Anda di halaman 1dari 24

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN


HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran telah menjadi istilah yang sangat populer dalam dunia

pendidikan. Sebelum membahas pengertian media pembelajaran, ada baiknya kita

bahas kedua arti kata yang membentuk istilah media pembelaran. Media

pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu media dan pembelajaran.

Secara etimologis media berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak

dari kata “medium” yang berarti “tengah, perantara, atau pengantar”. Istilah

perantara atau pengantar ini, menurut Bovee dalam Asyhar (2012: 4), digunakan

karena fungsi media sebagai perantara atau pengantar suatu pesan dari si pengirim

(sender) kepada si penerima (receiver) pesan. Dari sini, berkembang berbagai

definisi terminologis mengenai media menurut pendapat para ahli media dan

pendidikan. Menurut Suparman dalam Asyhar (2012: 4), media merupakan alat

yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan informasi dari pengirim pesan

kepada penerima pesan. Menurut Criticos dalam Daryanto (2010: 4), Media

merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari

komunikator menuju komunikan.

Selain beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas, Susilana dan

Riyana (2009: 6) menyebutkan beberapa pengertian media sebagai berikut:

8
9

1) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran.

2) Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku,

film, video, slide dan sebagainya.

3) Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar,

termasuk teknologi perangkat kerasnya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa media memiliki

peran yang sangat penting, yaitu sebagai sarana atau perangkat yang berfungsi

sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi antara komunikator

dan komunikan.

Kata selanjutnya adalah pembelajaran. Pembelajaran dalam kamus bahasa

indonesia diartikan sebagai “proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar”. Penggunaan istilah “pembelajaran” sebagai pegganti

istilah lama “proses belajar-mengajar (PBM)” tidak hanya sekedar merubah istilah,

melainkan merubah peran guru dalam proses pembelajaran. Guru tidak hanya

“mengajar” melainkan “membelajarkan” peserta didik agar mau belajar. Tugas

guru dalam proses pembelajaran, disamping menyampaikan informasi, ia juga

bertugas mendiagnosis kesulitan belajar siswa, menyeleksi materi ajar,

mensupervisi kegiatan belajar, menstimulasi kegiatan belajar siswa, memberikan

bimbingan belajar, mengembangkan dan menggunakan strategi dan metode

(Saputro dalam Asyhar, 2012:6). Selain itu, guru juga mengembangkan dan

menggunakan berbagai jenis media dan sumber belajar dan memberi motivasi agar

siswa mau belajar. Menurut Setyosari & Sulton dalam Asyhar (2012:7),

pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh pembelajar (guru, instruktur)


10

dengan tujuan untuk membantu siswa agar bisa belajar dengan mudah. Dapat

diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang

berlangsung antara pendidik dengan peserta didik.

Dari pengertian kata media dan pembelajaran yang telah dijabarkan di atas,

secara sederhana dapat kita simpulkan makna media pembelajaran adalah segala

sarana yang digunakan oleh pendidik dalam usaha mentransfer ilmu kepada peserta

didik agar peserta didik lebih mudah dalam memahami pelajaran. Secara

terminologis, ada berbagai definisi yang diberikan tentang media pembelajaran.

Media pembelajaran, menurut Gerlach & Ely dalam Asyhar (2012:7), memiliki

cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang

membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media pembelajaran mencakup semua

sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran,

sehingga bentuknya bisa berupa perangkat keras (hardware), seperti computer,

televisi, projector dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada perangkat

keras itu. Dalam hal ini, pendidik juga bisa termasuk salah satu bentuk media

pembelajaran sehingga menjadi kajian strategi penyampaian pembelajaran

(Degeng, 2001: 42). Jadi, media pembelajaran tidak hanya terbatas pada benda mati

seperti buku, lcd, atau komputer-baik hardware atau softwarenya, tetapi juga benda

hidup, seperti manusia. Sebagai benda hidup, media dapat juga merupakan pesan

yang dapat dipelajari.

Berdasarkan pengertian diatas, media pembelajaran dapat dipahami sebagai

“segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu
11

sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana

penerimanya dapat melakukan proses belajar secara effisien dan efektif.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Dari pengertian media pembelajaran yang telah dijabarkan di atas, media

memiliki peran sangat penting dalam proses pembelajaran. Tanpa media,

komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi

juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran merupakan

bagian integral dari proses belajar mengajar dan bertumpu pada tujuan, materi,

pendekatan, metode, dan evaluasi pembelajaran.

