Anda di halaman 1dari 16

Tugas Individu

Makalah LOGIKA

Bahan Untuk Membaca Bahasa Tubuh

OLEH:

SUCI INDAH LESTARI


(F91109283)

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa tubuh (body language) merupakan alat komunikasi primitif yang sudah lama
dipergunakan oleh manusia. Bahasa tubuh merupakan gerakan tubuh dan bagian-bagiannya yang
terjadi secara spontan dan merupakan hasil olah alam bawah sadar dalam upayanya
mengekspresikan perasaan dan keinginan tersembunyi di dalam hati. Sejak manusia masih
berupa bayi, perubahan mimik (ekspresi) wajah dan gerak anggota tubuh merupakan alat
komunikasi antara si bayi dengan orang di sekitarnya. Karena seorang anak bayi masih belum
bisa berkata-kata, maka bahasa tubuh menjadi bahasa utama dan penting sebagai alat
pengungkap perasaan dan keinginannya yang harus dimengerti oleh orang di sekitarnya agar
dapat memahami keinginan si bayi dan memenuhi kebutuhannya.
Setelah manusia menjadi lebih dewasa dan mampu berkomunikasi dengan bahasa lisan
secara fasih, bahasa tubuh masih merupakan alat komunikasi penting yang harus diperhatikan di
dalam menjalin hubungan di antara sesama manusia. Ekspresi perasaaan dan keinginan yang
muncul dari alam bawah sadar ini bisa menjadi tanda bagi kita dalam membaca isi hati lawan
bicara kita. Bahkan seringkali ucapan kata-kata yang keluar dari mulut seseorang ternyata tidak
bersesuaian dengan bahasa tubuh yang ditunjukkan oleh gerak tubuh dan mimik wajahnya, atau
dengan kata lain ada upaya menutup-nutupi perasaan yang sesungguhnya.
Dari latar belakang tersebut, dan juga sebagai tugas makalah individu mata kuliah logika
yang telah diberikan maka dalam makalah ini penyusun meneliti tema Bahan untuk Membaca
Bahasa Tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah dari makalah ini, yaitu:
a) Bagaimana pengertian bahasa tubuh?
b) Bagaimana sejarah singkat bahasa tubuh?
c) Bagaimana konsep dasar bahasa tubuh?
d) Bagaimana penggunaan bahasa tubuh?
e) Bagaimana bentuk-bentuk bahasa tubuh?
f) Bagaimana manfaat memahami bahasa tubuh?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Bahasa Tubuh


