Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PATEN DUCTUS

ARTERIOSUS (PDA) PADA ANAK

Oleh:
KELOMPOK 9
BATSEBA LINDA IMSULA
NUR HAYANI

UNIVERSITAS CENDERAWASIH FAKULTAS KEDOKTERAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
JAYAPURA
2019

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan

berkah dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini sebagai

salah satu syarat dalam mendapatkan nilai . Adapun judul dari makalah ini adalah “Asuhan

Keperawatan Paten Ductus Arteriosus (PDA) .

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,

baik moril maupun materi. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya.

Akhir kata penulis meyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangan sehingga dengan penuh kerendahan dan ketulusan hati, penulis akan menerima

setiap keritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... 1
KATA PEGANTAR ........................................................................................ 2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................... 4
B. Rumusan masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian PDA .................................................................................. 6
2. Etiologi PDA ...................................................................................... 7
3. Tanda dan gejala PDA ....................................................................... 7
4. Pathway .............................................................................................. 8
5. Pemeriksaan penunjang ...................................................................... 11
6. Penatalaksanaan medis ....................................................................... 12
7. Diagnosa keperawatan ........................................................................ 13
8. Intervensi keperawatan ....................................................................... 13

BAB III: PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................ 16
B. Saran .................................................................................................. 16

DAFTARPUSTAKA ....................................................................................... 17

3
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang

Paten Ductus Arteriosus (PDA) adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus


(arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama
kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi ke
arteri pulmonal yang bertekanan rendah.

Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan
anak. Apabila tidak di operasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila
penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa
pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi
dini pada usia muda. Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat
diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh
pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan.

Adapun gejala paten ductus arteriosus pada bayi Kadang-kadang terdapat tanda-
tanda gagal jantung, Machinery mur- mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling
nyata terdengar di tepi sternum kiri atas

B. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi Paten Ductus Arteriosus?

2. Apa Etiologi Paten Ductus Arteriosus?

3. Apa Tanda dan gejala Paten Ductus Arteriosus?

4. Bagaimana Patofisiologi Paten Ductus Arteriosus?

5. Apa Pathway Paten Ductus Arteriosus?

6. Bagaimana Pemeriksaaan penunjang pada Paten Ductus Arteriosus?

7. Bagaimana Penatalaksanaan medis pada Paten Ductus Arteriosus?

8. Apa saja Diagnosa Keperawatan pada Paten Ductus Arteriosus?

9. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada kasus Paten Ductus Arteriosus?

4
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari Paten Ductus Arteriosus

2. Untuk mengetahui penyebab dari Paten Ductus Arteriosus

3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Paten Ductus Arteriosus

4. Untuk mengetahui pathway dari Ductus Paten Arteriosus

5. Untuk mengetahui pemeriksaaan penunjang pada Paten Ductus Arteriosus

6. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan medis pada Paten Ductus Arteriosus

7. Untuk mengetahui diagnosa yang akan muncul pada kasus Paten Ductus Arteriosus

8. Untuk mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan pada Paten Ductus Arteriosus

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Paten Ductus Arteriosus (PDA)


1. Pengertian

Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah
lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih
tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)

Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin
yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal
duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara
anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup
disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar
Kardiologi FKUI, 2001 ; 227)

Paten duktus arteriosus adalah kegagalan penutupan duktus arteriosus (pembuluh


arteri yang menghubungkan aorta dengan arteri pulmonalis) pada bayi berusia
beberapa minggu pertama. (Wong, 2009)

