Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN KESEHATAN PENYULUHAN

KEMOTERAPI

DI RUANG 9 ONKOLOGI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

2019
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KEMOTERAPI

DI RUANG 9 ONKOLOGI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh :

MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES MALANG

Mengetahui,

Pembimbing Lahan

( )
KEMOTERAPI

Pokok bahasan : Kemoterapi

Sasaran : Keluarga pasien dan pasien.

Hari/ Tanggal : Kamis, 26 September 2019

Tempat : Ruang 9 Onkologi, RS dr. Syaiful Anwar Malang

Waktu : 30 menit

A. Latar Belakang
Kanker dapat menyerang semua lapisan masyarakat tanpa mengenal status sosial,
umur,dan jenis kelamin. Tidak menutup kemungkinan anak - anak, remaj, dan orang
dewasa terkena serangan kanker. Pria dan wanita dapat juga teserang penyakit yang
banyak ditakuti. Kanker diketahui bisa diturunkan dari orang tua kepada anaknya.
Penyakit ini sebenarnya timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal, selain itu pola
makan dan pola hidup yang tidak sehat juga dapat menyebabkan kanker. Wanita lebih
beresiko terkena serangan kanker, terutama pada organ reproduksi seperti rahim,
indung telur, dan vagina (Mardiana, 2004).
Berdasarkan data yang diperoleh dari WHO (2013), angka kejadian kanker
meningkat dari 12,7 juta kasus pada tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus pada tahun
2012. Jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada
tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah
penyakit kardiovaskular. Data Dinas Kesehatan provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012
menunjukkan jumlah insiden kanker yang terjadi pada kanker serviks sebanyak 909
kasus (Dinkes Jateng, 2013).
Terdapat empat macam cara mengobati kanker, yaitu pembedahan, radioterapi,
kemoterapi, dan terapi hormon. Dari keempat cara tersebut, salah satunya adalah
kemoterapi. Kemoterapi merupakan terapi kanker yang melibatkan penggunaan zat
kimia ataupun obat – obatan yang tujuanya untuk membunuh sel – sel kanker (Rozi,
2013). Menurut Lely (2014), mengemukakan kemoterapi memiliki prinsip kerja
menghambat dan mengontrol sel-sel kanker serta meracuni dan membunuh sel-sel
kanker. Pengobatan kemoterapi mampu menjangkau sel – sel kanker yang telah
menyebar ke bagian tubuh pasien. Efek samping kemoterapi bervariasi tergantung
modifikasi obat kemoterapi yang diberikan. Berdasarkan National Cancer Institute, efek
samping yang dapat terjadi akibat kemoterapi menggunakan obat kemoterapi golongan
antrasiklin (adriamisin/doksorubisin), yaitu mual, muntah, diare, stomatitis, alopesia,
rentan terinfeksi, trombositopenia, neuropati, dan malygia (Patridge dkk, 2001).

B. Tujuan Institusional
Meningkatkan derajat kesehatan klien.

C. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan, sasaran mampu memahami tentang kemoterapi yang
biasa dilakukan pada pasien.

D. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit sasaran diharapkan mampu:
1. Menyebutkan pengertian kemoterapi.
2. Menyebutkan tujuan pemberian kemoterapi.
3. Menyebutkan cara kerja kemoterapi.
4. Menyebutkan jenis obat – obatan kemoterapi.
5. Menyebutkan syarat pemberian kemoterapi.
6. Menyebutkan efek samping pemberian kemoterapi.

E. Karateristik Saran
Saran dalam penyuluhan ini adalah keluarga pasien di Ruang 9 Onkologi RS dr. Saiful
Anwar Malang.

F. Strategi Pembelajaran
1. Menjelaskan materi - materi penyuluhan.
2. Menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah pemahaman sasaran.
3. Memberikan kesempatan bertanya pada sasaran.
4. Mengadakan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman.
G. Alokasi Waktu
Pembukaan : 3 menit
Penjelasan/uraian materi : 17 menit
Rangkuman/penutup : 10 menit
Total : 30 menit

H. Kegiatan
Jenis Kegiatan Alat
Waktu Kegiatan Metode Evaluasi
Penyuluhan Peraga
3 menit Pembukaan a. Memberikan Ceramah LCD Peserta memberikan
salam. PPT feed back yang
b. Menyampaik welcome terhadap
an alasan dan kedatangan penyuluh
tujuan
diadakannya
penyuluhan.
17 menit Pelaksanaan a. Memberikan Ceramah LCD Peserta mampu
materi PPT memberikan
penyuluhan Leaflet tanggapan akan
mengenai materi yang
kemoterapi. disampaikan.

Peserta mampu
menjawab soal pada
tahap evaluasi.

