Anda di halaman 1dari 8

Pokok bahasan : ASI Eksklusif

Sasaran : Keluarga pasien dan pasien.

Hari/ Tanggal: Sabtu, 05 Oktober 2019

Tempat : PKM Dinoyo Malang

Waktu : 30 menit

A. Latar Belakang
Makanan terbaik untuk bayi sejak lahir sampai umur enam bulan
adalah Air Susu Ibu (ASI). Menyusui eksklusif berarti ibu hanya
memberikan ASI saja kepada bayinya dan tidak memberi makanan atau
minuman lain termasuk air putih, kecuali obat – obatan dan vitamin selama
enam bulan sejak kelahirannya.
Menyusui eksklusif penting karena pada usia tersebut sesungguhnya
bayi belum mampu mencerna makanan lain selain ASI. Disamping
ginjalnya belum cukup sempurna untuk mengeluarkan sisa – sisa
pembakaran makanan, enzim – enzim dalam usus juga belum mampu
mencerna makanan lain selain ASI.

B. Tujuan Institusional
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

C. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan, sasaran mampu memahami tentang ASI
Eksklusif.

D. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit sasaran diharapkan mampu :
1. Menyebutkan pengertian ASI.
2. Menyebutkan manfaat dari ASI.
3. Menyebutkan faktor – faktor penyebab kurangnya ASI.
4. Menyebutkan cara mengetahuhi kecukupan ASI.
5. Menjelaskan cara menyusui dengan benar.

E. Strategi Pembelajaran
1. Menjelaskan materi penyuluhan.
2. Menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah
pemahaman sasaran.
3. Memberikan kesempatan bertanya pada sasaran.
4. Mengadakan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman.

F. Alokasi Waktu
Pembukaan : 3 menit
Penjelasan/ Uraian materi : 17 menit
Rangkuman/ Penutup : 10 menit
Total : 30 menit

G. Kegiatan

Jenis Kegiatan Alat


Waktu Kegiatan Metode Evaluasi
Penyuluhan Peraga
3 menit Pembukaan Memberikan Ceramah LCD Peserta memberikan
PPT
salam. feed back yang
welcome terhadap
Menyampaikan kedatangan penyuluh.
alasan dan
tujuan
diadakannya
penyuluhan.
17 Pelaksanaan Memberikan Ceramah LCD Peserta mampu
menit materi PPT memberikan
penyuluhan Leaflet tanggapan akan
mengenai ASI materi yang
Eksklusif. disampaikan.

Peserta mampu
menjawab soal pada
tahap evaluasi.

10 Penutup Memberikan Ceramah Mikrofone Peserta dapat aktif


menit kesempatan Tanya Laptop memberikan kritisi
pada audiens -Jawab untuk pada materi yang telah
untuk bertanya. notulen disampaikan.

Memberikan
kesimpulan.
Menutup acara
dengan salam.

H. Organisasi
1. Moderator : Talitha Lasaufa Setyandika
2. Notulen : Athiyyatul Qoyyimah
3. Penyaji : Rizka Alifia Azzahra
4. Observer : Ananda Candra Waskita W.
5. Fasilitator : Ananda Candra Waskita W.

I. Uraian Tugas
1. Moderator : Mengatur jalannya dikusi atau penyuluhan.
2. Notulen : Mencatat hasil diskusi.
3. Penyaji : Menyajikan materi.
4. Observer : Mengobservasi jalannya penyuluhan tentang
ketepatan waktu, dan ketepatan masing – masing peran.
5. Fasilitator : Mendampingi peserta penyuluhan.

J. Metode Pengajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
K. Media Pengajaran
1. Leaflet
2. Video
3. Power point dan LCD

L. Evaluasi
1. Evaluasi struktur :
- Adanya materi ASI Eksklusif.
- Adanya video penyuluhan.
- Adanya peralatan LCD.
2. Evaluasi proses :
- Keluarga pasien dan pasien kooperatif saat dilakukan
pemberian materi.
- Proses penyuluhan berjalan lancar.
3. Evaluasi output :
- 75% sasaran mampu memahami materi ASI Eksklusif.