6
2. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara
pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada
peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :
a. Faktor prenatal diantaranya :
a) Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
b) Ibu alkoholisme.
c) Umur ibu lebih dari 40 tahun.
d) Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
e) Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu
b. Faktor genetik diantaranya :
a) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
b) Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
c) Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
d) Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
3. Tanda dan gejala
a. Gawat nafas disertai tanda-tanda gagal jantung pada bayi khususnya yang lahir
premature. Gangguan pernafasan ini di sebabkan oleh pemintasan aliran darah
dalam jumlah sangat besar ke dalam paru-paru melalui duktus arteriosus yang
terbuka (paten) dan peningkatan beban kerja pada jantung sebelah kiri.
b. Bising Gipson (mac hineri mur- mur yang klasik), bising yang terus menerus
terdengar disepanjang systole dan diastole pada anak yang lebih besar dan
dewasa akibat pemintasan aliran darah dari aorta ke dalam arteri pulmonaris
pada saat systole dan diastole. (bising ini terdengar paling jelas pada daerah
basis kordis, yaitu pada ruang slaiga kedua kiri di bawah klafikula kiri. Bising
tersebut dapat mengaburkan bunyi S2 namun bising ini pada shunt kanan ke kiri
mungkin tidak ada).
c. Vibrasi (thrill) yang teraba saat meragukan palpasi pada tepi kiri sternum gejala
ini disebabkan oleh pemintasan aliran darah dari aorta pulmonaris.
d. Implus ventrikel kiri yang nyata akibat hipertrofi ventrikel kiri denyut nadi
perifer yang memantul (nadi corigan) akibat keadaan aliran yang tinggi.

7
e. Tekanan nadi yang melebar akibat kenaikan tekanan sistolik dan terutama akibat
penurunan tekanan diastolik pada saat darah memintas melalui PDA dan dengan
demikian mengurangi tahapan tepi.
f. Motorik yang lambat akibat gagal jantung.

g. Kegagalan tumbuh kembang akibat gagal jantung.

h. Keletihan dan dispenea pada saat melakukan kegiatan yang dapat terjadi pada
dewasa yang mengalami PDA yang tidak terditeksi
4. Patofisiologi
Normalnya, duktus arteriosus menutup pada saat kadar postragladin yang
dihasilkan plasenta menurun dan kadar oksigen meningkat. Proses penutupan ini
harus segera di mulai ketika bayi menarik nafas yang pertama tetapi bias saja
memerlukan waktu 3 bulan pada beberapa anak. Pada PDA, resistensi relative
pada pembuluh darah pulmoner serta sistemik dan ukuran duktus menentukan
jumlah darah mengalami pemintasan aliran atau shunt dari kanan ke kiri karena
peningkatan dalam aorta, darah bersih akan mengalami shun dari aorta melalui
duktus arteriosus ke dalam arteri pulmonaris. Darah akan kembali ke dalam jantung
kiri dan dipompa sekali lagi ke dalam aorta. Atrium kiri dan ventrikel kiri harus
menampung aliran balik vena aliran pulmonaris sehingga terjadi kenaikan
tekanan pengisian dan beban kerja jantung kiri. Keadaan akan mengadakan
hipertrofi ventrikel kiri dan mungkin pula gagal jantung. Pada stadium akhir PDA
yang tidak dikoreksi shun kiri ke kanan yang akan menimbulkan hipertensi arteri
pulmonaris yang kronis dan kemudian menjadi resisten serta tidak responsive
terhadap terapi. Hal ini menyebabkan pembalikan shunt sehingga darah kotor ini
memasuki sirkulasi sistemik dan menimbulkan sianosis.
a. Mekanisme Sirkulasi Darah Janin
Dalam sistem peredaran darah janin tidak hanya melibatkan pembuluh darah
saja tetapi juga melibatkan organ tubuh janin di antaranya sebagai berikut :
a) Plasenta
Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.
b) Umbilikalis
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.

