Anda di halaman 1dari 5

F2.

UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN


Peninjauan Keadaan Rumah Ibu Nifas

A. Latar Belakang
Proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang fisiologis dialami oleh hampir
semua wanita, begitu pula masa nifas. Dalam masa nifas ini tidak sedikit ibu yang mengalami
problem kesehatan seperti nyeri, bengkak pada kaki, ketidak mampuan menyusui, dan nutrisi.
Budaya dan mitos yang kadang kurang menguntungkan kesehatan ibu di masa nifas masih
menjadi problema. Kegagalan dalam fase ini memungkinkan ibu tidak memiliki kemampuan
dalam mengasuh diri dan bayinya. Oleh karena itu, pemerintah mengupayakannya melalui
kunjungan nifas, diharapkan dari kunjungan ini terdeteksi problema kesehatan yang dialami
oleh ibu selama masa nifas. 1,2
Masa nifas ini berlangsung sejak plasenta lahir sampai dengan 6 minggu setelah kelahiran
atau 42 hari setelah kelahiran. Pada masa ini ibu membutuhkan petunjuk dan nasihat dari
tenaga kesehatan sehingga proses adaptasi setelah melahirkan berlangsung dengan baik, jika
pelaksanaan kurang maksimal dapat menyebaban ibu mengalami berbagai masalah, bahkan
dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas seperti sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari
penyebab kematian ibu, infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak nomor dua setelah
perdarahan sehingga sangat tepat jika tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi
pada masa ini.3,4
Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya tiga kali,
pada enam jam pasca persalinan sampai dengan hari ketiga, pada minggu kedua, dan pada
minggu keenam termasuk pemberian vitamin A dua kali serta persiapan dan atau penggunaan
alat kontrasepsi setelah persalinan.3
Tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam upaya pemerintah untuk
meningkatkan kesehatan dan pengertian masyarakat melalui konsep promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Monitoring ibu nifas terbukti berhubungan dengan kejadian
morbiditas nifas karena dapat memonitor keluhan atau kejadian morbiditas ibu sehingga
dengan monitoring ibu yang baik dapat dideteksi morbiditas ibu lebih banyak. 3
Selain itu factor kesehatan lingkungan terutama kesehatan tempat tinggal juga perlu
diperhatikan dalam meningkatkan kesehatan ibu nifas.

B. Permasalahan
Masih banyak ibu-ibu post partus yang mempercayai mitos–mitos jika setelah melahirkan
sampai 1 bulan setelah melahirkan tidak boleh keluar rumah, tidak boleh terkena cahaya
matahari hanya istirahat didalam rumah, dan sebagian masyarakat yang tidak memperhatikan
kebersihan diri, serta masih banyak pantangan- pantangan makan makanan tertentu seperti
tidak makan telor, daging, ikan, ataupun kacang-kacangan.
Masih banyak tempat tinggal warga yang tidak memenuri kriteria rumah sehat seperti
tidak memiliki jendela, ventilasi, lantai rumah yang masih tanah, jarak kandang binatang
peliharaan yang terlalu dekat rumah, bahkan masih ada yang tidak memiliki sarana air
bersih dan jamban. Hal-hal seperti ini yang banyak mempengaruhi kesehatan warga, termasuk
kesehatan ibu nifas.

C. Intervensi
1) Dengan melakukan home visite diharapkan dapat menilai langsung keadaan tempat tinggal,
2) Memberikan edukasi mengenai mitos-mitos yang beredar, dan pentingnya menjaga
kebersihan, khusus nya kepada para ibu karena ibu memiliki peran yang sangat besar pada
keluarga
3) Melakukan pemeriksaan pada ibu nifas dan memantau secara dini jika terjadi kelainan

D. Pelaksanaan

Waktu : 02 September 2015, pukul 15.00 WIB


Tempat : Mentonyek Dalam, Karangan
Alamat : Kec. Mempawah Hulu, Kab. Landak
Home visite dihadiri oleh para dokter, bidanan kader posyandu. Ibu yang dikunjungi
P5A0 post partus 2 minggu. Pasien diperiksa kesehatannya mulai dari tekanan darah,
memastikan tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau pada lokia, menilai adanya
tanda-tanda demam, infeksi, memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat,
memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit,
memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan perawatan bayi sehari-hari.
Menilai lingkungan tempat tinggal, kondisi rumah yang tebuat dari papan dengan alas
lantai papan, tidak memiliki ventilasi, dan pencahayaan yang cukup, serta jarak kandang
dengan rumah yang berdekatan, tidak adanya sarana air bersih serta tidak memiliki jamban
keluarga, anggota keluarga biasa BAB sembarangan. Dari home visite dapat diketahui rumah
ini sangat jauh dari kiteria rumah sehat.
Diharapkan dengan home visite ini dapat menurunkan morbiditas ibu nifas dan
meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan lingkungan.

E. Daftar Pustaka
1. Kemenkes RI. Profil kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia; 2009. hlm. 67
2. Sophie Grioradis. Cindylee D. Kenneth F. et al. Postpartum cultural practices: a systematic
review of the evidence. BMC [abstract]. 2008 [diunduh 03 September 2015]
http://www.annals-general-psychiatry.com
3. Saleha S. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba medika;
2009. hlm.1-7,53-62, 71-76, 79-80.
4. WHO technical consultation on postpartum and postnatal care. Geneva: WHO press; 2010.
hlm. 23-37
F. Laporan Home Visite

Nama Peserta dr. Ferdy Pamungkas Tanda tangan:

Nama Pendamping dr. Felly Novelia Tanda tangan:

Nama Wahana Puskesmas Karangan Mempawah Hulu


Tujuan Pelaksanaan Dengan home visite dan konsling ibu nifasi ini dapat
menurunkan morbiditas ibu nifas dan meningkatkan
kesadaran masyarakat akan kesehatan lingkungan

Hari/Tanggal Rabu, 02-09-2015


Waktu 15.00 WIB
Tempat Mentonyek Dalam, Karangan
Jumlah Peserta 1 peserta
G. Lampiran

Tampak luar keadaan rumah


Atap yang terbuat dari rumbia, tidak
memiliki ventilasi

Jarak kandang tepat disebelah rumah Saluran air yg tergenang

Anda mungkin juga menyukai