Anda di halaman 1dari 5

Judul buku : Panduan Lengkap Memilih, Menggunakan, Merawat Kamera DSLR

Penulis : Paulus Nugrahajati

Penerbit : PT KAWAHmedia, Jagakarsa, Jakarta Selatan

Tahun terbit : 2013

Cetakan : pertama

Bab 1

Apa itu Kamera DSLR ?

DSLR (Digital Single Lens Reflex) adalah kamera yang memanfaatkan cermin untuk
mengarahkan cahaya dari lensa ke viewfinder (lubang kecil untuk mengintip objek foto yang terletak
di belakang kamera). DSLR mengadopsi kamera SLR film yaitu memiliki lensa yang bisa dilepas serta
memiliki cermin mekanik dan penta prisma untuk mengarahkan sinar yang memlalui lensa menuju
ke viewfinder.

Perbedaan kamera SLR film dengan kamera DSLR adalah pada bagian media rekam gambar
peka cahaya yang digunakan. Kamera SLR menggunakan film 35 mm sedangkan pada kamera DSLR
menggunakan sensor CCD atau CMOS.

Bab 2

Kamera DSLR Berdasarkan Kebutuhan

A. Entry Level
Kamera DSLR tipe ini cocok digunakan untuk dokumentasi keluarga dan travelling. Kamera
jenis ini mudah digunakan dan mempunyai fungsi yang lebih sederhana. Kamera ini sering
digunakan oleh para pemula.
B. Mid Range
Kamera DSLR tipe ini cocok digunakan untuk hobi dan pekerjaan. Kamera ini tingkatnya di
atas entry level. Fitur di kamera jenis ini lebih lengkap dibanding dengan yang entry level
karena kebanyakan yang memakai kamera ini adalah para fotografer
C. High End
Kamera ini digunakan oleh orang yang sudah profesional dalam fotografi. Dibanding dengan
kamera entry level, dan mid range, fitur di kamera jenis ini sangatlah lengkap.

Bab 3

Peralatan Pendukung Kamera

A. Lampu kilat (flash)


1. Flash yang direkomendasikan
Fitur yang harus ada yaitu :
- Kepala lampu bisa berputar
- Bisa bounche
- Bisa Through The Lens (pengukutan melalui lensa)
- Mempunyai Guide Number (kekuatan daya pancar lampu kilat tinggi)
Mengingat dengan harus adanya fitur-fitur tersebut, biasanya harga dari flash seperti ini
sudah pasti mahal.

2. Flash Buatan Pihak Ketiga


Flash ini dibuat untuk mengatasi masalah harga.

3. Flash Konvensional
Flash jenis ini digunakan untuk kamera SLR yang menggunakan film. Fitur flash ini tidak
selengkap dengan flash untuk DSLR

B. Baterai Grip
Biasanya bagian ini sudah menyatu dengan DSLR dengan jenis high end. Fungsinya sebagai
pegangan saat mengambil gambar dalam posisi vertikal, dan sebagai penyimpanan baterai
(cadangan)

C. Filter
1. Filter IR ( Infra Red )
2. Filter ND ( Neutral Density )
3. Filter CPL ( Circular Polarize )
4. Filter Macro

D. Remote Pelepas Rana


Alat ini digunakan agar goncangan pada kamera dapat di minimalisir.

E. Lampu dan Aksesori


1. Lampu
a. Spotlight
b. AC slave unit
2. Softbox
Untuk mengatur cahaya lampu yang jatuh ke subjek foto. Denga menggunakan ini
cahaya bisa lebih lembut dan terarah.
3. Payung
Kegunaannya hampir sama dengan softbox
4. Light stand
5. Barndoor
Berfungsi untuk mengarahkan cahaya yang keluar, dan mengilangan efek flare ketika
kamera dihadapkan dengan lampu.
6. Reflektor
7. Flash meter
8. Trigger

Bab 4

Setting Kamera & Teknik Memotret

A. Setting Kamera
1. Setting Iso
Iso adalah tingkat kepekaan kamera dalam menangkap cahaya. Jika saat keadaran cukup
cahaya, gunakan iso rendah, dan pada keadaan kurang cahaya, gunakan iso yang tinggi.
Iso yang terlalu tinggi dapat menyebabkan foto noise
2. Memilih Resolusi
Gunakanlah resolusi medium, jangan terlalu kecil karena akan susah untuk diperbaiki
dan akan pecah saat zoom, dan jika menggunakan resolusi tinggi menyebabkan kartu
memori akan cepat habis.
3. Menentukan Mode (auto/manual)
Penentuan mode menunjukkan seberapa profesional si pemakai kamera. Mode manual
digunakan agar hasil foto sesuai dengan keinginan. Dengan mode auto, pemakai mudah
menggunakan kamera.
4. Memilih Jenis Penyimpanan (JPEG/RAW)
Biasanya foto tersimpan dalam bentuk JPEG, tetapi selain bentuk JPEG, kamera DSLR
bisa menyimpan foto dalam bentuk file RAW. File RAW adalah hasil mentah yang
ukurannya masih besar. File RAW memiliki kelebihan yaitu bisa diolah sesuai kehendak
sendiri, jadi tidak mengikuti standar kamera.

