Anda di halaman 1dari 12

PEMBAHASAN

A. Masalah KIA di Indonesia


Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, Kesehatan
ibu dan anak yang selanjutnya disingkat KIA adalah pelayanan kesehatan
ibu dan anak yang meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
keluarga berencana, kesehatan reproduksi, pemeriksaan bayi, anak balita
dan anak prasekolah sehat.
Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah
kesehatannya dan menjalankan upaya pecegahannya sendiri adalah
kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat
dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong
peningkatan peran serta masyarakat.
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan
Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk
membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi
gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan. Sistem
kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan
untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi atau komunikasi
(telepon genggam,telpon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan-
pemantaun dan informasi KB.Dalam pengertian ini tercakup pula
pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat, pemuka
masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan
kesehatan akan di taman kanak-kanak.

B. Angka Kematian Ibu di Indonesia


Angka Kematian Ibu (AKI) sampai saat ini masih menjadi salah satu
indikator yang digunakan untuk melihat besarnya derajat kesehatan. Angka

1
kematian itu juga telah masuk menjadi target Millenium Development
Goals (MDGs) nomor 5 Yaitu, meningkatkan kesehatan ibu dan
menurunkan angka kematian ibu hingga 3/4 sampai tahun 2015. Selain itu,
target dari MDGs 5 ini mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua
pada tahun 2015.
Berdasarkan hasil Survei Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) angka
kematian ibu di Indonesia pada 1994 mencapai 390 per 100.000 kelahiran
hidup dan cenderung menurun hingga tinggal 228 pada 2007. Namun, pada
2012 AKI kembali meningkat menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan Survei Antar Sensus (SUPAS) 2015 AKI kembali turun
menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup yang berarti sudah melampaui
target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RJPMN)
2015-2019 sebesar 306 per 100.000 kelahiran hidup.

C. Angka Kematian Neonatal di Indonesia


Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012
sebesar 19 kematian per 1.000 kelahiran hidup, angka ini sama dengan AKN
berdasarkan SDKI tahun 2007 dan hanya menurun 1 poin di banding SDKI
tahun 2002-2003 yaitu 20 per 1.000 kelahiran hidup (profil kesehatan
Indonesia 2015)

D. Angka Kematian Bayi di Indonesia


Angka kematian bayi (AKB) Menjadi 22,2 per 1000 KH pada tahun
2015 dari 32 per 1000 KH pada tahun 2012.(Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2017, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2017)

E. Program-Program Pemerintah Terhadap KIA


Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu
prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini
bertanggung jawab terhadap

2
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin dan bayi neonatal. Salah
satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit
pada ibu dan anak melalui peningkatan mutu pelayanan dan menjaga
kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan prenatal di tingkat pelayanan
dasar dan pelayanan rujukan primer (Sistriani, 2014).

Program Pokok KIA :


1. Program ANC
2. Deteksi risti ibu hamil
3. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
4. Rujukan kasus risti ibu hamil
5. Pemeriksaan BBL (Neonatus), bayi dan balita
6. Penanganan neonatal yang berisiko
7. Pelayanan kesehatan bayi umur 1 bulan sampai 1 tahun
8. Pelayanan kesehatan balita
9. Pelayanan kesehatan pra school

Berbagai permasalahan kesehatan anak prasekolah, usia sekolah dan


kesehatan remaja yang semakin kompleks yang meliputi kesehatan
reproduksi remaja, masalah penyalagunaan narkotik dan zat adiktif lainnya
merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh program Kesehatan
Keluarga. Diharapkan melalui kegitan-kegiatan yang dilaksanakan dapat
memperluas cakupan pelayanan yang pada akhirnya dapat meningkatkan
status Kesehatan keluarga secara khusus dan masyarakat pada umumnya.
Sehubungan dengan penerapan system desentralisasi, maka
pelaksanaan strategi MPS didaerah pun diharapkan dapat lebih terarah dan
sesuai dengan permasalahan setempat. Dengan adanya variasi antara daerah
dalam hal demografi dan geografi, maka kegaiatan dalam program
kesehatan ibu dan Anak (KIA) akan berbeda pula. Namun agar pelaksanaan
Program KIA dapat berjalan lancer, aspek peningkatan mutu pelayanan
program KIA puskesmas maupun di tingkat Kabaupaten/Kota. Peningkatan

3
mutu program KIA juga dinilai dari besarnya cakupan program di masing-
masing wilayah kerja.
Untuk itu, perlu di pantau secara terus menerus besarnya cakupan
pelayanan KIA di suatu wilayah kerja, agar diperoleh gambaran yang jelas
mengenai kelompok mana dalam wilayah kerja tersebut yang paling rawan.
Dengan diketahuinya lokasi rawan kesehatan ibu dan anak, maka wilayah
kerja tersebut dapat lebih diperhatikan dan dicarikan pemecahan
masalahnya. Untuk memantau cakupan pelayanan KIA tersebut
dikembangkan sistem Pemantau Wilayah Setempat (PWS-KIA).

