Anda di halaman 1dari 17

I.

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

II. TINJAUAN PUSTAKA

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa teori pengenalan alat-alat laboratorium bertujuan
untuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat laboratorium, oleh
karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat akan dijelaskan dengan tujuan agar praktikan dapat
memahami secara jelas kegunaan alat-alat laboratorium yang akan dipakai. Pada dasarnya
setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau proses
yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan
namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter
seperti thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai
dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph
(Moningka, 2008).

Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai
kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam
penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum
biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak
digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008).

Penggunaan beberapa alat gelas dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan
tersebut dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat-alat ini dapat
memengaruhi hasil yang akan diperoleh. Oleh karena itu harus diberikan pelatihan tentang
penggunaan alat-alat tersebut.

Penggunaan alat-alat gelas tersebut haruslah sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan
tersebut dapat berjalan dengan baik dan tepat. Apabila terjadi suatu kesalahan atau kekeliruan
dalam penggunaannya akan mempengaruhi hasil yang diperoleh. Ada beberapa macam alat
gelas yang dipakai di laboratorium, antara lain: gelas piala (beker gelas), erlenmeyer,
gelasukur, botol, pipet, corong, tabung reaksi, gelas objek dan gelas penutup, cawan petri
dankamar hitung.

Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa kuantitatif, yaitu:
Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti (kualitatif). Untuk alat-alat yang
teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret, labu ukur, pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang tidak
teliti (kualitatif) terdiri dari gelas ukur, erlenmeyer, dan lainnya. Dalam prakteknya
baikanalisa maupun sintesa, sesorang yang mempelajari atau menekuni bidang kimia pasti
akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan alat-alat dan bahan kimia.

Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan
fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna,
kebersihan alat yang digunakan dan ketelitian praktikan dalam perhitungan sangat
mempengaruhi keberhasilan dalam suatu praktikum, dengan ketelitian dan ketepatan
penggunaan alat maka kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir (Riadi, 1990).

Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya diharapkan kita
dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain memperkenalkan alat dan fungsinya
kita juga harus mengetahui cara kerja dan sistematika penggunaan alat-alat tersebut secara
tepat dan akurat, karena dengan mengetahui sistematika atau langkah-langkah
penggunaanalat akan membuat praktikan tahu bagaimana mengatasi kesalahan-kesalahan
yang dapat terjadi pada alat saat kita melakukan percobaan dilaboratorium (Mardani, 2007).

Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerjaserta
fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan
bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).

Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau
pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun
sakitatau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari
rasakhawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman,
produktif dan efesien (Khasani, 1990).

Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat gelas.


Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat
berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan
apabila ada kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok pekerja
laboratoriumuntuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan
yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari
praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat gelas yang sering
digunakan dalam laboratorium dan penggunaanya (Ginting, 2000).

Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami oleh
praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan cara penggunaan
alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan dilakukan berjalan dengan baik
(Setiawati, 2002).

Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang


digunakan.Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang terbuat dari
gelas, porselen, kayu, alumunium, plastik, dan lain-lain sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan terhadap kondisi asam,
tahan terhadap panas, dan ada yang hanya tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab itu,
penggunaan alat dan bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian (Mored,
2000).

Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-namanya,


memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang atau dibuat
dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik.

Kebanyakan peralatan untuk percobaan-percobaan di dalam laboraturium terbuat dari


gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan
alat untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau
membuat peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imam Khasani, 2000).

Dalam melakukan percobaan di laboratorium atau bekerja dalam laboratorium terutama


laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan
bahan-bahan kimia, peralatan yang dapat berbahaya dan merugikan bagidiri sendiri, orang
lain maupun lingkungan sekitar, bila tidak digunakan dengan baik. Seperti layaknya pekerjaan
lain, bekerja dalam laboratorium kimia juga mempunyai resiko kecelakaan kerja. Resiko ini
dapat disebabkan karena faktor ketidaksengajaan, keteledoran dan sebab-sebab lain yang
diluar kendali manusia.
METODEOLOGI

A. Tempat dan Waktu

Praktikum pengenalan alat ini dilaksanakan di laboratorium Farmasetika STIKES Dirgahayu,


pada hari Rabu, 25 September 2019 Pukul 11:00 - 12:00 WITA.

B. Alat

1. Mortar dan Alu

2. Lampu Spiritus

3. Penjepit Tabung Reaksi

4. Evaporating Disk

5. Kertas Perkamen

6. Thermohygrometer

7. Gelas Beaker

8. Corong Kaca
9. Plat Tetes

10. Gelas Ukur

11. Batang Pengaduk Stainless

12. Thermometer Air

13. Sendok Porselen

14. Labu Ukur

15. Pipet Tetes

16. Spatel Kayu

17. Erlenmeyer

18. Filler

19. Botol Semprot

20. Spatula Kaca

21. Neraca (Timbangan gram kasar)

22. Kaca Arloji

23. Kertas Lakmus

24. Pipet Volume

25. Anak timbangan

26. Timbangan Anlitik

27. Waterbath

28. Lemari Psikotropika dan Narkotika


HASIL PENGAMATAN

NO NAMA ALAT GAMBAR FUNGSI KET.


