DISUSUN OLEH:
YOLANDA DEVINA
6661190089
Yolanda Devina
6661190089
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
yola.devina@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan publik dalam proses
pembuatan e-KTP di Kelurahan Pekayon, Kota Jakarta Timur. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Penelitian ini melibatkan 19 informan dari masyarakat yang pernah
merasakan pelayanan pembuatan e-KTP dan juga pegawai Kelurahan Pekayon.
Berdasarkan hasil penelitian kualitas pelayanan dalam proses pembuatan e-KTP
dapat diukur dengan menggunakan 5 dimensi yang didalamnya terdapat indikator-
indikatornya. Selain itu juga terdapat faktor pendukung dan penghambat untuk
menentukan kualitas pelayanan publik dalam proses pembuatan e-KTP di
Kelurahan Pekayon, Kota Jakarta Timur. Kesimpulannya 5 dimensi tersebut yaitu:
dimensi tangibel (berwujud), dimensi reliability (kehandalan), dimensi
responsiviness (respon/ketanggapan), dimensi assurance (jaminan), dan dimensi
empathy (empati). Hampir ke-lima indikator tersebut dapat berjalan dengan baik
dan maksimal. Hanya saja, masyarakat masih belum percaya akan waktu
pelayanannya dikarenakan banyak masyarakat yang terundur waktunya untuk
mendapatkan e-KTP mereka.
1
ABSTRACT
This study aims to determine the quality of public services in the process of
making e-KTP in Kelurahan Pekayon, East Jakarta City. This type of research is a
descriptive study using a qualitative approach. This study involved 19 informants
from the community who had experienced the service of making e-KTP and also
Pekayon Urban Village employees. Based on research results the quality of
service in the process of making e-KTP can be measured using 5 dimensions in
which there are indicators. In addition there are also supporting and inhibiting
factors to determine the quality of public services in the process of making e-KTP
in Kelurahan Pekayon, East Jakarta City. The conclusions are 5 dimensions,
namely: tangible dimensions (tangible), dimensions of reliability (reliability),
dimensions of responsiviness (response / responsiveness), dimensions of
assurance (assurance), and dimensions of empathy (empathy). Almost all five
indicators can work well and optimally. However, people still do not believe in
the time of service because many people are backward in time to get their e-KTP.
PENDAHULUAN
Kebijakan publik yaitu serangkaian alternatif solusi yang dibuat oleh para
pemangku kepentingan (stakeholder) untuk memecahkan suatu masalah publik
yang dinilai sudah berdampak besar terhadap lingkungan sekitarnya. Dunn (1999:
51-52) menjelaskan bahwa secara etimologis, istilah kebijakan (policy) berasal
dari bahasa Yunani, Sanskerta, dan Latin. Selanjutnya, Dunn menerangkan bahwa
akar kata dalam bahasa Yunani dan Sanskerta, yaitu polis (negara-kota) dan
dikembangkan dalam bahasa Latin menjadi politia (negara) dan akhirnya dalam
bahasa Inggris policie, yang berarti menangani masalah-masalah publik atau
2
administrasi pemerintahan. Dalam tujuan dibuatnya suatu kebijakan publik,
tentunya tidak terlepas untuk melayani publik.
3
tersebut memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang dalam hal-hal
tertentu dengan manggandakan KTP-nya. Misalnya dapat digunakan untuk :
1. Menghindari pajak
Dalam studi kali ini permasalahan diangkat oleh peneliti pada Kelurahan
Pekayon, Kota Jakarta Timur. Semenjak tahun 2011 tentunya pembuatan e-KTP
ini berlaku bagi semua warga yang terdata sebagai penduduk di tiap wilayah. Pada
Kelurahan Pekayon Kota Jakarta Timur ini, terdapat berbagai permasalahan yang
terjadi yaitu berupa kurang baiknya kualitas pelayanan yang di sebabkan oleh para
pegawainya yang dalam melaksanakan tugasnya terlihat kurang baik karena
beberapa sebab diantaranya yaitu jumlah penduduk yang terus meningkat
pertahunnya dan dari data jumlah pegawai dan jumlah penduduk yang ada jelas
terlihat kesenjangan jumlah angka yang sangat jauh, hal ini menyebabkan
lambannya dalam setiap proses pelayanan yang ada dan dalam proses pelayanan
yang berlangsung sehingga menyebabkan waktu pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar prosedur dan kualiitas pelayanan yang kurang maksimal akibat
berbagai kesalahan yang di lakukan oleh para pegawai.
4
Sehingga sejak awal diluncurkannya program e-KTP, warga masyarakat
sekitar yang sedang melakukan kepengurusan e-KTP selalu mengeluhkan akan
proses pelayanan yang kurang baik dikarenakan kualitas pelayanan pegawai yang
terkesan lamban dalam proses input data.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah agar para pembaca dapat mengetahui
kualitas pelayanan publik dalam proses pembuatan e-KTP di Kelurahan Pekayon,
Kota Jakarta Timur serta dapat mengetahui apa saja faktor-faktor, dimensi, atau
variabel yang memengaruhi kualitas pelayanan publik.