M. Sumber
Sukartini, Rini. 2011. Buku Pintar Bayi. Jakarta: Pustaka Bunda.
Yuliarti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI - Makanan Terbaik untuk
Kesehatan, Kecerdasan, dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: CV Andi
Offset.
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian ASI (Air Susu Ibu)


ASI (Air Susu Ibu) adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu
berupa makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi.
ASI merupakan sumber asupan nutrisi bagi bayi baru lahir, yang mana sifat
ASI (Air Susu Ibu) bersifat eksklusif sebab pemberiannya berlaku pada bayi
berusia 0 bulan sampai 6 bulan. Dalam fase ini harus dipethatikan dengan
benar mengenai pemberian dan kualitas ASI supaya tidak mengganggu
tahap perkembangan bayi selama enam bulan sejak hari pertama lahir,
mengingat periode tersebut merupakan masa periode emas sampai anak
berusia 2 tahun (Kemenkes RI, 2018).

B. Manfaat ASI Eksklusif


1. Manfaat ASI Eksklusif untuk Bayi
Ada beberapa manfaat ASI Eksklusif untuk bayi 0 – 6 bulan
pertama menurut Kemenkes RI (2018), antara lain :
1. Mencegah terserang penyakit
ASI eksklusif untuk bayi mempunyai peranan penting yakni
meningkatkan ketahanan tubuh bayi. Karenanya bisa mencegah bayi
terserang berbagai penyakit yang bisa mengancam kesehatan bayi.
2. Membantu perkembangan otak dan fisik bayi
Manfaat ASI eksklusif paling penting ialah bisa menunjang sekaligus
membantu proses perkembangan otak dan fisik bayi. Hal tersebut
dikarenakan pada usia 0 sampai 6 bulan seorang bayi belum
dibolehkan mengkonsumsi nutrisi selain ASI.
3. ASI eksklusif dapat menurukan angka kejadian alergi,
terganggunya pernafasan, dan diare.
2. Manfaat ASI Eksklusif bagi Ibu
Selain bagi bayi, pemberian ASI eksklusif bagi ibu menyusui juga
memiliki manfaat, sebagai berikut :
1. Mengatasi trauma
Menyusui dapat menghilangkan trauma saat persalinan. Pasca
persalinan biasanya ibu rentan mengalami baby blues syndrome,
terlebih lagi hal tersebut biasanya terjadi pada sang ibu yang belum
terbiasa bahkan tidak bersedia memberikan ASI eksklusifnya untuk
bayi mereka. Namun dengan menyusui, secara perlahan rasa trauma
pun akan hilang dengan sendirinya dan ibu pun akan terbiasa
menyusui bayinya.
2. Mencegah kanker payudara
Selain membuat kondisi kesehatan dan mental ibu menjadi lebih
stabil, ASI eksklusifjuga bisa meminimalkan timbuknya risiko kanker
payudara. Sebab salah satu pemicu penyakit kanker payudara pada ibu
adalah kurangnya pemberian ASI eksklusif untuk bayi mereka.

C. Faktor Penyebab Kurangnya ASI


Air Susu Ibu (ASI) merupakan asupan utama bagi bayi baru lahir.
Beberapa kasus menyebutkan ada beberapa kondisi yang membuat ASI
tidak lancer sehingga mengurangi kebutuhan asupan pada bayi. Banyak
faktor yang menyebabkan kurangnya produksi ASI (Kemenkes RI, 2018),
antara lain :
- Tidak melakukan Inisiasi Menyusu Dini
- Stress
- Efek samping obat
- Kurang istirahat
- Pola makan yang tidak teratur
- Gizi yang tidak seimbang

Ada beberapa obat yang dianjurkan untuk melancarkan ASI namun


disisi lain ada juga cara yang relatif lebih aman dilakukan untuk
memperlancar keluarnya ASI. Cara ini disebut dengan teknik pemijatan
payudara. Cara ini bisa dilakukan secara mandiri oleh ibu, yang terpenting
adalah melakukan teknik dengan benar sehingga tujuan utama dari memijat
payudara bisa didapatkan.

D. Cara Mengetahui Kecukupan ASI


Berikut cara mengetahui kecukupan ASI menurut Yuliarti (2010)
antara lain :
1. Perlekatan saat menyusui benar.
2. BAK lebih dari 6 kali sehari dengan warna urin yang tidak pekat
dan bau yang tidak menyengat.
3. BB naik lebih dari 500 gram dalam sebulan dan melebihi berat
lahir pada usia 2 minggu.
4. Bayi rileks dan puas setelah menyusu dan melepas sendiri
payudara ibu.