Menurut David Cohen dalam buku “bahasa tubuh dalam pergaulan” yang menjelaskan
tentang bahasa tubuh sebagai bentuk topeng-topeng mengungkapkan bahwa bahasa tubuh juga
menyingkapkan topeng-topeng kita. Manusia belajar menggunakan topeng sejak kecil dan
banyak diantara kita dapat melakukannya dengan baik. Banyak isayarat-isyarat nonverbal
tantang perasaan bersifat sangat halus dan terjadi hanya sekilas. Membacanya seperti mencoba
menguraikan pola dari selendang yang dipakai seseorang yang sedang lewat. Anda dapat
melakukannya, tapi membutuhkan keahlian dan latihan.
Apa yang dapat menerobos topeng yang kita pakai adalah apa yang disebut oleh para ahli
psikologi sebagai “isyarat yang bocor”, isyarat yang sebenarnya tidak ingin kita berikan namun
tidak dapat terkontrol. Mengatur ekspresi wajah sangat mudah dilakukan. Jika anda tidak ingin
tampak sedih, anda dapat berpura-pura. Lebih sulit mengatur nada suara kita atau gerakan tubuh,
mereka ini sering “bocor”. Pelajari mereka dan anda akan segera tahu banyak tentang apa yang
sedang dipikirkan orang lain.
Cara seseorang berbicara mencerminkan kepribadiannya. Beberapa orang bicaranya keras
dan tanpa henti; orang lainnya sukar dimengerti dan beberapa sangat diam. David Cohen tidak
menyetujui anggapan bahwa orang dengan kepribadian tertentu cenderung memiliki gaya tubuh
tertentu yang tidak akan sama dengan orang lain. Beberapa penelitian yang baik tentang
kepribadian, menunjukkan kontras antara ekstravert, yang ceria, ramah, cepat, tidak teliti, suka
humor, tidak sabar dan memiliki metabolisme yang tinggi dengan introvert yang teliti banyak
cemas, lamban, dan kurang kemampuan dalam sosialisasi. Kepribadian yang satu tidak lebih
baik dari kepribadian lainnya. Mereka adalah gaya, tapi gaya yang terungkap melalui bahasa
tubuh.
Dalam hubungan antar pribadi, banyak orang merasa berada dibawah tekanan untuk tidak
menunjukkan perasaan mereka. Kita hidup melalui suatu periode perubahan sosial yang
kompleks, membuat banyak dari kita merasa lebih aman bersembunyi dibalik kedok. Dalam
kamus komunikasi dari Onong U. Effendy bahwa Kinesic Communication atau komunikasi
kial/komunikasi kinesik adalah komunikasi yang dilakukan dengan gerakan anggota tubuh; salah
satu jenis komunikasi nonverbal.
Peter Clayton dalam buku “bahasa tubuh dalam pergaulan sehari-hari” mengungkapkan
bahwa Apa yang disebut dengan bahasa tubuh ? saya telah mengajukan pertanyaan ini kepada
orang yang tak terhitung banyaknya. Jawaban yang mereka berikan tanpa kecuali sesuatu yang
sejalan dengan komunikasi nonverbalyang menurut hemat saya tidak salah sejauh ini. Akan
tetapi, jawaban itu tidak benar-benar menjelaskan kebenaran alami dari bahasa tubuh. Selama
bertahun-tahun saya berusaha untuk menyingkat pengertian ini menjadi beberapa kalimat
sederhana. Alo Liliweri dalam buku “komunikasi verbal dan nonverbal” menjelaskan bahwa
bahasa tubuh adalah gerakan ; tubuh yang merupakan sebagian perilaku nonverbal (termasuk
yang anda miliki) dapat disampaikan melalui simbol komunikasi kepada orang lain. Perilaku itu
sangat bergantung dari erat tidaknya hubungan dengan orang lain. Dalam bagian ini akan
diuraikan komunikasi nonverbal “gerak tubuh” atau yang disebut kinesik.

2.2 Sejarah Singkat Tentang Bahasa Tubuh


Selama berabad-abad, penulis-penulis besar seperti Shakespeare, telah mengetahui bahwa
sikap dan gerakan tubuh mencerminkan suasana hati. Pada cerita “Malam Kedua-belas”,
Malviolo, pelayan Olivia, membuat dirinya konyol dengan mengenakan ikat kaos kaki kuning
dan bertingkah laku aneh. Tetapi tidak ada penelitian yang teratur tentang bahasa tubuh sampai
tahun 1960-an. Lalu seorang ahli psikologi Amerika Paul Elkman meneliti bagaimana
kemampuan kita membaca pesan-pesan tanpa kata dari wajah-wajah orang. Seorang ahli
psikologi Ingggris Michael Argyle, dari Universitas Oxford, mempelajari bahasa tubuh jenis lain
yaitu gerak isyarat tubuh, sejauh mana kita menjadi akrab dengan seseorang jika kita menyentuh
seseorang dan dimana kita melakukannya. Argyle dan Elkman keduanya menekankan bahwa
bahasa tubuh adalah sungguh-sungguh sebuah bahasa. Anda tidak dapat melihat suatu gerakan
tubuh secara tersendiri. Anda harus mempelajari pola yang utuh tentang gerakan tubuh, sikap
tubuh, dan nada dari suara untuk dapat mengerti situasi secara menyeluruh. Sebagaian dari seni
membaca bahasa tubuh adalah menempatkan semua tanda didalam “kelompok”, jadi seperti
menyusun kata-kata menjadi kalimat yang dapat dimengerti.
BAB III
PEMBAHASAN

“Ini adalah nilai luhur manusia…untuk mengetahui bagian dari diri diri kita sendiri dan
proporsi…keseluruhan yang menakjubkan.” – Samuel Taylor Coleridge, “Religious Musings”

