Anda di halaman 1dari 5

9 Desember 2021

IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN DANA


KOMPENSASI DAMPAK BAU SAMPAH TPST
BANTARGEBANG DI
KECAMATAN BANTARGEBANG

Yolanda Devina | 6661190089


Latar Belakang Masalah
Sampah yang menumpuk masih menjadi permasalahan yang pelik bagi setiap
stakeholders, khususnya instansi Pemerintahan sebagai garda terdepan dalam
menanggulangi permasalahan publik. Dalam UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah pasal 1 ayat (7) disebutkan bahwa dalam hal pengelolaan sampah
harus dilakukan di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST). TPST Bantargebang
menjadi TPST yang paling banyak dibicarakan, mengingat kondisi penumpukan sampah
di sana sudah menggunung dengan ketinggian zona landfill sudah hampir mencapai
batas tinggi maksimum yaitu 50 meter. Masyarakat yang tinggal di sekitar TPST
Bantargebang pun pada akhirnya sangat merasakan dampak negatif dari penumpukan
sampah, salah satunya adalah dampak polusi udara. Maka dari itu, Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bekasi mengeluarkan program
bantuan dana kompensasi TPST Bantargebang yang salah satunya berbentuk bantuan
langsung tunai (BLT).
Identifikasi Masalah

Volume sampah di TPST Ketinggian dari 4 zona landfill

01 Bantargebang tiap hari makin


meningkat dan tidak
mengalami penurunan.
02 yang hampir mencapai batas
maksimum ketinggian yaitu 50
meter.

Masih terdapat praktik kecurangan


Minimnya jumlah tempat dalam pemberian bantuan langsung tunai

03 pelayanan kesehatan yang


berada di Kecamatan
Bantargebang.
04 (BLT) dana kompensasi dampak bau
sampah TPST Bantargebang karena
proses verifikasi data calon penerima
yang tidak transparan
Setelah mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di TPST
Bantargebang, maka dapat dirumuskan permasalahan
tersebut, yaitu: “Bagaimana proses implementasi program
bantuan dana kompensasi dampak bau sampah TPST
Bantargebang di Kecamatan Bantargebang?”

RUMUSAN MASALAH
Pada penelitian dana kompensasi TPST Bantargebang ini, peneliti menilai
bahwa model implementasi kebijakan yang cocok adalah implementasi
kebijakan top-down menurut Van Meter dan Van Horn (1975). Dalam Jurnal
Administration and Society, Vol. 5 no. 4 tahun 1975, Donald Van Meter dan
Carl Van Horn menyatakan bahwa ada 6 variabel yang memengaruhi
keberhasilan implementasi kebijakan, yaitu:
1. Ukuran dan tujuan kebijakan
2. Sumber daya
3. Karakteristik agen pelaksana
4. Sikap/kecenderungan (disposisi) para pelaksana
5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana
6. Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik

Deskripsi Teori

Anda mungkin juga menyukai