X : 11 – 10 = +1 → X+
Y : 17 – 18 = −1 → Y−
Tampak jelas bahwa unsur X membentuk ion positif sedangkan unsur Y membentuk ion
negatif sehingga ikatan yang terjadi adalah ikatan ionik.
X+ + Y− → XY
A
ZX
di mana:
Saat menentukan golongan dan periode, unsur harus dalam keadaan netral (tidak dalam
bentuk ion) dan tidak dalam keadaan tereksitasi (elektron pindah lintasan).
nomor atom : Z = 10 + 2 = 12
nomor massa : A = 12 + 12 = 24
notasi unsur : 12A24
konfigurasi elektron : 1s2 2s2 2p6 3s2
golongan : IIA
periode :3
−
Ion B (menangkap 1 elektron) mempunyai 18 elektron, maka:
nomor atom : Z = 18 − 1 = 17
nomor massa : A = 17 + 18 = 35
notasi unsur : 17B35
konfigurasi elektron : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
golongan : VIIA
periode :3
Catatan:
Golongan A : ns atau ns np
Golongan B : ns (n − 1)d
Agar terpenuhi kaidah oktet (jumlah valensi 8) maka unsur X membutuhkan 3 elektron dari Y
sedangkan unsur Y membutuhkan 1 elektron dari X. Sehingga terbentuk ikatan XY3 dengan
struktur Lewis:
Berarti terbentuknya ikatan tidak berdasarkan kaidah oktet, tetapi berdasarkan kesimetrisan
bentuk molekul.
Agar terbentuk molekul yang simetris maka kelima elektron valensi X berikatan dengan
elektron Y membentuk molekul XY5.
Jadi, rumus kimia dan bentuk molekul yang benar adalah opsi
(D).
Catatan:
Ikatan antara unsur X dan Y di atas bisa membentuk senyawa
XY3 atau XY5. Contohnya, PCl3 dan PCl5.
7A = 2, 5 [valensi 5]
17B = 2, 8, 7 [valensi 7]
Jadi, hukum dasar kimia yang tepat adalah Hukum Kekekalan Massa atau Hukum Lavoisier
(C).
Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Hukum Dasar Kimia
Dengan demikian, larutan yang mempunyai derajat ionisasi = 0 adalah larutan nonelektrolit
dengan indikasi lampu mati dan tidak ada gelembung.
Jadi, pasangan larutan yang memiliki derajat ionisasi = 0 ditunjukkan pada nomor 1 dan 2
(A).
Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Soal No. 7 tentang Titrasi Asam Basa
Pembahasan
Massa H2SO4 mula-mula sebelum titrasi adalah:
m = ρV
= 1,8 ∙ 20 gram
= 36 gram
M1 V1 a = M2 V2 b
dengan a dan b berturut-turut adalah jumlah ion H+ dan OH− sedangkan V adalah volume
rata-rata pada tabel percobaan di atas.
M1 ∙ 20 ∙ 2 = 0,4 ∙ 24 ∙ 1
M1 = 0,24
Kemudian nilai molar ini kita jabarkan lagi untuk mendapat massa H2SO4 sesudah titrasi.
HCl adalah asam kuat sedangkan CH3COOH adalah asam lemah. CH3COOH
dikatakan asam lemah karena tercantum nilai Ka pada gambar di atas. [pernyataan 2
salah]
Asam kuat akan terionisasi sempurna sedangkan asam lemah akan terionisasi
sebagian. [pernyataan 5 salah]
Karena kedua larutan merupakan larutan asam maka dapat kedua larutan memerahkan
lakmus biru. Sedangkan lakmus merah tetap merah. [pernyataan 4 salah]
Nilai keasaman dari kedua larutan adalah:
HCl → [H+] = a M
= 1 × 10−3
= 10−3
pH = 3
CH3COOH → [H+] = √(Ka M)
= √(10−5 ∙ 10−1)
= 10−3
pH = 3
Kedua larutan tersebut mempunyai harga [H+] dan pH yang sama. [pernyataan 1 dan 3 benar]
Jadi, penjelasan yang tepat mengenai kedua larutan tersebut nomor adalah penjelasan 1 dan 3
(A).