Bahasa tubuh merupakan aktivitas yang tidak akan pernah terlepas dari keseharian
seseorang. Bahkan, dalam bahasa verbal sekalipun, bahasa tubuh hampir selalu mengiringinya.
Sehingga, orang yang mempunyai kemampuan membaca dan memahami makna bahasa tubuh,
layaknya ia memahami pikiran, keinginan dan bahkan perasaan orang lain.
Banyak sekali manfaat yang akan kita peroleh jika kita mempelajari dan memahami
bahasa tubuh yang disampaikan seseorang, baik disertai ucapan maupun tidak. Kita akan bisa
mengetahui pikiran, perasaan, keinginan, harapan, tujuan, motivasi dan apa saja yang berada di
balik suatu aktivitas bahasa tubuh seseorang. Pendek kata, kemampuan memahami pikiran orang
lain bisa dilakukan dengan cara mengasah kemampuan memahami bahasa tubuhnya.
Bahasa tubuh adalah komunikasi pesan nonverbal (tanpa kata-kata). Bahasa tubuh
merupakan proses pertukaran pikiran dan gagasan dimana pesan yang disampaikan dapat berupa
isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, sentuhan, artifak (lambang yang digunakan), diam,
waktu, suara, serta postur dan gerakan tubuh.
Pengertian seseorang tentang bahasa tubuh terkadang mengarah pada banyak interpretasi,
sebanyak jumlah orang mengamatinya. Tetapi, kkita harus ingat bahwa masing-masing bahasa
tubuh hanya merupakan satu input dan keseluruhan gambarankomunikasi yang kongruen adalah
Sesuatu yang kita cari.kita tidak boleh terlalu terpengaruh pengamatan berdasarkan satu tanda saj
dan membuat kesimpulanketika tidak menyadari kumpulan bahasa tubuh, bahasa tubuh awal,
dan bahasa tubuh berikutnya.
Agar dapat memahami arti keseluruhan dari kumpulan bahasa tubuh dan memnentukan
kesamaan masing-masing bagian, pertama marilah kita lihat beberap tipe komunikasi nonverbal
yang mudah dikenali dan sering ditemui.
Sekumpulan informasi yang dihasilkan dari pengamatan terhadap bahasa tubuh beserta
masing-masing artinya sangat bermanfaat bagi kami setiap kali memulai seminar. Kami biasanya
mengawali segmen dari seminar dengan menanyakan komentar peserta mengenai bahasa tubuh
yang telah mereka amati dan memperhatikan kemungkinan artinya. Beberapa bahasa tubuh yang
sering dilihat,seperti tangan terlipat dengan cepat diasosiasikan sebagai sikap bertahan. Akan
tetapi, beberap sikap—seperti steepling (menyatukan jari-jari tangan membentuk menara)
(gambar 1)—sering kali salah diinterpretasikan sebagai sikap selain rasa percaya diri. Saat kami
mendiskusikan data yang terkumpul mengenai bahasa tubuh ini dan bertanya bagaimana
seseorang akan bereaksi terhadap orang yang melakukan steeple dalam situasi sebenarnya,
sebagian besar orang setuju bahwa sikap percaya diri dan bahasa tubuh steepling adalah sesuai.
Tambahan untuk sikap ini yaitu garis bibir berubah menjadi senyum tipis, yang disebut senyum
percaya diri.

3.1 Penggunaan Bahasa Tubuh


Menurut David Cohen dalam buku “Bahasa Tubuh Dalam Pergaulan” yang menjelaskan
tentang bahasa tubuh sebagai bentuk topeng-topeng, mengungkapkan bahwa bahasa tubuh juga
menyingkapkan topeng-topeng kita. Manusia belajar menggunakan topeng sejak kecil dan dapat
melakukannya dengan baik melalui pembelajaran yang intensif. Banyak isyarat non-verbal
tentang perasaan yang bersifat sangat halus dan terjadi hanya sekilas. Cara seseorang berbicara
mencerminkan kepribadiannya. Beberapa orang bicaranya keras dan tanpa henti, orang lainnya
sukar dimengerti dan beberapa sangat diam. David Cohen tidak menyetujui anggapan bahwa
orang dengan kepribadian tertentu cenderung memiliki gaya tubuh tertentu yang tidak akan sama
dengan orang lain.
Sudah diterima secara luas bahwa dalam dunia bekerja di awal abad 21, keberhasilan
seseorang terutama dicapai melalui orang lain. Jaman manajer otokratis sudah lama berlalu, dan
dewasa ini kebanyakan orang lebih percaya pada diri sendiri daripada jaman dahulu. Sebagai
contoh, bila karyawan tidak suka cara mereka diperlakukan, mereka akan pindah kerja. Seorang
manajer dengan bahasa tubuh yang buruk akan membuat karyawan keluar lebih cepat.