Berkaitan dengan fungsi media pembelajaran Susilana dan Riyana

(2009:10) menekankan beberapa hal-hal berikut:

1) Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan,

tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk

mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.

2) Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses

pembelajaran. hal ini mengandung pengertian bahwa media

pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri

tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka

menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

3) Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan

kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi

ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran

harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar.


12

4) Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan

demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk

permainan atau memancing perhatian siswa semata.

5) Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar.

Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa

dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.

6) Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses

belajar-mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan

menggunakan media pembelajaran akan tahan lama mengendap

sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.

7) Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk

berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit

verbalisme.

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa

informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Adapun metode adalah

prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna

mencapai tujuan pembelajaran. (Daryanto 2012: 8). Dengan demikian, fungsi

media dalam proses pembelajaran dapat ditunjukkan melalui Gambar 2.1 berikut.

Guru MEDIA PESAN Siswa

METODE

Gambar 2. 1. Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran

(Sumber : Daryanto, 2012: 8)


13

c. Manfaat Media Pembelajaran

Penggunaan media secara kreatif dapat memungkinkan siswa untuk belajar

lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik dan meningkatkan

performance siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Banyak manfaat yang

dapat diperoleh dengan media pembelajaran yang menarik, Susilana dan Riyana

(2009: 10-11) menyebutkan beberapa manfaat dari media pembelajaran sebagai

berikut:

1) Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang

dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara kepada

siswa bisa dikonkritkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan

media pembelajaran.

2) Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat

ke dalam lingkungan belajar. Misalnya guru dapat menjelaskan proses

penyembelihan hewan qurban dengan memperlihatkan tata caranya

melalui video tanpa harus menunggu bulan Dzulhijjah.

3) Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya guru akan

menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut, pesawat udara,

pasar, gunung uhud dan lain sebagainya.

4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan

menggunakan teknik slow motion dalam media film bisa

memperlihatkan tentang lintasan peluru, melesatnya anak panah atau

memperlihatkan suatu ledakan. Demikian juga gerakan-gerakan yang

terlalu lambat seperti pertumbuhan kecambah, mekarnya dan lain-lain.


14

Manfaat lainya juga disebutkan Arsyad (2014: 29—30), beberapa manfaat

praktis dari penggunaan media adalah sebagai berikut :

1) Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga proses belajar

semakin lancar dan meningkatkan hasil belajar.

2) Meningkatkan motivasi siswa, dengan mengarahkan perhatian siswa

sehingga memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri sesuai

kemampuan dan minatnya.

3) Penggunaan media dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan

waktu.

Manfaat media secara keseluruhan disebutkan Asyhar (2012: 41), antara

lain :

1) Dengan media pembelajaran yang bervariasi dapat memperluas

cakrawala sajian materi pembelajaran yang diberikan di kelas seperti

buku, foto-foto dan narasumber. Dengan demikian, peserta didik akan

memiliki banyak pilihan sesuai kebutuhan dan karakteristik masing-

masing.

2) Dengan menggunakan berbagai jenis media, peserta didik akan

memperoleh pengalaman beragam selama proses pembelajaran.

Pengalaman yang bervariasi ini akan sangat berguna bagi peserta didik

dalam menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab yang berbagai

macam, baik dalam pendidikan, dimasyarakat dan di lingkungan

kerjanya.

3) Media pembelajaran dapat meberikan pengalaman belajar yang konkrit

dan langsung kepada peserta didik, seperti pelaksanaan ibadah haji,


15

perjalanan ke pusat tenaga listrik, swalayan, bank, industry, pelabuhan

dan sebagainya. Dengan demikian peserta didik akan merasakan dan

melihat secara langsung keterkaitan antara teori dan praktik atau

memahami aplikasi ilmunya dilapangan.

4) Media pembelajaran menyajikan sesuatu yang sulit diadakan,

dikunjungi atau dilihat oleh peserta didik, baik karena ukurannya yang

terlalu besar seperti system tatasurya, terlalu kecil seperti virus, atau

rentang waktu prosesnya terlalu panjang misalnya metamorfosa dan

pelapukan batuan atau masa kejadiannya sudah lama seperti terjadinya

perang uhud, kemegahan peninggalan sejarah dan musium isi dari

sebuah musium. Dengan media, keterbatasan-keterbatasan tersebut

dapat diatasi. Misalnya dengan menggunakan berbagai jenis media

berupa model, prototype, peta, denah, foto, video, film, mengunjungi

situs dan sebagainya.

