Anda di halaman 1dari 19

TEKNIK PENGELASAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Teknik Pengelasan

Disusun Oleh :

Dadang Lukmanul Hakim


NIM. 7001090005

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadlirat Allah Swt, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang
berjudul ” Teknik Pengelasan ”

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas


mata kuliah Teknik Pengelasan. Disamping itu, juga merupakan suatu
tuntutan yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa guna menambah
informasi yang berkaitan dengan mata kuliah tersebut.
Harapan penulis semoga karya tulis ini besar manfaatnya, namun
karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, mohon
sapaan dan teguran yang bersifat membangun sangat dinantikan demi
perbaikan dan pengalaman penulis untuk masa yang akan datang.
Akhirnya hanya kepada Alloh Swt penulis serahkan segala
kebaikan yang telah disumbangkan dari semua pihak yang telah
membantu atas terlaksananya makalah ini. Semoga menjadi amal baik
dan mendapat pahala yang berlipat ganda. Amin.

Ciamis, Januari 2013


Penyusun
TEKNIK PENGELASAN

A. PENGELASAN SMAW
Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua logam
atau lebihdengan menggunakan energi panas. Logam sekitar
lasan/sambungan, akanmengalami siklus termal yang cepat yang
menyebabkan terjadinya perubahanperubahanmetalurgi yang rumit,
deformasi dan tegangan-tegangan termal. Halini sangat erat
hubungannya dengan kekuatan, cacat lasan, dan lain sebagainyayang
pada umumnya mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan
darikonstruksi yang dilas.
Proses pengelasan melibatkan pemanasan dan pendinginan,
padaumumnya struktur mikro dari logam tergantung dari kecepatan
pendinginannyadari temperatur terbentuknya fasa awal sampai ke
temperatur kamar. Karenaperubahan struktur ini dengan sendirinya
sifat-sifat mekanik yang dimiliki jugaberubah. Pada dasarnya daerah
lasan terdiri dari tiga bagian yaitu logam lasan(weld metal), daerah
terkena pengaruh panas yang sering disebut dengan Heat
Affected Zone (HAZ), dan logam induk yang tak terpengaruh
panas. Daerahlogam lasan adalah bagian dari logam yang pada waktu
pengelasan mencairdan kemudian membeku. Daerah pengaruh panas
atau HAZ adalah logam dasaryang bersebelahan dengan logam las
yang selama proses pengelasanmengalami siklus termal pemanasan
dan pendinginan cepat. Logam induk takterpengaruh panas adalah
bagian logam dasar dimana panas dan temperaturpengelasan tidak
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan struktur dansifat.
Selain ketiga bagian itu masih ada bagian lain yaitu daerah
yangmembatasi antara logam las dan daerah HAZ yang disebut
dengan batas las.Untuk melihat struktur dari sebuah hasil lasan kita
dapat melihat pada gambarkejadian selama proses pendinginan dalam
pengelasan hampirsama dengan pendinginan dalam pengecoran
perbedaannya adalah:
1. Kecepatan pendinginan dalam las lebih tinggi
2. Sumber panas dalam las bergerak lurus
3. Pencairan dan pembekuan dalam las terjadi secara terus
menerus
4. pembekuan logam las mulai dari dinding logam induk yang
dapatdipersamakan dengan dinding cetakan pada pengecoran, hanya
saja dalampengelasan, logam las harus menjadi satu dengan logam
induk, sedangkandalam pengecoran harus terjadi sebaliknya.

Beberapa cacat lasan:


1. Undercut
Undercut adalah suatu alur atau takikan yang terjadi pada perbatasan
sisi-sisi lasan yang sejajar arah pengelasan sehingga bagian kaki
lasan
mengalami penipisan.

Penyebab:
 Gerakan elektroda yang terlalu cepat.
 Panas yang terlampau tinggi.
 Sudut elektroda yang tidak tepat.

