Oleh:
KELOMPOK 9
BATSEBA LINDA IMSULA
NUR HAYANI
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
berkah dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini sebagai
salah satu syarat dalam mendapatkan nilai . Adapun judul dari makalah ini adalah “Asuhan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,
baik moril maupun materi. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya.
Akhir kata penulis meyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan sehingga dengan penuh kerendahan dan ketulusan hati, penulis akan menerima
setiap keritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... 1
KATA PEGANTAR ........................................................................................ 2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................... 4
B. Rumusan masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian PDA .................................................................................. 6
2. Etiologi PDA ...................................................................................... 7
3. Tanda dan gejala PDA ....................................................................... 7
4. Pathway .............................................................................................. 8
5. Pemeriksaan penunjang ...................................................................... 11
6. Penatalaksanaan medis ....................................................................... 12
7. Diagnosa keperawatan ........................................................................ 13
8. Intervensi keperawatan ....................................................................... 13
DAFTARPUSTAKA ....................................................................................... 17
3
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan
anak. Apabila tidak di operasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila
penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa
pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi
dini pada usia muda. Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat
diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh
pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan.
Adapun gejala paten ductus arteriosus pada bayi Kadang-kadang terdapat tanda-
tanda gagal jantung, Machinery mur- mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling
nyata terdengar di tepi sternum kiri atas
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
6. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan medis pada Paten Ductus Arteriosus
7. Untuk mengetahui diagnosa yang akan muncul pada kasus Paten Ductus Arteriosus
5
BAB II
PEMBAHASAN
Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah
lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih
tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin
yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal
duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara
anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup
disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar
Kardiologi FKUI, 2001 ; 227)
6
2. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara
pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada
peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :
a. Faktor prenatal diantaranya :
a) Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
b) Ibu alkoholisme.
c) Umur ibu lebih dari 40 tahun.
d) Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
e) Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu
b. Faktor genetik diantaranya :
a) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
b) Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
c) Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
d) Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
3. Tanda dan gejala
a. Gawat nafas disertai tanda-tanda gagal jantung pada bayi khususnya yang lahir
premature. Gangguan pernafasan ini di sebabkan oleh pemintasan aliran darah
dalam jumlah sangat besar ke dalam paru-paru melalui duktus arteriosus yang
terbuka (paten) dan peningkatan beban kerja pada jantung sebelah kiri.
b. Bising Gipson (mac hineri mur- mur yang klasik), bising yang terus menerus
terdengar disepanjang systole dan diastole pada anak yang lebih besar dan
dewasa akibat pemintasan aliran darah dari aorta ke dalam arteri pulmonaris
pada saat systole dan diastole. (bising ini terdengar paling jelas pada daerah
basis kordis, yaitu pada ruang slaiga kedua kiri di bawah klafikula kiri. Bising
tersebut dapat mengaburkan bunyi S2 namun bising ini pada shunt kanan ke kiri
mungkin tidak ada).
c. Vibrasi (thrill) yang teraba saat meragukan palpasi pada tepi kiri sternum gejala
ini disebabkan oleh pemintasan aliran darah dari aorta pulmonaris.
d. Implus ventrikel kiri yang nyata akibat hipertrofi ventrikel kiri denyut nadi
perifer yang memantul (nadi corigan) akibat keadaan aliran yang tinggi.
7
e. Tekanan nadi yang melebar akibat kenaikan tekanan sistolik dan terutama akibat
penurunan tekanan diastolik pada saat darah memintas melalui PDA dan dengan
demikian mengurangi tahapan tepi.
f. Motorik yang lambat akibat gagal jantung.
h. Keletihan dan dispenea pada saat melakukan kegiatan yang dapat terjadi pada
dewasa yang mengalami PDA yang tidak terditeksi
4. Patofisiologi
Normalnya, duktus arteriosus menutup pada saat kadar postragladin yang
dihasilkan plasenta menurun dan kadar oksigen meningkat. Proses penutupan ini
harus segera di mulai ketika bayi menarik nafas yang pertama tetapi bias saja
memerlukan waktu 3 bulan pada beberapa anak. Pada PDA, resistensi relative
pada pembuluh darah pulmoner serta sistemik dan ukuran duktus menentukan
jumlah darah mengalami pemintasan aliran atau shunt dari kanan ke kiri karena
peningkatan dalam aorta, darah bersih akan mengalami shun dari aorta melalui
duktus arteriosus ke dalam arteri pulmonaris. Darah akan kembali ke dalam jantung
kiri dan dipompa sekali lagi ke dalam aorta. Atrium kiri dan ventrikel kiri harus
menampung aliran balik vena aliran pulmonaris sehingga terjadi kenaikan
tekanan pengisian dan beban kerja jantung kiri. Keadaan akan mengadakan
hipertrofi ventrikel kiri dan mungkin pula gagal jantung. Pada stadium akhir PDA
yang tidak dikoreksi shun kiri ke kanan yang akan menimbulkan hipertensi arteri
pulmonaris yang kronis dan kemudian menjadi resisten serta tidak responsive
terhadap terapi. Hal ini menyebabkan pembalikan shunt sehingga darah kotor ini
memasuki sirkulasi sistemik dan menimbulkan sianosis.