8
c) Hati
Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosusarantii.
d) Jantung
Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium
dekstra ke atrium sinistra.
e) Paru-paru
Terdapatnya duktus arteriosus bothalli
Mekanisme sirkulasi darah janin

Peredaran darah janin digambarkan langsung sebagai berikut :


Mula- mula darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta
masuk ke janin melalui vena umbilikus yang bercabang dua setelah memasuki
dinding perut yaitu :
a) Cabang yang kecil bersatu dengan vena aorta, darahnya beredar dalam hati
dan kemudian diangkut melalui vena hepatika ke vena cava inferior.
b) Cabang satunya lagi duktus venosus arantii yang langsung masuk ke dalam
vena cava inferior. Darah dari vena cava inferior masuk ke atrium kanan dan
sebagian besar darah dari atrium kanan akan dialirkan ke atrium kiri melalui
foramen ovale. Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel
kanan bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava superior
c) Darah dari ventrikel kanan ini dipompakan ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis, karena adanya tahanan dari paru-paru yang belum mengembang
maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis sebagian akan dialirkan ke
aorta melalui duktus arteriosus bothalli dan sebagian kecil akan menuju paru-
paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melaui vena pulmonalis.
d) Sementara itu darah yang terdapat pada atrium kiri kemudian dialirkan ke
ventrikel kiri dan diteruskan ke seluruh tubuh melaui aorta guna memberikan
oksigen dan nutrisi bagi tubuh bawah. Cabang aorta bagian bawah ini menjadi
2 (dua) arteri hipograstika interna yang mempunyai cabang arteri umbilikalis.
Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida serta sisa metabolisme
akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis ke plasenta melalui
arteri umbilikalis untuk diteruskan ke ibu.

9
b. Mekanisme Sirkulasi Darah Pada Bayi Baru Lahir
Janin dilahirkan, bayi menghisap udara dan menangis kuat, hal ini akan paru-
parunya berkembang, tekanan dalam paru-paru mengecil dan darah akan terisap ke
dalam paru-paru, dengan demikian duktus arteosus botali tidak berfungsi dan
karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat maka foramen ovale akan tertutup
dan menjadi tidak berfungsi lagi. Ketika tali pusat dipotong dan diikat, arteri
umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obiliterasi, dengan
demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang
dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna
dengan sistem pencernaansendiri. Perubahan sirkulasi pasca lahir :

a) Tahanan vascular paru menurun dan tahanan sistemik meningkat sehingga aliran
darah ke paru meningkat
Ketika bayi menangis untuk pertama kalinya akan mengakibatkan paru-paru
berkembang, hal itu akan mengakibatkan tahanan vaskular paru berkurang
dengan cepat tapi tidak segera diikuti penurunan tekanan arteri pulmonalis.
Penurunan tekanan arteri pulmonalis disebabkan perubahan pada dinding arteiol
paru.

b) Tahanan sistemik meningkat


Tekanan darah sistemik tdk segera meningkat tapi berangsur-angsur bahkan
bisa terjadi penurunan tekanan darah dulu dalam 24 jam pertama. Pengaruh
hipoksi di sini tidak bermakna.

c) Penutupan Duktus arteosus


Penutupan anatomis dimulai segera setelah lahir tapi penutupan sempurna .
sebagian besar bayi baru terjadi setelah beberapa bulan, pada sebagian kecil
sampai umur satu tahun. Secara fungsional DA kiri dan kanan masih dilewati
darah sampai beberapa jam bahkan beberapa hari. Pada hipoksia, pirau
kanan ke kiri bertambah. DA persisten sering terjadi pada keadaan yang
menyebabkan hipoksia seperti sindrom gangguan pernafasan, prematuritas dan
bayi lahir di dataran tinggi.

d) Penutupan Foramen ovale


Tidak menutup secara fungsinal pada jam-jam pertama setelah lahir. Pirau
kanan ke kiri masih dapat terjadi pada 50% bayi yang menangis sampai usia 8
hari paska lahir. Meski foramen ovale masih paten sampai usia sampai usia 5
tahun (50%) dan masih tetap terbuka pada umur lebih dari 25 tahun (25%)
tetapi FO tidak berfungsi lagi setelah satu minggu. Bila FO menutup
sebelum janin lahir akan menyebabkan kardiomegali inutero yang bisa
menyebabkan gagal jantung kanan.

