Anda di halaman 1dari 4

Hernia atau turun berok adalah kondisi yang terjadi ketika organ dalam tubuh menekan dan

mencuat melalui jaringan otot atau jaringan ikat di sekitarnya yang lemah. Jaringan ikat tubuh
seharusnya cukup kuat untuk menahan organ tubuh di dalamnya agar tetap berada di posisinya
masing-masing. Namun, beberapa hal menyebabkan jaringan ikat melemah sehingga tidak dapat
menahan organ di dalamnya dan mengakibatkan hernia.

Jenis-jenis Hernia

Hernia terdiri atas beberapa jenis, yaitu:

 Hernia inguinalis, terjadi ketika sebagian usus atau jaringan lemak di rongga perut
mencuat ke selangkangan. Hernia inguinalis merupakan jenis hernia yang paling sering
terjadi dan pria memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.
 Hernia femoralis, terjadi ketika jaringan lemak atau sebagian usus mencuat ke paha atas
bagian dalam. Risiko wanita menderita jenis hernia ini lebih tinggi, terutama wanita
hamil atau memiliki berat badan berlebih (obesitas).
 Hernia umbilikus, terjadi ketika sebagian usus atau jaringan lemak mendorong dan
mencuat di dinding perut, tepatnya di pusar. Jenis hernia ini biasanya dialami oleh bayi
dan anak di bawah usia 6 bulan akibat lubang tali pusat tidak tertutup sempurna setelah
bayi lahir.
 Hernia hiatus, terjadi ketika sebagian lambung mencuat ke dalam rongga dada melalui
diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut). Jenis hernia ini umumnya terjadi
pada lansia (>50 tahun). Jika seorang anak mengalami hernia hiatus, kondisi tersebut
disebabkan oleh kelainan bawaan.
 Hernia insisional, terjadi ketika usus atau jaringan mencuat melalui bekas luka operasi
di bagian perut atau panggul.
 Hernia epigastrik, terjadi ketika jaringan lemak mencuat melalui dinding perut bagian
atas, tepatnya dari uluhati hingga pusar.
 Hernia spigelian, terjadi ketika sebagian usus mendorong jaringan ikat (spigelian fascia)
yang terletak di sisi luar otot rektus abdominus, yaitu otot yang membentang dari tulang
rusuk hingga tulang panggul dengan karakteristik tonjolan yang dikenal dengan ‘six
pack’. Hernia spigelian paling sering timbul di daerah sabuk spigelian, yaitu daerah pusar
ke bawah.
 Hernia diafragma, terjadi ketika sebagian organ lambung mencuat masuk ke rongga
dada melalui celah diafragma. Hernia jenis ini juga dapat dialami oleh bayi ketika
pembentukan diafragma kurang sempurna.
 Hernia otot, terjadi ketika sebagian otot mencuat melalui dinding perut. Jenis hernia ini
juga dapat terjadi pada otot kaki akibat cedera saat berolahraga.

Penyebab Hernia

Hernia disebabkan oleh kombinasi antara kondisi otot yang tertarik dan melemah. Ada beberapa
hal yang menyebabkan otot tubuh melemah, yaitu:

 Usia.
 Batuk kronis.
 Bawaan lahir, terutama di pusar dan diafragma.
 Cedera atau komplikasi dari operasi di bagian perut.

Selain itu, ada sejumlah faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami
hernia, terutama ketika otot tubuh mulai melemah. Di antaranya adalah:

 Terlalu sering mengangkat beban berat.


 Konstipasi yang menyebabkan penderitanya harus mengejan saat buang air besar.
 Kehamilan yang menyebabkan meningkatnya tekanan dalam dinding perut.
 Penumpukan cairan di dalam rongga perut.
 Berat badan meningkat secara tiba-tiba.
 Bersin yang berlangsung lama.

Penyakit seperti cystic fibrosis, secara tidak langsung juga dapat meningkatkan risiko hernia.
Kondisi ini menyebabkan terganggunya fungsi paru sehingga memicu batuk kronis.

Gejala Hernia

Gejala hernia bervariasi, tergantung lokasi dan tingkat keparahan. Hernia di perut atau
selangkangan ditandai dengan munculnya benjolan atau tonjolan yang dapat hilang ketika
berbaring. Namun, benjolan dapat muncul kembali ketika penderita tertawa, batuk, atau
mengejan. Gejala hernia lainnya adalah:

 Nyeri di area benjolan, terutama ketika mengangkat atau membawa benda berat.
 Rasa berat dan tidak nyaman di perut, terutama ketika membungkuk.
 Konstipasi.
 Ukuran benjolan semakin membesar seiring waktu.
 Benjolan di selangkangan.