KERANGKA TEORI
1. Administrasi Publik
5
Sebegitu luasnya ruang lingkup ilmu administrasi publik sehingga dapat
pula mencakup ilmu-ilmu sosial lain. Terutama yang memiliki objek materianya
negara, yaitu antara lain ilmu pemerintahan, ilmu politik, hukum tata negara, dan
ilmu negara sendiri, serta ilmu filsafat yang menjadi sumber keilmuan. Di bidang
hubungan, peristiwa, dan gejala pemerintahan yang banyak ditulis para pakar
pemerintahan yaitu:
2. E-Government
6
sehingga masyarakat mudah mendapatkan informasi, dan menciptakan
pemerintahan (Caldow dalam Indrajit dalam Aminah, 2012).
3. Kebijakan Publik
7
a. Kebijakan (policy): untuk membantu pembuatan maupun
pengimplementasian kebijakan
b. Perencanaan dan penganggaran (planning and budgeting): untuk
membantu perencanaan dan penganggaran atas jasa yang diberikan dan
untuk memonitor perubahan terhadap rencana
c. Kualitas (quality): untuk memajukan standarisasi atas jasa yang diberikan
maupun keefektifan organisasi
d. Kehematan (economy): untuk me-review pendistribusian dan keefektifan
penggunaan sumber daya
e. Keadilan (equity): untuk meyakini adanya distribusi yang adil dan dilayani
semua masyarakat
f. Pertanggungjawaban (accountability): untuk meningkatkan pengendalian
dan memengaruhi pembuatan keputusan
4. Pelayanan Publik
Kata pelayanan dalam Bahasa Inggris adalah service atau to serve, yang
artinya bukan minta dilayani atau to be served. Pelayanan menurut Kotler dalam
Sampara Lukman (2000:8) adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam
suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak
terlihat pada suatu produk secara fisik.
8
berpendapat bahwa selama hidupnya, manusia selalu membutuhkan pelayanan.
Pelayanan menurutnya sesuai dengan life cycle theory of leadership (LCTL)
bahwa pada awal kehidupan manusia (bayi) pelayanan secara fisik sangat tinggi,
tetapi seiring dengan usia manusia pelayanan yang dibutuhkan akan semakin
menurun.
Manfaat
a. Sebagai standar bagi setiap pegawai dalam menyelesaikan tugas-tugas
pelayanan pengurusan administrasi kependudukan
b. Sebagai petunjuk prosedural dalam proses pengurusan administrasi
kependudukan
c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksaaan tugas
d. Mendorong terciptanya kualitas pelayanan yang baik
e. Membantu setiap petugas dan pejabat pelayanan dalam mengevaluasi,
memperbaiki, serta meningkatkan kinerja
9
f. Mendukung terwujudnya pemerintahan yang baik (good government) dan
pemerintahan yang bersih (clean government)
g. Menjamin semua prosedur pelayanan melalui prosedur yang benar, waktu
yang tepat, persyaratan yang lengkap, serta hasil yang baik
Tujuan
a. Sebagai standar dan pedoman dalam penyelenggaraan pelayanan
pengurusan administrasi kependudukan
b. Sebagai petunjuk bagi setiap aparatur pemerintahan di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil dalam melaksanakan tugas dan fungsi
pokok penyelenggaraan pelayanan pengurusan administrasi kependudukan
c. Mendukung peningkatan kualitas kinerja pelayanan pengurusan
administrasi kependudukan
Menurut Goetsch dan Davis dalam Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana
(2003:4) bahwa kualitas pelayanan merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan. Konsep kualitas meliputi usaha memenuhi
harapan pelanggan, mencakup produk jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
Selain itu kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah, misalnya apa yang
dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa
mendatang.
10
Menurut Zeithaml dkk (1990), kualitas pelayanan dapat diukur dari lima
dimensi, yaitu: Tangibel (berwujud), reliability (kehandalan), responsiviness
(ketanggapan), assurance (jaminan), dan empathy (empati). Masing-masing
dimensi memiliki indikator-indikator sebagai berikut:
11
Petugas memberikan jaminan legalitas dalam pelayanan
Petugas memberikan jaminan kepastian biaya dalam pelayanan
METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, menurut Beni
Ahmad (2008:122) penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan
untuk meneliti kondisi objek yang alamiah yang didasarkan pada filsafat
postposittivisme dimana peneliti sebagai instrument kunci dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
PEMBAHASAN
12
mengalami kesulitan ketika ingin membuat e-KTP di kelurahan. Para pegawai
juga dianggap sudah berpenampilan baik, mengenakan seragam sesuai ketentuan,
akses informasi pun mudah, selain itu ketersediaan alat bantu juga sudah baik
karena sudah tersedia alat perekam data e-KTP dengan lengkap dan juga
kondisinya tidak ada yang rusak. Namun demikian masih ada hal yang perlu
dibenahi yaitu permasalahan kenyamanan pelayanan, dan kedisiplinan pegawai
juga perlu ditingkatkan karena masih sering dijumpai pegawai yang terlambat
baik dikehadiran pagi hari maupun masuk setelah jam istirahat yang menyebabkan
masyarakat harus lebih menunggu.