5) Media-media pembelajaran dapat memberikan informasi yang akurat

dan terbaru, misalnya penggunaan buku teks, majalah dan orang

sebagai sumber informasi.

6) Media pembelajaran dapat menambah kemenarikan tampilan materi

sehingga meningkatkan motivasi dan minat serta mengambil perhatian

peserta didik untuk fokus mengikuti materi yang disajikan, sehingga

diharapkan efektivitas belajar akan meningkat pula.

7) Media pembelajaran dapat merangsang peserta didik untuk berfikir

kritis, menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikap dan


16

berkembang lebih lanjut, sehingga melahirkan kreativitas dan karya-

karya inovatif.

8) Penggunaan media dapat meningkatkan efisiensi proses pembelajaran,

karena dengan menggunakan media dapat menjangkau peserta didik

ditempat yang berbeda-beda, dan didalam ruang lingkup yang tak

terbatas pada suatu waktu tertentu. Dengan media, durasi pembelajaran

juga bisa dikurangi. Misalnya guru tidak memerlukan waktu berlama-

lama menjelaskan satu topik, dengan bantuan media materinya sudah

bisa langsung dipahami oleh peserta didik.

9) Media pembelajaran dapat memecahkan masalah pendidikan atau

pengajaran baik dalam lingkup mikro maupun makro.

d. Posisi Media Pembelajaran

Oleh karena proses pembelajarn merupakan proses komunikasi dan

berlangsung dalam suatu system maka media pembelajaran menempati posisi yang

cukup penting sebagai salah satu komponen system pembelajaran. Tanpa media,

komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi

juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah

komponen integral dari system pembelajaran. Posisi media pembelajaran sebagai

komponen komunikasi ditunjukkan pada Gambar 2.2 berikut.

PENAFSIRAN
IDE PENGKODEAN MEDIA MENGERTI
KODE

GANGGUAN

UMPAN BALIK

Gambar 2. 2. Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran

(Sumber : Daryanto, 2012: 7)


17

e. Jenis, Klasifikasi dan Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Meskipun beragam jenis dan format media sudah dikembangkan dan

digunakan dalam pembelajaran, namun pada dasarnya semua media tersebut dapat

dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu media visual, media audio, media audio-

visual dan multimedia. Berikut ini penjelasan keempat jenis media tersebut

(Asyhar, 2012: 45) :

1) Media Visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan

indera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan media ini,

pengalaman belajar yang dialami peserta didik sangat tergantung pada

kemampuan penglihatannya. Beberapa media visual antara lain: (a)

media cetak seperti buku, jurnal, peta, gambar dan poster, (b) model

dan prototype seperti globe bumi, dan (c) media realitas alam sekitar

dan sebagainya.

2) Media Audio, adalah jenis media yang digunakan dalam proses

pembelajaran dengan hanya melibatkan indra pendengaran peserta

didik. Pengalaman belajar yang akan didapatkan adalah dengan

mengandalkan indera kemampuan pendengaran. Oleh karena itu, media

audio hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Pesan

dan informasi yang diterimanya adalah berupa pesan verbal seperti

bahasa lisan, kata-kata dan lain-lain. Sedangkan pesan nonverbal adalah

dalam bentuk bunyi-bunyian, music, bunyi tiruan dan sebagainya.

Contoh media audio yang umum digunakan adalah tape recorder, radio

dan CD player.
18

3) Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan

penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan

informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan

verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun

pendengaran. Beberapa contoh media audio-visual adalah film, video,

program TV dan lain-lain.

4) Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan

peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan

pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan indera penglihatan

dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerak dan

audio serta media interaktif berbasis computer dan teknologi

komunikasi dan informasi. Sebagai contohnya adalah TV, presentasi

powerpoint berupa teks, gambar bersuara. Dapat disimpulkan bahwa

multimedia merupakan media berbasis computer yang menggunakan

berbagai jenis media secara terintegrasi dalam satu kegiatan. Itulah

sebabnya, pembelajaran dengan media interaktif, internet dan lain-lain

sering dianggap pembelajaran dengan multimedia. Multimedia

memberikan pengalaman belajar secara langsung, baik dengan cara

berbuat dan melakukan dilokasi, maupun dengan cara terlibat seperti

permainan, simulasi, bermain peran, teater dan sebagainya.