a. Mekanisme Sirkulasi Darah Janin
Dalam sistem peredaran darah janin tidak hanya melibatkan pembuluh darah
saja tetapi juga melibatkan organ tubuh janin di antaranya sebagai berikut :
a) Plasenta
Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.
b) Umbilikalis
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.
8
c) Hati
Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosusarantii.
d) Jantung
Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium
dekstra ke atrium sinistra.
e) Paru-paru
Terdapatnya duktus arteriosus bothalli
Mekanisme sirkulasi darah janin
9
b. Mekanisme Sirkulasi Darah Pada Bayi Baru Lahir
Janin dilahirkan, bayi menghisap udara dan menangis kuat, hal ini akan paru-
parunya berkembang, tekanan dalam paru-paru mengecil dan darah akan terisap ke
dalam paru-paru, dengan demikian duktus arteosus botali tidak berfungsi dan
karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat maka foramen ovale akan tertutup
dan menjadi tidak berfungsi lagi. Ketika tali pusat dipotong dan diikat, arteri
umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obiliterasi, dengan
demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang
dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna
dengan sistem pencernaansendiri. Perubahan sirkulasi pasca lahir :
a) Tahanan vascular paru menurun dan tahanan sistemik meningkat sehingga aliran
darah ke paru meningkat
Ketika bayi menangis untuk pertama kalinya akan mengakibatkan paru-paru
berkembang, hal itu akan mengakibatkan tahanan vaskular paru berkurang
dengan cepat tapi tidak segera diikuti penurunan tekanan arteri pulmonalis.
Penurunan tekanan arteri pulmonalis disebabkan perubahan pada dinding arteiol
paru.
10
e) Penutupan Duktus venosus
Bila semua perubahan fisiologis berlangsung normal maka sirkulasi ekstra
uterin yang terjadi akan berlangsung normal yaitu darah dari paru menuju ke
atrium kiri lalu ke ventrikel kiri selanjutnya menuju aorta ke seluruh tubuh
kemudian darah dari perifer melalui vena kava superior dan inferior menuju
atrium kanan, ventrikel kanan dan melalui arteri pulmonalis masuk lagi ke
dalam paru.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto thorax
Tampak kardiomegali akibat pembesaran atrium dan ventrikel kiri. Aorta
membesar dan arteri pilmonalis menonjol, corakan vaskularisasi paru
meningkat (pletora). Tetapi bila telah terjadi hipertensi pulmonalyang disertai
perubahan vaskuler paru, maka corakan tersebut didaerah tepi akan berkurang
(pruned tree)
b. Ekhokardiografi
Rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada bayi cukup bulan
atau lebih tinggi dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan oleh peningkatan
volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan).
d. EKG Bervariasi sesuai tingkat keparahan, PDA kecil tida ada abnormalitas,
hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar.
e. Kateterisasi jantung
Akan mengungkapkan tekanan normal atau meningkatkan dalam ventrikel
kanana dan arteri pulmonalis. Adanya darah yang telah di oksigenisasi dalam
arteri pulmonalis memastikan adanya pintasan kiri ke kanan, seperti juga
dengan kurva hidrogen dan pengenceran indikator. Contoh- contoh darah yang
diambil dari ke dua vena cava, atrium kanan dan ventrikel kanan
memperlihatkan kandungan oksigen yang sebanding. Dengan insufisiensi
katup pulmonal mungkin dijumpai peningkatan kandungan oksigen dalam
darah ventrikel kanan. Kateter tersebut akan melewati duktus dan masuk ke
dalam aorta desendens. Penyuntikan bahan kontras ke dalam aorta asenden
memperlihatkan opasitas arteri pulmonalis berasal dari aorta dan dapat
mengenali duktus.
