DEFINISI
1.1 Pengertian
1
i. Tenaga terlatih pemeberian ASI adalah tenaga yang memiliki
pengetahuan dan atau ketrampilan mengenai pemberian ASI melalui
pelatihan antara lain konselor menyusui yang telah mendapatkan
sertifikat
j. Tempat Kerja adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana
terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.
k. Pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima
upah atau imbalan dalam bentuk lain.
l. Pengurus tempat kerja adalah orang yang mempunyai tugas
memimpin langsung suatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri
sendiri.
m. Tempat sarana umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan bagi kegiatan
masyarakat.
n. Penyelenggara tempat sarana umum adalah penanggung jawab tempat
sarana umum.
o. Manajemen yang selanjutnya disebut Direktur adalah yang memegang
kewenangan dalam penerbitan Surat Keputusan (SK) dalam program
pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif di
Rumah Sakit Umum Daerah Genteng.
2
bagi setiap penduduk agar dapat menigkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
Pemberian makan terbaik untuk bayi sejak lahir sampai anak berumur
2 (dua) tahun meliputi : memberikan ASI segera dalam waktu 1 (satu) jam
setelah lahir, memberikan hanya ASI saja sejak lahir sampai umur 6 (enam)
bulan. Hampir semua ibu dapat mengan sukses menyusui diukur dari
permulaan pemberian ASI dalam jam pertama kehidupan bayi. Menyusui
menurunkan resiko infeksi akut seperti diare, pneumonia, infeksi telinga,
meningitis, haemophilus influenza, dan infeksi saluran kemih..
1.3 Tujuan
3
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI
Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 (enam)
bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangannya
b. Memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI
Eksklusif kepada bayinya
c. Meningkatkan peran dan dukungan keluarga terhadap
pemberian ASI Eksklusif
4
BAB 2
RUANG LINGKUP
Seluruh jajaran dan staf Rumah Sakit Umum Daerah Genteng berperan
serta aktif dalam pelaksanaan kegiatan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI
Eksklusif khususnya di pelayanan kesehatan ibu dan anak, yang dimaksud dalam
hal ini adalah unit Ruang Bersalin, Ruang Perinatologi dan Kamar Operasi di
RSUD Genteng.
Sedangkan rawat jalan yaitu poli laktasi, poli hamil dan poli anak berperan
aktif dalam pemberian pendidikan ASI Eksklusif.
5
BAB 3
TATA LAKSANA
6
3.1.2 ASI Eksklusif
Setiap ibu yang melahirkan wajib memberikan ASI Eksklusif
kepada bayi yang dilahirkannya kecuali pada kasus :
a. Indikasi medis yaitu kondisi medis bayi dan atau kondisi medis
ibu yang tidak memungkinkan dilakukannya pemberian ASI
Eksklusif. Kondisi medis bayi yang tidak memungkiknkan
pemberian ASI Eksklusif antara lain :
1) Bayi yang hanya dapat menerima susu dengan formula
khusus, yaitu bayi dengan kriteria :
a) Bayi dengan galaktosemia klasik, diperlukan
formula khusus bebas galaktosa
b) Bayi dengan penyakit kemih beraroma sirup maple
(maple syrup urine disease), diperlukan formula
khusus bayi bebas leusin, isoleusin dan valin
c) Bayi dengan feniketonuria, dibutuhkan formula
khusus bebas fenilalanin dan dimungkinkan
beberapa kali menyusui, dibawah pengawasan
7
signifikan, bayi yang sakit dan bayi yang memiliki
ibu pengidap diabetes, jika gula darahnya gagal
merespon pemberian ASI baik secara langsung
maupun tidak langsung.
8
3. Pengobatan ibu :
9
sehingga ibu tidak dapat memenuhi kewajibannya atau anak
tidak memperolah haknya.