Dalam mengklasifikasi media bukanlah hal yang mudah, karena masing-

masing media memiliki karakteristik masing-masing, sehingga tidak mungkin

menyusun klasifikasi tunggal yang mencakup semua media. (Susilana dan Riyana,
19

2009: 12). Ada beberapa cara untuk menggolongkan media pembelajaran. Untuk

itu perlu dilakukan penggolongan yang dibuat oleh para ahli dalam bidang media.

Dari beberapa pengelompokkan media yang disusun para ahli, ada lima kategori

media pembelajaran menurut Setyosari & Sihkabudden dalam Asyhar (2012:46),

yakni : (1) berdasarkan ciri fisik, (2) berdasarkan jenis dan tingkat pengalaman yang

diperoleh, (3) berdasarkan persepsi indra, (4) berdasarkan penggunaannya, dan (5)

berdasarkan hirarkhi pemanfaataannya.

Departemen Pendidikan Nasional (2003), mengelompokkan media

pembelajaran menjadi sepuluh golongan, berdasarkan Tabel 1 dibawah ini:

Tabel 2.1. Klasifikasi Media Pembelajaran

No. Golongan Media Contoh Dalam Pembelajaran


1. Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
2. Cetak Buku Pelajaran, modul, brosur, leaflet,
gambar
3. Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan
tertulis
4. Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT), film
bingkai (slide)
5. Proyeksi audio visual diam Film bingkai (slide) bersuara
6. Visual gerak Film bisu
7. Audiovisual gerak Audio visual gerak film gerak bersuara,
video/VCD, televisi
8. Obyek fisik Benda nyata, model, specimen,
manusia, binatang, tumbuhan dan
benda lain
9. Manusia dan lingkungannya Guru, pustakawan, laboran, alam
sekitar, profesi, aktivitas manusia
10. Komputer CAI (pembelajaran berbantuan
computer), CBI (pembelajaran berbasis
computer)
Sumber : Departemen Pendidikan Nasional (2003)

Dalam desain pembelajaran, keputusan perlu dibuat mengenai media apa

yang digunakan dalam menyampaikan materi ajar, guru seringkali memilih media

pembelajaran berdasarkan kesenangan dan kemenarikan semata. Mestinya,


20

pemilihan media didasarkan pada hasil analisis yang tajam terhadap berbagai faktor

seperti tujuan, peserta didik, metode pembelajaran dan kemampuan teknologi yang

tersedia.

Tujuan dari pemilihan media agar media yang digunakan tepat sasaran dan

sesuai dengan keperluan, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang baik

antara peserta didik dengan media yang digunakan. Banyaknya ragam media yang

tersedia, mengharuskan para guru perlu memilih media yang akan digunakan.

Media yang tidak tepat sasaran tidak akan memberikan hasil yang memuaskan,

bahkan mungkin sebaliknya. Jadi pemilihan media pembelajaran itu dimaksudkan

agar guru dapat menentukan media yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi peserta didik.

Pemilihan media pembelajaran bukan pekerjaan yang mudah karena

memerlukan keterampilan khusus yang didukung oleh kemauan yang sungguh-

sungguh. Sebelum menentukan pilihan media yang akan digunakan untuk

pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh seorang guru atau

instruktur. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru dalam menentukan

media pembelajaran adalah yang disebutkan Asyhar (2012:82), yaitu : (1)

kesesuaian, (2) kejelasan sajian, (3) kemudahan akses, (4) keterjangkauan, (5)

ketersediaan, (6) kualitas, (7) ada alternative, (8) interaktivitas, (9) organisasi, (10)

kebaruan, (11) berorientasi siswa.