Hernia hiatus juga ditandai dengan gejala nyeri dada, sulit menelan (disfagia), dan heartburn.
Segera periksakan diri ke dokter, terutama jika mengalami gejala rasa nyeri hebat dan muncul
secara tiba-tiba, muntah, sulit buang air besar, serta benjolan mengeras, sakit ketika disentuh, dan
sulit didorong masuk.

Diagnosis Hernia

Diagnosis hernia dilakukan melalui pemeriksaan fisik. Dokter akan meraba bagian perut atau
selangkangan pasien untuk merasakan benjolan atau tonjolan yang dapat terlihat ketika pasien
berdiri atau batuk.

Untuk hernia hiatus, dokter akan melakukan pemeriksaan barium edema dan endoskopi dalam
proses diagnosis. Barium edema adalah pemeriksaan foto Rontgen dengan menggunakan
bantuan cairan barium yang ditelan untuk menghasilkan gambar detail bagian dalam saluran
pencernaan. Jenis pemeriksaan ini juga digunakan untuk mendeteksi obstruksi usus.
Tes pencitraan juga dilakukan untuk memastikan diagnosis dan mendeteksi gangguan lain yang
mungkin disebabkan oleh hernia, seperti:

 USG, untuk memperoleh gambaran bagian dalam organ perut dan panggul.
 CT scan, untuk memeriksa organ-organ bagian dalam rongga perut.
 MRI, untuk mendeteksi adanya robekan pada otot perut, meskipun tidak terlihat tonjolan.

Pengobatan Hernia

Sebelum menentukan langkah pengobatan, ada sejumlah faktor pertimbangan yang dapat
memengaruhi keputusan dokter dalam menentukan prosedur operasi, yaitu:

 Kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.


 Gejala yang muncul dan dampaknya terhadap kehidupan pasien. Dokter akan
merekomendasikan tindakan operasi jika gejala yang dirasakan semakin memburuk atau
telah mengganggu aktivitas pasien sehari-hari.
 Jenis dan lokasi hernia.
 Isi hernia. Misalnya otot atau sebagian usus yang menyebabkan obstruksi usus atau
terganggunya sirkulasi darah ke organ

Berdasarkan pertimbangan tersebut, ada beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan
dokter, yaitu:

 Terapi obat. Untuk pasien hernia hiatus, dokter akan meresepkan obat untuk
menurunkan asam lambung guna meredakan gejala dan rasa tidak nyaman. Beberapa
jenis obat yang mungkin diberikan, yaitu antasida, antagonis reseptor H-2, dan
penghambat pompa proton (PPI).
 Operasi. Tindakan operasi merupakan langkah utama yang dilakukan dokter dalam
menangani hernia. Ada dua metode operasi yang dapat dilakukan, yaitu:
o Operasi terbuka, terdiri atas beberapa pilihan tindakan yang mungkin dilakukan
dokter selama operasi turun berok. Di antaranya adalah:
 Herniotomi. Dokter akan membuat sayatan pada dinding perut, kemudian
mendorong hernia agar masuk kembali ke dalam rongga perut dan
membuang kantung hernia.
 Herniorafi. Hampir serupa dengan herniotomi, namun dokter akan
menjahit area keluarnya hernia untuk memperkuat dinding perut.
 Hernioplasti. Tindakan ini dilakukan ketika lubang tempat keluarnya
hernia cukup besar. Dokter akan menggunakan jaring sintetis (mesh) untuk
menutup dan memperkuat lubang tersebut, sehingga hernia tidak kambuh
kembali.
o Laparoskopi (operasi lubang kunci), yaitu prosedur penanganan hernia yang
dilakukan dengan membuat sayatan kecil di dinding perut. Dokter bedah akan
menggunakan laparoskop dan alat penunjang operasi lain dalam prosedur ini.
Laparoskop adalah alat berbentuk tabung tipis dan dilengkapi dengan kamera dan
cahaya di bagian ujungnya.
Meskipun demikian, ada jenis hernia yang tidak membutuhkan tindakan operasi, yaitu hernia
umbilikus yang biasanya dapat sembuh sendiri dan hernia hiatus yang terkadang dapat ditangani
dengan obat-obatan.

Anda mungkin juga menyukai