3.2 Bentuk-Bentuk Bahasa Tubuh


Dalam penggunaannya, bahasa tubuh seringkali digunakan sebagai isyarat pesan palsu untuk
tujuan tertentu. Hal ini dapat dihindari dengan mengenal jenis-jenis bahasa tubuh yang ada.
Bentuk dan tipe umum dari bahasa tubuh menurut Beliak dan Baker (1981) ada tiga, yaitu:
1) Kontak Mata
Kontak mata mengacu pada suatu keadaan penglihatan secara langsung antar orang saat
sedang berbicara. Melalui kontak mata, seseorang dapat menceritakan kepada orang lain suatu
pesan sehingga orang akan memperhatikan kata demi kata melalui tatapan. Misalnya pandangan
yang sayu, cemas, takut, terharu, dapat mewarnai latar belakang psikologis kita. Penelitian
menunjukkan bahwa seorang pendengar menggunakan kontak mata lebih sering daripada
pembicara. Presentase kontak mata antara pendengar dan pembicara disajikan dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 1.1 Presentase Kontak Mata Oleh Pelaku Komunikasi
Pelaku komunikasi Presentase Kontak Mata
Pembicara 30%
Pendengar 70%

Sejak kontak mata dilakukan, orang langsung dapat mengukur sejauh mana kemampuannya
dalam melakukan komunikasi.
“Mata hal seseorang berbicara banyak hal seperti lidah, keuntungannya adalah bahasa mata tidak
membutuhkan kamus, namun bisa dipahami di seluruh dunia.” -Ralph Waldo Emerson
Isyarat Mata
Mata sering disebut-sebut sebagai jendela jiwa (windows of the soul), karena ia mampu
memperlihatkan secara jelas tentang apa yang dirasakan atau dipikirkan oleh seseorang. Ketika
kita berbincang dengan orang lain, memperhatikan gerakan mata merupakan hal yang alami dan
bagian penting dalam proses komunikasi. Beberapa kebiasaan umum berkaitan dengan gerakan
seseorang ketika berkomunikasi: menatap langsung, memalingkan pandangan, seberapa banyak
berkedip atau seberapa lebar pupil mata seseorang berubah.
 Tatapan Mata
Pada saat seseorang menatap langsung ke mata kita pada saat berbincang, hal tersebut
menunjukkan bahwa ia tertarik atau mencoba untuk memberikan perhatian terhadap perkataan
anda. Meski demikian, tatapan mata yang terlalu lama juga dapat menganggu kenyamanan
komunikasi. Di sisi lain, menundukkan tatapan atau sering memalingkan pandangan
menunjukkan bahwa orang tersebut merasa terganggu, tidak nyaman dengan kita atau ia
mencoba untuk menyembunyikannya yang sebenarnya.
 Kedipan Mata
Berkedip adalah hal yang alami, hanya saja kita perlu diperhatikan apakah lawan bicara kita
terlalu banyak berkedip atau justru jarang berkedip. Orang sering mengedipkan matanya pada
saat mereka merasa tertekan atau tidak nyaman. Sebaliknya, jika mata seseorang jarang berkedip
menunjukkan bahwa ia sedang mencoba mengontrol pergerakan matanya. Misalnya, seseorang
yang sedang menyetir kendaraan di jalan raya di malam yang gelap, kemungkinan ia akan jarang
berkedip karena ia harus mencoba untuk menjaga agar kendaraannya tidak keluar dari jalan raya.
 Ukuran Pupil
Salah satu isyarat yang paling halus berkaitan dengan mata adalah perubahan ukuran pupil
mata seseorang. Meski cahaya yang berada di lingkungan berpengaruh terhadap perubahan pupil
mata seseorang, namun terkadang emosi juga memberikan perubahan pada pupil mata seseorang.
Mungkin anda pernah mendengar apa yang disebut "bedroom eyes" yang sering dipakai untuk
menunjukan pandangan seseorang ketika ia merasa tertarik terhadap orang lain atau sesuatu.

2) Ekspresi wajah
Ekspresi wajah meliputi pengaruh raut wajah yang digunakan untuk berkomunikasi
secara emosional atau bereaksi terhadap suatu pesan. Wajah setiap orang selalu menyatakan hati
dan perasaannya. Wajah ibarat cermin dari pikiran dan perasaan. Melalui wajah orang juga bisa
membaca makna suatu pesan.
Ekspresi wajah juga dapat dilihat ketika memandang seseorang yang dianggap sebagai
orang yang polos/lugu atau dianggap kejam/dingin. Hal ini didasari oleh ada sebuah ekspresi
wajah yang nampak pada seseorang tidak menunjukkan sebuah perubahan seperti yang
dilakukan oleh orang lain ketika mendengar atau mengetahui suatu peristiwa, baik kesedihan
maupun kegembiraan, keanehan atau kelayakan, kabaikan atau keburukan, dan sebagainya,
Bahasa tubuh yang paling tidak controversial dari seluruh komunikasi nonverbal yang
ada adalah ekspresi wajah, dan ini adalah bahasa tubuh yang paling sering diamati dari berbagai
bentuk bahasa tubuh. Kita lebih sering memusatkan pandangan kita ke wajah dibandingkan
bagian tubuh lain, dan ekspresi yang kita lihat memiliki arti yang luas. Terkadang hampir semua
orang pernah menghadapi “tatapan yang mematikan”, “tatapan mata yang memancing reaksi
orang lain”, “pandangan kesana-kemari”, atau pandangan sekilas yang mengisyaratkan
pernyataan “saya bersedia”.
Kadang kita bertemu dengan orang yang "mahal bicara", atau orang yang "malas bicara",
sehingga komunikasi jarang sekali terjadi. Pada saat ini, untuk dapat mengetahui perasaannya
adalah dengan memikirkan keinginannya salah satunya adalah dengan memperhatikan ekspresi
wajahnya sambil memikirkan makna atasnya. Senyum, misalnya dapat menunjukkan sikap setuju
atau bahagia, sedangkan mengerutkan kening dapat menandakan ketidaksetujuan atau
ketidakbahagiaan. Dalam beberapa kasus, ekspresi wajah seseorang merupakan ungkapan
perasaan yang sebenarnya atas situasi tertentu. Meskipun kadang seseorang mengatakan bahwa
dia baik-baik saja, namun raut wajahnya dapat memberitahu kepada kita tentang perasaan yang
sebenarnya.

