54,4 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 6 6,7 6,7 6,7
Sering (3-5X/ minggu) 52 57,8 57,8 64,4
Jarang (1-2X/ bulan) 32 35,6 35,6 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 26 28,9 28,9 28,9
Sering (3-5x/ minggu) 20 22,2 22,2 51,1
Jarang (1-2X/ bulan) 44 48,9 48,9 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 19 21,1 21,1 21,1
Sering (3-5X/ minggu) 19 21,1 21,1 42,2
Jarang (1-2X/ bulan) 52 57,8 57,8 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sering (3-5X/ minggu) 56 62,2 62,2 62,2
Jarang (1-2X/ bulan) 34 37,8 37,8 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 7 7,8 7,8 7,8
Selalu (1-3X/ hari) 16 17,8 17,8 25,6
Sering (3-5X/ minggu) 32 35,6 35,6 61,1
Jarang (1-2X/ bulan) 35 38,9 38,9 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 19 21,1 21,1 21,1
Selalu (1-3X/ hari) 15 16,7 16,7 37,8
Sering (3-5X/ minggu) 16 17,8 17,8 55,6
Jarang (1-2X/ bulan) 40 44,4 44,4 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 28 31,1 31,1 31,1
Sering (3-5X/ minggu) 13 14,4 14,4 45,6
Jarang (1-2X/ bulan) 49 54,4 54,4 100,0
Total 90 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 66 73,3 73,3 73,3
Sering (3-5X/ minggu) 2 2,2 2,2 75,6
Jarang (1-2X/ bulan) 22 24,4 24,4 100,0
Total 90 100,0 100,0
Status Gizi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 10 11,1 11,1 11,1
Gemuk (Overweight) 19 21,1 21,1 32,2
Obesitas 61 67,8 67,8 100,0
Total 90 100,0 100,0
Status Obesitas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Obesitas 61 67,8 67,8 67,8
Tidak Obesitas 29 32,2 32,2 100,0
Total 90 100,0 100,0