APBN APBD
ALOKASI PUSAT
PRIORITAS PEMANFAATAN DANA DESA (PERMENDES, PERMENDAGRI)
PUSAT PEMDA
ANGGARAN K/L
(PERBUP)
LAPORAN / DATA
LAPORAN / DATA
P R O G R A M
74.754 DESA
Alokasi dana desa terus meningkat dari tahun 2015 ke 2017 (Rp, Trilyun)
70 3.50%
PROGRAM 2015-2019
60 T
60 BIDANG SUMBER DAYA AIR 3.00%
40 T
50 2.50%
40 2.00%
30 20 T 1.50%
20 1.00%
10 0.50%
0 0.00%
2015 2016 2017
APBN Persentase Dana Desa dengan APBN
NAMUN…
3
PROGRES FISIK PEMBANGUNAN DESA CUKUP BAIK NAMUN DAMPAKNYA KURANG
SIGNIFIKAN MENJAWAB KEBUTUHAN MASYARAKATNYA SECARA LANGSUNG
PENYEBAB:
1
Tidak
harmonisnya Lokasi: Desa Kerta,
Kab. Gianyar, Bali
pendekatan
pembangunan
bottom up dan Pembangunan pasar yang tidak operasional. Padahal Kabupaten Gianyar memiliki
pendekatan top angka stunting 20-30%, buta huruf perempuan sekitar 10-20%, dan desa sendiri tidak
down mengenal stunting dan tidak memiliki data buta huruf perempuan.
2
Tata cara alokasi
Dana Desa yang
tidak berbasis
ekuitas (keadilan)
3
Pengawasan Lokasi: Desa Darek, Kab. Lombok Tengah, NTB
penggunaan dana Pembangunan fasilitas PAUD tidak terlaksana, padahal bersifat mendesak dan biaya
desa yang tidak pembangunan relatif lebih kecil daripada pembangunan lain di desa Darek. Sebagai
tepat kontradiksi, Kabupaten Lombok Tengah memiliki angka stunting diatas 40% (BPS), buta
huruf perempuan sekitar 30-40% (termasuk tertinggi di Indonesia), dan desa sendiri tidak
mengenal stunting dan tidak memiliki data buta huruf perempuan.
7
FAKTA LAPANGAN (2/3) :
AKUNTABILITAS PENGGUNAAN DANA DESA RENDAH
Pengawasan Desa Losari, Kab. Banyumas, Jawa Tengah Desa Padang Lampe, Kab. Pangkajene &
o Tingkat kemiskinan Kabupaten (%): 18 Kepulauan, Sulawesi Selatan
penggunaan dana o Jumlah Penduduk: 8,646 o Tingkat kemiskinan Kabupaten (%): 13
desa yang tidak o Luas Wilayah : 645 Ha o Jumlah Penduduk: 2015
o Alokasi DD TA 2017 berdasar alokasi dasar 90
tepat %: Rp. 720 juta
o Alokasi DD TA 2017 berdasar alokasi
dasar 90 %: Rp. 720 juta
o Alokasi per Ha: Rp. 1,116,480 o Alokasi per kapita: Rp. 357,539
8
FAKTA LAPANGAN (3/3):
AKUNTABILITAS PENGGUNAAN DANA DESA RENDAH
PENYEBAB:
1
Tidak
harmonisnya
pendekatan
pembangunan
bottom up dan
pendekatan top
down
2
Tata cara alokasi
Dana Desa yang
Contoh LPJ di Desa Baleharjo, Contoh LPJ di Desa Kenaman,
tidak berbasis Kab. Gunungkidul, DIY, yang rapi Kab. Sanggau, Kalbar yang rapi
ekuitas (keadilan)
NAMUN…
3 • Keterlibatan pengawasan akuntabilitas keuangan oleh masyarakat tidak dirancang
dengan baik. Panduan implementasi Dana Desa dan pembangunan di desa (APBDes)
Pengawasan tidak mensyaratkan adanya papan pengumuman proyek di desa dan disertai informasi
penggunaan dana biaya satuan. Informasi biaya satuan adalah format informasi yang dapat dipahami warga
desa yang tidak dan dapat diawasi warga.
tepat • Kemajuan pembangunan di desa tidak tercatat dalam laporan apa pun, dan oleh
karenanya tidak otomatis diketahui Pemda maupun Pemerintah Pusat. Laporan
APBDes dan dana desa saat ini menyerupai laporan keuangan milik pemerintah, yang
berisi akun-akun keuangan, namun tidak berisi informasi yang bermanfaat untuk
TEMUAN II:
PEMBANGUNAN HANYA FOKUS PADA BIDANG INFRASTRUKTUR FISIK DESA
DAMPAK SISTEMIK:
Pembangunan manusia (pendidikan, kesehatan, ketrampilan) tidak terlaksana, dan masalah
nasional (stunting, AKI) tidak tertanggulangi
PENYEBAB:
1. Tidak sinkronnya perencanaan di pusat, di daerah. Bappenas, Kemendagri, Kemendesa PDT&T masing-masing
memiliki cara mengatur Pemda dan cara mengatur Desa dalam urusan membangun dan urusan penetapan prioritas.