10
e) Penutupan Duktus venosus
Bila semua perubahan fisiologis berlangsung normal maka sirkulasi ekstra
uterin yang terjadi akan berlangsung normal yaitu darah dari paru menuju ke
atrium kiri lalu ke ventrikel kiri selanjutnya menuju aorta ke seluruh tubuh
kemudian darah dari perifer melalui vena kava superior dan inferior menuju
atrium kanan, ventrikel kanan dan melalui arteri pulmonalis masuk lagi ke
dalam paru.

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto thorax
Tampak kardiomegali akibat pembesaran atrium dan ventrikel kiri. Aorta
membesar dan arteri pilmonalis menonjol, corakan vaskularisasi paru
meningkat (pletora). Tetapi bila telah terjadi hipertensi pulmonalyang disertai
perubahan vaskuler paru, maka corakan tersebut didaerah tepi akan berkurang
(pruned tree)
b. Ekhokardiografi
Rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada bayi cukup bulan
atau lebih tinggi dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan oleh peningkatan
volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan).

c. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna

d. EKG Bervariasi sesuai tingkat keparahan, PDA kecil tida ada abnormalitas,
hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar.

e. Kateterisasi jantung
Akan mengungkapkan tekanan normal atau meningkatkan dalam ventrikel
kanana dan arteri pulmonalis. Adanya darah yang telah di oksigenisasi dalam
arteri pulmonalis memastikan adanya pintasan kiri ke kanan, seperti juga
dengan kurva hidrogen dan pengenceran indikator. Contoh- contoh darah yang
diambil dari ke dua vena cava, atrium kanan dan ventrikel kanan
memperlihatkan kandungan oksigen yang sebanding. Dengan insufisiensi
katup pulmonal mungkin dijumpai peningkatan kandungan oksigen dalam
darah ventrikel kanan. Kateter tersebut akan melewati duktus dan masuk ke
dalam aorta desendens. Penyuntikan bahan kontras ke dalam aorta asenden
memperlihatkan opasitas arteri pulmonalis berasal dari aorta dan dapat
mengenali duktus.

11
f. Pemeriksaan roengenografis
Pada umumnaya untuk memperlihatkan arteri pulmonalis yang menonjol dan
peningkatan tanda-tanda pembuluh darah paru. Besar jantung tergantung pada
derajat pintasan kiri ke kanan, jantung dapat tetap normal atau mengalami
pembesaran sedang hingga hebat. Ruangan-ruangan yang terlibat adalah
atrium dan ventrikel kiri. Tonjolan aorta tampak normal atau menonjol dan
berdenyut dengan kuat. Secara jarang dijumpai adanya perkapuran didalam
dinding duktus tersebut.

6. Penatalaksanaan Medis
a. Pembedahan untuk ligasi duktus jika penatalaksanaan medis tidak bias
mengendalikan gagal jantung (bayi dengan PDA Asimpetomatik tidak
memerlukan penanganan segera. Apabila gejala ringan, ligasi PDA dengan
pembedahan biasanya baru dilakukan setelah usia 1 tahun)
b. Pemberian indometasin(inhibitor prostaglandin) untuk menimbulkan spasme
ductus dan penutupan pada bayi premature
c. Terapi profilaksis dengan anti biotic untuk melindungi bayi dari endokaditis
infeksiosa
d. Penangganan gagal jantung melalui pembatasan cairan, pemeberian diuretic
dan digoksin.
Terapi lain termasuk kateterisasi jantung, untuk menaruh sumbat atau
umbrella(benda seperti payung) dalam ductus arteriosus yang akan
menghentikan pemintasan.

7. Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Paten Ductus


Arteriosus
a. Pengkajian
1) Anamnesa
 Identitas ( Data Biografi)
PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional
menutup pada 24 jam pertama setelah kelahiran. Sedangkan secara
anatomic menutup dalam 4 minggu pertama. PDA ( Patent Ductus
Arteriosus) lebih sering insidens pada bayi perempuan 2 x lebih banyak
dari bayi laki- laki. Sedangkan pada bayi prematur diperkirakan sebesar
15 %. PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang
menderita jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom.

 Keluhan Utama
Pasien dengan PDA biasanya merasa lelah,dan sesak napas.