a) Emosi Yang Terlihat Pada Ekspresi Wajah


Ada beberapa contoh emosi yang dapat diekspresikan melalui ekspresi wajah diantaranya
sebagai berikut:
 kebahagiaan
 sedih
 marah
 heran
 muak
 takut
 bingung
 gembira
 semangat
 menghina
 dll.
b) Ekspresi Wajah Universal
Ekspresi wajah juga salah satu bentuk bahasa tubuh yang paling universal. Ekspresi
digunakan untuk menyampaikan rasa takut, marah, sedih, dan kebahagiaan yang sama di seluruh
dunia. Paul Ekman melakukan penelitian dan menemukan universalitas ekspresi wajah terkait
dengan emosi tertentu diantaranya sukacita, marah, takut, terkejut, dan sedih.
c) Bibir dan Mulut
Ekspresi dan gerakan mulut juga menjadi hal penting dalam membaca bahasa tubuh.
Misalnya, seseorang yang mengigit bibir bawahnya mungkin menunjukkan bahwa dia
mengalami kecemasan, ketakutan, atau rasa tidak aman.
Menutupi mulut mungkin merupakan upaya untuk bersikap sopan ketika seseorang menguap
atau batuk, tetapi juga dapat menjadi upaya untuk menutupi kerutan bibir yang menunjukkan
ketidaksetujuan. Tersenyum mungkin merupakan salah satu sinyal bahasa tubuh paling terbesar,
tapi senyum juga dapat ditafsirkan dalam berbagai cara. Senyum bisa jadi asli, atau dapat timbul
untuk mengekspresikan kebahagiaan semu, sarkasme, atau bahkan sinisme.
 Mengerutkan Bibir
Mengerutkan bibir bisa menjadi indikator ketidaksukaan, ketidaksetujuan, atau ketidakpercayaan.
 menggigit Bibir
Orang terkadang menggigit bibir mereka ketika merasa khawatir, cemas, atau stres.
 Menutupi Mulut
Ketika seseorang ingin menyembunyikan reaksi emosional, dia mungkin akan menutup
mulutnya untuk menghindari terlihatnya senyuman atau seringaian.
 Menaik-Turunkan Mulut
Sedikit perubahan pada mulut juga bisa menjadi indikator halus tentang apa yang dirasakan
seseorang. Ketika mulut sedikit naik, berarti bahwa orang itu merasa senang atau optimis.
Sebaliknya, mulut yang sedikit diturunkan dapat menjadi indikator kesedihan, penolakan, atau
bahkan meringis.

3) Gestur (Gerakan Tubuh)


Gestur merupakan salah satu isyarat bahasa tubuh yang langsung dan paling jelas.
Melambaikan, menunjuk, dan menggunakan jari untuk menunjukkan jumlah angka semuanya
sangat umum dan mudah untuk memahami maknanya. Beberapa gerakan mungkin lahir sebagai
budaya, karenanya, mengacungan jempol atau tanda perdamaian mungkin memiliki arti sangat
berbeda bagi penduduk Amerika Serikat.
 Sebuah kepalan tinju dapat menunjukkan kemarahan atau solidaritas.
 Acungan jempol dan jempol ke bawah sering digunakan sebagai gerakan persetujuan dan
ketidaksetujuan.
 Gerakan "OKE", yang dilakukan dengan menyentuhkan ibu jari dengan jari telunjuk
dalam bentuk lingkaran, dan merentangkan ketiga jari lainnya digunakan untuk
menunjukkan beberapa arti. Di beberapa bagian negara Eropa, digunakan untuk
menyiratkan Anda tidak berarti. Di beberapa negara Amerika Selatan, gerakan tersebut
sebenarnya simbol sikap vulgar.

Gestures merupakan bentuk perilaku non-verbal pada gerakan tangan, bahu, jari-jari, dan
kaki. Seseorang sering menggunakan gerakan anggota tubuh secara sadar maupun tidak sadar
untuk menekankan suatu pesan. Ketika seseorang berkata “Pohon itu tinggi”, atau “Rumahnya
dekat”, maka orang tersebut pasti menggerakkan tangan untuk menggambarkan deskripsi
verbalnya. Lain halnya ketika seseorang berkata “Letakkan barang itu!”, “Lihat pada saya!”,
maka yang bergerak adalah telunjuk yang menunjukkan arah. Ternyata manusia mempunyai
banyak cara yang bervariasi dalam menggerakkan tubuh dan angota tubuhnya ketika sedang
berbicara. Orang yang cacat bahkan berkomunikasi hanya dengan tangan saja.
Setiap gerakan tubuh mengkomunikasikan beberapa fungsi yang oleh Ekman dan Friesen
dikategorikan sebagai :
 Emblem : Gerakan mata tertentu, merupakan simbol yang memiliki kesetaraan
dengan simbol verbal.
 Ilustrator : Tanda-tanda non-verbal dalam komunikasi. Tanda ini merupakan
gerakan anggota tubuh yang menjelaskan atau menunjukkan sesuatu.
Contoh : Seorang ayah yang melukiskan tinggi badan anaknya dengan menaikturunkan
tangannya dari permukaan tanah.
Ilustrator memiliki 8 bentuk, antara lain :
 Batons : Suatu gerakan yang menunjukkan tekanan tertentu pada pesan yang
disampaikan.
 Ideographs : Gerakan membuat peta atau mengarahkan pikiran.
 Deitic Movements : Gerakan untuk menunjukkan sesuatu.
 Apatial Movements : Gerakan yang melukiskan besar atau kecilnya ruangan.
 Kinetographs : Gerakan yang menggambarkan tindakan fisik.
 Rhytmic Movements : Gerakan yang menunjukkan suatu irama tertentu.
 Pictographs : Gerakan yang menggambarkan sesuatu di udara.
 Emblematic Movements : Gerakan yang menggambarkan suatu pernyataan verbal tertentu.
Setiap bentuk ilustrator yang diuraikan di atas memiliki penafsiran yang kurang jelas, hal ini
dikarenakan seseorang tidak hanya menggunakan satu bentuk ilustrator, tetapi beberapa
bentuk sekaligus dalam berkomunikasi.
 Adaptor : Gerakan anggota tubuh yang bersifat spesifik.
Beberapa jenis adaptor beserta contohnya disajikan dalam table 1.2
Tabel 1.2 Contoh dari Jenis-Jenis Adaptor
Adaptor Contoh
Self adaptor Menggaruk kepala, menunjukkan kebingungan
Alter adaptor Mengusap kepala orang lain sebagai tanda kasih sayang