13
4. Dimensi Assurance (Jaminan)
14
9. Terdapat pengaruh motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap
kinerja pegawai
10. Perilaku aparat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas
layanan publik
11. Motivasi kerja aparat yang meliputi dimensi kebutuhan, pengharapan,
insentif, dan keadilan berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
pelayanan publik
12. Kemampuan aparatur memberikan pengaruh lebih besar daripada
perilaku aparatur terhadap kualitas pelayanan
13. Pengalaman memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas
pelayanan
14. Tanggung jawab memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
kualitas pelayanan kesehatan
15. Komunikasi, disposisi, dan struktur birokrasi yang berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas pelayanan
16. Kemampuan aparatur, budaya organisasi dan kebijakan yang
mendukung menjadi variabel utama yang memengaruhi kinerja
pelayanan publik sedangkan variabel motivasi menjadi faktor proaktif
dan dinamisator bagi peningkatan kinerja pelayanan publik
17. Iklim komunikasi organisasi dan aliran informasi berpengaruh positif
terhadap pelaksanaan pelayanan publik; dan pelaksanaan pelayanan
publik berpengaruh positif terhadap kepuasan masyarakat
18. Restrukturisasi organisasi Badan Usaha Milik Daerah memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pelayanan
19. Perencanaan fasilitas baik secara parsial maupun simultan berpengaruh
terhadap kualitas pelayanan
20. Perubahan radikal, restrukturisasi, pemanfaatan teknologi informasi
dan efisiensi pelayanan mempunyai pengaruh yang cukup signifikan
terhadap peningkatan kualitas pelayanan
21. Pemberdayaan aparatur birokrasi berpengaruh positif terhadap kualitas
pelayanan
15
22. Besarnya pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pelayanan secara
signifikan ditentukan oleh dimensi pemimpin, pengikut, dan situasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
a. Keluarahan Pekayon, Kota Jakarta Timur sebaiknya menambahkan sarana
dan prasarana seperti peningkatan besar ruangan untuk pelayanan publik e-
KTP.
b. Perlu memberikan pelatihan kepada pegawai layanan
c. Sebaiknya sudah mempersiapkan dan menyediakan baik dari sumber daya
pegawai dan sumber daya modal untuk proses pembuatan e-KTP agar
masyarakat tidak kecewa dengan keterlambatan yang terjadi.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Lampiran 2
Yola : “Jadi tujuan Saya kesini untuk meneliti bagaimana sih kualitas
pelayanan dalam pembuatan e-KTP ini, bagaimana kecepatan pelayanannya,
bagaimana respon dan kinerja dari pegawainya juga.”
Ibu Eka : “Kalau e-KTP kita tidak bisa menentukan kualitas, karena
blangkonya pun kita harus menunggu dari pemerintah langsung, yaitu
Kementerian Dalam Negeri. Kalau seandainya blangkonya tersedia maka kita juga
bisa mempercepat pengadaan program e-KTP ini. Tetapi jika blangko belum
terkirim ke kita, maka kita juga belum bisa memulai pembuatan e-KTP nya. Jadi,
nanti sistemnya Kementerian Dalam Negeri akan mengirim blangko ke seluruh
DISPENDUKCAPIL yang ada di Indonesia, dan baru proses pembuatan e-KTP
sudah bisa dimulai dan data yang didapat oleh masyarakat yang ingin membuat e-
KTP akan otomatis masuk ke Kementeriannya.
Ibu Eka : “Tujuannya agar setiap orang itu hanya mempunyai satu identitas,
tidak lebih dari satu. Udah itu aja.”
Ibu Eka : “Banyak, jadi dengan satu KTP itu kita bisa berintegrasi dengan
satu. Dengan sekolah bisa, dengan fasilitas-fasilitas pemerintah seperti samsat,
BPJS, dll juga hanya akan menggunakan satu KTP saja, yaitu e-KTP ini. Untuk
mengurus keperluan apapun juga tidak ribet.”
Yola : “Oke ibu, pertanyaan selanjutnya ini kan program dari tahun 2011
ya bu, usaha dari kantor lurah Pekayon ini terkait dengan sosialisasinya apa saja?”
Ibu Eka : “Sosialisasinya banyak, ada sosialisasi dari dasawisma dan semua
kader-kader dari kelurahan kita kirim untuk mensosialisasikan ke RT RW juga.
18
Lampiran 3
Indikator Pertama
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Indikator Kedua
Indikator Ketiga
Respon Pegawai
Tidak Ramah
Ramah
Sangat Ramah
Indikator Keempat
Waktu Pembuatan
19
Lampiran 1
Kantor Kecamatan Pasar Rebo, Kota Kantor Kelurahan Pekayon, Kota Jakarta Timur
Jakarta Timur. ketika wawancara dengan Ibu Eka
20