F. Kebijakan Pemerintah Terkait KIA


Strategi Pembangunan Kesehatan menuju indonesia sehat 2010
mengisyaratkan bahwa pembangunan kesehatan ditujukan pada upaya
menyehatkan bangsa. Indikator keberhasilannya antara lain ditentukan oleh
angka mortalitas dan morbiditas, angka kematian ibu dan angka kematian
bayi. Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas
utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung
jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan
bayi neonatal. Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian
dan kejadian sakit di kalangan ibu.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Anak (AKB) masih tinggi yaitu, 307
per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 35/1000 kh. Target yang ditetapkan
untuk dicapai pada RPJM tahun 2009 untuk AKI adalah 226 per 100.000 kh
dan AKB 26/1000 kh. Dengan demikian target tersebut merupakan
tantangan yang cukup berat bagi program KIA. Sebagaian besar penyebab
kematian ibu secara tidak langsung (menurut survei Kesehatan Rumah
Tangga 2001 sebesar 90%) adalah komplikasi yang terjadi pada saat
persalinan dan segera setelah bersalin. Penyebab tersebut dikenal dengan
Trias Klasik yaitu Pendarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%).
Sedangkan penyebab tidak langsungnya antara lain adalah ibu hamil
menderita Kurang Energi Kronis (KEK) 37%, anemia (HB kurang dari 11

4
gr%) 40%. Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan resiko
terjadinya kematian ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.
Beberapa kegiatan dalam meningkatkan upaya percepatan
penurunan AKI telah diupayakan antara lain melalui peningkatan kualitas
pelayanan dengan melakukan pelatihan klinis bagi pemberi pelayanan
kebidanan di lapangan. Kegiatan ini merupakan implementasi dari
pemenuhan terwujudnya 3 pesan kunci Making Pregnancy Safer yaitu:
1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat, dan
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran.

Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat


diduga atau diramalkan sebelumnya sehingga ibu hamil harus sedekat
mungkin pada sarana pelayanan ndicator emergency dasar. Penyebab utama
kematian Ibu adalah Perdarahan, Infeksi, Eklampsi, Partus lama dan
Komplikasi Abortus. Perdarahan merupakan sebab kematian utama.
Dengan demikian sangat pentingnya pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan karena sebagian besar komplikasi terjadi pada saat sekitar
persalinan, sedang sebab utama kematian bayi baru lahir adalah Asfiksia,
Infeksi dan Hipotermi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Selama kurun waktu 20 tahun angka kematian bayi (AKB) telah
diturunkan secara tajam, namun AKB menurut SDKI 2002-2003 adalah 35
per 1000 KH. Angka tersebut masih tinggi dan saat ini mengalami
penurunan secara lambat. Dalam Rencana Pembangunan jangka panjang
Menengah Nasional (RPJMN) salah satu sasarannya adalah menurunkan
AKB dari 35 1000 KH menjadi 26 per 1000 KH pada tahun 2009. Oleh
karena itu perlu dilakukan intervensi terhadap masalah-masalah penyebab

5
kematian bayi untuk mendukung upaya percepatan penurunan AKB di
indicator.
Upaya peningkatan derajat kesehatan keluarga dilakukan melalui
program pembinaan kesehatan keluarga yang meliputi upaya peningkatan
kesehatan Ibu dan Bayi, Anak Pra Sekolah dan Anak Usia Sekolah,
Kesehatan Reproduksi Remaja, dan Kesehatan Usia Subur. Era
Desentralisasi menurut pengelola program di Kabupaten / Kota untuk lebih
proaktif didalam mengembangkan program yang mempunyai daya ungkit
dalam akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sesuai situasi dan kemampuan daerah masing-
masing mengingat AKI dan AKB merupakan salah satu indicator penting
keberhasilan program kesehatan Indonesia.