 Regulator : Gerakan yang berfungsi mengarahkan, mengawasi, mengkoordinasi interaksi


dengan seksama. Contoh : menggunakan kontak mata sebagai tanda untuk
memperhatikan orang lain yang sedang berbicara dan mendengarkan orang lain.
 Affect Display : Menggambarkan emosi dan perasaan. Wajah merupakan media yang
digunakan dalam affect display untuk menunjukkan reaksi terhadap pesan yang direspon.

Lengan dan Kaki


Lengan dan kaki juga dapat berguna dalam menyampaikan informasi nonverbal.
Menyilangkan lengan menunjukkan sikap defensif. Menyilangkan kaki mungkin menunjukkan
ketidaksukaan atau ketidaknyamanan dengan terhadap seseorang yang berada di dekatnya.
Isyarat halus lainnya seperti melapangkan lengan merupakan upaya memperlihatkan diri lebih
besar atau lebih berkuasa, sedangkan menjaga lengan tetap dekat dengan tubuh merupakan upaya
untuk meminimalkan diri atau menarik diri dari perhatian.
 Lengan yang disilangkan mungkin menunjukkan bahwa seseorang merasa defensif,
melindungi diri sendiri, atau menutup diri.
 Berdiri dengan tangan ditempatkan di pinggul menjadi indikasi bahwa seseorang siap dan
terkendali, atau juga mungkin menjadi tanda agresivitas.
 Menggenggamkan tangan di belakang punggung mungkin menunjukkan bahwa seseorang
merasa bosan, cemas, atau bahkan marah.
 Menekan-nekan jari dengan cepat atau gelisah bisa menjadi tanda bahwa seseorang bosan,
tidak sabar, atau frustrasi.
 Kaki yang disilangkan menunjukkan bahwa seseorang merasa tertutup atau membutuhkan
privasi.

Selain tiga bentuk bahasa tubuh yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa jenis
bahasa tubuh lainnya, seperti sentuhan, postur tubuh dan gaya berjalan, suara, dan gerak isyarat.
 Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal yang bersifat spontan. Sentuhan dapat
menunjukkan perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau -
simpati, dan sebagainya.
 Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatan
seseorang.
 Suara seperti rintihan, menarik nafas panjang, serta tangisan merupakan beberapa ungkapan
perasaan dan pikiran seseorang.
 Gerak isyarat adalah yang dapat mempertegas pembicaraan.
Dengan mengetahui bentuk dan jenis bahasa tubuh, memungkinkan seseorang
mengetahui cara berkomunikasi yang baik dengan orang lain. Komunikasi yang baik merupakan
awal dari terciptanya suatu hubungan sosial yang baik pula. Seseorang bahkan dapat menjadi
pemimpin yang handal dengan membangun komunikasi yang baik dengan orang lain. Selain itu,
dengan memahami bahasa tubuh yang diberikan oleh orang lain, seseorang dapat terhindar dari
isyarat pesan palsu yang akan merugikan. Bila telah menyadari manfaat bahasa tubuh dalam
berkomunikasi, maka seseorang akan mampu memonitor dirinya sendiri.

