Permen No.3-2005 PDF
Permen No.3-2005 PDF
TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PEDOMAN
TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
KABUPATEN/KOTA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Daerah adalah Bupati, atau Walikota dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;
2. Kepala Daerah adalah Bupati, atau Walikota;
3. Wakil Kepala Daerah adalah Wakil Bupati, atau Wakil Walikota;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD,
adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah;
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten, atau Kota;
6. Perangkat Daerah adalah Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD,
Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan
Kelurahan;
7. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai perangkat
Daerah Kabupaten/Kota;
8. Kelurahan adalah Wilayah Kerja Lurah sebagai Perangkat
Kecamatan;
9. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut
Desa adalah kesatuan masyarakat yang memiliki kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di Daerah
Kabupaten;
10. Satuan Organisasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota
adalah Perangkat Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah,
Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis daerah,
Kecamatan, Kelurahan dan Desa;
11. Naskah Dinas adalah alat komunikasi kedinasan dalam bentuk
tertulis;
3
12. Kop Naskah Dinas adalah bagian teratas dari Naskah Dinas yang
memuat sebutan Pimpinan Instansi/satuan organisasi di lingkungan
Pemerintah Kabupaten/Kota;
13. Stempel jabatan adalah alat/cap yang digunakan untuk mensahkan
suatu Naskah Dinas yang telah ditanda tangani oleh
Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota serta Ketua/Wakil
Ketua DPRD Kabupaten/Kota;
14. Stempel Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah alat/cap yang
digunakan untuk mensahkan suatu Naskah Dinas yang telah
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten/Kota;
15. Papan nama Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah papan yang
bertuliskan nama dan alamat Satuan Kerja Perangkat Daerah;
16. Sampul Naskah Dinas adalah sampul/alat pembungkus Naskah
Dinas yang mempunyai Kop Sampul Naskah Dinas;
17. Kop Sampul Naskah Dinas adalah bagian teratas dari Sampul
Naskah Dinas yang memuat sebutan pimpinan Pemerintah Daerah
atau nama satuan kerja perangkat daerah dan nama Daerah yang
bersangkutan.
BAB II
AZAS TATA NASKAH DINAS DAN TATA PERSURATAN
Bagian Pertama
Azas-azas Tata Naskah Dinas
Pasal 2
Azas-azas Tata Naskah Dinas adalah pedoman atau acuan dasar
mengenai pelaksanaan naskah dinas Satuan Kerja Perangkat Daerah
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota .
Pasal 3
Azas-azas Tata Naskah Dinas terdiri dari :
1. Azas Dayaguna dan Hasilguna adalah penyelenggaraan tata
naskah dinas secara berdayaguna dan berhasilguna dalam
penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah dinas,
spesifikasi informasi, serta dalam penggunaan bahasa Indonesia
yang baik, benar dan lugas.
2. Azas Pembakuan adalah naskah dinas diproses dan disusun
menurut tatacara dan bentuk yang telah dibakukan. Petunjuk
teknis tata naskah dinas setiap instansi pemerintah pusat dan
daerah mengacu kepada pedoman Umum Tata Naskah Dinas yang
membakukan jenis, penyusunan naskah dinas, dan tata cara
penyelenggaraannya.
3. Azas Pertanggungjawaban adalah penyelenggaraan tata naskah
dinas dapat dipertanggungjawabkan dari segi isi, format, prosedur,
kearsipan, kewenangan , dan keabsahan.
4. Azas Keterkaitan adalah kegiatan penyelenggaraan tata naskah
dinas terkait dengan kegiatan administrasi umum dan unsur
administrasi umum lainnya.
5. Azas Kecepatan dan Ketepatan adalah untuk mendukung
kelancaran tugas dan fungsi satuan kerja atau satuan organisasi,
4
tata naskah dinas harus dapat diselesaikan tepat waktu dan tepat
sasaran, antara lain dilihat dari kejelasan redaksional, kemudahan
prosedural, kecepatan penyampaian dan distribusi.
6. Azas Keamanan adalah tata naskah dinas harus aman secara fisik
dan substansi (isi) mulai dari penyusunan, klasifikasi, penyampaian
kepada yang berhak, pemberkasan, kearsipan dan distribusi. Demi
terwujudnya tata naskah dinas yang berdayaguna dan
berhasilguna, pengamanan naskah dan aspek legalitasnya perlu
dilihat sebagai penentu yang paling penting.
Bagian Kedua
Tata Persuratan Dinas
Pasal 4
Tata Persuratan Dinas adalah pengaturan ketatalaksanaan
penyelenggaraan surat-menyurat yang dilaksanakan oleh Satuan
Kerja Perangkat Daerah dalam rangka pelaksanaan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan.
Pasal 5
Penerapan Tata Persuratan Dinas harus memperhatikan beberapa
hal, yaitu sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan urusan kedinasan melalui surat-menyurat dinas
harus dilaksanakan secara cermat agar tidak menimbulkan salah
penafsiran.
2. Koordinasi antar pejabat terkait hendaknya dilakukan dengan
mengutamakan metode yang paling cepat dan tepat, misalnya
diskusi, kunjungan pribadi dan jaringan telepon lokal. Jika dalam
menyusun surat dinas diperlukan koordinasi, pejabat yang
bersangkutan melakukannya mulai tahap penyusunan draft,
sehingga perbaikan pada konsep final dapat dihindari.
3. Urusan kedinasan yang dilakukan dengan menggunakan tatacara
dan prosedur surat menyurat harus menggunakan sarana
komunikasi resmi.
4. Jawaban terhadap surat yang masuk :
a. Instansi pengirim harus segera mengkonfirmasikan kepada
penerima surat atas keterlambatan jawaban dalam suatu proses
komunikasi tanpa keterangan yang jelas.
b. Instansi penerima harus segera memberikan jawaban terhadap
konfirmasi yang dilakukan oleh instansi pengirim.
5. Batas waktu jawaban surat disesuaikan dengan sifat surat yang
bersangkutan :
a. Amat segera/kilat, dengan batas waktu 24 jam setelah surat
diterima.
b. Segera, dengan batas waktu 2 x 24 jam setelah surat diterima,
dan
c. Biasa, dengan batas waktu maksimum 5 hari kerja.
6. Waktu penandatanganan surat harus memperhatikan jadual
pengirim surat yang berlaku di instansi masing-masing dan segera
kirim setelah ditandatangani.
7. Penggandaan/copy surat hanya diberikan kepada yang berhak dan
memerlukan, dinyatakan dengan memberikan alamat yang
dimaksud dalam “Tembusan”. Copy surat dibuat terbatas hanya
untuk kebutuhan sebagai berikut :
5
BAB III
NASKAH DINAS
Pasal 6
Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota, dirumuskan
dalam bentuk dan susunan produk-produk hukum dan dalam bentuk
surat.
Pasal 7
Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota, diolah oleh
Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota.
Pasal 8
Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota ditanda
tangani oleh Bupati/Walikota, Wakil Bupati/Wakil Walikota,
Ketua/Wakil Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta pejabat di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota yang diberi wewenang.
Pasal 9
Jenis dan kewenangan penandatanganan naskah dinas di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana tercantum dalam Lampiran
I Peraturan Menteri ini.
