Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN KMB

NY. S DENGAN STROKE NON HEMORAGIK


DI BANGSAL ROSELA RSSP KAB. SRAGEN

Disusun Oleh :
Fajar Tri Wibowo
J.230.195.100

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
LAPORAN KASUS KELOLAAN
STASE KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH
TAHAP PROFESI NERS PRODI KEPERAWATAN FIK UMS

PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
1. Klien
Nama : NY. S
Umur : 64 Th
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku : Jawa
Alamat : Mlangse 001, Suwatu, Tanon, Sragen
Dirawat diruang : Bangsal Rosela
Sumber informasi : Keluarga
Tanggal pengkajian : 03 Desember 2019, 20.22 WIB
Tanggal masuk RS : 03 Desember 2019, 09.02 WIB
No. CM : 5807xx
Diagnosa medis : Stroke non hemoragik, Hipertensi grade I
2. Penanggung Jawab
Nama : Budiyo Santoso
Umur : 39 Th
Alamat : Pohireng RT 9/8, Guwurejo, Karangmalang, Sragen
Hub dengan klien : Anak

B. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan utama saat masuk RS
Pasien mengatakan kelemahan anggota gerak bagian kanan.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pada hari Jum’at 29/11 siang pasien bangun tidur merasa lemas seluruh badan.
Pada hari Sabtu 30/11 pasien diantar anaknya ke Puskesmas hanya diberi obat
Piroxicam, keluarga mengatakan tidak ada perubahan.
Pada hari Minggu 01/12 pasien periksa ke klinik dr. Didik Haryanto, Plosorejo.
Lampiran surat rujukan tertulis diagnosa Hemiparesis dextra susp. CVA Infark,
tekanan darah 140/90 mmHg.
Pada hari Selasa 03/12 pagi pasien dibawa ke IGD RSUD Soehadi Prijonegoro
Sragen, dengan keluhan utama kelemahan anggota gerak kanan dengan diagnosa
medis Stroke Infark dan Hipertensi. Jam 20.00 pasien menjalani Rawat Inap Bangsal
Rosela kelas III sampai pengkajian saat ini.

3. Riwayat penyakit dahulu


Pasien mengatakan ada riwayat tekanan darah tinggi, tertinggi pernah sampai 150
mmHg (Hipertensi derajat 1).

C. PENGKAJIAN SAAT INI


1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan :
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Pasien mengatakan pada hari jum’at ketika merasa lemas, menghubungi anaknya
menyampaikan kondisi kesehatannya pada saat itu dan minta untuk diperiksakan.
Pasien mengatakan jika merasa sakit segera memeriksakan ke klinik atau
puskesmas terdekat.

2. Pola nutrisi/metabolic :
Program diit RS : Rendah Garam 1700 kkal.
Intake makan Sebelum masuk RS Setelah masuk RS
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Berapa kali 3-4 x dalam sehari 3x dalam sehari
Jumlah makanan 1 porsi habis 1 porsi habis
Makanan selingan Cemilan Buah
Kebiasaan makan Pagi, siang, malam hari Pagi, siang, malam hari
Makanan yang disukai Semua makanan Semua makanan
Makanan yang tidak Makanan yang terlalu asin Makanan yang terlalu asin
disukai

Intake minum Sebelum masuk RS Selama di RS


Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Berapa kali 5-7 gelas / hari 4-5 gelas / hari
Jumlah minuman ±1440cc ±1200cc
Minuman selingan Teh Susu
Kebiasaan minum Minum apabila haus Sedikit tetapi sering
Minuman yang disukai Air mineral dan teh anget Air mineral
Minuman yang tidak Tidak ada Tidak ada
disukai

3. Pola Eliminasi
a. Buang Air Besar
Sebelum masuk RS Selama di RS
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Berapa kali 1x / hari Belum BAB
Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
Konsistensi Lunak Tidak terkaji
Warna Kuning Tidak terkaji
Menggunakan alat bantu Tidak menggunakan Pispot
b. Buang Air Kecil
Sebelum masuk RS Selama di RS
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Berapa kali 5-6 kali dalam sehari 6-7 kali dalam sehari
Jumlah ±1000 ±1200
Konsistensi Cair dan jernih Cair dan jernih
Warna Kuning Kuning
Menggunakan alat bantu Tidak menggunakan Pispot

