Seperti yang telah dijelaskan, bahwa teori pengenalan alat-alat laboratorium bertujuan
untuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat laboratorium, oleh
karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat akan dijelaskan dengan tujuan agar praktikan dapat
memahami secara jelas kegunaan alat-alat laboratorium yang akan dipakai. Pada dasarnya
setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau proses
yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan
namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter
seperti thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai
dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph
(Moningka, 2008).
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai
kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam
penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum
biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak
digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008).
Penggunaan beberapa alat gelas dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan
tersebut dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat-alat ini dapat
memengaruhi hasil yang akan diperoleh. Oleh karena itu harus diberikan pelatihan tentang
penggunaan alat-alat tersebut.
Penggunaan alat-alat gelas tersebut haruslah sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan
tersebut dapat berjalan dengan baik dan tepat. Apabila terjadi suatu kesalahan atau kekeliruan
dalam penggunaannya akan mempengaruhi hasil yang diperoleh. Ada beberapa macam alat
gelas yang dipakai di laboratorium, antara lain: gelas piala (beker gelas), erlenmeyer,
gelasukur, botol, pipet, corong, tabung reaksi, gelas objek dan gelas penutup, cawan petri
dankamar hitung.
Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa kuantitatif, yaitu:
Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti (kualitatif). Untuk alat-alat yang
teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret, labu ukur, pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang tidak
teliti (kualitatif) terdiri dari gelas ukur, erlenmeyer, dan lainnya. Dalam prakteknya
baikanalisa maupun sintesa, sesorang yang mempelajari atau menekuni bidang kimia pasti
akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan alat-alat dan bahan kimia.
Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan
fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna,
kebersihan alat yang digunakan dan ketelitian praktikan dalam perhitungan sangat
mempengaruhi keberhasilan dalam suatu praktikum, dengan ketelitian dan ketepatan
penggunaan alat maka kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir (Riadi, 1990).
Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya diharapkan kita
dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain memperkenalkan alat dan fungsinya
kita juga harus mengetahui cara kerja dan sistematika penggunaan alat-alat tersebut secara
tepat dan akurat, karena dengan mengetahui sistematika atau langkah-langkah
penggunaanalat akan membuat praktikan tahu bagaimana mengatasi kesalahan-kesalahan
yang dapat terjadi pada alat saat kita melakukan percobaan dilaboratorium (Mardani, 2007).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerjaserta
fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan
bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau
pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun
sakitatau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari
rasakhawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman,
produktif dan efesien (Khasani, 1990).
Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami oleh
praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan cara penggunaan
alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan dilakukan berjalan dengan baik
(Setiawati, 2002).
B. Alat
2. Lampu Spiritus
4. Evaporating Disk
5. Kertas Perkamen
6. Thermohygrometer
7. Gelas Beaker
8. Corong Kaca
9. Plat Tetes
17. Erlenmeyer
18. Filler
27. Waterbath
HASIL PENGAMATAN
III. PEMBAHASAN
Di dalam sebuah laboratorium terdapat berbagai jenis alat begitu juga di dalam
laboratorium Farmasetika 1 yang ada di dalam tabel pada lembar kerja.
Mortir dan stamper kondisi baik dan bisa digunakan saat praktikum.
Berfungsi untuk menghaluskan bahan obat yang padat hingga menjadi serbuk dan juga
digunakan untuk mencampur bahan Waterbath kondisi baik dan bisa digunakan pada saat
praktikum, berfungsi sebagai alat pemanas dengan menggunakan uap air alat ini biasanya
digunakan untuk mencairkan basis salep.
Beaker gelas kondisi alat baik dan bisa digunakan pada saat praktikum dan bisa
digunakan meski jumlahnya terbatas pada satu meja hanya terdapat satu keranjang yang
berisi alat yang harus ada dalam laboratorium salah satunya beker gelas. Berfungsi untuk
melarutkan bahan dengan bantuan batang pengaduk, beaker gelas juga memiliki berbagai
macam ukuran.
Erlenmeyer kondisi baik dan bisa digunakan, jumlahnya terbatas untuk tiap meja.
Berfungsi untuk melarutkan bahan dan erlenmeyer juga memiliki berbagai ukuran sesuai
yang kita butuhkan. Cawan porselen kondisi baik dan bisa digunakan dalam praktikum,
jumlah juga terbatas tiap meja. Berfungsi untuk menimbang bahan obat cair dan wadah
untuk mencairkan basis salep atau menguapkan cairan di atas waterbath. Corong kaca
kondisi baik dan digunakan pada saat praktikum meski jumlahnya terbatas. Berfungsi untuk
membantu penyaringan dengan menggunakan kertas saringan untuk menuang cairan ke
dalam botol.
Gelas ukur kondisi baik dan biasa digunakan pada saat praktikum jumlahnya terbatas
untuk tiap meja. Berfungsi untuk mengukur pelarut atau volume bahan obat cair.
Pipet kondisi baik, ada disediakan dalam laboratorium tapi disarankan tiap mahasiswa
yang akan melakukan wajib membawa pipet pribadi, karena bentuk nya yang kecil resiko
untuk rusak sangat besar khususnya bahan yang terbuat dari kaca. Pipet berfungsi untuk
mengambil dan memindahkan cairan dalam skala tetes dalam jumlah yang kecil, pipet juga
memiliki berbagai macam ukuran dan bahan yang berbeda. Kaca arloji kondisi baik dan
dapat digunakan, berfungsi untuk wadah menimbang cairan dalam jumlah kecil. Neraca
timbangan obat (g) kondisi baik dan bisa digunakan, jumlah tiap meja masing-masing
memiliki 1 atau 2 timbangan. Berfungsi untuk menimbang bobot atau massa dalam gram.
Neraca timbangan obat (ml) kondisi baik dan bisa digunakan dalam jumlah hampir sama
dengan neraca timbangan obat pada tiap meja praktikum. Berfungsi untuk mengetahui massa
atau bobot bahan obat. Batang pengaduk kondisi baik dan dapat digunakan. Berfungsi untuk
mengaduk. Penjepit kondisi baik digunakan untuk menjepit tabung reaksi.
Sendok tanduk kondisi baik digunakan untuk mengambil bahan obat. Semprot kondisi
baim digunakan sebagai tempat aquades dan membilas bahan. Lampu spiritus kondisi baik
digunakan untuk memanaskan gelas reaksi.
IV. KESIMPULAN
1. Dilaboratorium Farmasetika 1 tiap alat memiliki bentuk, bahan, ukuran dan fungsi
yang berbeda.
2. Kondisi alat yang baik dan dapat digunaan dalam praktikum. Terdapat enam meja
di dalam laboratorium dan masing-masing meja disediakan alat seperti neraca
timbangan obat dan satu keranjang yang berisi alat lainnya.
5. Setiap mahasiswa wajib membawa alat pribadi yang tidak disediakan oleh
laboratorium.
7. Ada beberapa alat yang jumlahnya terbatas oleh karena itu siswa sebelum
melakukan praktikum harus terlebih dahulu mengecek alat agar pada saat
praktikum tidak ada ada alat yang tidak lengkap.
8. Setiap mahasiswa yang megikuti praktikum bertanggung jawab atas alat-alat yang
dipakai.
9. Jika salah satu alat ada yang rusak dikarenakan siswa maka diwajibkan untuk
mengganti alat tersebut dengan yang baru
DAFTAR PUSTAKA