10 menit Penutup a. Memberikan Ceramah Mikrofone Peserta dapat aktif


kesempatan Tanya - Laptop memberikan kritisi
pada audiens Jawab untuk pada materi yang
untuk notulen telah disampaikan.
bertanya.
b. Memberikan
kesimpulan.
c. Menutup
acara dengan
salam.

I. Organisasi
1. Moderator : Rizka Alifia Azzahra
2. Notulen : Talitha Lasaufa S.
3. Penyaji : Athiyyatul Qoyyimah
4. Observer : Ananda Candra Waskita W.
5. Fasilitator : Ananda Candra Waskita W.

J. Uraian Tugas
1. Moderator : Mengatur jalannya dikusi atau penyuluhan.
2. Notulen : Mencatat hasil diskusi.
3. Penyaji : Menyajikan materi.
4. Observer : Mengobservasi jalannya penyuluhan tentang ketepatan waktu, dan
ketepatan masing-masing peran.
5. Fasilitator : Mendampingi peserta penyuluhan.

K. Metode Pengajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

L. Media Pengajaran
1. Leaflet
2. Power point dan LCD

M. Evaluasi
1. Evaluasi struktur :
- Adanya materi kemoterapi.
- Adanya peralatan LCD.
2. Evaluasi proses :
- Keluarga pasien dan pasien kooperatif saat dilakukan pemberian materi.
- Proses penyuluhan berjalan lancar.
3. Evaluasi output :
- 75% sasaran mampu memahami materi kemoterapi.

N. Sumber
Elly, I. 2006. Pengaruh Kemoterapi terhadap Peningkatan Frekuensi dan
Derajat Gangguan Depresi pada Pasien Karsinoma Leher Rahim di RS. Dr.
Ciptomangunkusumo. Tesis. Jakarta: Program Pendidikan Dokter Spesialis.
Departemen Psikiatri. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Rasdji, Imam. 2007. Kemoterapi Kanker Genekologi dalam Praktek Sehari –
Hari. Jakarta: Sagung Seto.

O. Lampiran Materi
1. Pengertian kemoterapi
Kemoterapi adalah suatu metode pengobatan yang bertujuan untuk membunuh
sel kanker dengan obat kanker dengan cara menghambat proliferasi sel (Munir,
2005). Kemoterapi merupakan pengobatan kanker dengan menggunakan obat
sitostatika, yaitu zat yang dapat menghambat proliferasi sel kanker. Obat – obatan
kemoterapi biasanya diberikan melalui suntikan atau infus. Kemoterapi lebih sering
diberikan setelah operasi untuk meghilangkan kanker atau menurunkan
kemungkinan munculnya kanker kembali.

2. Tujuan pemberian kemoterapi


a. Sebagai pengobatan kanker
b. Mengurangi masa tumor selain pembedahan atau radiasi.
c. Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.
d. Mengurangi komplikasi akibat metastase.

3. Cara kerja kemoterapi


Menurut Munir (2005), sebagian besar obat kemoterapi yang digunakan saat
ini bekerja terutama terhadap sel – sel kanker yang sedang berpoliferasi, semakin
aktif sel – sel kanker tersebut maka semakin peka proliferasinya terhadap zat
sitotastika, hal ini biasa disebut kemoresponsif. Sebaliknya semakin lambat
proliferasinya maka kepekeaannya semakin rendah, hal ini disebut dengan
kemoresisten. Kemoterapi bekerja dengan cara, yaitu :
a. Merusak DNA dari sel – sel yang membelah dengan cepat, yang dideteksi oleh
jalur Rb, sehingga memicu apopotosis.
b. Merusak apparatus spindle sel, untuk mencegah kejadian pembelahan sel.
c. Menghambat sintesis DNA.

4. Jenis obat – obatan kemoterapi


Menurut Munir (2005), jenis obat yang digunakan pada tindakan kemoterapi
ada beberapa macam, diantaranya adalah :

a. Obat golongan alkylating agent, platinum compouns, dan antibiotic anthrasilin.


Obat golongan ini bekerja dengan cara mengikat DNA di initi sel, sehingga sel –
sel tersebut tidak bisa melakukan poliferasi.
b. Obat golongan antimetabolite, bekerja langsung pada molekul basa inti sel, yang
berakibat menghambat sintesis DNA.
c. Obat golongan topoisomerase-inhibitor, vinca alkaloid, dan taxanes bekerja pada
gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi hambatan mitosis sel.
d. Obat golongan enzim seperti L-asparaginase bekerja dengan menghambat
sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis DNA dan RNA dari sel
– sel kanker tersebut.