4. Pola aktivitas dan latihan


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
KETERANGAN :
1 : Alat Bantu 3 : Dibantu orang lain dan alat
2 : Dibantu Orang lain 4 : Tergantung total
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

5. Pola tidur dan istirahat


Sebelum masuk RS Selama di RS
Lama tidur 6-7 Jam 3-4 jam
Gangguan Tidur Tidak mengalami Bangun berkemih
Perasaan saat bangun Segar dan fresh Segar dan fresh
tidur

6. Pola Perceptual
a. Penglihatan :
Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam penglihatan dan masih
dapat melihat jelas dalam jarak 5-7 meter.
Pasien mengatakan memakai kaca mata untuk membaca/ngaji.
b. Pendengaran :
Pasien tidak mengalami gangguan pendengaran,ditandai dengan pasien masih
dapat merespon pertanyaan dan menjawab dengan baik.

c. Pengecapan :
Pasien tidak mengalami gangguan indra pengecapan, ditandai dengan pasien
masih mampu menyebutkan rasa dari makanan yang dimakannya

d. Penciuman :
Pasien tidak mengalami gangguan indra penciuman, ditandai dengan klien
mampu membau aroma minyak kayu putih pada saat diberikan oleh perawat

e. Sensasi :
Pasien tidak mengalami gangguan sensasi, ditandai dengan klien masih mampu
merasakan dan membedakan benda tajam dan benda tumpul pada sat pengetesan
oleh perawat

7. Pola Seksualitas dan reproduksi


Fertilitas : pasien mempunyai 3 anak.
Libido : tidak terkaji
Menstruasi : menopause
Kontrasepsi : tidak KB.
8. Skala Resiko Jatuh (Morse Fall Scale)

No Pengkajian Skala Nilai Keterangan


1 Riwayat jatuh : apakah lansia Tidak 0 0 -
pernah jatuh dalam 3 bulan
Ya 25
terakhir.
2 Diagnosa sekunder : Apakah Tidak 0 15 SNH
Lansia memiliki lebih dari Hipertensi
satu penyakit. Ya 15
3 Alat Bantu jalan : 0 0 Dibantu
· Bedrest / dibantu perawat perawat

· Kruk / tongkat / walker. 15


30
· Berpegangan pada benda –
benda sekitar.
(Kursi, lemari, meja).

4 Teraphy intravena : Apakah Tidak 0 20 IV line di


saat ini lansia terpasang tangan kiri
Ya 20
infus.
5 Gaya Berjalan / cara 0 0 immobile
Berpindah:
· Normal / Besrest / immobile
(tidak dapat bergerak sendiri)
· Lemah tidak bertenaga. 10
20
· Gangguan atau tidak normal
(pincang atau diseret).
6 Status mental: 0 0 -
· Lansia menyadari kondisi
dirinya.
· Lansia mengalami 15
keterbatasan daya ingat.

Total Nilai 35 Resiko Rendah


D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Sedang
Saat pengkajian
TD : 140/80 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 26 x/menit
Suhu : 36,4 oC
Keluhan : Pasien mengatakan tangan dan kaki kanan tidak bisa digerakkan.

2. Kesadaran :
Compos mentis (Sadar penuh) GCS : E4 V5 M6

3. Keseimbangan :
Tidak mampu berdiri tegak dalam waktu lama, ada gangguan nervus
Vestibulocochlear (nervus VIII).

4. Kepala :
Bentuk kepala mesochepal, rambut panjang dan bersih,tidak ada deformitas,
ukuran pupil 2mm/2mm, bereaksi terhadap cahaya, simetris antara kanan dan
kiri, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak ada perdarahan, pasien
tidak memakai alat bantu penglihatan pada saat pengkajian.