10
bayinya. Yang dimaksud dengan pendonor ASI adalah ibu yang
menyumbangkan ASI kepada bayi yang bukan anaknya. Pemberian
ASI Eksklusif oleh pendonor ASI dilakukan dengan persyaratan ;
a. Permintaa ibu kandung atau keluarga bayi yang bersangkutan
b. Identitas, agama dan alamat pendonor ASI diketahui dengan
jelas oleh ibu atau keluarga dari bayi penerima ASI
c. Persetujuan pendonor ASI setelah mengetahui identitas bayi
yang diberi ASI
d. Pendonor ASI dalam kondisi kesehatan baik dan tidak
mempunyai indikasi medis
11
makanan botol secara parsial adalah makanan/minuman
selain ASI yang diberikan kepada bayi dengan menggunakan
botol.
d. Kesulitan untuk mengubah keputusan tidak memberikan ASI.
Yang dimaksud adalah kondisi dimana ibu sudah
memutuskan untuk tidak memberikan ASI maka sulit untuk
kembali lagi memberikan ASI.
12
botol susu, dot dan empeng). Dalam hal ibu yang melahirkan bayi
meninggal dunia atau sebab lain sehingga tidak dapat melakukan penolakan
pemberian susu formula dan atau produk bayi lainnya, penolakan dapat
dilakukan oleh keluarga.
13
pada perlengkapan persalinan dan perawatan bayi, membuat dan
menyebarkan brosur, leaflet, poster atau yang sejenis lainnya.
Penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan dilarang memberikan susu
formula dan atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program
pemberian ASI Eksklusif kepada ibu bayi dan atau keluarganya, kecuali
dalam hal diperuntukkan dengan pertimbangan tertentu. Penyelenggara
fasilitas pelayanan kesehatan dilarang menerima dan atau mempromosikan
susu formula bayi dan atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat
program pemberian ASI Eksklusif.
Dalam hal terjadi bencana atau darurat, penyelenggara fasilitas
pelayanan kesehatan dapat menerima bantuan susu formula dan atau produk
bayi lainnya untuk tujuan kemanusiaan setelah mendapat persetujuan dari
kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. Penyelenggara fasilitas pelayanan
kesehatan dilarang menyediakan pelayanan di bidang kesehatan atas biaya
yang disediakan oleh produsen atau distributor susu formula bayi dan atau
produk bayi lainnya.
Produsen atau distributor susu formula bayi dan atau produk bayi
lainnya dilarang melakukan kegiatan yang dapat menghambat program
pemberian ASI Eksklusif berupa :
a. Pemberian contoh produk susu formula bayi dan atau produk bayi
lainnya secara cuma-cuma atau bentuk apapun kepada penyelenggara
fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, ibu hamil atau ibu
yang baru melahirkan
b. Penawaran atau penjualan langsung susu formula bayi ke rumah-
rumah
c. Pemberian potongan harga atau tambahan atau sesuatu bentuk apapun
atas pembelian susu formula bayi sebagai daya tarik dari penjual
d. Penggunaan tenaga kesehatan untuk memberikan informasi tentang
susu formula bayi kepada masyarakat
e. Pengiklanan susu formula bayi yang dimuat dalam media massa, baik
cetak maupun elektronik dan media luar ruang kecuali pada media
14
cetak khusus tentang kesehatan yang dilakukan dengan memenuhi
persyaratan:
1) Mendapat persetujuan menteri
2) Memuat keterangan bahwa susu formula bayi bukan pengganti
ASI
15
memberikan pernyataan tertulis kepada menteri melalui pejabat yang
ditunjuk bahwa bantuan tersebut tidak mengikat dan tidak menghambat
keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif
Setiap produsen atau distributor susu formula bayi dan atau produk
bayi lainnya dilarang memberikan hadiah dan atau bantuan kepada tenaga
kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan termasuk
keluarganya yang dapat menghambat program pemberian ASI Ekslusif
kecuali diberikan untuk tujuan membiayai kegiatan pelatihan, penelitian dan
pengembangan, pertemuan ilmiah dan atau kegiatan lainnya yang sejenis.