1. Mortar dan Alu Menghaluskan Baik.
bahan dimana
sebelum
direaksikan
harus dihaluskan
terlebih dahulu.
2. Lampu Spiritus 1. Membakar Baik.
larutan agar
suhunya
meningkat,
untuk
meningkatkan
laju reaksi
sehingga lebih
cepat.
2. Memanaskan
untuk
menguapkan
larutan.
3. Penjepit Tabung Menjepit tabung Baik.
Reaksi reaksi ketika
dipanaskan.

4. Evaporating Tempat Baik.


Disk penguapan suatu
zat yang tidak
mudah
menguap.

5. Kertas Alas saat Baik.


Perkamen penimbang,
pembungkus,
dll.
6. Thermohygrome Mengukur suhu Baik.
ter udara dan
kelembapan
yang baik
ruangan tertutup
maupun di luar
ruangan.
7. Gelas Beaker Digunakan Baik.
untuk
mengambil
cairan dalam
jumlah yang
cukup banyak
agar terukur
8. Corong Kaca Membantu Baik.
memasukkan
cairan dari
tempat satu ke
tempat lainnya
agar lebih
mudah.
9. Plat Tetes Penguji Baik.
keasaman suatu
larutan atau
mereaksikan
larutan.

10. Gelas Ukur Mengukur atau Baik.


menakar suatu
zat (cairan)
tertentu agar
lebih akurat.

11. Batang Mencampur Baik.


Pengaduk bahan kimia dan
Stainless cairan untuk
keperluan
laboratorium.
12. Thermometer Mengukur suhu Baik.
Air yang sangat
tinggi, mudah
dilihat,
perubahan suhu
lebih cepat, dan
tidak
membasahi
dinding
termometer.
13. Sendok Porselen Mengambil zat Baik.
padat misal
KMNO4, I2,
NaOH.

14. Labu Ukur Membuat Baik.


larutan atau bisa
juga
mengencerkan
larutan sehingga
didapatkan
komposisi
larutan sesuai
dengan yang
diinginkan.
15. Pipet Tetes Untuk Baik.
mengambil
cairan dalam
jumlah tetes dan
memindahkanny
a pada wadah
tertentu.
16. Spatel Kayu Untuk Baik.
mengambil zat
padat. Misal,
Vaselin
17. Erlenmeyer 1. Mencampur Baik.
bahan-bahan
yang dianalisa
2. Melarutkan
bahan-bahan
tertentu seperti
komposisi
media
3. Untuk proses
titrasi
4. Untuk
mencampur
bahan dengan
menggunakan
alat rotator
18. Filler Menghisap Baik.
cairan dan juga
melepaskan
cairan.

19. Botol Semprot Menyimpan Baik.


akuades yang
digunakan
mencuci
peralatan medis
setelah
digunakan.

20. Spatula Kaca Untuk Baik.


mengaduk zat
tertentu

21. Neraca Untuk Baik.


(Timbangan menimbang
gram kasar) bahan obat.
22. Kaca Arloji 1. Penutup Baik.
beakerglas saat
proses reaksi
berlangsung.
2. Sebagai
tempat
pengeringan
media.
3. Untuk
meletakan benda
yang akan
diamati.
4. Menempatkan
bahan yang akan
ditimbang.
23. Kertas Lakmus Mengidentifikas Baik.
i kesamaan
larutan lebih
detail dengan
menunjukan
skala berapa
kadar keasaman
dan
kebasaannya.
24. Pipet Volume Untuk Baik.
mengambil
cairan dengan
ukuran volume
tertentu.

25. Anak Sebagai batu Baik.


Timbangan dan kesatuan
pinset perangkat
menimbang
pada timbang
meja atau
timbangan cb.
26. Timbangan Mengukur Baik.
Analitik massa sebuah
benda

27. Waterbath 1. Untuk Baik.


pemanasan yang
menggunakan
air.
2. Mengendalika
n suhu suatu zat
atau bahan
tertentu pada
suhu konstan.
28. Lemari Tempat Baik.
Psikotropika dan menyimpan
Narkotika obat.

HASIL PENGAMATAN
III. PEMBAHASAN

Di dalam sebuah laboratorium terdapat berbagai jenis alat begitu juga di dalam
laboratorium Farmasetika 1 yang ada di dalam tabel pada lembar kerja.

Berikut alat-alat yang ada di dalam laboratorium farmasetika 1.

Mortir dan stamper kondisi baik dan bisa digunakan saat praktikum.