5. Mata :
Penglihatan tidak kabur, tidak ada gangguan nervus optikus (nervus II),
Tidak ada gangguan dalam mengangkat bola mata (nervus III),
Dapat memutar bola mata (nervus IV),
Mampu menggerakkan bola mata kelateral (nervus VI).

6. Hidung :
Penciuman peka terhadap bau, tidak ada gangguan nervus olfaktorius (nervus I).
7. Mulut :
Mampu memakan hingga tuntas, tidak ada gangguan kerusakan nervus vagus
(nervus X), lidah mampu digerakkan (nervus XII).
Tidak mengalami kesulitan dalam mengunyah (nervus V) dan menelan (nervus
IX),

8. Wajah :
Pergerakan ekspresi wajah tampak, tidak ada gangguan nervus facialis (nervus
VII).

9. Leher :
Tidak ada peningkatan JVP, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid
Tidak mengalami kesulitan menggerakkan leher dan bahu (nervus XI).

10. Thorax
a. Paru-paru
I:
Pengembangan paru bagian kanan dan kiri terlihat seimbang
Tidak terlihat adanya penggunaan otot bantu pernafasan
Tidak ada deformitas atau bekas luka
P:
Inspirasi dan ekspirasi dada teraba seimbang
Fremitus vocal kanan dan kiri simetris
P:
Tidak ada pelebaran batas pengembangan paru
Batas paru tidak mengalami perubahan
A:
Bunyi nafas vesikuler
b. Jantung
I:
Ictus cordis tidak terlihat
Bentuk dada simetris & tidak terdapat deformitas
P:
Iktus cordis teraba
Tidak ditemukan pembesaran jantung
P:
Batas kiri jantung atas : ICS II kiri di linea parastrenalis kiri
Batas bawah :I CS V kiri agak ke medial linea midclavikula kiri (tempat iktus)
Batas bawah kanan jantung : di sekitar interkosta III – IV kanan di linea
parastrenalis kanan.
Batas atas jantung : ruang interkosta II kanan linea parastrenalis
A:
S1 & S2 terdengar lub-dup normal
Tidak ditemukan bunyi atau suara jantung tambahan

c. Abdomen
I:
Tidak ada kelainan bentuk, perut nampak datar, tidak ada bekas luka, tidak ada
asites
A:
Bising usus terdengar 12 x/menit
P:
Terdengar suara tympani saat perkusi pada area lobus kanan atas dan kiri atas
Tidak terdengar bunyi suara dullness saat perkusi pada lobus kiri bawah dan
kanan bawah
P:
Tidak ada nyeri tekan maupun nyeri lepas, tidak ada pembesaran hepar dan
limpa

11. Inguinal :
Tidak ditemukan adanya penonjolan, lesi, pembengkakan maupun nyeri tekan
12. Genetalia dan Perianal :

Tidak terdapat kelainan dan tidak terpasang kateter

13. Ekstremitas : Tangan kiri terpasang IV line


Kekuatan Otot : Klien dapat mengubah posisi dengan bantuan, klien dapat
beraktivitas ditempat tidur dengan bantuan dari orang lain
25
15
Keterangan :
Skala Persentase kekuatan Karakteristik
normal (%)
0 0 Paralisis sempurna
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi
atau dilihat
2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan
topangan
3 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi
4 75 Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan
melawan tahanan minimal
5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal
melawan gravitasi dan tahanan penuh
Masalah Keperawatan : Hambatan Mobilitas Fisik
Reflek : normal dan baik
Udema : tidak ada oedem
Kulit : sawo matang
Turgor : sedikit kering

E. PROGRAM TERAPI
Nama Obat Dosis Rute Indikasi Kontra Indikasi
Ringer 20 Infuse Pengganti cairan Alergi terhadap
Laktat tetes/menit IV elektrolit sodium laktat
Line
Citicoline 500 mg/ 12 IV Mempercepat masa Hipersensitif terhadap
jam pemulihan akibat stroke. citicoline
Mecobalamin 500 mcg/ IV Vitamin B12 Pasien yang
12 jam pembentukan sel darah hipersensitif terhadap
merah, metabolisme sel mecobalamin
tubuh, sel saraf.