2. Incomplete penetration (penetrasi yang kurang sempurna)


Incomplete penetration terjadi karena logam las tidak menembus
melanjutkan kebagian akar dari sambungan atau kedalaman logam
las kurang
dari tinggi alur yang direncanakan.

Incomplete penetration
Penyebab:
 Gerakan elektroda yang terlalu cepat.
 Arus atau panas yang tidak cukup.
 Logam pengisi melebur tanpa meleburkan logam induk
3. Inklusi
Inklusi terjadi karena adanya material padat yang terjebak pada waktu
proses pembekuan. Inklusi dapat terjadi menjadi dua bagian, yaitu
Inklusi non
metalik (slag dan oksida) dan inklusi metalik.

Penyebab:
 Arus yang terlalu rendah dan elektroda yang terlalu besar.
 Pada sambungan sudut, sudut-sudut yang kurang tepat,
pembersihan
 yang kurang baik.
 Pengelasan yang terlalu cepat.
4. Incompletly filled groove (Alur tidak terisi secara sempurna)
Hal ini terjadi karena alur yang direncanakan tidak terisi logam secara
sempurna, sehingga sambungan tampak kekurangan logam
pengisi/cekung

Incompletly filled groove

Penyebab:
 Gerakan elektroda yang terlalu cepat.
 Elektroda atau logam pengisi terlalu kecil.

5. Lack of fusion atau Incomplete fusion (Peleburan yang tidak


sempurna)
Terjadi karena logam induk dan logam las tidak melebur bersama
secara
menyeluruh.

Penyebab:
 Arus pengelasan terlalu rendah.
 Gerakan elektroda terlalu cepat.
 Persiapan yang tidak sempurna.
 Permukaan kotor.
 Sudut elektroda yang tidak tepat.
 Panjang busur yang tidak tepat.
Prosedur Percobaan:
1. Siapkan peralatan las
a. Sarung tangan kulit.
b. Apron dada.
c. Apron lengan.
d. Masker las.
e. Palu terak.
f. Sikat kawat.
2. Catat data mengenai
a. Jenis material.
b. Arah pengelasan.
c. Posisi pengelasan.
d. Simbol las.
e. Benda las.
f. Sudut elektroda.
g. Jenis elektroda.
h. Jenis sambungan.
i. Arus.
j. Tebal pelat.
k. Jarak celah.
3. Siapkan elektroda dan bahan yang akan di-las.
4. Penyalaan busur listrik
a. Gunakan semua peralatan keselamatan kerja (apron dada,apron
lengan, masker las dan sarung tangan kulit).
b. Pasanglah elektroda pada pemegang elektroda (holder).
c. Hidupkan mesin las dengan memutar saklar ke angkavoltase 380
V.
d. Lihat berapa besar arus pada jarum penunjuk arus. Putarke kiri
jika ingin memperkecil arus dan putar ke kanan
jikaingimemperbesar arus.
6. Bila ada kesulitan, bertanyalah pada asisten atau instruktur.
7. Bila lampu indikator pada mesin las menyala, hentikanmengelas. Hal
ini menyatakan bahwa mesin las sudah terlampaupanas.
8.Jika lampu indikator sudah tidak menyala (padam), prosespengelasan
dapat dilakukan kembali.
9. Jika berhenti mengelas, pindahkan saklar ke posisi nol ataunetral.
10.Bersihkanlah meja las dan sekelilingnya setelah selesaimelakukan
pengelasan.