Nomor (1)
[H+] = Ka × na/ng
= 10−5 × 5/5
= 10−5
pH = 5
Nomor (2)
mol asam = 50 mL × 0,1 M = 5 mmol
mol garam = 100 mL × 0,1 M = 10 mmol
[H+] = Ka × na/ng
= 10−5 × 5/10
= 5 × 10−6
pH = 6 – log 5
Nomor (3)
Campuran larutan nomor (3) tidak membentuk larutan penyangga karena KCN bukan garam
dari asam lemah CH3COOH. Oleh karena itu pH campuran hanya dihitung berdasarkan
rumus pH asam lemah.
[H+] = √(Ka M)
= √(2 × 10−5 ∙ 2 × 10−1)
= √(4 × 10−6)
= 2 × 10−3
pH = 3 – log 2
Jadi, pemberian larutan bikarbonat pH 6,7 bertujuan untuk menurunkan pH darah dengan
menggeser kesetimbangan ke arah kiri (D).
Pembahasan
Hidrolisis garam adalah reaksi penguraian garam dalam air. Jika garam tersebut bersifat asam
maka akan terbentuk ion H+ atau H3O+. Sedangkan bila garam tersebut bersifat basa maka
akan terbentuk ion OH−.
Titrasi terjadi antara asam kuat dan basa lemah. Di antara opsi jawaban, yang
termasuk basa lemah dan asam kuat adalah CH3NH3 – HCl.
Titik ekuivalen masuk dalam trayek asam lemah (3 – 6). Sehingga indikator yang
tepat adalah metil jingga.
Jadi, pasangan asam-basa/basa-asam dan indikator yang digunakan berturut-turut adalah
CH3NH3 – HCl dan metil jingga (C).
Harga [Mg2+] kita dapatkan dari molaritas Mg(NO3)2 sedangkan harga [OH−] kita dapatkan
dari KOH.
Jadi, pasangan campuran yang menghasilkan endapan Mg(OH)2 ditunjukkan pada nomor 2
dan 4 (D).
Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Jadi, pernyataan yang benar dari data percobaan tersebut adalah opsi (C).
Selanjutnya kita bandingkan antara nilai [A] terhadap waktu atau kecepatan. Bila kita
bandingkan dengan waktu maka berbanding terbalik. Sedangkan bila kita bandingkan dengan
kecepatan maka berbanding lurus.
v = k [A]2 [B]m
v ~ [A]2
Jadi, grafik yang menunjukkan orde reaksi dari A adalah opsi (C).
Nah, untuk menjawab soal di atas, yang perlu diamati adalah variabel bebas dan variabel
terkontrol.
Variabel bebas yang diinginkan adalah luas permukaan sedangkan variabel kontrolnya adalah
konsentrasi H2SO4. Artinya, kita harus menentukan 2 dari 4 gelas di atas yang mempunyai
luas permukaan berbeda tetapi [H2SO4] tetap.
Ternyata pasangan 1-2 dan 2-4 mempunyai luas permukaan berbeda (bentuk lempeng dan
potongan kecil-kecil) serta [H2SO4] yang sama, yaitu 1 M.
Bedanya, pasangan 1-2 suhunya sama sehingga luas permukaan benar-benar merupakan
faktor penentu waktu reaksi. Sedangkan pasangan 2-4 suhunya berbeda. Sehingga luas
permukaan tidak bisa dikatakan secara pasti sebagai penentu laju reaksi.
Jadi, pasangan gambar yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah nomor 1 dan 2 (A).
Jadi, sifat koligatif larutan yang paling tepat berhubungan dengan fenomena wacana di atas
adalah penurunan titik beku (C).
Reaksi eksoterm: Jika suhu sistem dinaikkan maka reaksi akan bergeser ke kiri
sehingga harga Kp turun.
Reaksi endoterm: Jika suhu sistem dinaikkan maka reaksi akan bergeser ke kanan
sehingga harga Kp naik.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa:
reaksi pembentukan NO2 adalah reaksi eksoterm
saat suhu dinaikkan reaksi bergeser ke kiri sehingga konsentrasi produk (NO2)
berkurang
Jadi, pernyataan yang tepat mengenai hal tersebut adalah opsi (A).
Larutan isotonik adalah larutan yang mempunyai tekanan osmotik yang sama. Karena larutan
NaCl isotonik dengan cairan dalam darah maka:
Pada reaksi di atas, unsur klor mengalami penurunan bilangan oksidasi sehingga senyawa
NaClO mengalami reduksi atau bertindak sebagai oksidator.