Amlodipin 1 x 5 mg Oral Menurunkan Hipertensi, Syok kardiogenik,


profilaksis angina angina tidak stabil,
stenosis aorta yang
signifikan, menyusui.
Clopidogrel 1 x 75 mg Oral Menurunkan kejadian Hipersensitivitas,
aterosklerosis (infark perdarahan aktif atau
miokardia, stroke, dan perdarahan
kematian vaskuler) intrakranial,
menyusui.
Glauseta 2 x 250 mg Oral Penurunan tekanan Hipokalemia,
intraokuler hiponatremia,
gangguan fungsi
ginjal, hipersensitifitas
terhadap sulfonamid.
Simvastatin 1 x 20 mg Oral Hiperkoesterolemia Pasien dengan
primer (hiperlipidemia penyakit hati yang
tipe ila). aktif dan pada
kehamilan, menyusui.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hari/ tanggal : Selasa/ 03 Desember 2019

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan Metode Interpretasi


HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 11,5 g/dl 11,5-16,5 Normal
Hematokrit 38,2 % 37,7-53,7 Normal
Eritrosit 5,05 Juta/ul 4,04-6,13 Normal
Index Eritrosit
MCV 75,6 fL 80-97 Rendah
MCH 22,8 pg 27-31,2 Rendah
MCHC 30,1 % 31,8-35,4 Rendah
Lekosit 5,90 ribu/uL 4,5-11,5 Normal
Trombosit 355 ribu/uL 150-450 Normal
RDW-CV 14,5 % 11,5-14,5 Normal
MPV 8,6 fL 0-99,9 Normal
Hitung Jenis
Neutrofil 60,9 % 37-80 Normal
MXD 7,5 % 4-18 Normal
Limfosit 31,6 % 19-48 Normal
Gol. Darah (A B O)
Golongan Darah O
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah
Glukosa darah sewaktu 87 mg/dL < 200 Normal
Fungsi Ginjal
Ureum 20,1 mg/dL 10-50 Normal
Kreatinin 0,53 mg/dL 0,60-0,90 Rendah

2. Hari/ tanggal : Rabu/ 04 Desember 2019


Foto Head MSCT (Multislice Computed Tomography)
Hasil :
- Tampak lesi hipodens (HU : +18) di lobus periventrikel sinistra, bentuk amorf,
batas tegas.
- Sistema ventrikel dextra dan sisterna ambien melebar.
Kesan :
Infark cerebri di lobus periventrikel sinistra dengan tanda-tanda hydrocephalus
obstruktivus.

3. Hari/ tanggal : Kamis/ 05 Desember 2019


Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan Metode Interpretasi
KIMIA KLINIK
Lemak
Cholesterol total 188 mg/dL < 220 Normal
Cholesterol HDL 40 mg/dL 45-65 Rendah
Cholesterol LDL 126 mg/dL 63-167 Normal
Trigliserida 62 mg/dL < 150 Normal
Fungsi Ginjal
Asam Urat 3,8 mg/dL 2,5-5,7 Normal
ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem


1 DS: Hemiparesis, Hambatan
1. Pasien mengatakan tangan dan kaki kanan kelemahan Mobilitas
tidak bisa digerakkan. neuromuskular Fisik
2. Pasien mengatakan tidak bisa berjalan. pada
ekstremitas
DO:
1. Pasien tampak lemah ekstremitas kanan.
2. Hasil Pemeriksaan CT-scan :
Infark cerebri di lobus periventrikel
sinistra dengan tanda-tanda hydrocephalus
obstruktivus.
3. Pasien tingkat kesadaran compos mentis,
KU : sedang, E4V5M6
4. Pasien tidak bisa berdiri dalam waktu lama.
Adanya gangguan keseimbangan Nervus
VIII (Vestibulochloclear)
5. Tanda-tanda vital :
TD : 140/80 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 26 x/menit
Suhu : 36,4 oC
6. Pengkajian Derajat kekuatan otot dalam
skala 0-5 :
25
15
Interpretasi :
a. Ekstremitas kanan :
Gerakan otot tangan skala 2. Gerakan
otot penuh melawan gravitasi dengan
topangan.
Gerakan otot kaki skala 1. Gerakan otot
penuh melawan gravitasi dengan
topangan.
b. Ekstremitas kiri :
Gerakan otot tangan dan kaki skala 5.
Kekuatan normal, gerakan penuh yang
normal melawan gravitasi dan tahanan
penuh.
2 DS: Gangguan Defisit
1. Pasien mengatakan ketika makan masih Neuromuskuler Perawatan
disuapi. Diri :mandi,
2. Keluarga mengatakan pasien tidak bisa berpakaian,
berjalan BAB/BAK ke toilet. makan,
3. Keluarga mengatakan aktivitas sehari-hari eliminasi
pasien harus dibantu.

