IV
1 2 3 4 5
PERSEN 38.02 53.44 61.71 69.68 70.00
JUMLAH 8110 6929 8207 9778 9869
KUNJUNGAN 2014 2015 2016 2017 2018
CAMPAK 92.00
DPT-HB 3 93.00
DPT-HB 2 93.00
DPT-HB 1 93.00
POLIO 4 93.00
POLIO 3 93.00
POLIO 2 93.00
POLIO 1 94.00
BCG 94.00
Pada Tabel 7, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kasus diare pada tahun
2017 sebanyak 179 kasus , dan Pada tahun 2018 sebesar 291 kasus , Gambaran
Penyakit Diare Selengkapnya disajikan pada Gambar. 9 sebagai berikut :
Gambar. 9
Penyakit Diare di Puskesmas Wonggeduku Tahun 2018
TAHUN JUMLAH
2018 306
2017 179
2016 170
2015 197
Tahun
No Kegiatan
2012 2013 2014 2015 2017 2018
1 HIV/AIDS 0 0 0 0 0 0
2 Sypilis 0 0 0 0 0 0
3 Gonorhae 0 0 0 0 0 0
Sumber: Programer HIV – AIDS 2018
Pada Tabel. 9, diatas menunjukkan bahwa jumlah HIV/AIDS dari tahun 2012 dan
2018 tidak ditemukannya kasus. Kasus penyakit HIV/AIDS merupakan penomena gunung
es maka perlu perhatian yang serius oleh pemerintah Kab. Konawe. Prevalensi HIV/AIDS.
6. Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP) pada Anak Usia < 15 Tahun per-100.000 Anak
Dalam upaya untuk membebaskan Indonesia dari penyakit polio, maka pemerintah
telah melaksanakan program Eradikasi Polio (ERAPO) yang terdiri dari pemberian
imunisasi polio secara rutin, pemberian imunisasi massal pada anak balita melalui PIN
(Pekan Imunisasi Nasional) dan surveilans AFP.
Surveilans AFP pada hakekatnya adalah pengamatan dan penjaringan semua
kelumpuhan yang terjadi secara mendadak dan sifatnya flaccid (layuh), seperti sifat
kelumpuhan pada poliomyelitis. Prosedur pembuktian penderita AFP terserang virus polio
liar atau tidak adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pelacakan terhadap anak < 15 tahun yang mengalami kelumpuhan layuh
mendadak (<14 hari) dan menentukan diagnosa awal.
b. Mengambil spesimen tinja penderita tidak lebih dari 14 hari sejak kelumpuhan, dua kali
selang waktu pengambilan I dan II > 24 jam.
c. Mengirim kedua spesimen tinja ke laboratorium Bio Farma Bandung dengan
pengemasan khusus.
d. Hasil pemeriksaan spesimen tinja akan menjadi bukti virologis adanya virus polio liar
didalamnya.
C. Status Gizi
1. Persentase Kunjungan Neonatus
Neonatus adalah Bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina
tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu,
dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang mempunyai risiko
gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko
tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan
pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal 2 kali, satu kali pada umur 0-7
hari dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari. Persentase pelayanan neonatus risti yang
dirujuk dan mendapat pelayanan/penanganan sebesar 17 kasus dengan persentase 1,0%.
Upaya pelayanan yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan adalah dengan melakukan
pemeriksaan kesehatan bayi dan melakukan konseling perawatan bayi dan ibu.
Hasil pencatatan dan pelaporan Programer KIA Puskesmas Wonggeduku Tahun 2018
menunjukkan bahwa jumlah kunjungan neonatus (bayi) sebanyak 301 (92%) bayi .
2. Persentase Kunjungan Bayi
Cakupan kunjungan bayi adalah bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal
4 kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari–2 bulan, 1 kali pada umur 3–5 bulan, dan satu kali
pada umur 6–8 bulan dan 1 kali pada umur 9–11 bulan sesuai standar di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen seksi KIA
dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan
kesehatan.
Hasil pengumpulan data / indikator cakupan kinerja SPM bidang kesehatan
menunjukkan bahwa persentase kunjungan bayi di Indonesia pada tahun 2003 71.13%.
Adapun jumlah sasaran neonatus (bayi) Puskesmas Wonggeduku tahun 2018 sebesar 327
bayi, dengan cakupan jumlah kunjungan sebesar 301 bayi. Cakupan program kesehatan ibu
dan anak di Puskesmas Wonggeduku Tahun 2018, Selengkapnya disajikan pada Gambar.