Rencana Kerja I
1. Siapkan bahan pelat 250 X 30 X 3 mm, sebanyak 2 lembar.
2. Letakan benda kerja diatas meja las (buatlah jig jika perlu).
3. Ukur dan tandai atau gores pada permukaan benda kerjadengan
pena penggores atau kapur (lihat Gambar. 1).
4. Pilih arus (ampere) dan elektroda yang sesuai dengan tebalpelat.
5. Pengelasan dilakukan dari arah kiri ke kanan dengan posisi
flat(horizontal).
6. Petunjuk proses pengelasan, lihat Gambar 3, 4 dan 5.
7. Bila kampuh pertama selesai, bersihkan dulu teraknya.
8. Lanjutkan ke baris yang lain dari sisi pelat sebelahnya hinggaselesai.
9. Bersihkan teraknya.
10.Ulangi tahapan proses pengelasan diatas terhadap pelat yanglain
dengan posisi pengelasan dari arah atas ke bawah.
11.Amati hasilnya dan catat hasil pengamatan tersebut.
Rencana Kerja II
1. Gunakan pelat hasil praktek latihan I.
2. Atur arus (ampere).
3. Las seperti terlihat pada gambar. 6 atau 7.
4. Elektroda bergerak berayun.
5. Bersihkan terakn
Rencana Kerja III
1. Bahan pelat 250 X 30 X 3 mm, sebanyak 2 lembar.
2. Letakkan benda kerja seperti terlihat pada gambar. 8.
3. Ikat kedua uijungnya dengan pengelasan (tack welding).

4. Elektoda, arus (ampere) dan tebal benda kerja harus sesuai.


5. Mengelas dari kiri ke kanan.
6. Posisi elektroda seperti yang terlihat pada gambar. 9.
7. Bersihkan teraknya.
8. Lakukan seperti langkah-langkah diatas untuk sebelahnya
Rencana Kerja IV
1. Bahan pelat 250 X 30 X 3 mm, sebanyak 2 lembar.
2. Letakkan benda kerja seperti yang terlihat pada gambar. 15.
3. Ikat ke-dua ujungnya dengan pengelasa
4. Elektroda, arus (ampere) dan tebal benda kerja harus sesuai.
5. Mengelas dari kiri ke kanan.
6. Posisi elektroda, lihat gambar. 17.
7. Bersihkan teraknya.
8. Lakukan seperti langkah-langkah sebelumnya untuk bagiansebelahnya.
B. PENGELASAN GAS (OKSI-ASETILIN)
Salah satu metoda proses pengelasan yang paling populeradalah
menggunakan panas dari nyala api gas. Pada prosespengelasan ini,
panas yang dihasilkan adalah dari hasil pembakaran gas: MAPP
(methylacetylene-propadiene) atau acetylene, yang dicampur dengan
oksigen.Pengelasan gas umumnya dipergunakan dalam proses
maintenance dan perbaikan (repair work) karena transportasi tabung
bahan bakar dan oksigen lebih mudah dilakukan atau dibawa kelapangan.
Proses dengan pembakaran gas ini juga banyak diterapkan pada proses
brazing, cutting, dan heat treatment hampir semua jenislogam.

Prosedur Percobaan:
A. Langkah Persiapan
1. Mengecek kelengkapan dan kondisi peralatan, baik peralatan utama
maupunperalatan keamanan.
 Peralatan Utama:
 Tabung oksigen
 Tabung bahan bakar
 Regulator
 Brander
 Kunci Tabung.
 Pembersih nosel.
 Sikat kawat
 Selang las
 Bangku dan meja kerja
 Meja kerja
 Pemantik api
 Tang
 Peralatan Keamanan:
 Sarung tangan
 Google/kacamata las.
 Sepatu
 Tabung pemadam
2. Catat data mengenai:
 Jenis material.
 Arah pengelasan.
 Posisi pengelasan.
 Simbol las.
 Benda las.
 Sudut brander.
 Sudut logam pengisi
 Jarak nosel dengan logam induk.
 Tekanan gas oks
 Tekanan gas asetilen/bahan bakar.
 Tebal pelat.
 Jarak celah.
3. Peralatan diletakkan agak jauh dari tempat kita mengelas, kemudian
bukakran tabung oksigen sampai terbuka penuh.
4. Periksa tekanan gas oksigen pada regulator tekanan kerja (40-60 bar).
5. Membuka kran gas bahan bakar.
6. Persiapkan benda kerja dan filler/logam pengisi.
7. Gunakan peralatan keselamatan kerja (google/kacamata las, sarung
tangan dan sepatu).
8. Cek apakah kondisi selang, aman tidak tertekan atau terlipat.
B. Langlah Penyalaan Las Gas
1. Letakkan benda kerja diatas meja kerja.
2. Arahkan ujung brander ke bawah.
3. Buka sedikit kran gas bahan bakar.
4. Nyalakan pemantik api dan bakar ujung nosel hingga gas terbakar.
5. Buka sedikit demi sedikit kran gas oksigen hingga nyala api menjadi
sesuaidengan nyala api yang diinginkan.

C. Proses Pengelasan
1. Atur posisi duduk kita, kedua kaki rapat dan menghadap meja kerja.
2. Pegang brander dengan baik oleh sebelah tangan kanan dan
tangan kiri memegang pemantik api.
3. Lakukanlah percobaan mengelas. Lihat gambar rencana kerja.
4. Posisikan sudut api untuk pengelasan adalah 60o terhadap garis
horisontal,dan untuk filler adalah 30o terhadap garis horisontal, pegang
filler dengantangan kiri seperti pada gambar berikut.
5. Dekatkan ujung nosel ke benda kerja dengan ketinggian sekitar 5 mm
dari benda kerja hingga benda kerja meleleh dan membentuk lelehan
kawah.
6. Dekatkan filler hingga ikut memanas dan mencair bersama benda kerja.
7. Bila ada kesulitan, bertanyalah pada asisten atau instruktur.

D. Proses Mematikan
1. Setelah selesai melakukan proses pengelasan, jauhkan ujung nosel
dari benda kerja dan arahkan kebawah.
2. Tutup kran gas oksigen perlahan-lahan namun jangan sampai tertutup
penuh.
3. Setelah api menyala kuning tutup perlahan-lahan kran gas bahan bakar
namun jangan sampai tertutup penuh.

4. Tutup kran gas oksigen hingga tertutup penuh


5. Tutup kran gas bahan bakar hingga tertutup penuh.
6. Tiup api kecil yang masih menyala di ujung nosel.
7. Biarkan benda kerja dan ujung nosel hingga dingin
8. Setelah dingin tutup kembali kran gas bahan bakar dan kran gas
oksigen
9. Gulung kembali selang
10.Bersihkan kembali meja las dari sisa-sisa pengelasan dan sekitarnya
jika selesai melakukan pengelasan.

C. PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING)

Proses las titik merupakan suatu proses penyambungan dua buah


komponen logam melalui satu atau lebih titik sambungan dengan
menggunakan panas dari tahanan listrik yang dialirkan oleh dua buah
elektroda ke logam yang akan disambung dengan waktu pengelasan
tertentu. Panas yang dihasilkan dalam proses ini sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu diantaranya adalah arus yang diberikan, tahanan
kontak benda kerja dan waktu pengelasan.
Berdasarkan hukum Joule dinyatakan oleh persamaan berikut:
H = I2. R. t (Joule)
H=Panas (energi) yang dihasilkan (watt detik atau Joule)
I=Arus yang diberikan (ampere)
R=Tahanan kontak benda kerja (ohm)
t=Waktu pengelasan (detik atau cycle)
Penyambungan terjadi sebagai akibat timbulnya titik lasan pada
permukaan kontak benda kerja yang saling berhadapan. Hal ini terjadi
karena pada daerah permukaan terjadi konsentrasi arus yang paling tinggi
dengan tahanan kontak yang paling besar dibandingkan dengan daerah
lainnya. Sebagai akibatnya akan timbul panas yang sangat tinggi pada
daerah permukaan kontak sehingga dapat mencairkan titik lasan yang
kemudian disebut nugget.
Gaya Penekanan Elektroda
Gaya tekan elektroda atau gaya proses las titik merupakan beban
yang diterapkan pada benda kerja oleh elektroda selama proses
pengelasan berlangsung. Gaya penekanan elektroda ini dikenal ada dua
macam, yaitu sebagai berikut:
1. Gaya pengelasan (weld force).
2. Gaya penempaan (forge force).
Gaya pengelasan adalah merupakan gaya elektroda terhadap
permukaan pelat selama waktu proses pengelasan, sedangkan gaya
penempaan adalah gaya penekanan elektroda setelah berakhirnya waktu
proses pengelasan (atau selama waktu penahanan saat terjadinya
pembekuan logam lasan).
Gaya penekanan elektroda ini sangat mempengaruhi kekuatan
sambungan karena akan mempengaruhi pula terjadinya cacat-cacat lasan
(exulsion, cacat internal, permukaan hangus atau surface burning, dan
lain-lain). Gaya pengelasan yang terlalu besar ini akan mengakibatkan
pula indentasi elektroda pada permukaan benda kerja akan terlalu dalam
sehingga akan mempengaruhi kekuatan sambungan las titik yang
dihasilkan.
Gaya pengelasan yang diberikan kepada benda kerja melalui
tekanan dari dua elektroda, harus cukup agar dapat meneruskan arus
dengan baik. Besarnya gaya pengelasan ini akan mempengaruhi pula
tahanan kontak dari elektroda dan benda kerja. Semakin besar gaya
pengelasan maka akan semakin menurunkan besarnya tahanan kontak

Waktu Pengelasan
Waktu atau siklus dalam proses pengelasan titik dibagi dalam
empat periode waktu utama yang secara skematis ditunjukkan pada
Gambar dibawah ini, yang pada saat operasi proses pengelasan titik,
dapat dilakukan pengontrolannya secara manual atau otomatis.Keempat
perioda waktu pengelasan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Squeeze time, adalah interval waktu antara saat mulai
penekanan elektroda sampai saat arus mulai akan mengalir.
2. Weld time, adalah interval waktu selama arus mengalir melalui
benda kerja
3. Hold time, adalah interval waktu dimana arus sudah tidah mengalir lagi
tetapi elektroda masih menekan benda kerja sampai logam lasan
membeku.
4. Off time, adalah interval waktu akhir dari hold time dengan Squeeze
time berikutnya.
.
Sedangkan pengaruh waktu pengelasan terhadap distribusi temperatur
pada benda kerja dan elektroda selama proses las titik ini diperlihatkan
pada Gambar dibawah ini.

Prosedur Percobaan:
1. Siapkan peralatan las:
 Sarung tangan kulit.
 Apron dada.
 Apron lengan.
 Masker las.
 Sikat kawat.
2. Catat data mengenai:
 Jenis material.
 Posisi pengelasan.
 Simbol las.
 Benda las.
 Jenis elektroda.
 Arus dan waktu.
 Tebal pelat.
3. Siapkan mesin las dan bahan yang akan di-las.
4. Penyalaan mesin las titik:
 Gunakan semua peralatan keselamatan kerja (apron dada, apron
lengan, masker las dan sarung tangan kulit).
 Hidupkan mesin pompa air sebagai pendingin elektrodalas.
 Hidupkan mesin las dengan menyalakan saklar utama.
 Lihat berapa besar arus pada jarum penunjuk daya listrik. Putar ke
kiri jika ingin memperkecil arus dan putar kekanan jika ingin
memperbesar % dari daya listrik yangakan dipergunakan.
 Lakukanlah percobaan mengelas titik.
 Bila ada kesulitan, bertanyalah pada asisten atauinstruktur.
 Jika berhenti mengelas, pindahkan saklar ke posisi nolatau netral.
 Bersihkanlah mesin las dan sekelilingnya setelah selesai

Anda mungkin juga menyukai