DO:
1. Pasien dibantu keluarga untuk duduk.
2. Pasien tingkat kesadaran compos mentis,
KU : sedang, E4V5M6
3. Diagnosa medis :
I. Diagnosa klinis : Hemiparesis dextra
Diagnosa topis : Hemisfer serebri
sinistra
Diagnosa etiologis : Stroke Non
Hemoragik
II. Hipertensi grade I
4. Tanda-tanda vital :
TD : 140/80 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 26 x/menit
Suhu : 36,4 oC
5. Pengkajian kemampuan perawatan diri
dalam skala 0-4 :
a. Makan/minum : skala 2, dibantu orang
lain.
b. Mandi : skala 4, tergantung total.
c. Toileting : skala 3, dibantu orang lain
dengan alat.
d. Berpakaian : skala 2, dibantu orang
lain.
e. Mobilitas di tempat tidur : skala 2,
dibantu orang lain.
f. Berpindah : skala 4, tergantung total.
g. Ambulasi/ROM : skala 2, dibantu
orang lain.

Diagnosa Keperawatan :
1. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Hemiparesis, kelemahan
neuromuskular pada ekstremitas.
2. Defisit Perawatan Diri : mandi, berpakaian, makan, eliminasi berhubungan dengan
gangguan neuromuskuler.
INTERVENSI

No. Dx. Tujuan Perencanaan Rasional


Keperawatan
1. Hambatan Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan 1. Untuk
Mobilitas Fisik tindakan secara fungsional mengidentifikasikan
berhubungan keperawatan selama dengan cara yang kelemahan dan
dengan 3 x 24 jam teratur dapat memberikan
Hemiparesis, mobilitas fisik klasifikasikan informasi mengenai
kelemahan teratasi, Kriteria melalui skala 0-5. pemulihan.
neuromuskular hasil : klien dapat 2. Ubah posisi setiap 2. Menurunkan
pada ekstremitas. mempertahankan 2 jam dan terjadinya terauma
atau meningkatkan sebagainya jika atau iskemia
kekuatan dan memungkinkan jaringan.
fungsi bagian tubuh bisa lebih sering. 3. Meminimalkan
yang terkena atau 3. Lakukan gerakan atropi otot,
kompensasi. ROM aktif dan meningkatkan
pasif pada semua sirkulasi dan
ekstremitas. mencegah
4. Bantu terjadinya
mengembangkan kontraktur.
keseimbangan 4. Membantu melatih
duduk seperti kembali
meninggikan saraf,meningkatkan
bagian kepala respon proprioseptik
tempat tidur, dan motorik.
bantu untuk 5. Program yang
duduk di sisi khusus dapat di
tempat tidur. kembangkan untuk
5. Konsultasi dengan menemukan
ahli fisiotrapi. kebutuhan klien.
2. Defisit Perawatan Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan 1. Membantu dalam
Diri : mandi, tindakan dan tingkat mengantisipasi dan
berpakaian, keperawatan selama penurunan dalam merencanakan
makan, eliminasi 3 x 24 jam terjadi skala 0 – 4 untuk pertemuan
berhubungan perilaku melakukan ADL. kebutuhan individu.
dengan gangguan peningkatan 2. Hindari apa yang 2. Klien dalam
neuromuskuler. perawatan diri. tidak dapat keadaan cemas dan
Kriteria hasil : klien dilakukan oleh tergantung hal ini
menunjukan klien dan bantu dilakukan untuk
perubahan gaya bila perlu. mencegah frustasi
hidup untuk 3. Menyadarkan dan harga diri klien.
kebutuhan merawat tingkah laku atau 3. Klien memerlukan
diri, klien mampu sugesti tindakan empati, tetapi perlu
melakukan aktivitas pada mengetahui
perawatan diri perlindungan perawatan yang
sesuai dengan kelemahan. konsisten dalam
tingkat kemampuan, Pertahankan menangani klien,
mengidentifikasikan dukungan pola sekaligus
personal keluarga pikir dan izinkan meningkatkan harga
yang dapat klien melakukan diri klien,
membantu. tugas, beri umpan memandirikan klien,
balik yang positif dan menganjurkan
untuk usahanya. klien untuk terus
4. Rencanakan mencoba.
tindakan untuk 4. Klien mampu
defisit melihat dan
pengelihatan, memakan makanan,
seperti tempatkan akan mampu
makanan dan melihat kelaur
peralatan dalam masuk orang ke
suatu tempat, ruangan.
dekatkan tempat
tidur ke dinding.
IMPLEMENTASI