Sedangkan menurut Sujarwo (2010:4), dalam pemilihan media

pembelajaran, sebenarnya sudah sejak lama dikenal adanya kriteria yang harus

dipatuhi dalam prosedur penyusunan/ pengembangan media atau bahan belajar.

kriteria tersebut lebih dikenal istilah 7-M, yaitu: (1) mudah; artinya mudah
21

membuatnya, mudah memperoleh bahan dan alatnya, serta mudah

menggunakannya, (2) murah; artinya dengan biaya sedikit, jika memungkinkan

bahkan tanpa biaya, media pembelajaran tersebut dapat dibuat dan dimanfaatkan,

(3) menarik; artinya menarik atau merangsang perhatian peserta didik, baik dari sisi

bentuk, warna, jumlah, bahasa maupun isinya, (4) mempan; artinya efektif atau

berdayaguna bagi peserta didik dalam memenuhi kebutuhannya, (5) mendorong;

artinya isinya mendorong peserta didik untuk bersikap atau berbuat sesuatu yang

positif, baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungannya sesuai tujuan belajar yang

diharapkan, (6) mustari; artinya tepat waktu, isinya tidak basi, dan sesuai dengan

kebutuhan dan potensi lokal/sekitar tempat pembelajaran, (7) manfaat; artinya

isinya bernilai, mengandung manfaat, tidak mubazir atau sia-sia, apalagi merusak.

Dengan demikian pemilihan media perlu dilakukan agar pemilihan tersebut

tepat, untuk itu perlu dipertimbangkan kriteria pemilihan media seperti yang

telah dijabarkan di atas.

2. Sparkol Videoscribe

a. Pengertian Sparkol Videoscribe

Dalam perkembangan dunia teknologi informasi yang begitu pesat, banyak

perusahaan teknologi yang membuat produk-produn teknologi informasi san

mengembangkannya. Namun produk-produk tidak hanya berupa alat, namun juga

berupa aplikasi perangkat lunak. Salah satunya adalah Sparkol Videoscribe yang

dikembangkan oleh perusahaan asal Inggris yang dirilis pada tahun 2012.

Dilansir dari halaman resmi Sparkol bahwasanya VideoScribe is a unique

way to create engaging animated videos quickly and easily. You are empowered

to bring impact to your message without technical or design knowledge (T.p.,


22

What is Videoscribe, https://www.videoscribe.co/en/, diakses 20 Februari 2017).

Videoscribe adalah cara unik untuk membuat video animasi yang menarik dengan

cepat dan mudah. Anda diberdayakan untuk membawa dampak pada pesan

Anda tanpa pengetahuan teknis atau desain. Videoscribe adalah software yang bisa

kita gunakan dalam membuat design animasi berlatar putih dengan sangat mudah

(Muhammad Zaki, 2014: Apa itu Videoscribe, http://zakiiaydia.com/apa-itu-

videoscribe/, diakses 18 Februari 2017). Dengan kata lain adalah animasi dalam

media pembelajaran yang dapat dibuat dengan cepat dan mudah dengan efek dan

hasil yang menarik. Pada bulan April 2014, sudah lebih dari 250.000 pengguna di

135 negara di seluruh dunia.

Terdapat dua versi Sparkol Videoscribe dalam pengunduhannya, yakni secara

gratis dan berbayar. Perbedaan tersebut hanyalah perbedaan fitur yang desediakan

oleh kedua versi tersebut. Versi berbayar dapat ditebus dengan harga $75 per tahun

atau $14.50 yang dapat diakses dari laman resmi Sparkol. Namun banyak dari situs-

situs web perangkat lunak yang membagaikannya secara gratis.

b. Kegunaan Sparkol Videoscribe

Beberapa kegunaan Sparkol Videoscribe adalah sebagai berikut:

1) Videoscribe bisa digunakan untuk keperluan bisnis online. Ide

marketing bisa diaplikasikan lewat videoscribe;

2) Videoscribe dapat digunakan untuk peresentasi;

3) Videoscribe dapat digunakan sebagai sarana promosi.

4) Videoscribe dapat digunakan untuk peresentasi segala keperluan,

misalnya seperti iklan TV.


23

Dari kegunaan yang telah disebutkan di atas, guru dapat mengkreasikannya

untuk dapat diaplikasikan sebagai media belajar di kelas.

c. Kelebihan dan Kekurangan Sparkol Videoscribe

Banyak keunggulan dari aplikasi perangkat lunak ini yang dapat

digunakan oleh banyak kalangan terutama tenaga pendidik. Keunggulan tersebut

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Mudah;

2) Mampu mengkolaborasikan antara teks, gambar, dan audio secara langsung;

3) Dapat digunakan baik online maupun offline;

4) Hasil dari Videoscribe mampu menarik perhatian terutama bagi siswa;

5) Animasi yang disuguhkan simpel, ringan dan menarik;

6) Dapat dikaitkan dengan situs atau laman web publikasi seperti Youtube.