3.3 Penggunaan Bahasa Tubuh

Beberapa contoh bahasa tubuh di berbagai Negara antara lain :


Di Amerika atau di Eropa diperbolehkan menggunakan tanda V sebagai lambang
kemenangan (Victory), tetapi di Afrika Selatan tanda V tidak boleh digunakan. Di Australia,
Amerika, dan Indonesia, ibu jari yang diacungkan merupakan isyarat yang kasar. Di Austria dan
Belanda tidak diperkenankan berbicara dengan tangan di saku karena dianggap sebagai sesuatu
yang tidak sopan karena mencerminkan kesombongan dan keangkuhan.
Penggunaan bahasa tubuh yang keliru dalam suatu masyarakat yang di dalamnya terdapat
suku yang berbeda dapat menyebabkan pertikaian dan permusuhan. Contohnya ketika orang
1
Kalimantan melihat orang Madura yang selalu membawa celurit tanpa sarung, orang
Kalimantan tersebut akan menganggap orang Madura ingin mengajaknya berperang, sehingga
seringkali menimbulkan konflik antarsuku. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan saling
memahami budaya antarsuku satu sama lain.

1
senjata tajam khas daerah Madura yang berbentuk seperti bulan sabit
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam Faktanya Penelitian telah menunjukkan bahwa 80% komunikasi antara
manusia dilakukan secara non-verbal. Banyak interaksi dan komunikasi yang terjadi
dalam masyarakat yang berwujud non-verbal. Komunikasi non-verbal ialah penyampaian arti
(pesan) tanpa kata-kata yang tercermin pada bahasa tubuh dan intonasi verbal. Salah satu
komunikasi non-verbal ialah bahasa tubuh. Bahasa tubuh digunakan saat kata-kata tidak dapat
mewakili perasaan atau situasi yang ada sehingga bahasa tubuh menjadi penting untuk dipelajari.
Bahasa tubuh yang tidak sesuai penempatannya dapat menimbulkan konflik, sehingga bahasa
tubuh perlu dipelajari. Salah satu keuntungan dari mempelajari bahasa tubuh adalah membangun
suatu komunikasi yang baik yang merupakan awal dari terciptanya suatu hubungan sosial yang
mantap dengan orang lain.

4.2 Saran
Bahasa tubuh dalam percakapan memiliki peran yang penting dalam menumbuhkan
kepercayaan seseorang dan membangun sebuah hubungan yang baik dengan orang lain, akan
tetapi untuk mencapai hal tersebut diperlukan keahlian dalam menggunakan dan menafsirkan
bahasa tubuh.
Untuk dapat menggunakan bahasa tubuh dengan baik, seseorang sebaiknya wapada
terhadap petunjuk non verbal palsu, menjaga jarak yang wajar, menggunakan sentuhan yang
tepat dengan lawan bicara, menghormati status dengan kontak mata, serta menggunakan jabatan
tangan yang sesuai dengan kepribadian dan tujuan dari komunikasi yang dilakukan. (Ida Yuhana
dkk, 2006)
DAFTAR PUSTAKA

Cohen David. 1992. Bahasa Tubuh dalam Pergaulan. London, Sheldon Press, SPCK. Effendy.
Lim Nan Sen, Irwin. 1987. Bahasa Tubuh/Body Talk. Batam: Inter Aksara.
Liliweri Alo. 1994. Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Nierenberg,Gerald I dkk, 2009, Membaca Pikiran Orang Seperti Membaca Buku , Penerbit
Yogyakarta.
Yuhana Ida, Ninuk Purnaningsih, Siti Sugiah Mugniesjah. 2006. Dasar-Dasar Komunikasi.
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia: Institut Pertanian Bogor.
http://atcontent.com/Publication/Publication/869488807056999jd.text/?t=Membaca-Bahasa-
Tubuh (Diakses pada tanggal 2 Maret 2014)
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_tubuh (diakses pada tanggal 2 Maret 2014)

Anda mungkin juga menyukai