No.Dx Hari/Tanggal/Jam Tindakan Respon TTD


1,2 03/12/19 Memberikan program DS: Keluarga pasien Fajar
20.30 terapi obat atas advis mengatakan terimakasih.
dokter DO:
Pemberian terapi via IV
line injeksi :
1. Inj. Citicoline 500 mg/
12 jam
2. Inj. Mecobalamin 500
mcg/ 12 jam
3. Inf. Ringer Laktat 20
tpm.
Obat oral pagi :
1. Amlodipin 5 mg/ 24
jam
2. Clopidogrel 75 mg/ 24
jam
3. Glauseta 250 mg/ 12
jam

1 21.00 Mengkaji kemampuan DS: Fajar


secara fungsional dan 1. Keluarga mengatakan
meninggikan bagian pasien bisa untuk alih
kepala tempat tidur. baring kanan-kiri.
2. Keluarga mengatakan
pasien makan dengan
berbaring dan masih
disuapi.
DO:
1. Pasien tampak
kelemahan ekstremitas
kanan.
2. Derajat kekuatan otot Fajar
dalam skala 0-5 :
25
25

1 04/12/19 Melakukan pengukuran DS: Keluarga mengatakan


06.00 tanda-tanda vital pasien. tekanan darahnya kemarin Fajar
140 mmHg.
DO:
Diagnosa medis
menyebutkan Hipertensi
grade I
TD: 160/90 mmHg
N: 89 x/m
S: 36,6 oC
RR: 22x/m

2 07.30 Menjelaskan DS: keluarga mengatakan


pencegahan jatuh pasien belum berani turun
kepada keluarga: dari tempat tidur.
Hindari apa yang tidak DO:
dapat dilakukan oleh 1. Keluarga pasien
klien dan bantu bila tampak membantu
perlu. kegiatan sehari-hari.
2. Pasien tampak duduk
dibantu keluarga.

1,2 05/12/19 Memberikan program DS: Keluarga pasien Fajar


08.30 terapi obat atas advis mengatakan terimakasih
dokter DO:
Pemberian terapi via IV
line injeksi :
1. Inj. Citicoline 500 mg/
12 jam
2. Inj. Mecobalamin 500
mcg/ 12 jam
3. Inf. Ringer Laktat 20
tpm.

1 11.00 Memberikan latihan DS: Pasien mengatakan Fajar


ROM Aktif & Pasif. tangan kanannya saat
molet bangun tidur bisa
bergerak.
DO:
1. Derajat kekuatan otot
dalam skala 0-5 :
35
25
2. Ekstremitas kiri
mandiri dapat
melakukan ROM aktif.
3. Pasien berusaha
mengikuti latihan
ROM pasif dengan
kemampuan ototnya.