Setiap produsen atau distributor susu formula bayi dan atau produk
bayi lainnya yang melakukan pemberian bantuan, wajib memberikan
laporan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Laporan kepada Menteri
tentang pemberian bantuan paling sedikit memuat :
a. Nama penerima dan pemberi bantuan
b. Tujuan diberikan bantuan
c. Jumlah dan jenis bantuan
d. Jangka waktu pemberian bantuan
16
melaksanakan ketentuan pemberian susu formula kepada bayi dikenakan
sanksi administratif oleh pejabat yang berwenang berupa :
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pencabutan ijin
3.3 Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui Dan/Atau Memerah Air
Susu Ibu
17
1) Fasilitas pelayanan kesehatan
2) Hotel dan penginapan
3) Tempat rekreasi
4) Terminal angkutan darat
5) Stasiun kereta api
6) Bandar udara
7) Pelabuhan laut
8) Pusat-pusat perbelanjaan
9) Gedung olahraga
10) Lokasi penampungan pengungsi
11) Tempat sarana umum lainnya
18
i. Tidak memberi dot kepada bayi
j. Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan
merujuk ibu kepada kelompok tersebut setelah keluar dari fasilitas
pelayanan kesehatan
19
b. Sarana dan prasarana
1) Ruang ASI diselenggarakan pada bangunan yang permanen,
dapat merupakan ruang tersendiri atau merupakan bagian dari
tempat pelayanan kesehatan yang ada di tempat kerja dan tempat
sarana umum
20
d) Sterilizer botol ASI
c. Ketenagaan
Pengurus tempat kerja dan penyelenggara tempat sarana umum
menyediakan tenaga terlatih pemberian ASI untuk memberikan
21
konseling menyusui kepada pekerja/buruh di ruang ASI. Tenaga
terlatih pemberian ASI harus telah mengikuti pelatihan konseling
menyusui yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah daerah
dan masyarakat. Pelatihan konseling menyusui harus tersertifikasi
mengenai modul maupun tenaga penyelenggara. Dalam memberikan
konseling menyusui, tenaga terlatih pemberian ASI juga
menyampaikan manfaat pemberian ASI Eksklusif antara lain berupa :
a. Peningkatan kesehatan ibu dan anak
b. Peningkatan produktivitas kerja
c. Peningkatan rasa percaya diri ibu
d. Keuntungan ekonomis dan hygienis
e. Penundaan kehamilan
22
d. Pendanaan
Tempat kerja dan tempat sarana umum menyediakan dana untuk
mendukung peningkatan pemberian ASI Eksklusif. Pendanaan
bersumber dari tempat kerja, tempat sarana umum dan sumber lain
yang tidak mengikat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pendanaan untuk pengelolaan ruang ASI di tempat kerja dan tempat
sarana umum dilarang bersumber dari produsen atau distributor susu
formula bayi dan atau produk bayi lainnya
23
BAB 4
DOKUMENTASI
24
4.2 Pencatatan Dan Pelaporan
Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan atau asuhan yang
diberikan kepada ibu dan bayi, hal-hal yang perlu ditulis/direkam pada
pencatatan dan pelaporan rawat gabung adalah
a. Catatan pasien yang dilakukan IMD sebagai bukti asuhan yang
diberikan oleh bidan dengan menggunakan metode SOAP, tercatat
sebagai berikut :
1) Subyetif (S) adalah catatan data hasil pertanyaan kepada klien
atau keluarga
2) Obyektif (O) adalah catatan data hasil pemeriksaan fisik dan
atau data penunjang
3) Analisa (A) adalah catatan diagnose atau kesimpulan tentang
kondisi klien
4) Pelaksanaan (P) adalah catatan tindakan bidan yang mandiri,
kolaborasi maupun rujukan
b. Cakupan IMD:
1) Jumlah rawat gabung:
a) Rawat gabung penuh
b) Rawat gabung parsial
2) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Pencatatan dan pelaporan menggunakan system dan format yang
telah ada misalnya dengan mencatat asuhan yang diberikan oleh
petugas untuk ibu dan bayi, pada Rekam Medis 7 dan RL 1 hal 2 serta
pada buku KIA. Alur pelaporan mengikuiti sistem yang telah ada
misalnya di RS dari ruangan kemudian dikoordinir oleh bagian
pencatatan dan pelaporan RS. Pencatatan dan pelaporan ini penting
dilaksanakan sebab catatan ini merupakan data yang dapat dianalisis
dan dapat digunakan sebagai bahan informasi
25
DAFTAR PUSTAKA
Buku Pedoman Pelaksanaan Program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2009.
26