Disamping dari keunggulan dan kelebihan dari perangkat lunak tersebut,

Videoscribe juga memiliki kekurangan yang mungkin bagi sebagian orang

bukanlah sebuah masalah yang besar, seperti:

1) Versi penuhnya berbayar yang bagi sebagian orang yang tidak selalu

memakai perangkat lunak tersebut akan terasa mahal karena berbayarnya

berkala;

2) Tidak dapat dicetak kepada media kertas dan lain sebagainya;

3) Tidak dapat dikolaborasikan penggunaannya dengan perangkat lunak lain

yang sejenis.
24

d. Penggunaan Sparkol Videoscribe

Penggunaan Sparkol Videoscribe termasuk dapat dikatergorikan mudah

meski digunakan oleh orang yang awam sekalipun. Dalam penggunaannya ada

beberapa cara dan runtutan yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Buka terlebih dahulu aplikasi Sparkol Videoscribe sebagaimana

membuka aplikasi pada umumnya. Dengan mengklik kiri mada mouse 2 kali.

Gambar 2.3 Tampilan shortcut VideoS

2) Lakukan login dengan email anda, dan pastikan email anda aktif kemudian

klik log in yang berwarna merah. Jika belum memiliki account maka klik

“create new account” yang berwarna biru.


25

3) Setelah berhasil masuk, maka akan muncul “Quick Start Guide” yang

mana akan membantu bagi para pengguna baru dalam mengoperasikan

perangkat lunak tersebut. Apabila tidak diperlukan cukup klik tanda silang

pada kanan bawah pada popup tersebut.

Gambar 2.4 Tampilan awal VideoScribe

4) Jika sudah, akan muncul pada laman scribing awal yang mana semua data

scribing anda yang pernah di buat akan di muat dalam layar tersebut. Setelah

itu klik pada “Start New Scribe”. Yang akan masuk kepada laman scribing

anda yang baru.

Gambar 2.5 Tampilan new project VideoScribe


26

5) Didalam sparkol terdapat beberapa menu, dimana masing- masing dari

menu tersebut memiliki fungsi tersendiri, dengan penjelasan sebagai

berikut:

Gambar 2.6 alat-alat kerja VideoScribe

a. untuk menyimpan proyek scribing yang anda buat;

b. untuk mengimport gambar ke dalam layer;

c. untuk menulis teks;

d. untuk menambah chart atau grafik data;


e. untuk menambahkan musik atau lagu ke dalam layer;
f. untuk menambahkan audio recording secara langsung kepada

scribing yang anda buat;

g. untuk mengganti model kanvas layar;

h. untuk mengganti model animasi pergerakan tulisan atau gambar yang

ditayangkan;

i. untuk mereview scribing yang di buat;

j. untuk mengeksport atau merender scribing yang anda buat;

k. untuk mengatur pergerakan layar yang anda hadapi;


27

l. tool atau menu yang digunakan untuk mengatur setiap layer atau tulisan

yang anda masukkan.

6) Cara membuat teks pada Sparkol Videoscribe yakni dengan mengklik pada

menu yang bergambar huruf “ T ” pada layar kiri atas yang kemudian akan

muncul layer dimana anda harus menulis teks yang anda inginkan.

Gambar 2.7 Teks pada VideoScribe


7) Pada layer tool ini anda bisa mengatur beberapa bagian teks seperti durasi

teks berjalan, mereview, menghapus atau mengubah bentuk teks dan lain

sebagainya.

Gambar 2.8 Review pengaturan teks VideoScribe

8) Setelah anda membuat scribing yang cukup, anda dapat merender atau

mengekport menjadi sebuah video dengan mengklik menu ekport yang

berada pada sisi kanan layar.


28

9) Proses ekspor video scribing dapat dilakukan dengan beberapa model yakni

video, langsung dibagikan kepada Youtube, post to facebook, dan membuat

powerpoint.

Gambar 2.9 Proses ekspor hasil VideoScribe


10) Jika anda ingin keluar dari sparkol sebaiknya anda menyimpannya

dengan memencet tombol save yang berada pada kiri atas dan mengklik

silang pada kanan atas layar.