11
f. Pemeriksaan roengenografis
Pada umumnaya untuk memperlihatkan arteri pulmonalis yang menonjol dan
peningkatan tanda-tanda pembuluh darah paru. Besar jantung tergantung pada
derajat pintasan kiri ke kanan, jantung dapat tetap normal atau mengalami
pembesaran sedang hingga hebat. Ruangan-ruangan yang terlibat adalah
atrium dan ventrikel kiri. Tonjolan aorta tampak normal atau menonjol dan
berdenyut dengan kuat. Secara jarang dijumpai adanya perkapuran didalam
dinding duktus tersebut.
6. Penatalaksanaan Medis
a. Pembedahan untuk ligasi duktus jika penatalaksanaan medis tidak bias
mengendalikan gagal jantung (bayi dengan PDA Asimpetomatik tidak
memerlukan penanganan segera. Apabila gejala ringan, ligasi PDA dengan
pembedahan biasanya baru dilakukan setelah usia 1 tahun)
b. Pemberian indometasin(inhibitor prostaglandin) untuk menimbulkan spasme
ductus dan penutupan pada bayi premature
c. Terapi profilaksis dengan anti biotic untuk melindungi bayi dari endokaditis
infeksiosa
d. Penangganan gagal jantung melalui pembatasan cairan, pemeberian diuretic
dan digoksin.
Terapi lain termasuk kateterisasi jantung, untuk menaruh sumbat atau
umbrella(benda seperti payung) dalam ductus arteriosus yang akan
menghentikan pemintasan.
Keluhan Utama
Pasien dengan PDA biasanya merasa lelah,dan sesak napas.
12
Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien PDA, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda
respiratory distress, dispnea, tacipnea, hipertropi ventrikel kiri, retraksi
dada dan hiposekmia.
Riwayat Psikososial
Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana
perilaku anak terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya,
perkembangan anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon
keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian
keluarga terhadap stress.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Pernafasan B1 (Breath)
Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan (marchinerymurmur),adanyan
otot bantu nafas saat inspirasi, retraksi.
2) Kardiovaskuler B2 ( Blood)
Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah
sistolik, edema tungkai, clubbing finger, sianosis.
3) Persyarafan B3 ( Brain)
Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran.
4) Perkemihan B4 (Bladder)
Produksi urin menurun (oliguria).
5) Pencernaan B5 (Bowel)
Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.
13
c. Diagnosa Keperawatan
1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan volume
secukupnya
2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi-perfusi
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplei dan kebutuhan oksigen
d. Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan I: Penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan volume sekuncup..
Tujuan: Curah jantung normal.
Kriteria hasil:
1. Tekanan darah dalam batas yang diharapkan
2. RR dalam batas yang diharapkan
3. Tidak terdapat angina
4. Kelemahan ekstermitas tidak ada
Rencana tindakan:
1. Evaluasi adanya nyeri dada.
2. Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output.
3.Monitor / melihat monitor untuk melihat adanya perubahan tekanan darah.
4. Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan.
5. Monitor / melihat toleransi aktifitas pasien.
6. Monitor / melihat adanya dypsnea, patigue, takipnea dan ortopnea
14
Diagnosa Keperawatan III :Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak
seimbangan antara suplei dan kebutuhan oksigen
Tujuan: Intoleransi aktivitas dapat teratasi
Kriteria Hasil :
1. Mampu melakukaan aktivitas sehari-hari
2. TTV normal
3. Level kelemahan
Intervensi:
1. Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan
program terapi yang tepat
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paten ductus arteriosus merupakan saluran yang berasal dari arkus aorta
ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendes.
Menutupnya ductus arteriosus pada minggu pertama kehidupan yang
menyebabkan mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi ke arteri
pulmonal yang bertekanan rendah.
Pada bayi prematur sering di samarkan oleh masalah- masalah lain dengan
premature (misalnya sindrom gawat nafas) pemberian endome-thacin (inhibitor
prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus.
B. Saran
Kami selaku penulis menyarankan kepada para pembaca baik individu,
serta teman-teman, agar kiranya dapat memperhatikan mengalirnya darah dari
aorta yang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. Terima
kasih semoga bermanfaat.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/244529699/Pathway-PDA
http://askep.asuhan-keperawatan.com/2013/10/asuhan-keperawatan-anak-pada-
pasien- dengan-penyakit-jantung-bawaan-81304.html
17