1
kematian itu juga telah masuk menjadi target Millenium Development
Goals (MDGs) nomor 5 Yaitu, meningkatkan kesehatan ibu dan
menurunkan angka kematian ibu hingga 3/4 sampai tahun 2015. Selain itu,
target dari MDGs 5 ini mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua
pada tahun 2015.
Berdasarkan hasil Survei Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) angka
kematian ibu di Indonesia pada 1994 mencapai 390 per 100.000 kelahiran
hidup dan cenderung menurun hingga tinggal 228 pada 2007. Namun, pada
2012 AKI kembali meningkat menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan Survei Antar Sensus (SUPAS) 2015 AKI kembali turun
menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup yang berarti sudah melampaui
target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RJPMN)
2015-2019 sebesar 306 per 100.000 kelahiran hidup.
2
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin dan bayi neonatal. Salah
satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit
pada ibu dan anak melalui peningkatan mutu pelayanan dan menjaga
kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan prenatal di tingkat pelayanan
dasar dan pelayanan rujukan primer (Sistriani, 2014).
3
mutu program KIA juga dinilai dari besarnya cakupan program di masing-
masing wilayah kerja.
Untuk itu, perlu di pantau secara terus menerus besarnya cakupan
pelayanan KIA di suatu wilayah kerja, agar diperoleh gambaran yang jelas
mengenai kelompok mana dalam wilayah kerja tersebut yang paling rawan.
Dengan diketahuinya lokasi rawan kesehatan ibu dan anak, maka wilayah
kerja tersebut dapat lebih diperhatikan dan dicarikan pemecahan
masalahnya. Untuk memantau cakupan pelayanan KIA tersebut
dikembangkan sistem Pemantau Wilayah Setempat (PWS-KIA).
4
gr%) 40%. Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan resiko
terjadinya kematian ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.
Beberapa kegiatan dalam meningkatkan upaya percepatan
penurunan AKI telah diupayakan antara lain melalui peningkatan kualitas
pelayanan dengan melakukan pelatihan klinis bagi pemberi pelayanan
kebidanan di lapangan. Kegiatan ini merupakan implementasi dari
pemenuhan terwujudnya 3 pesan kunci Making Pregnancy Safer yaitu:
1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat, dan
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran.
5
kematian bayi untuk mendukung upaya percepatan penurunan AKB di
indicator.
Upaya peningkatan derajat kesehatan keluarga dilakukan melalui
program pembinaan kesehatan keluarga yang meliputi upaya peningkatan
kesehatan Ibu dan Bayi, Anak Pra Sekolah dan Anak Usia Sekolah,
Kesehatan Reproduksi Remaja, dan Kesehatan Usia Subur. Era
Desentralisasi menurut pengelola program di Kabupaten / Kota untuk lebih
proaktif didalam mengembangkan program yang mempunyai daya ungkit
dalam akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sesuai situasi dan kemampuan daerah masing-
masing mengingat AKI dan AKB merupakan salah satu indicator penting
keberhasilan program kesehatan Indonesia.
6
Manfaat Buku KIA secara umum adalah ibu dan anak mempunyai
catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu hamil sampai anaknya berumur
lima tahun sedangkan manfaat buku KIA khususnya ialah :
1. Untuk mencatat dan memantau kesehatan ibu dan anak.
2. Alat komunikasi dan penyuluhan yang dilengkapi denganinformasi
penting bagi ibu, keluarga dan masyarakat tentang kesehatan, gizi
dan palet (standar) KIA.
3. 9 Alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah
kesehatan ibu dan anak.
4. Catatan pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak termasuk
rujukannya (Depkes RI dan JCA, 2003).
Secara umum isi buku KIA sangat komprehensif bagi keluarga dan
petugas kesehatan. Outline isi buku KIA terdiri dari :
7
Ibu hamil : pemeriksaan kehamilan rutin, persiapan
melahirkan, perawatan sehari-hari, anjuran makan untuk ibu
hamil, dan tanda-tanda bahaya pada kehamilan
Ibu bersalin : tanda-tanda bunyi akan lahir dan proses
melahirkan
Ibu nifas : cara menyusui bayi, perawatan ibu nifas, tanda
bahaya dan penyakit pada saat nifas
Keluarga berencana (KB)
Catatan pelayanan kesehatan ibu : catatan kesehatan ibu hamil,
bersalin, nifas, dan keterangan lahir
8
H. Pemeriksaan kesehatan ibu
Jenis Pemeriksaan KIA & KB, meliputi :
Pemeriksaan Ibu Hamil (ANC)
Pelayanan Post Partum
Imunisasi
Pemeriksaan Calon Penganten
Pelayanan KB
Pemeriksaan IVA (Deteksi dini kanker leher Rahim)
MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
a) Anamnesis
Berisi identitas ibu hamil, suami, keluhan, riwayat kesehatan, pola
aktifitas, HPHT, dan HPL
b) Pemeriksaan fisik diagnostic :
1. Pemeriksaan fisik seluruh tubuh (head to toe) dengan cara :
2. Inpeksi : tekanan darah, nadi, suhu, respirasi, jantung dan paru-
paru
3. Perkusi : reflek patella
4. Palpasi : meraba bagian-bagian janin pada perut ibu untuk
menentukan posisis dan keaadaan janin didalam uterus.
5. Auskultasi : menggunakan stetoskop obstetric untuk
mendengarkan denyut jantung janin (DJJ) yang dapat
didengarkan pada bulan ke 4-5 (Sofian, 2012).
9
3. USG Kehamilan.
4. Tes TORCH.
2. Tes Urin
Tes urin dilakukan untuk mengetahui apakah Bunda
mengalami infeksi disaluran kemih dan juga ginjal. Memeriksa
tingkat hormone hCG, dan tingkat glukosa didalam urin Bunda.
Selain dua jenis tes diatas, Bunda juga akan menjalani pemeriksaan
USG untuk mengonfirmasi kehamilan dan menghitung hari
perkiraan lahir (HPL)
10
Sedangkan pada tes urin, dokter akan memeriksa kemungkinan
adanya infeksi saluran kemih dan preeclampsia. Pemeriksaan USG juga
dilakukan untuk melihat tumbuh kembang janin normal atau tidak
berdasarkan usia kehamilan, menghitung panjang mulut Rahim, dan
gerakan janin.
11
DAFTAR PUSTAKA
12