BAB IV
STEMPEL JABATAN DAN
STEMPEL SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
7
Bagian Pertama
Bentuk, Ukuran dan Isi
Pasal 10
(1) Stempel Jabatan dan Stempel Satuan Kerja Perangkat Daerah
berbentuk lingkaran.
(2) Stempel Jabatan dan Stempel Satuan Kerja Perangkat Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. garis lingkaran luar;
b. garis lingkaran tengah;
c. garis lingkaran dalam;
d. isi stempel.
Pasal 11
Ukuran stempel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 adalah :
1. Ukuran garis tengah lingkaran luar stempel jabatan dan stempel
satuan kerja perangkat daerah adalah 4 cm;
2. Ukuran garis tengah lingkaran tengah stempel jabatan dan stempel
satuan kerja perangkat daerah adalah 3,8 cm;
3. Ukuran garis tengah lingkaran dalam stempel jabatan dan stempel
satuan kerja perangkat daerah adalah 2,7 cm;
4. Jarak antara 2 (dua) garis yang terdapat dalam lingkaran dalam
maksimal 1 cm.
Pasal 12
(1) Stempel Jabatan berisi nama jabatan dan nama Daerah yang
bersangkutan dengan pembatas tanda bintang;
(2) Stempel Jabatan Bupati/Walikota, menggunakan Lambang Negara;
(3) Stempel Jabatan Ketua DPRD menggunakan Lambang Daerah;
(4) Stempel Satuan Kerja Perangkat Daerah berisi nama Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang bersangkutan tanpa menggunakan
Lambang.
Pasal 13
Stempel untuk keperluan tertentu ditetapkan dengan Peraturan
Bupati/Walikota.
Bagian kedua
Penggunaan
Pasal 14
Pejabat yang berhak menggunakan stempel jabatan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 12 ayat (2) dan ayat (3) Peraturan Menteri ini
yaitu Bupati/Walikota, Wakil Bupati/Wakil Walikota dan Ketua/Wakil
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Pasal 15
Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota yang berhak menggunakan Stempel sebagaimana
dimaksud pada Pasal 12 ayat (4) Peraturan ini adalah :
1. Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota;
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
8
Pasal 16
Stempel Jabatan dan Stempel Satuan Kerja Perangkat Daerah
menggunakan tinta berwarna ungu.
Pasal 17
Stempel Jabatan dan Stempel Satuan Kerja Perangkat Daerah
dibubuhkan pada bagian kiri dari tanda tangan pejabat yang
menandatangani.
Pasal 18
Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mempunyai dan
berhak menggunakan Stempel Satuan Kerja Perangkat Daerah
menunjuk pejabat/petugas tertentu untuk menyimpan dan
mengamankan penggunaan Stempel Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Pasal 19
Bentuk, Ukuran dan Isi Stempel Jabatan dan Stempel Satuan Kerja
Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini.
BAB V
KOP NASKAH DINAS
Bagian Pertama
Bentuk dan Isi
Pasal 20
(1) Kop Naskah Dinas Bupati/Walikota menggunakan Lambang
Negara berwarna hitam dan ditempatkan dibagian tengah atas,
sedangkan kop naskah dinas Bupati/Walikota yang ditandatangani
Wakil Bupati/Wakil Walikota menggunakan Kop naskah dinas
Bupati/Walikota, nama jabatan Wakil Bupati/Wakil Walikota dan
stempel jabatan Bupati/Walikota dengan lambang negara warna
hitam.
(2) Kop Naskah Dinas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota memuat sebutan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH KABUPATEN/KOTA dengan menggunakan Lambang
Daerah berwarna hitam dan ditempatkan di bagian kiri atas.
(3) Kop Naskah Dinas Perangkat Daerah memuat sebutan Pemerintah
Kabupaten/Kota, Nama Perangkat Daerah, Alamat, Nomor telepon,
Nomor Faximile dan Kode Pos, menggunakan Lambang Daerah
berwarna hitam dan ditempatkan pada bagian kiri atas.
(4) Kop Naskah Dinas Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan memuat
sebutan “Pemerintah Kabupaten/Kota” diikuti nama Kecamatan,
nama Kelurahan, alamat, nomor telepon, nomor faxcimil dan kode
pos.
(5) Kop Naskah Dinas Perangkat Desa menggunakan kop lambang
daerah.
9
Pasal 21
Kop Naskah Dinas pada Peraturan Daerah menggunakan Lambang
Daerah dengan Stempel Jabatan penandatangan.
Pasal 22
Bentuk, ukuran dan isi Kop Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota sebagaimana tercantum dalam lampiran III Peraturan
Menteri ini.
Bagian Kedua
Penggunaan
Pasal 23
(1) Kop Naskah Dinas sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 ayat (1),
digunakan untuk Naskah Dinas yang ditandatangani oleh
Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota.
(2) Kop Naskah Dinas sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 ayat (2),
digunakan untuk Naskah Dinas yang ditanda tangani oleh
Ketua/Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota.
(3) Kop Naskah Dinas sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 ayat (3),
digunakan untuk Naskah Dinas yang ditandatangani oleh Pimpinan
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota yang
bersangkutan atau Pejabat lain yang ditunjuk.
(4) Kop Naskah Dinas sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 ayat (4),
digunakan untuk Naskah Dinas yang ditandatangani oleh Kepala
Desa atau Pejabat lain yang ditunjuk.
BAB VI
SAMPUL NASKAH DINAS
Bagian Pertama
Bentuk , Ukuran dan Isi Kop Sampul
Pasal 24
(1) Sampul Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota
berbentuk empat persegi panjang dan berwarna coklat muda jenis
kertas Cassing.
(2) Sampul Naskah Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
berukuran sebagai berikut :
Kantong 41 cm 30 cm
Folio / Map 35 cm 25 cm
1 / 2 Folio 28 cm 18 cm
1 / 4 Folio 28 cm 14 cm
10
Pasal 25
Kop Sampul Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota memuat sebutan Pimpinan Perangkat Daerah, Nama
Satuan Kerja Perangkat Daerah, Alamat, Nomor Telepon, Nomor
Faximile dan Kode Pos Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
bersangkutan.
Pasal 26
(1) Kop Sampul Naskah Dinas Bupati/Walikota menggunakan
Lambang Negara berwarna hitam dan ditempatkan pada tengah
atas.
(2) Kop Sampul Naskah Dinas Perangkat Daerah menggunakan
Lambang Daerah berwarna hitam dan ditempatkan pada bagian kiri
atas.
(3) Kop Sampul Naskah Dinas Perangkat Desa menggunakan kop
lambang daerah.
Pasal 27
Bentuk, Ukuran dan Isi Kop Sampul Naskah Dinas Satuan Kerja
Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota
sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Menteri ini .
Bagian Kedua
Penggunaan
Pasal 28
(1) Kop Sampul Naskah Dinas Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud
pada Pasal 26 ayat (1), diisi dengan Naskah Dinas yang
ditandatangani oleh Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil
Walikota;
(2) Kop Sampul Naskah Dinas Perangkat Daerah sebagaimana
dimaksud pada Pasal 26 ayat (2), diisi dengan Naskah Dinas yang
ditanda tangani oleh Pejabat Perangkat Daerah dan Perangkat
Desa.