Jadi, sifat kimia senyawa yang terdapat dalam pemutih adalah oksidator (D).
Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Reaksi Reduksi dan Oksidasi.
Sedangkan reaksi di katoda bergantung pada kation larutan, yaitu Cu2+. Kation ini akan
mengalami reduksi di katoda.
Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Elektrolisis dan Hukum Faraday
Dengan demikian,
anoda : Mg
katoda : Sn
arah elektron : dari anoda ke katoda
Jadi, gambar sel volta yang benar adalah (A/E).
Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Reaksi Redoks dan Elektrokimia
Jadi, gambar yang tepat untuk peristiwa elektrolisis tersebut adalah opsi (B).
Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Elektrolisis dan Hukum Faraday
Diketahui:
Mr = 60
gr = 11,7 g
p = 1 L = 1000 g
∆Tf = 0 – (–0,367) = 0,367
Data-data NaCl
Mr = 58,5
gr = 11,7 g
p = 1 L = 1000 g
∆Tf = 0 – (–0,744) = 0,744
α = 1 sehingga i = 2 (jumlah partikel NaCl)
Nah, sekarang kita tentukan tetapan penurunan titik beku molal urea.
Sedangkan tetapan penurunan titik beku molal NaCl adalah:
Jadi, besar tetapan penurunan titik beku molal dari kedua percobaan, sesuai opsi jawaban
yang ada adalah 1,86 ℃/m (D).
Larutan urea adalah larutan nonelektrolit sehingga tidak mengalami ionisasi, hanya
membentuk molekul CO(NH2)2 [hanya terdapat 1 partikel]
Larutan NaCl adalah larutan elektrolit sehingga mengalami ionisasi membentuk
Na+ dan Cl− [terbentuk 2 partikel]
Jadi, penyebab titik beku urea dan NaCl berbeda adalah karena keduanya menghasilkan
jumlah partikel yang tidak sama banyak (C).
Energi tersebut adalah energi penguraian 1 mol NH3. Sedangkan pada soal, tersedia 1,7 gram
NH3 (Mr = 17). Oleh karena itu, kita cari mol NH3 dulu.
Dengan demikian, kalor yang diperlukan pada penguraian 1,7 gram NH3 adalah:
Jadi, kalor yang diperlukan untuk menguraikan gas amoniak tersebut adalah 4,45 kJ (A).
Au3+ + 3e → Au
Diketahui:
n=3
i∙t = 0,015 F
= 0,015 × 96500
Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Elektrolisis dan Hukum Faraday
mol Na2S2O3 = MV
= 0,1 × 15 mmol
= 1,5 mmol
Yang menjadi jembatan penghubung reaksi (1) dan (2) adalah I2. Koefisien I2 pada kedua
reaksi adalah sama, yaitu 1. Sedangkan koefisien NaClO juga 1. Sehingga kita dapat
menentukan mol NaClO berdasarkan perbandingan koefisien.
gr NaClO = mol × Mr
= 0,75 mmol × 74,5 g/mol
= 55,875 mg
= 0,055875 g
m NaClO = ρV
= 1 gr/mL × 20 mL
= 20 gr
Tabung (1): paku berkarat karena terdapat udara (O2) dan air.
Tabung (2): paku tidak berkarat karena tabung tertutup dan berisi air penuh (tidak
terdapat udara), apalagi air yang digunakan adalah air yang sudah dididihkan sehingga
kehilangan oksigen terlarut.
Tabung (3): paku tidak berkarat karena dalam tabung hanya terdapat udara kering
tanpa air, kandungan air sudah diserap oleh CaCl2.
Tabung (4): paku tidak berkarat karena berada dalam media minyak sehingga bebas
dari air.
Tabung (5): paku berkarat karena dihubungkan dengan logam Sn yang potensial
reduksi lebih besar atau letaknya lebih kanan dalam deret Volta.
Tabung (6): paku tidak berkarat dihubungkan dengan logam Cr yang potensial reduksi
lebih kecil atau letaknya lebih kiri dalam deret Volta.