2 13.00 Mengkaji ADLs yang DS: Fajar


sudah bisa dilakukan. 1. Keluarga mengatakan
pasien berusaha
mengenakan pakaian
dibantu keluarga.
2. Keluarga mengatakan
pasien sesekali makan
dengan menggunakan
tangan kiri.
3. Keluarga mengatakan
pasien BAK dengan
dibantu dengan pispot.
DO: Pasien tampak
duduk.

2 14.00 Menyadarkan pasien DS: Keluarga mengatakan Fajar


tingkah laku pasien menginginkan
meningkatkan dan keluarga bisa melatih
mempertahankan ADLs. beraktivitas.
DO:
1. Kemampuan
perawatan diri dalam
skala 0-4 :
a. Makan/minum :
skala 2, dibantu
orang lain.
b. Mandi : skala 4,
tergantung total.
c. Toileting : skala 3,
dibantu orang lain
dengan alat.
d. Berpakaian : skala
2, dibantu orang
lain.
e. Mobilitas di tempat
tidur : skala 2,
dibantu orang lain.
f. Berpindah : skala 4,
tergantung total.
g. Ambulasi/ROM :
skala 2, dibantu
orang lain.
1,2 06/12/19 Memberikan program DS: Keluarga pasien Fajar
08.00 terapi obat atas advis mengatakan terimakasih
dokter DO:
Pemberian terapi via IV
line injeksi :
1. Inj. Citicoline 500 mg/
12 jam
2. Inj. Mecobalamin 500
mcg/ 12 jam
3. Inf. Ringer Laktat 20
tpm.

1 10.30 Memberikan latihan DS: Pasien mengatakan Fajar


Relaksasi otot progresif kaki kanannya dapat gerak
tetapi masih berat.
DO:
1. Derajat kekuatan otot
dalam skala 0-5 :
35
35
2. Pasien dalam latihan
dapat berdiri, dan
duduk di sisi tempat
tidur.
3. Program fisioterapi
/hari sangat
dibutuhkan.

1,2 13.00 Mengkaji kemampuan DS : Fajar


fungsional dan ADLs Keluarga mengatakan
yang sudah bisa pasien ada perkembangan
dilakukan. selama dirawat.
DO :
Kemampuan perawatan
diri dalam skala 0-4 :
a. Makan/minum : skala
2, dibantu orang lain.
b. Mandi : skala 3,
dibantu orang lain dan
alat.
c. Toileting : skala 2,
dibantu orang lain.
d. Berpakaian : skala 2,
dibantu orang lain.
e. Mobilitas di tempat
tidur : skala 1, Alat
bantu.
f. Berpindah : skala 3,
dibantu orang lain dan
alat..
g. Ambulasi/ROM : skala
2, dibantu orang lain.

2 13.00 Menjelaskan keluarga DS: Keluarga mengatakan Fajar


tempatkan makanan dan selama ini semua dibantu,
peralatan dekat pasien latihan agar mandiri.
dan dekatkan tempat DO:
tidur ke dinding. 1. Pasien tampak
kooperatif diberi
perlakuan selama di
rawat.
2. Keluarga mendekatkan
meja tempat makan,
minum dan alat yang
dibutuhkan pasien.
EVALUASI

No.Dx Hari/tanggal/jam Evaluasi TTD


1 04/12/19 S: Fajar
07.45 Keluarga mengatakan pasien mampu alih
baring kanan-kiri.
O:
1. Pasien melakukan aktivitasnya ditempat
tidur.
2. Derajat kekuatan otot dalam skala 0-5 :
25
25
3. TTV
TD: 160/90 mmHg
N: 89 x/m
S: 36,6 oC
RR: 22x/m
A:
Masalah hambatan mobilitas fisik belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi :
1. Berikan latihan ROM Pasif.
2. Ajarkan keluarga terapi relaksasi otot
progresif.
3. Observasi Keadaan umum dan TTV.