BAB VII
PAPAN NAMA
Bagian Pertama
Bentuk, Ukuran dan Isi
Pasal 29
(1) Papan Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten/Kota, berbentuk empat persegi panjang
dengan ukuran 1 (satu) berbanding 2 (dua) berisi Nama Satuan
Kerja Perangkat Daerah, Alamat, Telepon dan Kode Pos Wilayah.
(2) Papan Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berwarna dasar putih dengan tulisan huruf
balok berwarna hitam.
Pasal 30
11
Bentuk, Ukuran dan Isi Papan Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana tercantum
dalam Lampiran V Peraturan Menteri ini.
Bagian Kedua
Penggunaan
Pasal 31
Papan Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah ditempatkan pada
tempat yang strategis, mudah dilihat dan serasi dengan letak dan
bentuk gedungnya.
Pasal 32
Bagi beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berada dibawah
satu atap/ komplek, dibuat dalam satu papan nama yang bertuliskan
semua nama Satuan Kerja Perangkat Daerah.
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 33
Ketentuan-ketentuan yang mengatur naskah dinas yang karena sifat
kekhususannya tidak diatur dalam Peraturan ini, diatur sendiri sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 34
Kop Naskah Dinas pada Peraturan daerah menggunakan lambang
daerah dengan stempel jabatan penandatangan.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 35
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri ini, maka Keputusan Menteri
Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 48 Tahun 2000 tentang
Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota
dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 36
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 Januari 2005
ttd
H. MOH. MA’RUF
15
I. UMUM
A. Naskah Dinas yang dirumuskan dalam susunan dan bentuk Produk-produk Hukum
terdiri dari :
1. Peraturan Daerah;
2. Peraturan Bupati/Walikota;
3. Peraturan Bersama Bupati/Walikota;
4. Keputusan Bupati/Walikota;
5. Instruksi Bupati/Walikota.
B. Naskah Dinas yang dirumuskan dalam susunan dan bentuk surat terdiri dari :
1. Bupati/Walikota.
2. Wakil Bupati/Walikota.
3. Sekretaris Daerah.
4. Asisten.
5. Kepala Bagian.
b. Kepala Bagian atas nama atasan langsung atau atas wewenang jabatannya
dapat menandatangani naskah dinas dalam bentuk susunan surat yang
ditujukan kepada unit kerja intern yang bersangkutan.
1) Peraturan Desa;
2) Peraturan Kepala Desa; 13. Surat Kuasa;
3) Surat Edaran; 14. Pengumuman;
4) Surat Biasa. 15. Rekomendasi;
5) Surat Keterangan; 16. Nota Pengajuan Konsep ND;
6) Surat Perintah; 17. Lembar Disposisi;
7) Surat Pengantar; 18. Berita Acara;
8) Surat Tugas; 19. Nota Dinas;
9) Surat Undangan; 20. Laporan;
10) Surat Panggilan; 21. Daftar Hadir;
11) Surat Perintah Perjalanan Dinas; 22. Notulen;
12) Surat Izin; 23. Memo.
21
f. Bentuk dan Susunan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa ditetapkan
oleh Daerah.
1) Naskah Dinas yang materinya menyangkut kepentingan unit lain, maka Pejabat
yang berwenang dari unit lain tersebut perlu ikut serta membubuhkan paraf
koordinasi pada naskah dinas.
2) Bentuk dan Model Paraf Koordinasi dari Pejabat yang bersangkutan diserahkan
pengaturannya di Daerah.
22
a. a.n. (atas nama, di tulis a huruf kecil dan n huruf kecil ) dipergunakan jika yang
berwenang menandatangani (pejabat setingkat dibawahnya) telah mendapat
mandat dari pejabat atasannya, pertanggungjawaban materi surat tersebut
tetap berada ditangan yang memberikan mandat. Pejabat yang
menandatangani dapat diminta pertanggungjawabannya tentang isi surat
dimaksud oleh yang memberi mandat;
b. u.b. (untuk beliau, di tulis u huruf kecil dan b huruf kecil) dipergunakan jika
pejabat yang mendapat mandat kewenangan menandatangani dari pejabat
setingkat diatasnya memberikan kewenangan penandatanganan kepada
pejabat setingkat dibawahnya;
c. Penjabat (Pj), Pelaksana Harian (Plh), ditulis di depan nama jabatan yang
menjadi wewenangnya;
NAMA JELAS
23
NAMA JELAS
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
B. DI LINGKUNGAN DINAS/BADAN/KANTOR.
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
24
KEPALA/KETUA/DINAS/BADAN/KANTOR
……………………………….,
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
2. Penggunaan “a.n.”
a.n. WALIKOTA ………………….
KEPALA/KETUA/DINAS/BADAN/KANTOR
a.n. CAMAT ……………… ……………………………,
SEKRETARIS/KASI ……….,
NAMA JELAS
NAMA JELAS Pangkat
Pangkat NIP.
NIP.
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Penggunaan Plt dan Plh apabila Bupati berhalangan, pergi keluar daerah/keluar negeri
(ibadah Haji) lebih 7 hari, diperkenankan menunjuk pejabat dibawahnya. Penulisan Plt dan
Plh ditulis didepan nama jabatan yang dipangkunya.
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
4. PENGERTIAN.
b. Yang dimaksud dengan pencabutan adalah suatu pernyataan tidak berlaku lagi
suatu naskah dinas terhitung mulai saat ditentukan dalam pencabutan tersebut.
a. Naskah Dinas yang bersifat mengatur apabila diubah, dicabut atau dibatalkan
harus dengan naskah dinas yang sama jenisnya. Misalnya Peraturan harus
dengan Peraturan.
c. Ralat yang bersifat kekeliruan kecil misalnya salah ketik dikeluarkan oleh
pejabat yang menandatangani naskah dinas atau dapat oleh pejabat setingkat
lebih rendah.
4. Ketentuan Umum.
Pengetikan naskah dinas terutama yang disusun dalam bentuk surat agar diketik
diatas formulir ukuran folio. Bidang luas kertas yang dipergunakan untuk
pengetikan Naskah Dinas harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut.
a. Ruang tepi sebelah atas 3 enter dibawah garis Kop Naskah Dinas;
b. Ruang tepi sebelah bawah 5 enter dari tepi kertas sebelah bawah;
c. Ruang tepi sebelah kiri 7 sampai 20 ketuk dari tepi kertas sebelah kiri;
d. Ruang tepi sebelah kanan 7 ketuk dari tepi kertas sebelah kanan.
A. PERATURAN DAERAH.
1. Pengertian.
2. Susunan.
a. Tulisan “Memutuskan”;
b. Tulisan “Menetapkan”;
c. Tulisan “Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang ………..”.
a. Disalin;
b. Sesuai dengan;
c. Bagian Hukum;
d. Nama Pejabat, pangkat dan NIP.
7. Penandatanganan.
LAMBANG DAERAH
NOMOR TAHUN
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
BUPATI/WALIKOTA………………………………………………….
Menimbang : a. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;
b. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;
Mengingat : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
3. dst.
MEMUTUSKAN
BAB
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
Pasal
(1) Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
(2) Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
29
BAB
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
Bagian Pertama
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Pasal
(1) Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
(2) Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
BAB
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
Ditetapkan di …………………….
pada tanggal …………………….
BUPATI/WALIKOTA
………………………
NAMA JELAS
Diundangkan di ………..
pada tanggal ……….….
SEKRETARIS DAERAH
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
B. PERATURAN BUPATI/WALIKOTA .
1. Pengertian.
2. Ciri-ciri.
3. Susunan.
5. Penandatanganan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA ………………………
NOMOR……. TAHUN……….
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
BUPATI/WALIKOTA ………………………………………
Menimbang : a. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;
b. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Mengingat : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM.
BAB
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Pasal
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm :
(1) Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
(2) Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
(3) Dst.
Pasal
(1) Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm :
a. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
33
BAB
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Bagian Pertama
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Paragraf
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Pasal
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
BAB
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Pasal
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Ditetapkan di ………………
pada tanggal ………………
BUPATI/WALIKOTA ……………………..
NAMA JELAS
Diundangkan di ……….
pada tanggal ………….
SEKRETARIS DAERAH
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
1. Pengertian.
2. Ciri-ciri.
3. Susunan.
a) Tulisan “Memutuskan”;
b) Tulisan “Menetapkan”.
c) Tulisan “ Peraturan Bersama ……….”.
4. Penandatanganan :
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA ………………………….
________________________________________________________________________
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
Menimbang : a. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mengingat : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
BAB
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Pasal
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
(1) Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
(2) Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
(3) Dst.
Pasal
(1) Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
a. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
37
BAB
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Bagian Pertama
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Paragraf
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Pasal
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
(1) Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
(2) Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
(3) Dst.
Ditetapkan di ………………………
pada tanggal ………………………
D. KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA.
1. Pengertian.
b. Ciri-ciri.
3. Susunan.
1) PERTAMA;
2) KEDUA, KETIGA dan seterusnya.
4. Penandatanganan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA ………………………
NOMOR……. TAHUN……….
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
BUPATI/WALIKOTA ………………………………………
Menimbang : a. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;
b. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Mengingat : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERTAMA : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
KEDUA : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
KETIGA : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
1. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
KEEMPAT Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Ditetapkan di ………………
pada tanggal ………………
BUPATI/WALIKOTA ……………
NAMA JELAS
41
E. INSTRUKSI BUPATI/WALIKOTA.
1. Pengertian.
2. Ciri-ciri.
c. Susunan.
a. Kepala Instruksi;
b. Pembukaan Instruksi;
c. Isi Instruksi;
d. Bagian Akhir Instruksi.
3) Menginstruksikan.
4. Penandatanganan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA ………………………….
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
BUPATI/WALIKOTA ……………………..………………………..
Menimbang : a. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mengingat : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. dst.
memperhatikan : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. dst.
MENGINSTRUKSIKAN
Kepada : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. dst.
Untuk :
PERTAMA : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
KEDUA : dst.
Ditetapkan di …………….
pada tanggal …………….
BUPATI/WALIKOTA ………………….
NAMA JELAS
44
F. SURAT EDARAN.
1. Pengertian.
Surat Edaran adalah naskah dinas yang berisi pemberitahuan, penjelasan dan
atau petunjuk cara melaksanakan sesuatu ketentuan yang telah ada dan
ditujukan kepada Pejabat tertentu.
2. Susunan.
1) Nama Jabatan;
2) Tanda tangan pejabat;
3) Nama , Pangkat dan NIP bagi PNS;
4) Stempel jabatan/Instansi;
5) Tembusan.
3. Penandatanganan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI………………………………..
Mmmmmmmm, ….……………..
Kepada
SURAT EDARAN
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
BUPATI …………………
NAMA JELAS
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmm
46
PERANGKAT DAERAH
Mmmmmmmm, ….………………
Kepada
SURAT EDARAN
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmm
47
Mmmmmmmm, ….………………
Kepada
SURAT EDARAN
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Tembusan :
1 Mmmmmmmmmmmmm
2 Mmmmmmmmmmmmm
48
G. SURAT BIASA.
1. Pengertian.
Surat Biasa adalah alat penyampaian berita secara tertulis yang berisi
pemberitahuan, pertanyaan, permintaan jawaban atau saran dan sebagainya.
2. Susunan.
1) Nama Jabatan;
2) Tanda tangan pejabat;
3) Nama pejabat, pangkat dan NIP bagi PNS;
4) Stempel jabatan/instansi;
5) Tembusan.
3. Penandatanganan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI ………………………………………………
________________________________________________________________________
Mmmmmmmm, ….………………
Kepada
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
BUPATI …………………………..
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmm
50
PERANGKAT DAERAH
________________________________________________________________________
Mmmmmmmm, ….………………
Kepada
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmm
51
Mmmmmmmm, ….………………
Kepada
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmm
52
H. SURAT KETERANGAN.
1. Pengertian.
Surat Keterangan adalah naskah dinas yang berisi pernyataan tertulis dari
pejabat sebagai tanda bukti kebenaran sesuatu hal.
2. Susunan.
1) Nama tempat;
2) Tanggal, Bulan dan Tahun;
3) Tanda tangan pejabat;
4) Nama Jabatan;
5) Nama Jelas Pejabat;
6) Pangkat dan NIP;
7) Stempel Jabatan/Instansi;
8) Tembusan.
3. Penandatanganan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI…………………………………. ………..
SURAT KETERANGAN
NOMOR ………./………/…………..
a. Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
a. Nama/NIP : Mmmmmmmmmmmmmm/MMMMMMMMM
b. Pangkat/Golongan : Mmmmmmmmmmmmmm/MMMMMMMMM
c. Umur : Mmmmm tahun
d. Kebangsaan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
e. Agama : Mmmmmmmm
f. Pekerjaan : Mmmmmmmm
g. Alamat : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Maksud : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
BUPATI ……………………………..
NAMA JELAS
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmm
54
PERANGKAT DAERAH
SURAT KETERANGAN
NOMOR ………./………/………….
a. Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
a. Nama/NIP : Mmmmmmmmmmmmmm/MMMMMMMMM
b. Pangkat/Golongan : Mmmmmmmmmmmmmm/MMMMMMMMM
c. Umur : Mmmmm tahun
d. Kebangsaan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
e. Agama : Mmmmmmmm
f. Pekerjaan : Mmmmmmmm
g. Alamat : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Maksud : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmm, ………………………
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmm
55
SURAT KETERANGAN
NOMOR ………./………/……
a. Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
a. Nama/NIP : Mmmmmmmmmmmmmm/MMMMMMMMM
b. Pangkat/Golongan : Mmmmmmmmmmmmmm/MMMMMMMMM
c. Umur : Mmmmm tahun
d. Kebangsaan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
e. Agama : Mmmmmmmm
f. Pekerjaan : Mmmmmmmm
g. Alamat : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Maksud : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmm, ……………………….
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmm
56
I. SURAT PERINTAH.
1. Pengertian.
Surat Perintah adalah naskah dinas dari atasan yang ditujukan kepada pejabat
bawahan, berisi perintah untuk melaksanakan tugas tertentu.
2. Susunan.
1) Nama tempat;
2) Tanggal, Bulan dan Tahun;
3) Nama Jabatan;
4) Tanda tangan Pejabat;
5) Nama Jelas Pejabat berikut Pangkat dan NIP bagi PNS;
6) Stempel Jabatan/Instansi;
7) Tembusan.
3. Penandatanganan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI ……………………………..
SURAT PERINTAH
NOMOR. …………………………………….
MEMERINTAHKAN :
Kepada :
a. Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Untuk :
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Ditetapkan di …………………..
pada tanggal …………………..
BUPATI …………………………
NAMA JELAS
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
58
PERANGKAT DAERAH
SURAT PERINTAH
NOMOR. …………………………………….
MEMERINTAHKAN :
Kepada :
a. Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Untuk :
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Ditetapkan di …………………..
pada tanggal …………………..
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
59
PERANGKAT DAERAH
SURAT PERINTAH
NOMOR. …………………………………….
MEMERINTAHKAN :
Kepada :
a. Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Untuk :
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Ditetapkan di …………………..
pada tanggal …………………..
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
60
J. SURAT IZIN.
1. Pengertian.
Surat Izin adalah naskah dinas yang berisi persetujuan terhadap suatu
permohonan yang dikeluarkan oleh Bupati/Walikota atau pejabat lain yang
berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Susunan.
Surat Izin terdiri atas :
3. Penandatanganan.
a. Surat Izin yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota dibuat diatas kertas
ukuran folio, dengan menggunakan kop naskah dinas “Bupati/Walikota
dengan lambang negara berwarna hitam;
b. Surat Izin yang ditandatangani oleh Pimpinan Perangkat Daerah atas
nama Bupati/Walikota atau atas wewenang jabatannya dibuat diatas kertas
ukuran folio, dengan menggunakan kop naskah dinas Perangkat Daerah
yang bersangkutan;
c. Surat Izin yang ditandatangani oleh Pimpinan Perangkat Daerah atas
wewenang jabatannya dibuat diatas kertas ukuran folio, dengan
menggunakan kop naskah dinas Perangkat Daerah yang bersangkutan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI …………………………..
NOMOR …………/…………/………..
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
Dasar : a. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
MENGIZINKAN :
Kepada :
Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Alamat : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Untuk : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Ditetapkan di ………………………
pada tanggal ………………………
BUPATI/WALIKOTA ………………
NAMA JELAS
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
62
NOMOR …………/…………/………..
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
Dasar : a. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
MENGIZINKAN :
Kepada :
Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Alamat : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Untuk : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Ditetapkan di ………………………
pada tanggal ………………………
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
63
NOMOR …………/…………/………..
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
Dasar : a. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
MENGIZINKAN :
Kepada :
Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Alamat : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Untuk : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Ditetapkan di ………………………
pada tanggal ………………………
NAMA JELAS
Pangkat :
Tembusan : Nip
1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
64
K. SURAT PERJANJIAN.
1. Pengertian.
Surat Perjanjian adalah naskah dinas yang berisi suatu kesepakatan bersama
yang mengikat antara pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindakan/
perbuatan hukum yang telah disepakati bersama.
2. Susunan
5) Penyelesaian-penyelesaian.
3. Penandatanganan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA ……………………..
SURAT PERJANJIAN
NOMOR ………./………./………/……..
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm PIHAK KE I
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm PIHAK KE II
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmm
__________________________
Pasal Umum
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmm
PIHAK KE II PIHAK KE I
MATERAI
SAKSI-SAKSI :
1. …………….. : (tandatangan).
2. ……………… : (tanda tangan).
67
SURAT PERJANJIAN
NOMOR ………./………./………/…….
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm PIHAK KE I
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm PIHAK KE II
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmm
__________________________
Pasal Umum
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmm
PIHAK KE II PIHAK KE I
SAKSI-SAKSI :
1. …………….. : (tandatangan).
2. ……………… : (tanda tangan).
68
SURAT PERJANJIAN
NOMOR ………./………./………/……
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm PIHAK KE I
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm PIHAK KE II
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmm
__________________________
Pasal Umum
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmm
PIHAK KE II PIHAK KE I
SAKSI-SAKSI :
1. …………….. : (tandatangan).
2. ……………… : (tanda tangan).
69
L. SURAT TUGAS.
1. Pengertian.
Surat Tugas adalah Naskah Dinas yang berisi pemberitahuan penugasan dari
pihak atasan kepada bawahan untuk melakukan tugas atasan tersebut..
2. Susunan.
Ad. b. Isi Surat Tugas memuat dasar dan pertimbangan penugasan, nama,
pangkat/golongan, NIP, jabatan yang diberi tugas dan jenis tugas
yang harus dilaksanakan dan waktu pelaksanaan tugas.
1) Nama tempat;
2) Tanggal, Bulan dan Tahun;
3) Nama Jabatan;
4) Tanda tangan pejabat yang memberi tugas;
5) Nama Jelas Pejabat;
6) Pangkat dan NIP bagi PNS;
7) Stempel Jabatan/Instansi;
8) Tembusan.
3. Penandatanganan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA ………………………………
SURAT TUGAS
Dasar : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
MENUGASKAN :
Kepada : 1. Nama :
Pangkat/gol :
NIP :
Jabatan :
2. Nama :
Pangkat/gol :
NIP :
Jabatan :
Untuk : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
3. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Ditetapkan di …………………..
pada tanggal ……………………..
BUPATI/WALIKOTA …………….
NAMA JELAS
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmm
71
SURAT TUGAS
Dasar : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
MENUGASKAN :
Kepada : 1. Nama :
Pangkat/gol :
NIP :
Jabatan :
2. Nama :
Pangkat/gol :
NIP :
Jabatan :
Untuk : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
3. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Dtetapkan di …………………..
pada tanggal ……………………..
a.n. BUPATI/WALIKOTA………..
NAMA JABATAN PIMPINAN
PERANGKAT DAERAH
NAMA JELAS
Pangkat
NIP
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmm
72
SURAT TUGAS
Dasar : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
MENUGASKAN :
Kepada : 1. Nama :
Pangkat/gol :
NIP :
Jabatan :
2. Nama :
Pangkat/gol :
NIP :
Jabatan :
Untuk : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
3. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Ditetapkan di …………………..
pada tanggal ……………………..
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmm
73
1. Pengertian.
Surat Perintah Perjalanan Dinas adalah naskah dinas sebagai alat pemberitahuan
yang ditujukan kepada Pejabat tertentu untuk melaksanakan perjalanan dinas serta
pemberian fasilitas perjalanan dan pembiayaan.
2. Susunan.
3. Penandatanganan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA …………………………
Nomor :
Lembar ke :
(S P P D)
=============================================================
1. Pejabat yang memberi perintah :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Nama/NIP Pegawai yang diperintah
mengadakan perjalanan dinas :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Jabatan, Pangkat dan Golongan dari
Pegawai yang diperintahkan :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Perjalanan Dinas yang diperintahkan : dari :
ke :
Transportasi menggunakan :
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Perjalanan Dinas direncanakan : A. selama ( ) hari
dari tanggal …………………………
s/d tanggal …………………………
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
6. Maksud mengadakan perjalanan :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
7. Perhitungan Biaya Perjalanan : Atas beban :
Pasal Anggaran :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
8. K e t e r a n g a n : lihat sebelah
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mmmmmmmmm, ……………………2004
BUPATI/WALIKOTA……………….
NAMA JELAS
75
KETERANGAN:
_________________
Nomor :
Lembar ke :
(S P P D)
=============================================================
1. Pejabat yang memberi perintah :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Nama/NIP Pegawai yang diperintah
mengadakan perjalanan dinas :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Jabatan, Pangkat dan Golongan dari
Pegawai yang diperintahkan :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Perjalanan Dinas yang diperintahkan : dari :
ke :
Transportasi menggunakan :
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Perjalanan Dinas direncanakan : A. selama ( ) hari
dari tanggal …………………………
s/d tanggal …………………………
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
6. Maksud mengadakan perjalanan :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
7. Perhitungan Biaya Perjalanan : Atas beban :
Pasal Anggaran :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
8. K e t e r a n g a n : lihat sebelah
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mmmmmmmmm, ……………………2004
a.n. BUPATI/WALIKOTA……………….
SEKRETARIS DAERAH
NAMA JELAS
77
KETERANGAN:
_________________
Nomor :
Lembar ke :
(S P P D)
=============================================================
1. Pejabat yang memberi perintah :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Nama/NIP Pegawai yang diperintah
mengadakan perjalanan dinas :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Jabatan, Pangkat dan Golongan dari
Pegawai yang diperintahkan :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Perjalanan Dinas yang diperintahkan : dari :
ke :
Transportasi menggunakan :
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Perjalanan Dinas direncanakan : A. selama ( ) hari
dari tanggal …………………………
s/d tanggal …………………………
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
6. Maksud mengadakan perjalanan :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
7. Perhitungan Biaya Perjalanan : Atas beban :
Pasal Anggaran :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
8. K e t e r a n g a n : lihat sebelah
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mmmmmmmmm, ……………………2004
a.n. BUPATI/WALIKOTA……………….
PIMPINAN SATUAN ORGANISASI
NAMA JELAS
79
KETERANGAN:
_________________
N. SURAT KUASA.
1. Pengertian.
Surat Kuasa adalah Naskah Dinas sebagai alat pemberitahuan dan tanda bukti
yang berisi pemberian mandat, hak, kewajiban dan kewenangan dari pihak
Pejabat yang memberikan kuasa kepada Pejabat yang diberi kuasa untuk
bertindak dalam penyelesaian sesuatu urusan.
2. Susunan.
Surat Kuasa terdiri atas :
a. Kepala Surat Kuasa;
b. Isi Surat Kuasa;
c. Bagian Akhir Surat Kuasa.
Ad.a . Kepala Surat Kuasa terdiri dari :
1) Tulisan “Surat Kuasa” ditempatkan ditengah lembar naskah
dinas;
2) Tulisan “Nomor” Surat Kuasa ditempatkan dibawah tulisan “Surat
Kuasa”.
Ad. b. Isi Surat Kuasa terdiri atas :
1) Nama Pejabat, pangkat, NIP dan Jabatan yang memberi kuasa;
2) Nama Jabatan yang memberi kuasa;
3) Tulisan “Memberi Kuasa”;
4) Tulisan “Kepada”;
5) Nama Pejabat yang diberi kuasa;
6) Nama Jabatan yang diberi kuasa;
7) Tulisan “Untuk”;
8) Hal-hal yang menyangkut jenis tugas dan tindakan yang
dikuasakan.
Ad. c. Bagian Akhir Surat Kuasa terdiri atas :
1) Nama tempat dikeluarkan;
2) Tanggal, bulan dan tahun pembuatan;
3) Nama Jabatan pemberi kuasa;
4) Tanda tangan Pejabat pemberi kuasa;
5) Nama Jelas pemberi kuasa (pangkat dan NIP bagi PNS);
6) Stempel Jabatan/Instansi;
7) Tulisan “Yang memberi kuasa”;
8) Nama Jabatan yang diberi kuasa;
9) Tanda tangan pejabat yang diberi kuasa’
10) Nama Jelas, pangkat dan NIP yang diberi kuasa.
3. Penandatanganan.
a. Surat Kuasa yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/
Wakil Walikota dibuat diatas kertas ukuran folio, dengan menggunakan Kop
Naskah Dinas Bupati/Walikota dengan Lambang Negara berwarna hitam;
b. Surat Kuasa yang ditandatangani oleh Pimpinan Perangkat Daerah atas
nama Bupati/Walikota atau atas wewenang jabatannya dibuat diatas kertas
ukuran folio, dengan menggunakan Kop Naskah Dinas Perangkat daerah
yang bersangkutan;
c. Surat Kuasa yang ditandatangani oleh Pimpinan Perangkat Daerah atas
wewenang jabatannya dibuat diatas kertas ukuran folio, dengan
menggunakan Kop Naskah Dinas Perangkat Daerah yang bersangkutan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA ……………………………
SURAT KUASA
NOMOR : ……………………………..
a. Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
c. NIP : MMMMMMMMMMM
MEMBERI KUASA
Kepada :
a. Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
c. NIP. : MMMMMMMMMMM|
Untuk :
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Mmmmmmmm, …………..2004
SURAT KUASA
NOMOR : ……………………………..
a. Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
c. NIP : MMMMMMMMMMM
MEMBERI KUASA
Kepada :
a. Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
c. NIP. : MMMMMMMMMMM|
Untuk :
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Mmmmmmmm, …………..2004
SURAT KUASA
NOMOR : ……………………………..
a. Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
c. NIP : MMMMMMMMMMM
MEMBERI KUASA
Kepada :
a. Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
c. NIP. : MMMMMMMMMMM|
Untuk :
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Mmmmmmmm, ………………….
O. SURAT UNDANGAN.
1. Pengertian.
2. Susunan.
3. Penandatanganan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA ………………………………………..
Kepada
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmm
Hari : Mmmmmmmmmmmmmmm
Tanggal : Mmmmmmmmmmmmmmm
Pukul : Mmmmmmmmmmmmmmm
Tempat : Mmmmmmmmmmmmmmm
Acara : Mmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmm
BUPATI/WALIKOTA………..
NAMA JELAS
Catatan :
1. Mmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmm
86
Kepada
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmm
Hari : Mmmmmmmmmmmmmmm
Tanggal : Mmmmmmmmmmmmmmm
Pukul : Mmmmmmmmmmmmmmm
Tempat : Mmmmmmmmmmmmmmm
Acara : Mmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmm
a.n. BUPATI/WALIKOTA………………..
PIMPINAN PERANGKAT DAERAH
NAMA JELAS
Pangkat
NIP
Catatan :
1. Mmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmm
87
Kepada
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmm
Hari : Mmmmmmmmmmmmmmm
Tanggal : Mmmmmmmmmmmmmmm
Pukul : Mmmmmmmmmmmmmmm
Tempat : Mmmmmmmmmmmmmmm
Acara : Mmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmm
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Catatan :
1. Mmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmm
88
1. Pengertian
2. Susunan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA …………………………………….
Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
NIP : MMMMMMMMMM
Pangkat/Golongan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Ruang : Mmmmmmmmmm
Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
NIP : MMMMMMMMMM
Pangkat/Golongan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Ruang : Mmmmmmmmmm
Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
BUPATI/WALIKOTA……………………….
NAMA JELAS
90
Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
NIP : MMMMMMMMMM
Pangkat/Golongan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Ruang : Mmmmmmmmmm
Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
NIP : MMMMMMMMMM
Pangkat/Golongan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Ruang : Mmmmmmmmmm
Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
a.n. BUPATI/WALIKOTA………………….
PIMPINAN PERANGKAT DAERAH
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
91
Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
NIP : MMMMMMMMMM
Pangkat/Golongan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Ruang : Mmmmmmmmmm
Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
NIP : MMMMMMMMMM
Pangkat/Golongan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Ruang : Mmmmmmmmmm
Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
92
Q. SURAT PANGGILAN.
1. Pengertian.
2. Susunan.
1) Nama Jabatan;
2) Tanda tangan pejabat;
3) Nama, Pangkat dan NIP pejabat.
4) Stempel jabatan/instansi;
5) Tembusan apabila diperlukan.
3. Penandatanganan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA ………………………………………..
Kepada
Hari : Mmmmmmmmmmmmmmm
Tanggal : Mmmmmmmmmmmmmmm
Pukul : Mmmmmmmmmmmmmmm
Tempat : Mmmmmmmmmmmmmmm
Menghadap
kepada : Mmmmmmmmmmmmmmm
Alamat : Mmmmmmmmmmmmmmm
Untuk : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
BUPATI/WALIKOTA……..
NAMA JELAS
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmm
94
Kepada
Hari : Mmmmmmmmmmmmmmm
Tanggal : Mmmmmmmmmmmmmmm
Pukul : Mmmmmmmmmmmmmmm
Tempat : Mmmmmmmmmmmmmmm
Menghadap
kepada : Mmmmmmmmmmmmmmm
Alamat : Mmmmmmmmmmmmmmm
Untuk : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
a.n. BUPATI/WALIKOTA…….
PIMPINAN PERANGKAT DAERAH
NAMA JELAS
Pangkat
NIP
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmm
95
Kepada
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmm
Hari : Mmmmmmmmmmmmmmm
Tanggal : Mmmmmmmmmmmmmmm
Pukul : Mmmmmmmmmmmmmmm
Tempat : Mmmmmmmmmmmmmmm
Menghadap
kepada : Mmmmmmmmmmmmmmm
Alamat : Mmmmmmmmmmmmmmm
Untuk : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
NAMA JELAS
Pangkat
NIP
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmm
96
R. NOTA DINAS.
1. Pengertian.
Nota Dinas adalah alat komunikasi tertulis intern antar pejabat Satuan-satuan
Organisasi dalam suatu satuan organisasi yang memuat/berisi pemberitahuan,
permintaan, penjelasan, laporan dan sebagainya mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan proses penggarisan atau pematangan sesuatu
kebijaksanaan atau proses penyesuaian persoalan / masalah.
2. Susunan.
1) Nama jabatan;
2) Tanda tangan Pejabat;
3) Nama, Pangkat dan NIP;
4) Tembusan.
3. Penandatanganan.
LAMBANG
DAERAH KOP NASKAH DINAS
PERANGKAT DAERAH
NOTA – DINAS
Kepada : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Dari : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Tanggal : MMMMMMMM
Nomor : MMMMMMMM
Sifat : mmmmmmmm
Lampiran : mmmmmmmm
Hal : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
________________________________________________________________________
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmm
98
NOTA – DINAS
Kepada : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Dari : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Tanggal : MMMMMMMM
Nomor : MMMMMMMM
Sifat : mmmmmmmm
Lampiran : mmmmmmmm
Hal : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
________________________________________________________________________
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmm
99
1. Pengertian.
Nota Pengajuan Konsep Naskah Dinas adalah alat komunikasi intern yang
ditujukan kepada pejabat atasan guna penyampaian Konsep Naskah Dinas
untuk mendapatkan penyelesaian atau tanda tangan.
2. Susunan.
1) Nama tempat;
2) Tanggal, Bulan dan Tahun;
3) Pejabat/alamat yang dituju;
4) Tulisan “Nota Pengajuan Konsep Naskah Dinas” ditempatkan
ditengah atas lembar naskah.
Ad. c. Bagian Akhir Nota Pengajuan Konsep Naskah Dinas terdiri atas :
1) Nama Jabatan;
2) Tanda tangan pejabat;
3) Nama pejabat berikut Pangkat dan NIP;
4) Tulisan “DISPOSISI PIMPINAN “.
3. Penandatanganan.
Kepada
di -
MMMMMMM
Kepada : Mmmmmmmmmmmmmmm
Dari : Mmmmmmmmmmmmmmm
Tentang : Mmmmmmmmmmmmmmm
Catatan : Mmmmmmmmmmmmmmm
Lampiran : Mmmmmmmmmmmmmmm
T. LEMBAR DISPOSISI.
1. Pengertian.
2. Susunan.
Ad. c. Bagian Akhir Lembar Disposisi dibubuhi paraf atasan yang memberi
disposisi beserta tanggalnya.
3. Pemberian paraf.
a. Bupati/Walikota;
b. Sekretaris Daerah;
c. Kepala Perangkat Daerah.
Lembar Disposisi yang diparaf oleh Pejabat dimaksud huruf a, b dan c diatas,
dibuat diatas kertas ukuran ½ folio, dengan menggunakan Kop Naskah Dinas
Perangkat Daerah yang bersangkutan.
LEMBAR DISPOSISI
Perihal :
Catatan :
Nama Jabatan
Paraf dan tanggal
Nama Jelas
103
U. TELAAHAN STAF.
1. Pengertian.
Telaahan Staf adalah Naskah Dinas yang dibuat oleh staf atau bawahan yang
memuat analisis pertimbangan-pertimbangan, pendapat dan saran-saran
tentang sesuatu masalah.
2. Susunan.
1) Pokok persoalan;
2) Pra Anggapan;
3) Fakta dan data yang berpengaruh terhadap persoalan (bila ada);
4) Pembahasan/Analisis;
5) Kesimpulan;
6) Saran tindak.
1) Nama jabatan;
2) Tanda tangan pejabat;
3) Nama jelas pejabat berikut pangkat dan NIP;
4) Tembusan.
3. Penandatanganan.
TELAAHAN STAF
Kepada : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Dari : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Tanggal : MMMMMMMM
Nomor : MMMMMMMM
Sifat : mmmmmmmm
Lampiran : mmmmmmmm
Hal : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
______________________________________________________________________
V. Kesimpulan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
NAMA JABATAN
NAMA JELAS
Pangkat
NIP
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmm.
105
V. PENGUMUMAN.
1. Pengertian.
2. Susunan.
a. Kepala Pengumuman;
b. Isi Pengumuman;
c. Bagian Akhir Pengumuman.
3. Penandatanganan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA ………………….
______________________________________________________________________
PENGUMUMAN
NOMOR : ……………
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Ditetapkan di …………………….
pada tanggal………………………
BUPATI/WALIKOTA ………………
NAMA JELAS
107
PENGUMUMAN
NOMOR : ……………
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Ditetapkan di …………………….
pada tanggal………………………
a.n. BUPATI/WALIKOTA………………
SEKRETARIS DAERAH
NAMA JELAS
Pangkat
NIP
108
PENGUMUMAN
NOMOR : ……………
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Ditetapkan di …………………….
pada tanggal………………………
a.n. BUPATI/WALIKOTA…….
NAMA JABATAN PIMPINAN
SATUAN ORGANISASI,
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
109
W. LAPORAN.
1. Pengertian.
2. Susunan.
a. Kepala Laporan;
b. Isi Laporan;
c. Bagian Akhir Laporan;
d. Lampiran jika dianggap perlu .
