Anda di halaman 1dari 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BIOFILM
Biofilm adalah kumpulan sel mikroorganisme, khususnya bakteri, yang melekat erat di suatu
permukaan yang disertai dengan bahan-bahan organik dan diselimuti oleh matriks polimer
ekstraseluler yang dikeluarkan oleh bakteri (Dewi.dkk, 2015). Biofilm tersebar luas di alam dan
merupakan strategi penting yang diterapkan oleh mikroorganisme untuk bertahan hidup dalam
kondisi lingkungan. Biofilm dapat bermanfaat atau memiliki dampak negatif ( Azeredo.dkk,
2017). Biofilm dapat ditemukan pada permukaan alat - alat medis, endokarditis bakterial, dan
kistik fibrosis. Biofilm yang telah terbentuk dapat menyebabkan resisten terhadap antibiotik.
Biofilm terdiri dari sel -sel mikroba dan diselimuti oleh extracellular polymeric substance (EPS).
EPS dapat mencakup 50% sampai 90% dari total karbon organic biofilm dan dapat dianggap
sebagai bahan matriks primer biofilm (Homenta, 2016). Matriks ini memberikan perlindungan,
adhesi, stabilisasi, dan nutrisi. Sebagian besar matriks biofilm (91%) terdiri dari air. Air dapat
berfungsi sebagai pelarut atau dapat sebagai pengikat langsung sel mikroba. Air adalah komponen
integral karena membantu difusi biofilm. Kandungan mikroba pada biofilm adalah sekitar 5%,
matriks EPS membentuk 2% lagi, dan DNA, RNA,serta protein 2%. Struktur matriks bervariasi
tergantung pada komposisi bakteri dan kondisi lingkungan (Berger.dkk,2018). Biofilm tumbuh
melalui 3 tahap proses yaitu tahap awal yang terdiri dari perlekatan bakteri pada subtract setelah
itu bakteri tumbuh dan membelah kemudian membentuk kolonisasi di lingkungan sekitar dan
terbentuklah biofilm (Fatmawati, 2011).
2.2 Patogenesis Biofilm dalam menyebabkan masalah mulut dan gigi
Gigi dikolonisasi oleh bakteri oral dari air liur yang mengandung lebih dari 700 spesies bakteri
yang berbeda. Biofilm gigi terdiri dari streptoccocus oral dan dianggap sebagai penduduk
mikroflora. Plak merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kumpulan berbagai
mikroorganisme (terutama bakteri) pada permukaan gigi yang berada dalam suatu polimer matriks
bakteri dan saliva. Jika dibiarkan, biofilm kompleks yang mengandung hingga 100 spesies bakteri
di suatu lokasi akan menumpuk dan pada akhirnya dapat menyebabkan perkembangan penyakit
(Larsen.dkk, 2017). Biofilm pada gigi adalah komunitas bakteri multi-spesies yang kompleks,
yang berkoloni di mulut dalam bentuk plak dan diketahui menyebabkan karies gigi dan penyakit
periodontal (Hiyari.dkk, 2011). Komposisi biofilm gigi sangat bervariasi. Dengan akses
karbohidrat berlebih, biofilm gigi akan didominasi oleh bakteri fermentasi gram positif yang
menyebabkan demineralisasi gigi, karies gigi, yang selanjutnya dapat menyebabkan peradangan
dan nekrosis pada pulpa dan daerah periapikal. Dalam biofilm supra dan subgingiva, sebagian
besar disebabkan oleh bakteri gram negatif serta bakteri proteolitik anaerob yang akan berkoloni
dan menyebabkan peradangan gingiva dan kerusakan pada serat dan tulang periodontal yang pada
akhirnya menyebabkan kehilangan gigi. Lebih lanjut, bakteri dari biofilm gigi dapat menyebar ke
bagian lain tubuh dan menyebabkan penyakit sistemik. Pada dasarnya, pencegahan dan
pengobatan infeksi biofilm gigi dicapai dengan pengangkatan biofilm gigi secara pribadi dan
profesional.Secara umum, biofilm gigi mirip dengan biofilm di tempat lain di dalam tubuh, di
mana bakteri mengkolonisasi permukaan jaringan atau implan buatan dan tertanam dalam matriks
ekstraseluler eksopolimer yang diproduksi sendiri (polisakarida dan protein) dan DNA
(Larsen.dkk, 2017).
Dewi, Z.Y., Nur, A. and Hertriani, T., 2015. Efek antibakteri dan penghambatan biofilm ekstrak sereh
(Cymbopogon nardus L.) terhadap bakteri Streptococcus mutans. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia,
1(2), pp.136-141.

Homenta, H., 2016. Infeksi biofilm bakterial. Jurnal e-Biomedik, 4(1).

Azeredo, J., Azevedo, N.F., Briandet, R., Cerca, N., Coenye, T., Costa, A.R., Desvaux, M., Di Bonaventura,
G., Hébraud, M., Jaglic, Z. and Kačániová, M., 2017. Critical review on biofilm methods. Critical reviews in
microbiology, 43(3), pp.313-351.

Berger, D., Rakhamimova, A., Pollack, A. and Loewy, Z., 2018. Oral biofilms: Development, control, and
analysis. High-throughput, 7(3), p.24.

Fatmawati, D.W.A., 2011. Hubungan biofilm Streptococcus mutans terhadap resiko terjadinya karies
gigi. Stomatognatic, 8(3), pp.127-130.

Larsen, T. and Fiehn, N.E., 2017. Dental biofilm infections–an update. Apmis, 125(4), pp.376-384.

Hiyari, S. and Bennett, K.M., 2011. Dental diagnostics: molecular analysis of oral biofilms. American
Dental Hygienists' Association, 85(4), pp.256-263.

Anda mungkin juga menyukai