2. Aturan di desa masih bersifat instruktif dan tidak fokus kepada pemberdayaan masyarakat desa agar mampu
membangun
Lokasi: Desa Kampung, Kab. Lokasi: Desa Aikbual, Kab. Lombok Lokasi: Desa Buntu Tagari, Kab. Toraja Utara, Sulawesi
Gunungkidul, DIY. Tengah, NTB. Selatan.
Pembangunan Drainase pada Pembangunan Posko Kamtibmas Meskipun telah berfokus pada pembangunan
tahun 2017. Sejak tahun 2015, pada tahun 2017. Sejak tahun infrastruktur, kebutuhan infrastruktur desa tetap
fokus pembangunan tetap 2015, fokus pembangunan tidak terpenuhi oleh dana desa, karena alokasi
pada pembangunan tetap pada pembangunan yang tidak tepat. Jumlah Dana Desa yang diterima
infrastruktur. infrastruktur. tahun 2016 Rp. 800 juta padahal jarak ke ibu kota
Padahal tingkat stunting di Kabupaten adalah 27km dengan kondisi jalan jelek.
Padahal tingkat stunting di
Kabupaten DIY adalah Kabupaten Lombok Tengah
30-40% (BPS), dan tingkat diatas 40% (BPS), dan tingkat
kemiskinan 20-30% (BPS) kemiskinan 15-20% (BPS)
10
TEMUAN III:
KEBERADAAN PENDAMPING DESA TIDAK BERDAMPAK PADA PERBAIKAN KUALITAS
PERENCANAAN DAN PELAPORAN DESA
rata)
dan dampak
50% Pembangunan
pembangunan desa.
Village
Desa
Dampak: 0% development
Administrasi Desa
1. Pola rekrutmen tidak memperhatikan kebutuhan khusus desa. Pemda dan perangkat desa tidak
terlibat dalam menentukan keterampilan yang diperlukan untuk kebutuhan khusus desa.
2. Distribusi pendamping belum sesuai dengan sasaran per desa. Saat ini, satu pendamping
membantu rata-rata empat desa, padahal kebutuhan pendamping sangat intens mengingat bahwa
pemahaman substansi seperti kesehatan, kewirausahaan, tidak dimiliki warga desa.
11
TEMUAN IV:
MODEL PEMBANGUNAN DESA TERPADU BERAGAM TINGKATANNYA
✓ ✓
✗ ?
Koperasi di Desa Kerta, Program Desbumi, di Desa Program Kampung KB di PAUD berjalan di Desa
Kab. Gianyar, yang sudah Darek, NTB. Desbumi Desa Darek, NTB. Belum Suka Maju, Kab. Tanjung
beroperasi sejak tahun adalah program LSM dan ada implementasi, tapi Jabung Timur, Jambi, namun
2000, dan setiap tahun sangat membantu warga dinyatakan berjalan pelibatan mereka dalam
menerima bimbingan dari desa yang memiliki anggota berhasil. musrenbangdes masih
Pemda, mampu keluarga sebagai TKI di LN. sangat terbatas.
menghasilkan keuntungan
sebesar Rp. 1M
o Kementerian Keuangan: memperbesar porsi Formula dan memperkecil porsi Alokasi Dasar,
agar lebih berbasis ekuitas (keadilan)
o Kementerian Keuangan dan BPS: memperbaiki transparansi penentuan alokasi dengan
mempublikasikan basis data penentuan alokasi, agar Kabupaten/Kota dapat menggunakan
basis data yang sama dalam menentukan alokasi ADD.
2 Pencairan Dana:
o Pemerintah Daerah: memasukkan Dana Desa ke dalam laporan penyerapan anggaran APBD.
o Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Desa PDTT: menyederhanakan bentuk
pelaporan dan pengawasan Dana Desa agar menjadi lebih ringkas dan terpadu
o Pemerintah Daerah: memastikan agar Sistem Informasi Keuangan Daerah merefleksikan
laporan Dana Desa.
13
USULAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN DANA DESA (2/2):
UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN PEMBANGUNAN
4 Akuntabilitas
• BPKP: menyesuaikan metode audit dana desa agar menjadi lebih sederhana
• Pemda, Kemenkeu, dan Kemendes PDTT: menggunakan laporan Dana Desa dalam
perencanaan dan menunjukkan penggunaan tersebut.
• Pemda dan Kemendes PDTT: memastikan transparansi dengan penggunaan papan informasi
kegiatan/proyek yang didanai Dana Desa dengan melampirkan informasi harga unit terkecil
pembelian
• Kemendes PDTT: memastikan laporan dana desa mengedepankan laporan tentang hasil/
keluaran.
14
TERIMA KASIH