10 sebagai berikut :
KB AKTIF 27.00
PERTENKES 83.50
K4 78.50
K1 80.40
Tabel. 10
Peserta KB Baru Dan KB Aktif Puskesmas Wonggeduku
Tahun 2018
PESERTA KB AKTIF
No Desa / Kelurahan JUMLAH PUS
JUMLAH %
1 LANGGONAWE 45 4 8,9
2 DAWI - DAWI 106 30 28,3
3 POLANDANGI 64 17 26,6
4 KELURAHAN PUUDURIA 210 63 30,0
5 DURIAASI 265 53 20,0
6 WAWONGGOLE 180 45 25,0
7 LALOHAO 166 60 36,1
8 TAWAROLONDO 113 48 42,5
9 WAWOONE 232 27 11,6
10 TETEMOTAHA 241 53 22,0
11 LALOUSU 219 48 21,9
12 WUKUSAO 228 56 24,6
13 ANGGORO 133 41 30,8
14 WOWASOLO 169 48 28,4
15 BENDEWUTA 153 56 36,6
JUMLAH 2.524 649 25,7
Sumber : Programer KB-KIA Puskesmas 2018
Tabel. 10, menunjukkan bahwa PUS tahun 2018 sebesar 2.524, adapun yang
menjadi Peserta KB aktif sebesar 649 orang (25,7%).
Gambar. 12
Cakupan Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 Di
Puskesmas Wonggeduku Tahun 2018
367
287
95
BUMIL FE 1 FE 3
11,709
9794
75 75 69 68 75 83
TPS SEHAT, SPAL SEHAT JAMBAN RUMAH BER- RUMAH SEHAT PDDK DGN
SEHAT PHBS AKSES AIR
MINUM LAYAK
JUMLAH %
Pada Gambar. 13, menunjukkan bahwa indikator Bidang Promkes tahun 2018, dari
3107 Rumah Tangga yang termasuk RT Ber- PHBS sebanyak (68%), dari jumlah seluruh
Rumah yang memenuhi syarat sebanyak 2.320 Rumah yang termasuk Rumah Sehat
sebanyak (75%) , SAB sebanyak 11.709, Jamban Sehat sebanyak 9.794 Sanitasi
sebanyak 3, TTU sebanyak (91%) dan TPM sebanyak ( 68,2%).
1. Jumlah Posyandu Menurut Strata.
Posyandu adalah salah satu wujud peran serta masyarakat dalam
pembangunan, khususnya kesehatan denagn menciptakan kemampuan untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Posyandu bertujuan
meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi, balita dan masyarakat. Dalam posyandu
terdapat berbagai macam program yang dilaksanakan seperti: Imunisasi,
pemeriksaan Kesehatan balita setiap bulannya, Keluarga Berencana, Pemantauan
Gizi Balita, dan Penanggulanagn Diare. Tingkat kemajuan posyandu tergantung dari
partisipasi masyarakat dalam mengembangkan dan mengelola posyandu. Selain itu
kegiatan-kegiatan yang dilakukan setiap bulannya. Jumlah Posyandu Menurut Starata
di Puskesmas Wonggeduku tahun 2018 disajikan pada Gambar. 14 sebagai berikut:
15
6
5
4
0
2434, 13%
2815, 15%
2469, 13%
2567, 14%
Pada Gambar. 15, menunjukkan bahwa dari 3.107 RT yang ada di Puskesmas
Wonggeduku tahun 2018, RT Dipantau sebanyak 3.107 (100%) dan RT Ber-PHBS
sebanyak 2.118(68,16%).
3. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM).
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan; Pemeliharaan, Peningkatan
kesehatan (promotif), Pencegahan penyakit (preventif), Penyembuhan penyakit
(kuratif), dan Pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Sedangkan usaha-usaha Kesehatan
Masyarakat meliputi:
Program Pelayanan Kesehatan Dasar
Program kesehatan ibu dan anak (KIA)
Program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
Keluarga Berencana (KB)
Program Hygiene Sanitasi (HS) Lingkungan
Hygiene Perusahaan dan kesehatan kerja
PUSKESMAS 1
POLINDES 1
PUSTU 2
POSKESDES 4
POSYANDU 15