Deret Volta:
Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Reaksi Redoks dan Elektrokimia
1. Bukan isomer, hanya beda gambar saja. Rantai panjang yang pertama digambar lurus,
sedangkan yang kedua digambar berbelok sehingga namanya tetap sama.[salah]
2. Isomer posisi, beda letak ikatan rangkap. Nama yang pertama 3-metil-1-butena, yang
kedua 2-metil-2-butena. [benar]
3. Isomer fungsi, beda gugus fungsi. Nama yang pertama propanon (golongan alkanon),
yang kedua propanal (golongan aldehid). [benar]
4. Bukan isomer. Yang pertama golongan asam karboksilat dengan nama asam 2-
metilbutanoat sedangkan yang kedua golongan alkohol dengan nama 3-metilbutanol.
Asam karboksilat dan alkohol tidak berisomer fungsi. [salah]
Jadi, pasangan senyawa karbon yang benar adalah nomor 2 dan 3 (C).
Aldehid dapat direduksi menjadi alkohol primer sedangkan keton dapat direduksi
menjadi alkohol sekunder. Semua alkohol dapat bereaksi dengan logam natrium menjadi
natrium alkoholat. [opsi A salah]
Aldehid dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat sedangkan keton tidak dapat
dioksidasi. [opsi B salah, opsi D benar]
Aldehid dapat diidentifikasi dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah
bata dan dengan pereaksi Tollens menghasilkan endapan cermin perak. Sedangkan keton
tidak bereaksi dengan pereaksi Fehling maupun Tollens. [opsi C benar]
Jadi, perbedaan sifat kimia senyawa (1) dan senyawa (2) yang tepat adalah opsi (C/D).
Polimer Monomer
Bakelit - fenol
- metanal
Poliester - asam tereftalat
(dakron) - etanadiol
Poliamida - asam adipat (heksanadiol diklorida)
(nilon 66) - 1,6-diaminoheksana
Perspex metilmetaklirat
Polistirena vinil etena
Jadi, polimer yang terbentuk dari 2 jenis monomer tersebut adalah nilon 66 (C).
gr H2O = mol × Mr
= 0,15 × 18
= 2,7
Jadi, untuk menentukan kadar gula dalam tubuh pasien digunakan pereaksi Fehling (A).
Opsi jawaban yang mempunyai rumus struktur komponen biodiesel adalah opsi C, D, dan E.
“Solar merupakan bahan bakar yang berasal dari pengolahan minyak bumi yang
kandungannya terdiri atas senyawa-senyawa alkana rantai panjang C16– C20.”
Sehingga solar merupakan senyawa normal alkana dengan jumlah atom C antara 16 – 20.
Jadi, pasangan yang menunjukkan rumus struktur komponen utama biodiesel dan solar adalah
opsi (D).
Hidroksidanya bersifat basa lemah: hidroksida yang bersifat basa lemah adalah
Mg(OH)2
Dapat bereaksi dengan air panas: unsur pembentuk basa yang bereaksi dengan air
panas adalah basa lemah, yaitu Mg.
Merupakan reduktor kuat: golongan alkali dan alkali tanah merupakan reduktor kuat.
Mg termasuk golongan alkali tanah.
Senyawanya digunakan sebagai obat maag; senyawa obat maag di antaranya adalah
Mg(OH)2, dan MgCO3
Jadi, unsur yang memiliki sifat tersebut adalah Mg atau magnesium (B).
Bagian ekor bersifat hidrofobik (tidak suka air), bagian ini akan menyerap minyak
yang menempel pada tangan atau pakaian. Molekul minyak yang terserap tersebut kemudian
membentuk misel.
Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air), bagian ini akan menyerap air dan misel
(kotoran/minyak yang sudah tersuspensi dengan air), sehingga ketika dibilas air, kotoran
tangan/pakaian akan terbawa air.
Jadi, prinsip kerja sabun saat digunakan adalah opsi (C).
Reaksi substitusi: reaksi pertukaran atom/gugus atom. Contoh reaksi II, gugus OH
bertukar dengan atom Cl.
Reaksi adisi: reaksi pemutusan ikatan rangkap (ruas kiri rangkap, ruas kanan tunggal).
Contoh reaksi I.
Reaksi eliminasi: reaksi pembentukan ikatan rangkap (ruas kiri tunggal, ruas kanan
rangkap). Contoh reaksi III.
Jadi, jenis reaksi senyawa karbon di atas berturut-turut adalah adisi, substitusi, eliminasi (C).