2 S: Fajar
Keluarga mengatakan pasien makan dengan
berbaring dan disuapi.
O:
1. Pasien makan habis 1 porsi makan diit RS.
2. Pasien melakukan BAK Pispot dengan
bantuan.
3. Kemampuan perawatan diri dalam skala 0-
4:
a. Makan/minum : skala 2, dibantu orang
lain.
b. Mandi : skala 4, tergantung total.
c. Toileting : skala 2, dibantu orang lain.
d. Berpakaian : skala 2, dibantu orang
lain.
e. Mobilitas di tempat tidur : skala 2,
dibantu orang lain.
f. Berpindah : skala 4, tergantung total.
g. Ambulasi/ROM : skala 2, dibantu
orang lain.
A:
Masalah Defisit perawatan diri belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi :
1. Kaji ADLs yang sudah bisa dilakukan.
2. Edukasi keluarga meningkatkan dan
mempertahankan ADLs.
3. Kolaborasikan pemberian obat parenteral
dan oral.

1 05/12/19 S: Fajar
14.30 Keluarga mengatakan pasien sudah bisa
duduk dan menggerakkan ekstremitas kanan
dengan tangan kirinya.
O:
1. Pasien tampak beraktivitas menyesuaikan
kemampuan ototnya.
2. Derajat kekuatan otot :
35
25
3. TTV
KU sakit sedang
TD: 150/90 mmHg
N: 80 x/m
S: 36,2 oC
RR: 20x/m
A:
Masalah hambatan mobilitas fisik belum
teratasi
P:
1. Berikan terapi aktivitas.
2. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk
promosi latihan fisik.
3. Kolaborasikan pemberian obat parenteral
dan oral.

2 S: Fajar
Keluarga mengatakan pasien mampu jalan
berdiri dan makan/minum dengan dibantu
keluarga.
O:
1. Pasien tampak minum dengan tangan
kanan dengan topangan tangan kiri.
2. Kemampuan perawatan diri dalam skala
0-4 :
a. Makan/minum : skala 2, dibantu orang
lain.
b. Mandi : skala 3, dibantu orang lain
dengan alat.
c. Toileting : skala 2, dibantu orang lain.
d. Berpakaian : skala 2, dibantu orang
lain.
e. Mobilitas di tempat tidur : skala 2,
dibantu orang lain.
f. Berpindah : skala 3, dibantu orang lain
dengan alat.
g. Ambulasi/ROM : skala 2, dibantu
orang lain.
A:
Masalah Defisit perawatan diri belum teratasi
P:
1. Berikan dukungan mempertahankan
kebersihan diri.
2. Edukasi keluarga pencegahan jatuh.
3. Observasi Keadaan umum dan TTV.

1 06/12/19 S:
14.30 Pasien mengatakan kaki kanannya dapat
gerak tetapi masih berat.
O:
1. Derajat kekuatan otot dalam skala 0-5 :
3 5
35
2. Pasien dalam latihan dapat berdiri, dan
duduk di sisi tempat tidur.
A:
Masalah hambatan mobilitas fisik belum
teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi,
Berikan bantuan bila dibutuhkan agar pasien
terbiasa.
2 S:
Keluarga mengatakan selama ini semua
dibantu, menginginkan latihan agar mandiri.
O:
1. Pasien tampak kooperatif diberi perlakuan
selama di rawat.
2. Kemampuan perawatan diri dalam skala
0-4 :
a. Makan/minum : skala 2, dibantu orang
lain.
b. Mandi : skala 3, dibantu orang lain
dan alat.
c. Toileting : skala 2, dibantu orang lain.
d. Berpakaian : skala 2, dibantu orang
lain.
e. Mobilitas di tempat tidur : skala 1,
Alat bantu.
f. Berpindah : skala 3, dibantu orang lain
dan alat..
g. Ambulasi/ROM : skala 2, dibantu
orang lain.
A:
Masalah Defisit perawatan diri belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
1. Tingkatkan dan pertahankan perawatan
diri pasien.
2. Pertahankan dukungan pola pikir dan
izinkan klien melakukan tugas, beri
umpan balik yang positif untuk usahanya.

Anda mungkin juga menyukai