G. Komponen isi Buku KIA


Buku KIA merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya
gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan
penyuluhan dengan informasi yang penting bagi ibu, kleuarga dan
masyarakat mengenai pelayanan, kesehatan ibu dan anak termasuk
rujukannya dan paket (standar) pelayanan KIA, gizi, imunisasi dan tumbuh
kembang balita.
Salah satu tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah
meningkatkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan
anak. Dalam keluarga, ibu dan anak merupakan kelompok yang paling
rentan terhadap berbagai masalah kesehatan seperti kesakitan dan gangguan
gizi yang sering kali berakhir dengan kecacatan atau kematian. Depkes RI
dan JICA, (2003) Untuk mewujudkan kemandirian keluarga dalam
memelihara kesehatan ibu dan anak maka salah satu upaya program adalah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga melalui penggunaan
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA).

6
Manfaat Buku KIA secara umum adalah ibu dan anak mempunyai
catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu hamil sampai anaknya berumur
lima tahun sedangkan manfaat buku KIA khususnya ialah :
1. Untuk mencatat dan memantau kesehatan ibu dan anak.
2. Alat komunikasi dan penyuluhan yang dilengkapi denganinformasi
penting bagi ibu, keluarga dan masyarakat tentang kesehatan, gizi
dan palet (standar) KIA.
3. 9 Alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah
kesehatan ibu dan anak.
4. Catatan pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak termasuk
rujukannya (Depkes RI dan JCA, 2003).

Buku KIA sebagai materi penyuluhan dalam pelayanan antenatal


berisikan materi yaitu :

 Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil


 Bagaimana menjaga kesehatan ibu hamil
 Bagaimana makan yang baik selama hamil
 apa saja tanda –tanda bahaya pada ibu hamil
 Apa saja persiapan keluarga menghadapi persalinan
 Apa saja tanda – tanda persalinan
 Apa saja yang dilakukan ibu bersalin
 Apa saja yang dilakukan ibu nifas
 Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas
 Apa saja tanda – tanda bahaya pada ibu nifas
 Apa saja alat kontrasepsi (KB) (Depkes, 2005).

Secara umum isi buku KIA sangat komprehensif bagi keluarga dan
petugas kesehatan. Outline isi buku KIA terdiri dari :

1. Bagian ibu, terdiri dari :


 Identitas keluarga

7
 Ibu hamil : pemeriksaan kehamilan rutin, persiapan
melahirkan, perawatan sehari-hari, anjuran makan untuk ibu
hamil, dan tanda-tanda bahaya pada kehamilan
 Ibu bersalin : tanda-tanda bunyi akan lahir dan proses
melahirkan
 Ibu nifas : cara menyusui bayi, perawatan ibu nifas, tanda
bahaya dan penyakit pada saat nifas
 Keluarga berencana (KB)
 Catatan pelayanan kesehatan ibu : catatan kesehatan ibu hamil,
bersalin, nifas, dan keterangan lahir

2. Bagian anak, terdiri dari :


 Identitas anak
 Bayi baru lahir dan anak : tanda bayi sehat, cara merawat bayi
baru lahir, imunisasi dan jadwal imunisasi
 Balita : cara perawatan sehari-hari anak balita, perawatan anak
sakit, cara memberi makan anak, cara merangsang
perkembangan anak, cara membuat makanan m-pasi
 Catatan pelayanan kesehatan anak : pemeriksaan neonatus,
pemberian imuniasi, pemberian vitamin A, anjuran pemberian
rangsangan perkembangan dan nasihat pemberian makan
 Catatan penyakit dan masalah perkembangan

Di bagian belakang atau depan sampul (cover) buku KIA di


tambahkan stiker perencanaan persalinan da pencegahan komplikasi (p4k).
stiker ini akan diisi dan di tempelkan di depan rumah ibu hamil oleh petugas
kesehatan. Sebagai tindakan berjaga-jaga atau antisipasi pada waktu ibu
akan bersalin.

8
H. Pemeriksaan kesehatan ibu
Jenis Pemeriksaan KIA & KB, meliputi :
 Pemeriksaan Ibu Hamil (ANC)
 Pelayanan Post Partum
 Imunisasi
 Pemeriksaan Calon Penganten
 Pelayanan KB
 Pemeriksaan IVA (Deteksi dini kanker leher Rahim)
 MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)

Pemeriksaan Ibu Hamil

a) Anamnesis
Berisi identitas ibu hamil, suami, keluhan, riwayat kesehatan, pola
aktifitas, HPHT, dan HPL
b) Pemeriksaan fisik diagnostic :
1. Pemeriksaan fisik seluruh tubuh (head to toe) dengan cara :
2. Inpeksi : tekanan darah, nadi, suhu, respirasi, jantung dan paru-
paru
3. Perkusi : reflek patella
4. Palpasi : meraba bagian-bagian janin pada perut ibu untuk
menentukan posisis dan keaadaan janin didalam uterus.
5. Auskultasi : menggunakan stetoskop obstetric untuk
mendengarkan denyut jantung janin (DJJ) yang dapat
didengarkan pada bulan ke 4-5 (Sofian, 2012).