Berfungsi untuk menghaluskan bahan obat yang padat hingga menjadi serbuk dan juga
digunakan untuk mencampur bahan Waterbath kondisi baik dan bisa digunakan pada saat
praktikum, berfungsi sebagai alat pemanas dengan menggunakan uap air alat ini biasanya
digunakan untuk mencairkan basis salep.

Beaker gelas kondisi alat baik dan bisa digunakan pada saat praktikum dan bisa
digunakan meski jumlahnya terbatas pada satu meja hanya terdapat satu keranjang yang
berisi alat yang harus ada dalam laboratorium salah satunya beker gelas. Berfungsi untuk
melarutkan bahan dengan bantuan batang pengaduk, beaker gelas juga memiliki berbagai
macam ukuran.

Erlenmeyer kondisi baik dan bisa digunakan, jumlahnya terbatas untuk tiap meja.
Berfungsi untuk melarutkan bahan dan erlenmeyer juga memiliki berbagai ukuran sesuai
yang kita butuhkan. Cawan porselen kondisi baik dan bisa digunakan dalam praktikum,
jumlah juga terbatas tiap meja. Berfungsi untuk menimbang bahan obat cair dan wadah
untuk mencairkan basis salep atau menguapkan cairan di atas waterbath. Corong kaca
kondisi baik dan digunakan pada saat praktikum meski jumlahnya terbatas. Berfungsi untuk
membantu penyaringan dengan menggunakan kertas saringan untuk menuang cairan ke
dalam botol.

Gelas ukur kondisi baik dan biasa digunakan pada saat praktikum jumlahnya terbatas
untuk tiap meja. Berfungsi untuk mengukur pelarut atau volume bahan obat cair.

Pipet kondisi baik, ada disediakan dalam laboratorium tapi disarankan tiap mahasiswa
yang akan melakukan wajib membawa pipet pribadi, karena bentuk nya yang kecil resiko
untuk rusak sangat besar khususnya bahan yang terbuat dari kaca. Pipet berfungsi untuk
mengambil dan memindahkan cairan dalam skala tetes dalam jumlah yang kecil, pipet juga
memiliki berbagai macam ukuran dan bahan yang berbeda. Kaca arloji kondisi baik dan
dapat digunakan, berfungsi untuk wadah menimbang cairan dalam jumlah kecil. Neraca
timbangan obat (g) kondisi baik dan bisa digunakan, jumlah tiap meja masing-masing
memiliki 1 atau 2 timbangan. Berfungsi untuk menimbang bobot atau massa dalam gram.
Neraca timbangan obat (ml) kondisi baik dan bisa digunakan dalam jumlah hampir sama
dengan neraca timbangan obat pada tiap meja praktikum. Berfungsi untuk mengetahui massa
atau bobot bahan obat. Batang pengaduk kondisi baik dan dapat digunakan. Berfungsi untuk
mengaduk. Penjepit kondisi baik digunakan untuk menjepit tabung reaksi.

Sendok tanduk kondisi baik digunakan untuk mengambil bahan obat. Semprot kondisi
baim digunakan sebagai tempat aquades dan membilas bahan. Lampu spiritus kondisi baik
digunakan untuk memanaskan gelas reaksi.
IV. KESIMPULAN

1. Dilaboratorium Farmasetika 1 tiap alat memiliki bentuk, bahan, ukuran dan fungsi
yang berbeda.

2. Kondisi alat yang baik dan dapat digunaan dalam praktikum. Terdapat enam meja
di dalam laboratorium dan masing-masing meja disediakan alat seperti neraca
timbangan obat dan satu keranjang yang berisi alat lainnya.

3. Di dalam laboratorium terdapat aturan yang harus diketahui sebelum melakukan


praktikum.

4. Sebelum melakukan praktikum mahasiswa akan diberikan tes untuk mengetahui


apakah mahasiswa mengetahui materi yang akan di praktekkan.

5. Setiap mahasiswa wajib membawa alat pribadi yang tidak disediakan oleh
laboratorium.

6. Sebelum masuk laboratorium mahasiswa akan diperiksa kelengkapan alat dan


atributnya lengkap atau tidak.

7. Ada beberapa alat yang jumlahnya terbatas oleh karena itu siswa sebelum
melakukan praktikum harus terlebih dahulu mengecek alat agar pada saat
praktikum tidak ada ada alat yang tidak lengkap.

8. Setiap mahasiswa yang megikuti praktikum bertanggung jawab atas alat-alat yang
dipakai.

9. Jika salah satu alat ada yang rusak dikarenakan siswa maka diwajibkan untuk
mengganti alat tersebut dengan yang baru
DAFTAR PUSTAKA

Khamidinal.(2009). Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta : Pustaka Belajar.


Sumarsono.T.(2014). Pengantar Ilmu Farmasetika. EGC MEDICAL PUBLISHER.

Lachman. L,Harbet A.Lieberman,Joseph L.Kaning : penerjemah Suyatmi Siti.(1994).Teori dan


Praktek Farmasi Industri II.U.I.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai