Anda di halaman 1dari 4

Bahasa Yunani Kuno yang berarti pengkajian, pembelajaran, ilmu yang ruang lingkupnya

menyempit, dan arti teknisnya menjadi "pengkajian matematika". Kata sifatnya adalah,
berkaltan dengan pengkajian, atau tekun belajar yang lebih jauhnya berarti matematis.
Berdasarkan bentuk jamak bahasa Yunani, yang dipakai Aristoteles, yang terjemahan
kasarnya berarti segala hal yang matematis"

Kata Matematika berasal dari bahasa Latin, yaitu: “manthanein atau mathema yang berarti
belajar atau hal yang dipelajari” sedangkan dalam bahasa belandab Matematika disebut
wiskunde atau ilmu pasti, sehingga bisa dikatakan Mateatika adalah sebagai suatu bidang
ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan
praktis. (Sanjaya, 2014)

References
Sanjaya, W. (2014). Media Komunikasi Pembelajaran . Jakarta: Kencana.

Bahasa Inggris, kata benda mathematics mengambil bentuk tunggal bila dipakai sebagai kata
kerja. Di dalam ragam percakapan, matematika kerap kali disingkat sebagai math di Amerika
Utara dan maths di tempat lain.

Pengertian istilah matematika dari para ahli sebagai berikut:

a. Ruseffendi (1988) Matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan


definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil di mana dalil-dalil setelah dibuktikan
kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.

b. James dan James (1976). Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk
susunan besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya. Matematika
terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan geometri. Tetapi ada pendapat
yang mengatakan bahwa matematika terbagi menjadi empat bagian yaitu aritmatika,
aljabar, geometris dan analisis dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan statistika

Johnson dan Rising (1972) Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan,
pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan cermat jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat,
lebih berupa bahasa symbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika adalah
pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori- teori dibuat secara deduktif
berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah
dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika
itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya.

d. Reys dkk (1984) Matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan suatu jalan atau
pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.

e. Kline (1973) Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena
dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam
memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alamRomberg mengatakan
matematika merupakan ilmu statis dengan disipilin yang ketat, matematika dipandang
sebagai suatu usaha atau kajian ulang terhadap matematika itu sendiri, matematika juga
dipandang sebagai suatu bahasa struktur logika, batang tubuh dari bilangan dan ruang,
rangkaian metode untuk menarik kesimpulan, esensi ilmu terhadap dunia fisik, dan sebagai
aktivitas intelektual. (Jackson, 1992).

g. Ernest (1991) melihat matematika sebagai suatu konstruktivisme sosial.

h. Dienes mengatakan bahwa matematika adalah ilmu seni kreatif. Oleh karena itu,
matematika harus dipelajari dan diajarkan sebagai ilmu seni. (Ruseffendi, 1988)

I. Bourne juga memahami matematika sebagai konstruktivisme sosial dengan


penekanannya pada knowing how, yaitu pebelajar dipandang sebagai makhluk yang aktif
dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan dengan cara berinteraksi dengan lingkungannya.
Hal ini berbeda dengan pengertian knowing that yang dianut oleh kaum absolutis, di mana
pebelajar dipandang sebagai mahluk yang pasif dan seenaknya dapat diisi informasi dari
tindakan hingga tujuan (Romberg, T.A. 1992)

j. Kitcher lebih memfokuskan perhatiannya kepada komponen dalam kegiatan matematika.


(Jackson 1992). Dia mengklaim bahwa matematika terdiri atas komponen-komponen: 1)
bahasa (language) yang dijalankan oleh para matematikawan, 2) pernyataan (statements)
yang digunakan oleh para matematikawan, 3) pertanyaan (questions) penting yang hingga
saat ini belum terpecahkan, 4) alasan (reasonings) yang digunakan untuk menjelaskan
pernyataan, dan 5) ide matematika itu sendiri.

they actually learn to teach it. Pembahasan isu tersebut juga dikutip dari (Woods, 1996)
yang menegaskan bahwa pembagian antara pengetahuan teoretik dan pragmatik sebaiknya
dibingkai pada perbedaan antara pengetahuan deklaratif dan pengetahuanprosedural.
Pembahasan tentang pengetahuan deklaratif dan prosedural dikutip Mehrak dari gagasan
MacDonald, Badger, & White (2001) yang menyatakan bahwa pengetahuan deklaratif
adalah pengetahuan tentang pembelajaran yakni pengetahuan tentang topik tertentu dan
tentang teori pendidikan; sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang
bagaimana membelajarkan yakni pengetahuan tentang sistematika pembelajaran yang
tetap yang akan digunakan di dalam kelas. Pembahasan lebih lanjut disasar Mehrak tentang
bagaimana dikotomi antara pengetahuan deklaratif dan prosedural dengan spesifikasi
tujuan, isi, dan hasil dari program pendidikan guru bahasa. Pengembangan produk bahan
ajar mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang dilakukan dengan aplikasi lesson study,
sedikit banyak telah berupaya menanamkan pengetahuan deklaratif dan prosedural yang
penting bagi calon guru.

Menurut Krathwohl, terdapat 4 dimensi pengetahuanseperti yang telah dijelaskan pada bab
1 yaitu, (1) pengetahuanfaktual, (2) pengetahuan konseptual, (3) pengetahuan
proseduraldan, (4) pengetahuan metakognitif. Pengetahuan faktual yaitu pengetahuan
tentang peristilahan (terminologi). detail dan elemen spesifik. Pengetahuan konseptual
yaitu pengetahuan mengenai keterkaitan antar elemen dasar dalam struktur yang lebih
besar yang memungkinkan mereka berfungsi bersama. Pengetahuan konseptual mencakup
pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi,
pengetahuan tentang teori, model dan struktur. Sebagai contoh untuk dapat membuat
kurva permintaan dan penawaran maka dibutuhkan pengetahuan mengenai teori
permintaan dan penawaran. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang
bagaimana melakukan sesuatu yang mencakup metode penyelidikan, dan kriteria untuk
menggunakan keterampilan, algoritme, teknik dan metode. Pengetahuan tentang keahlian
dan algoritme merupakan proses atau seperangkat aturan yang harus diikuti dalam
perhitungan atau operasi pemecahan masalah. Pengetahuan ini sangat umum digunakan
dalam proses pengoperasian perangkat lunak dalam komputer. Pengetahuan prosedural
juga dapat berbentuk pengetahuan tentang teknik dan metode khusus. Pengetahuan
tentang kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat.

Conceptual versus Procedural Knowledge

Concepts are defined as topics or mathematical ideas, whereas conceptual knowl-edge is


defined as the "quality of one's knowledge of the concepts" (Starr 2005) and "knowledge
about facts, (generalizations], and principles" (Baroody, Feil, and Johnson 2007, 123, cited in
de Jong and Ferguson-Hessler 1996, 107). Procedures are the "step-by-step routines learned
to accomplish some task" (Van de Walle 2004, 28), whereas procedural knowledge is
knowledge of the sym- bols to represent the mathematical ideas and knowledge of the rules
and pro- cedures for solving mathematical problems (Hiebert and Lefevre 1986; Starr 2005).
It is also defined as "mental 'actions or manipulations including strate gies, and algorithms,
for completing a task" (Baroody, Feil, and Johnson 2007, 123; cited in de Jong and Ferguson-
Hessler 1996, 107). Hiebert and Lefevre (1986) defined conceptual knowledge as being rich
in relationships and referred to the amount of connections made. Many math educators use
this definition. Therefore, when describing a child with concep- tual knowledge, or
understanding, they may be referring to deep conceptual understanding. Subsequently,
when speaking of procedural knowledge, many educators may be referring to a superficial
level of knowledge, one that is not rich in connections.

Anda mungkin juga menyukai