Jenis pemeriksaan kehamilan

1. Tes Urine. Pemeriksaan urine lengkap dilakukan untuk mengetahui


kadar gula darah dan protein di dalam tubuh.
2. Tes Tekanan Darah. Setiap kali Mam kontrol kehamilan, dokter akan
memeriksa tekanan darah.

9
3. USG Kehamilan.
4. Tes TORCH.

Adapun jenis jenis pemeriksaan sesuai dengan trimester kehamilan :

a) Pemeriksaan kehamilan di trimester pertama


Pemeriksaan kehamilan di trimester pertama sangat penting untuk
mengetahui kondisi janin didalam Rahim. Juga memantau tumbuh
kembang janin dengan baik. Berikut beberapa pemeriksaan trimester
sebagai berikut.
1. Cek darah
Darah bunda akan diambil untuk dilakukan pemeriksaan terhadap:
 Imunitas terhadap penyakit Rubella dan Cacar air
 Kemungkinan penyakit Hepatitis B, Sifilis, HIV
 Memantau tingkat Hemoglobin dalam darah
 Jenis golongan darah dan rhesusnya
 Kemungkinan terpapar penyakit toxoplasmosis atau tidak

2. Tes Urin
Tes urin dilakukan untuk mengetahui apakah Bunda
mengalami infeksi disaluran kemih dan juga ginjal. Memeriksa
tingkat hormone hCG, dan tingkat glukosa didalam urin Bunda.
Selain dua jenis tes diatas, Bunda juga akan menjalani pemeriksaan
USG untuk mengonfirmasi kehamilan dan menghitung hari
perkiraan lahir (HPL)

b) Pemeriksaan kehamilan di trimester kedua


Pemeriksaan kehamilan di trimester ini meliputi cek darah,
untuk mengetahui adanya kelainan ditabung saraf tulang belakang,
kemungkinan down syndrome diabetes gestasional dan menghitung
kadar gula darah untuk mengetahui apakah terjadi atau tidak.

10
Sedangkan pada tes urin, dokter akan memeriksa kemungkinan
adanya infeksi saluran kemih dan preeclampsia. Pemeriksaan USG juga
dilakukan untuk melihat tumbuh kembang janin normal atau tidak
berdasarkan usia kehamilan, menghitung panjang mulut Rahim, dan
gerakan janin.

c) Pemeriksaan kehamilan di trimester ketiga


Pemeriksaan USG dilakukan untuk memantau jumlah cairan
ketuban, tumbuh kembang janin dengan mengukur tulang paha, ukuran
kepala dan perut si kecil. USG juga dilakukan untuk mengecek posisi
bayi apakah sungsang atau tidak. Jika Bunda sudah lewat HPL, maka
USG dilakukan untuk memeriksa detak jantung bayi dan kondisi
kesehatan bayi didalam Rahim. Juga lokasi plasenta dan kondisi
serviks, apakah sudah siap untuk melakukan persalinan atau belum
placenta dan cervix. Tes urin dan tes darah juga akan kembali dilakukan
pada trimester ini, untuk mengecek beberapa kondisi yang sudah
disebutkan diatas. Karena kondisi-kondisi tersebut harus selalu
dipantau sepanjang masa kehamilan.
Semua jenis pemeriksaan diatas dilakukan untuk memastikan
kondisi ibu dan bayi sehat selama masa kehamilan. Variasi jenis tes bisa
berbeda antara ibu hamil yang satu dengan lainnya, terutama jika ada
komplikasi kehamilan. Konsumsi makanan sehat dan istirahat cukup
bisa membantu menjaga kesehatan ibu dan bayi selama hamil.

11
DAFTAR PUSTAKA

Notoadmodjo, S. 2008. Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Rineka Cipta.


Mubarak, dkk. 2007. Kesehatan Ibu dan Anak KIA. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Buku KIA revisi tahun 2009
Departemen Kesehatan RI, 2009, Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan
Ibu dan Anak
https://www.bps.go.id/dynamictable/2018/06/06/1464/angka-kematian-neonatal-
akn-dan-angka-kematian-bayi-per-1000-kelahiran-menurut-provinsi-2012.html (di
unduh pada tanggal 25 Januari 2020 pukul 12:05 WIB)
https://lamongankab.go.id/dinkes/kesehatan-ibu-dan-anak/ (di unduh pada tanggal 25
Januari 2020 pukul 12:46 WIB)

12

Anda mungkin juga menyukai