5. Macam – macam cara pemberian kemoterapi


a. Intra vena
Kebanyakan sitotastika diberikan dengan cara ini, dpaat berupa bolus IV pelan –
pelan sekitar 2 menit, dapat pula per-drip IV 30 – 120 menit, atau dengan
contonous drip sekitar 24 jam dengan infusion pump upaya lebih akurat
tetesannya.
b. Intra tekal
Diberikan kedalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor dalam
cairan otak.
c. Radiosensitizer
Merupakan jenis kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi, tujuannya untuk
memperkuat efek radiasi, jenis obat untuk kemoterapi ini antara lain cipstalin,
taxol, taxotere, dan hydrea.
d. Oral
e. Subkutan dan Intramuskular
Pemberian subkutan sudah sangat jarang dilakukan, biasanya adalah L-
asparaginase, hal ini sering terjadi karena resiko syok anafilatiks. Pemberian
intramuscular juga sudah jarang dilakukan, biasaya pemberiaan bleomycin.
f. Topical
g. Intra arterial
h. Intracavity
i. Intraperitoneal

6. Syarat pemberian kemoterapi


a. Keadaan umum harus cukup baik.
b. Memahami tujuan dan efek samping dari kemoterapi.
c. Hasil laboratorium menunjukkan hasil yang normal.
d. Mendapat persetujuan baik dari pasien dan keluarga pasien.

7. Efek samping pemberian kemoterapi


Efek samping yang sering muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau
beberapa waktu setelah pengobatan. Efek samping yang bisa timbul adalah :

a. Lemas
Efek samping yang paling umum timbul pada pasien yang menjalani kemoterapi.
Timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak langsung menghilang dengan
istirahat, kadang berlangsung terus hingga akhir pengobatan.
b. Mual dan muntah
Penyebab mual dan muntah yang diakibatkan dan juga merupakan efek dari
pemberian kemoterapi ini adalah karena pengaruh obat kemoterapi yang
digunakan tersebut terhadap dinding lambung dan juga bagian otak yang
mengontrol muntah. Cara mengatasi efek samping dari mual dan muntah ini bisa
dilakukan dengan cara, yaitu makan dalam porsi sedikit tapi sering, menghindari
makanan yang berlemak, minum air yang banyak, dan jika keadaan bertambah
berat, minta dokter untuk memberikan obat dalam mengatasi mual dan muntah
tersebut.
c. Gangguan pencernaan
Tanda gejala penyakit kanker atau lebih tepatnya terjadi gangguan pencernaan
akibat kemoterapi ini disebakan oleh pengaruh kemoterapi terhadap sel pelapis
usus. Cara mengatasi bila terjadi diare adalah minum air putih yang banyak dan
makan makanan yang lunak. Sedangkan, bila terjadi konstipasi, yaitu dengan
cara mengkonsumsi makanan tinggi serat.
d. Rambut rontok
Akibat kemoterapi yang mudah sering kali dijumpai pada pasien terkait kanker
yang sedang menjalani metode pengobatan kemoterapi ini adalah rambut mudah
rontok. Cara mengatasi rambut rontok ini, yaitu memilih mode rambut yang
pendek sehingga kerontokanya tidak terlalu mencolok.
e. Sariawan
Obat kemoterapi juga bisa merusak sel – sel pelapis rongga mulut sehingga
menimbulkan sariawan. Cara mengatasi sariawan karena kemoterapi, yaitu
dengan cara menggosok gigi dan berkumur dengan obat kumur.
f. Kekurangan darah
Pengobatan dengan metode kemoterapi juga bisa mengurangi sel darah merah.
Sehingga efek samping yang dirasakan oleh para pasien yang menjalani
kemoterapi sering meras letih, lesu, lemas, dan mata berkunang – kunang. Untuk
mengatasi hal tersebut bisa dilakukan dengan cara cukup istirahat dan juga
mengkonsumsi makanan yang bergizi.
g. Mudah terserang infeksi
Karena pengaruh dalam pengobatan kemoterapi ini akan bisa mengakibatkan
penurunan sel darah putih sehingga tubuh akan lebih cepat terserang infeksi dan
juga kuman penyakit. Terdapa beberapa hal untuk menghidari infeksi tersebut,
yaitu mencuci tangan, menghindari orang yang sedang sakit agar tidak tertular,
dan menggunakan masker.
h. Kelelahan
Perasaan letih akan sering terjadi pada pasien yang menjalani pengobatan
kemoterapi. Perasaan letih timbul karena penyakit kanker itu sendiri,
penanganan penyakit, aspek emosional, dan juga dikarenakan anemia. Hal yang
dapat dilakukan untuk menghindari keletihan, yaitu dengan cara istirahat yang
cukup, olahraga ringan, melakukan aktivitas yang ringan, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai