TEKNOLOGI BAHAN
PRAKTIKUM 6
PENGUJIAN KAYU LAPIS
KAJIAN TEORI
Kayu lapis (Plywood) merupakan jenis kayu yang terbentuk dari beberapa lapis
lembaran kayu yang direkatkan dengan tekanan tinggi dan menggunakan perekat khusus.
Kayu lapis memilikiketebalan yang bervariasi, mulai dari 3 mm, 4 mm, 9 mm, dan 18
mm.
Sifat setiap kayu lapis yang beredar di pasaran memiliki kualitas yang tidak sama.
Hal ini mengakibatkan penggunaan kayu yang berbeda-beda. Ada yang digunakan untuk
keperluan dalam ruangan dan ada juga yang digunakan untuk keperluan luar ruangan.
Penggunaan kayu lapis sebagai bahan bangunan juga tidak boleh sembarangan, perlu
diketahui sifat dan kualitas kayu lapis sebelum digunakan sebagi bahan bangunan
KUALITAS KAYU LAPIS
Kayu lapis dibagi ke dalam beberapa kelas menurut kualitasnya, yaitu
lokaldan eksport. Kelas lokal biasanya dipasarkan di dalam negeri saja seperti, Surabaya,
Kalimantan, Sumatera, Jakarta, dan lain-lain. Sedangkan kelas eksport dipasarkan
kemancanegara seperti, Jepang, Taiwan, China, Singapura, dan lain-lain.
Kelas lokal biasanya memiliki kualitas yang kurang baik. Pada umumnya
ukuran kayu lapis yaitu 244 x 122 cm. Proses pelekatan kayu lapis jenis ini adalah
menggunakan Glue atau lem type T2MR atau dibawahnya yang khusus untuk kayu lapis
kualitas rendah.
Kayu Lapis kelas ekspor memiliki kualitas yang sangat baik, dan juga
memiliki pengawasan yang ketat saat proses produksi dan kontrol kualitas.
Pemilihan log dengan kualitas yang baik akan menghasilkan produk kayu lapis yang
berkualitas, karena jika salah dalam pemilihan log maka kayu lapisyang
dihasilkan juga akan menurun kualitasnya, dan otomatis akan turun pula
harga jualnya.kayu lapis ini menggunakan glue type T2*4 atau diatasnya yang memiliki
kualitas sangat baik.
Kelompok 7 S1 Teknik Sipil A 18
TEKNOLOGI BAHAN
KRITERIA MUTU
Tabel syarat mutu kelas kayu lapis
Karakteristik Syarat Mutu Kelas Kayu Lapis
A B C D
CACAT
ALAMI
Warna Asli Asli Asli boleh Asli boleh
ada ada
kelainan kelainan
Gembol Diperkenan Diperkenan Diperkenan
kan asal kan asal kan asal
diampelas diampelas diampelas
rata rata rata
Mata Kayu Diameter Diameter
Serat maksimal maksimal
20 mm, 30 mm,
tersebar tersebar
Mata Kayu Tidak boleh Diameter Diameter Tidak
maksimal 7 maksimal dibatasi
mm, 20 mm,
tersebar tersebar
Lubang Tidak boleh Diameter Diperkenan Diperkenan
maksimal 6 kan kan
mm,
tersebar
Kantong Kulit Tidak Tidak Tidak
melebihi melebihi melebihi
7x51 mm 13x51 mm 7x102 mm
arah serat arah serat arah serat
Perubahan Tidak boleh Maksimum Maksimum
warna 5% 10%
CACAT
TEKNIS
Retak 2 buah mak 2 buah mak 2 buah mak
1x16 mm 2x16 mm 4x16 mm
didempul didempul didempul
Tambalan Tidak boleh Boleh Tidak
maksimum dibatasi
10x250 mm
Permukaan
Kasar
Ukuran Tebal <6 Tebal <6
mm ±5% mm ±5%
Tebal >6 Tebal >6
mm ± 3% mm ± 3%
Kelompok 7 S1 Teknik Sipil A 18
TEKNOLOGI BAHAN
Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui standar mutu kayu lapis.
2. Mahasiswa mampu mengetahui kadar air dalam kayu lapis.
3. Mahasiswa mampu mengetahui kualitas kayu lapis ditinjau dari kuat rekat.
Metode Pelaksanaan
PELAKSANAAN
2. Gergaji
3. Mistar
Kelompok 7 S1 Teknik Sipil A 18
TEKNOLOGI BAHAN
Prosedur Pengujian
UJI MUTU KELAS KAYU LAPIS
No Langkah Kerja Foto
1. Siapkan alat dan bahan yang
diperlukan
2. Ambil secara acak bagian kayu lapis
yang akan diuji
Kelompok 7 S1 Teknik Sipil A 18
TEKNOLOGI BAHAN
B. KADAR AIR
Analisis data
Waktu I II III
0 menit 1,1 gram 1,3 gram 1,2 gram
30 menit 1,05 gram 1,25 gram 1,15 gram
60 menit 1,05 gram 1,20 gram 1,15 gram
90 menit 1,05 gram 1,20 gram 1,15 gram
𝑊𝑏−𝑊𝑜
Kadar Air = × 100%
𝑊𝑜
1,1−1,05
Kadar air (I) = × 100% = 0,05%
1,05
Kelompok 7 S1 Teknik Sipil A 18
TEKNOLOGI BAHAN
1,3−1,20
Kadar air (II) = × 100% = 0,08%
1,20
1,20−1,15
Kadar air (III) = × 100% = 0,04%
1,15
𝟎,𝟎𝟓%+𝟎,𝟎𝟖%+𝟎,𝟎𝟒%
Kadar air rata-rata = = 𝟎, 𝟎𝟔%
𝟑
C. PENGUJIAN KUAT REKAT KAYU LAPIS
goldenindonesia.com/plywood/pengertian-dan-manfaat-triplek-plywood-kayu-lapis
sus-hardi.blogspot.com/2013/12/sni-kayu-lapis-part-iii-example-post_16.]
/www.arsitag.com/article/mengenal-triplek-atau-kayu-lapis
Kelompok 7 S1 Teknik Sipil A 18
TEKNOLOGI BAHAN