12
 Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien PDA, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda
respiratory distress, dispnea, tacipnea, hipertropi ventrikel kiri, retraksi
dada dan hiposekmia.

 Riwayat penyakit terdahulu


Perlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita
infeksi dari rubella.

 Riwayat penyakit keluarga


Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit PDA karena PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari
orang tua yang menderita penyakit jantung bawaan atau juga bisa
karena kelainan kromosom.

 Riwayat Psikososial
Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana
perilaku anak terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya,
perkembangan anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon
keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian
keluarga terhadap stress.

b. Pemeriksaan Fisik

1) Pernafasan B1 (Breath)
Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan (marchinerymurmur),adanyan
otot bantu nafas saat inspirasi, retraksi.

2) Kardiovaskuler B2 ( Blood)
Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah
sistolik, edema tungkai, clubbing finger, sianosis.

3) Persyarafan B3 ( Brain)
Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran.

4) Perkemihan B4 (Bladder)
Produksi urin menurun (oliguria).

5) Pencernaan B5 (Bowel)
Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.

6) Muskuloskeletal/integument B6 (Bone) Kemampuan pergerakan sendi


terbatas, kelelahan.

13
c. Diagnosa Keperawatan
1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan volume
secukupnya
2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi-perfusi
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplei dan kebutuhan oksigen

d. Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan I: Penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan volume sekuncup..
Tujuan: Curah jantung normal.
Kriteria hasil:
1. Tekanan darah dalam batas yang diharapkan
2. RR dalam batas yang diharapkan
3. Tidak terdapat angina
4. Kelemahan ekstermitas tidak ada
Rencana tindakan:
1. Evaluasi adanya nyeri dada.
2. Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output.
3.Monitor / melihat monitor untuk melihat adanya perubahan tekanan darah.
4. Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan.
5. Monitor / melihat toleransi aktifitas pasien.
6. Monitor / melihat adanya dypsnea, patigue, takipnea dan ortopnea

Diagnosa Keperawatan II: Gangguan pertukaran Gas berhubungan dengan


ventilasi-perfusi
Tujuan : pertukaran gas dapat teratasi
Kriteria hasil :
1. Peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
2. Kebersihan paru-paru
3. Mendemonstras ikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih
Intervensi :
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2. Pemasangan alat jalan nafas buatan
3. Lakukan fisioterapi dada
4. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
5. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

14
Diagnosa Keperawatan III :Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak
seimbangan antara suplei dan kebutuhan oksigen
Tujuan: Intoleransi aktivitas dapat teratasi
Kriteria Hasil :
1. Mampu melakukaan aktivitas sehari-hari
2. TTV normal
3. Level kelemahan
Intervensi:
1. Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan
program terapi yang tepat

2. Bantu klien untuk mengidentivikasi aktivitas yang mampu dilakukan

3. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas

4. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paten ductus arteriosus merupakan saluran yang berasal dari arkus aorta
ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendes.
Menutupnya ductus arteriosus pada minggu pertama kehidupan yang
menyebabkan mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi ke arteri
pulmonal yang bertekanan rendah.

Penyebab penyakit bawaan jantung belum dapat di ketahui secara pasti,


tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor prenatal dan faktor
genetic.

Pada bayi prematur sering di samarkan oleh masalah- masalah lain dengan
premature (misalnya sindrom gawat nafas) pemberian endome-thacin (inhibitor
prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus.

B. Saran
Kami selaku penulis menyarankan kepada para pembaca baik individu,
serta teman-teman, agar kiranya dapat memperhatikan mengalirnya darah dari
aorta yang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. Terima
kasih semoga bermanfaat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kowalak.P.Jenifer, Welsh.William, Mayer.Brenna. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta.


EGC

https://www.scribd.com/doc/244529699/Pathway-PDA

http://askep.asuhan-keperawatan.com/2013/10/asuhan-keperawatan-anak-pada-
pasien- dengan-penyakit-jantung-bawaan-81304.html

17

Anda mungkin juga menyukai