E. Cara Menyusui dengan Benar


Saat menyusui bayi harus disanggah sehingga kepala lurus menghadap
payudara dengan hidung menghadap ke putting susu dan badan bayi
menempel dengan badan ibu. Sentuh bibir bawah bayi dengan putting,
tunggu sampai mulut bayi terbuka dan secepatnya didekatkan bayi ke
payudara dengan cara menekan punggung dan bahu bayi. Arahkan putting
susu keatas lalu masukkan ke mulut bayi dengan cara menyusuri langit-
langitnya. Masukkan payudara ibu ke mulut bayi sehingga hanya sedikit
bagian areola bawah yang terlihat dibanding areola bagian atas. Bibir bayi
akan memutar keluar, dagu bayi menempel pada payudara dan putting susu
terlipat dibawah bibir atas bayi.
Peletakkan bayi saat menyusu pada ibu dan posisi kepala bayi
terhadap puting susu ibu sangat penting untuk keberhasilan pemberian susu
secara eksklusif dan mencegah terjadinya lecet pada putting susu ibu. Cara
menyusui yang baik dan benar menurut Kemenkes RI (2018), yaitu :
1. Posisi badan ibu dan badan bayi
 Ibu duduk atau berbaring dengan santai.
 Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar
kepala.
 Badan bayi menghadap ke badan ibu.
 Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah
payudara ibu.
 Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.
 Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan berada
dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi.
 Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan meyokong
bokong bayi dengan lengan ibu.
2. Pelekatan mulut bayi dengan puting susu ibu
 Payudara dipegang dengan ibu jari atas dan jari yang lain
menopang dibawah (bentuk C).
 Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut dengan cara,
yaitu menyentuh pipi dengan puting susu dan menyentuh sisi
mulut dengan putting susu.
 Tunggu sampai bayi bereaksi dengan membuka lebar
mulutnya dan menjulurkan lidahnya.
 Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan
menggerakkan bahu belakang bayi.
 Posisikan putting susu diatas bibir bayi dan berhadapan
dengan hidung bayi. Usahakan sebagian aerola masuk ke mulut
bayi (tampak lebih sedikit aerola bagian bawah daripada bagian
atas).
 Setelah bayi menghisap dengan baik, payudara tidak perlu
disangga lagi.
3. Posisi menyusui yang benar

4. Menyendawakan bayi
Letakkan bayi tegak lurus pada bahu ibu, kemudian perlahan – lahan
diusap punggungnya sampai bersendawa. Jika tidak bersendawa, ibu
tidak perlu khawatir, letakkan bayi berbaring ke kiri atau ke kanan
atau tengkurap, udara akan keluar dengan sendirinya.

F. Kunci Keberhasilan ASI eksklusif


1. Biarkan bayi menyusu sesegera mungkin setelah bayi lahir
terutama satu jam pertama (Inisiasi Menyusu Dini). Bayi baru lahir
sangat aktif dan tanggap dalam satu jam pertama, setelah itu ia akan
mengantuk dan tertidur. Bayi mempunyai reflex hisap yang sangat
kuat pada saat itu. Proses menyusui dimulai segera setelah lahir
dengan membiarkan bayi diletakkan didada ibu sehingga kulit ibu
kontak dengan kulit bayi. Kontak kulit dengan kulit akan merangsang
aliran ASI, membantu ikatan batin (Bonding) ibu dan bayi, serta
perkembangan bayi.
2. Yakin bahwa ASI hanya makanan pertama dan satu-satunya bagi
bayi. Tidak ada makanan atau cairan lain yang diberikan karena akan
menghambat keberhasilan proses menyusui.
3. Berikan ASI pada bayi sesuai kebutuhannya sampai puas. Jika bayi
puas maka akan melepaskan putting dengan sendirinya.
4. Ketrampilan menyusui juga perlu dan diperhatikan. Ketrampilan
yang perlu diperhatiakan yaitu posisi menyusui dan perlekatan bayi
pada payudara yang tepat. Posisi menyusui harus senyaman mungkin,
bisa dengan berdiri, berbaring, duduk, telentang. Posisi yang kurang
tepat akan menghasilkan perlekatan yang tidak baik.

Anda mungkin juga menyukai