Gambar 2.10 Menu keluar pada VideoScribe

Setelah selesai mengeksport scribing tersebut dan menyimpannya ke dalam

penyimpanan kompiter dalam bentuk video anda dapat memutarnya dengan

berbagai media pemutar video yang anda miliki.


29

3. Hakikat Belajar

Dalam memahami prestasi belajar dapat ditinjau dari kata prestasi dan belajar.

Sedangkan masalah prestasi belajar itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor

yang memerlukan pembahasan tersendiri. Oleh karena itu pembahasan dari

prestasi belajar itu sendiri akan dibahas secara berurut mulai dari pengertian belajar,

pengertian prestasi belajar, fungsi prestasi belajar, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar.

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki

kompetensi berupa ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Dalam

pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju

perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar belajar

dimaksudkan sebagai usaha penugasan materi ilmu pengetahuan yang merupakan

sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya (Sardiman

A.M., 2009: 20). Belajar akan membawa perubahan pada individu pelajar,

perubahan tersebut bukan hanya penambahan ilmu pengetahuan saja, namun juga

berubahnya tingkah laku, sikap, pola pikir, minat, keterampilan menjadi lebuh baik

dari sebelumnya.

b. Pengertian Prestasi Belajar

Untuk memahami pengertian prestasi belajar, maka kita harus memahami

pengertian belajar sebagaimana yang telah di uraikan di atas. Dari uraian pengertian

yang telah dijabarkan dan pendapat-pendapat yang dikemukan, jelaslah bahwa

seseorang yang telah belajar, Maka orang itu telah terjadi perubahan terhadap

tingkahlakunya menuju arah yang lebih baik. Belajar akan mendapat prestasi yang
30

baik apabila belajar tersebut dilakukan dengan adanya dukungan, sarana dan

prasarana pengajaran. Dalam hal ini, Poerwadarminta {1984:76} mengatakan:

prestasi adalah “prestasi yang telah dicapai”. Dengan demikian prestasi belajar

adalah prestasi yang telah dicapai dari serangkayan kegiatan yang dilakukan secara

sadar oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan perubahan pengetahuan atau

kemahiran yang ada didalam dirinya. Prestasi belajar juga dapat disebut sebagai

tingkat keberprestasian yang dapat dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan

suatu aktifitas dalam belajar.

Prestasi belajar yang dicapai oleh masing-masing individu berbeda satu sama

lainnya. Oleh karena itu siswa yang berprestasi merupakan siswa yang sanggup

menunaikan kelebihan dalam bidang pelajaran tertentu.siswa ini biasanya memiliki

daya pikir yang baik serta didasarkan adanya percaya diri yang tinggi. Prestasi

belajar yang dicapai seseorang siswa merupakan indiktor yang menunjukkan

kesiapan untuk melanjutkan pedidikan ketingkat yang lebih tinggi. Tidak semua

siswa memperoleh prestasi sebagaimana yang diharapkan, walaupun proses

belajar-mengajar pada waktu dan guru yang sama.

B. Kerangka Berpikir

Kualitas profesionalitas guru sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam

memahami dan menganalisa materi pelajaran. Guru yang profesional adalah guru

yang mampu menerapkan strategi pembelajaran yang cocok dengan materi dan

komptensi yang akan dicapai, mampu memilih dan menggunakan media

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.


31

Penggunaan media yang cocok dan menarik akan membuat siswa lebih

tertarik dan antusias dalam memahami materi pelajaran yang diberikan. Pada saat

ini, guru diharapkan mampu memanfaatkan fasilitas TIK yang begitu mudah

didapat dan telah disediakan oleh sekolah untuk menjadi media pembelajaran.

Salah satu media berbasi TIK yang dapat digunakan guru untuk menjadi

media pembelajaran adalah media audio visual Sparkol Videoscribe. Media ini

memenuhi kriteria media audio visual, yang dapat memuat media suara dan gambar

dalam satu media, sehingga membuat pelajaran lebih menarik dan menyenangkan.

Dengan demikian, diharapkan siswa akan lebih tertarik untuk belajar dan

memahami materi pelajaran dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

C. HipotesisTindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah Penggunaan Media Audiovisual Sparkol VideoScribe dapat

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Meraih Berkah Dengan Mawaris

Siswa Kelas XII MIPA 3 SMA Negeri 2 Tahun Ajaran 2016/2017.

Anda mungkin juga menyukai