B. Teknik Memotret
1. Slow speed / blurring
Foto diambil dengan shutter speed yang rendah, sehingga muncul efek blur terhadap
objek yang bergerak namun hasil jelas pada objek diam.
2. High speed / freezing
Teknik ini membuat benda bergerak seakan-akan membeku. Menggunakan shutter
speed 1/125 sampai 1/8000. 1/25 artinya 1 detik dibagi 125.
3. Panning
Teknik pengambilan foto yang seakan-akan bergerak dengan menunjukkan background
deyang dibuat blur. Dalam pengmbilan foto, diharuskan untuk ikut bergerak mengikuti
objek dan bersamaan menekan tombol rana
4. Continuous shoot
Teknik ini sangat berguna untuk mengambil gambar dari setiap situasi ketika tidak ingin
melewatkan setiap gerakan yang dilakukan objek.
5. Zooming
Teknik ini memberikan kesan gerak dengan mengubah panjang fokus lensa pada saat
exposure. Untuk menghasilkan foto zooming yang baik, carilah background dengan
banyak warna atau kontras. Jika background cenderung gelap, hasilnya kurang maksimal
dan efek zoom tidak terlihat dengan jelas.
6. Depth of Field (DOF)
Teknik ini membuat salah satu bagian objek fot menjadi fokus dan background yang
blur. Dalam teknik ini harus menggunakan mode manual, aperture yang besar, dan
perkirakan jarak objek dengan background agar hasil lebih baik.

Bab 5

Lensa : Jenis, Seri, dan Kode

A. Contoh Kamera dengan Jenis Lensanya


a. NIKON
- AF (Auto Focus)
- AF-S (Auto Focus Silent)
- VR (Vibration Reduction)
- ED (Extra-low Dispersion)
- DX (sensor sedang)
- FX (sensor besar)
- SWM (Silent Wave Motor)
- IF (Internal Focusing)
- G (gelang diagfragma tidak bisa digerakkan)
- D (Distance)

b. CANON
- IS (Image Stabilizer)
- USM (Ultrasonic Motor)
- L (Luxury)
- I, II, III (kode penyempurnaan lensa)
- EF (Elektro Focus)

B. Seputar Sensor DSLR


Sensor yang besar artinya setiap pixel-nya memiliki ukuran yang lebih besar, sehingga
kemampuan dalam menangkap cahaya lebih baik. Sensor yang berukuran besar membaut biaya
produksi lebih tingi. Ukuran sensor yang dipakai biasanya menyamai ukuran film analog 35mm
atau yang dikenal dengan sebutan full frame

Bab 6

Tip dan Trik Memotret

A. Landscape
- Penggunaan diagfragma kecil dan kecepatan rendah
- Memakai tripod dan remote release
- Menyertakan point of interest agar mata penikmat foto tidak bosan
- Menggunakan bantuan filter untuk memperkuat tone jika diperlukan
- Berkreasi dengan banyak angle
- Berkreasi dengan komposisi

B. Makro
Foto dengan teknik ini menggunakan lensa makro. Jika tidak punya lensa makro, gunakana
peralatan seperti close up, reverse ring, dan extention tube. Waktu yang digunakan
sebaiknya pagi atau sore saat cahaya matahari masih banyak. Jika cahaya alami tidak
mendukung, jangan dipaksakan.

C. Wedding/Prewedding/Model
Sebagian peralatan untuk pemotretan harganya mahal. Untuk mengakalinya, bisa
menggunakan teknik strobist. Dengan teknik ini, hanya diperlukan beberapa buah lampu
kilat dengan trigger dan rekektor sederhana yang bisa dibuat sendiri.

D. Kehidupan Liar
- Bertualang
- Bermain speed
- Memilih waktu yang tepat
- Memainkan WB
- Tidak merusak alam

E. Jurnalistik
- Etika
- Memainkan frame
- Kelengapan
- Menampilkan detail
- Sudut pengambilan
- Waktu
- Efek gerak

F. Human Interest
Untuk memotret suatu tradisi atau tokoh masyarakat di pedalaman yang perlu pertama kali
adalah penyesuaian adat istiadat. Berbaur bersama masyarakat sekitar. Setelah suasana
akrab, pilihlah momen yang tepat untuk diabadikan

G. Still Life
Untuk hasil foto yang bagus, dibutuhkan pencahayaan yang baik, diperlukan benda yang bisa
memunculkan sinar warna-warni untuk memperoleh warna tertentu

H. Arsitektur
- Gunakan lensa wide
- Perhatikan setiap titik sudut dari bangunan yang akan menjadi subjek
- Eksplorasi dari berbagai sudut
- Memanfaatkan cahaya dan bayangan sebagai penambah kualitas foto

I. Interior
- Memerhatikan sifat interior
- Menghindari bias dari cahaya matahari
- Menggunakan tripod
- Menggunakan lensa CPL untuk mengusir pantulan
- Jangan menggunakan lensa yang menimbulkan distorsi
- Memotret dari berbagai sudut
- Melakukan komposisi yang baik

J. Produk
- Pilih WB yang sesuai
- Jika tidak ada lightning, lakuka foto di luar ruangan
- Memotret dari berbagai sudut
- Jangan terlalu banyak menambahkan dekorasi

K. Panggung
- Mengikuti perkembangan rencana acara
- Mengetahui kronologis acara
- Mengganti mode shooting dari single shot ke continuous
- Menggunakan iso tinggi, dimulai dari 800

Anda mungkin juga menyukai