3. Penandatanganan.
a. Laporan yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota dibuat diatas kertas
ukuran folio, dengan menggunakan Kop Naskah Dinas Bupati/Walikota
dengan Lambang Negara berwarna hitam;
b. Laporan yang ditandatangani oleh Sekretaris Daerah atas nama
Bupati/Walikota atau atas wewenang jabatannya dibuat diatas kertas
ukuran folio, dengan menggunakan Kop Naskah Dinas Sekretariat Daerah;
c. Laporan yang ditandatangani oleh Pimpinan Satuan Organisasi atas nama
Bupati/Walikota atau atas wewenang jabatannya dibuat diatas kertas
ukuran folio, dengan menggunakan Kop Naskah Dinas satuan organisasi
yang bersangkutan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA……………………….
LAPORAN
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
I. PENDAHULUAN.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
a. Data
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Analisa
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
c. Evaluasi
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. BIDANG.
a. Data
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Analisa.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
c. Evaluasi.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
3. BIDANG.
………………………………..dst …………………………………..
IV. PENUTUP.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
BUPATI/WALIKOTA…………………
NAMA JELAS
111
LAPORAN
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
I. PENDAHULUAN.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
a. Data
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Analisa
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
c. Evaluasi
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. BIDANG.
a. Data
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Analisa.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
c. Evaluasi.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
3. BIDANG.
………………………………..dst …………………………………..
IV. PENUTUP.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
112
LAPORAN
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
I. PENDAHULUAN.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
a. Data
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Analisa
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
c. Evaluasi
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. BIDANG.
a. Data
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Analisa.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
c. Evaluasi.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
3. BIDANG.
………………………………..dst …………………………………..
IV. PENUTUP.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
SEKRETARIS DAERAH
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
113
LAPORAN
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
I. PENDAHULUAN.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
a. Data
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Analisa
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
c. Evaluasi
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2.BIDANG.
a. Data
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Analisa.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
c. Evaluasi.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
3. BIDANG.
………………………………..dst …………………………………..
IV. PENUTUP.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
NAMA JELAS
Pangkat
NIP
114
LAPORAN
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
I. PENDAHULUAN.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
a. Data
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Analisa
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
c. Evaluasi
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2.BIDANG.
a. Data
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Analisa.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
c. Evaluasi.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
3. BIDANG.
………………………………..dst …………………………………..
IV. PENUTUP.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
NAMA JELAS
Pangkat
NIP
115
X. REKOMENDASI.
1. Pengertian.
2. Susunan.
a. Kepala Rekomendasi;
b. Isi Rekomendasi;
c. Bagian Akhir Rekomendasi.
3. Penandatanganan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA………………………………………..
REKOMENDASI
NOMOR ……………
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
a. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmm,…………..2004
BUPATI/WALIKOTA……………..
NAMA JELAS
117
REKOMENDASI
NOMOR …………………..
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
a. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmm,…………..2004
a.n. BUPATI/WALIKOTA……….
PIMPINAN PERANGKAT DAERAH
NAMA JELAS
Pangkat
NIP
118
REKOMENDASI
NOMOR …………………..
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
a. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmm,…………..2004
NAMA JELAS
Pangkat
NIP
119
Y. SURAT PENGANTAR.
1. Pengertian.
2. Susunan.
1) Nomor;
2) Pejabat/alamat yang dituju;
3) Tulisan “Surat Pengantar” ditempatkan ditengah lembar isi
naskah.
1) Nama tempat;
2) Tanggal, Bulan dan Tahun;
3) Nama jabatan pembuat pengantar;
4) Tanda tangan;
5) Nama, Pangkat dan NIP;
6) Stempel jabatan/instansi;
7) Penerimaan.
3. Cara Pembuatan.
Surat Pengantar dibuat diatas kertas ukuran folio, dengan menggunakan Kop
Naskah Dinas Perangkat Daerah yang bersangkutan.
Kepada,
Yth. mmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmm
di –
MMMMMMMMMM
SURAT PENGANTAR
NOMOR : ……………
Z. TELEGRAM.
1. Pengertian.
2. Susunan.
3. Penandatanganan.
a. Naskah Berita Telegram yang dikirim dengan menggunakan
telekomunikasi elektronik Sekretariat Daerah dibuat dalam formulir
Sekretariat Daerah;
b. Naskah Berita Telegram yang dikirim melalui Kantor Telegram
menggunakan formulir sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
c. Keabsahan Isi Berita Telegram yang dirumuskan dalam formulir berita
dimaksud pada huruf a setelah ditandatangani oleh pejabat dimaksud
huruf c;
d. Pengiriman Berita Telegram dilakukan oleh Bagian Sandi dan Telkom.
4. Cara Pengiriman .
Pengiriman Telegram dilaksanakan dengan menggunakan Telekomunikasi
Elektronik Sekretariat Daerah atau Kantor-kantor Telegram.
FORMULIR BERITA
Registrasi No : ………………
DARI : MMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
UNTUK : MMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
TEMBUSAN : MMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
KLASIFIKASI : SEGERA
Nomor : ………………………
Pengirim :
Nama :
Jabatan :
Tanda tangan :
123
1. Pengertian.
Berita Daerah adalah naskah dinas Peraturan Kepala Daerah, yang diundangkan
dalam Berita Daerah.
2. Susunan.
Ad. b. Isi Berita Daerah terdiri atas uraian maksud penyampaian Berita
Daerah.
1) Nama jabatan;
2) Tanda tangan pejabat;
3) Nama, Pangkat dan NIP;
4) Stempel jabatan/instansi;
5) Tembusan.
3. Penandatanganan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI ………………………………………..
Kepada
BERITA DAERAH
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmm
BUPATI/WALIKOTA ………….
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Tembusan :
1. Mmmmmmmmm
2. Mmmmmmmm
125
Kepada
BERITA DAERAH
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmm
a.n. BUPATI/WALIKOTA………….
SEKRETARIS DAERAH
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Tembusan :
1. Mmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmm
126
1. Pengertian.
Berita Acara adalah Naskah Dinas yang berisi pernyataan yang bersifat
pengesahan atas sesuatu kejadian, peristiwa, perubahan status dan lain-lain
bagi suatu permasalahan baik berupa perencanaan, pelaksanaan maupun
pengendalian kebijaksanaan pimpinan.
2. Susunan.
Ad. b. Isi Berita Acara dirumuskan dalam bentuk uraian yang didalamnya
dicantumkan :
1) Tempat, Hari, Tanggal, Bulan dan Tahun;
2) Nama, NIP, Pangkat/ Golongan dan alamat;
3) Permasalahan pokoknya.
3. Penandatanganan.
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA…………
____________________________________________________________________
BERITA ACARA
_______________
NOMOR : ………
TENTANG
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmm.
Pihak ke II Pihak ke I
BUPATI/WALIKOTA …………
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
128
BERITA ACARA
_______________
NOMOR : ………
TENTANG
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmm.
Demikian Berita Acara ini dibuat dalam rangkap….. untuk diper guna
kan sebagaimana mestinya.
Pihak ke II Pihak ke I
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
129
BERITA ACARA
_______________
NOMOR : ………
TENTANG
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmm.
Pihak ke II Pihak ke I
NAMA JABATAN
PIMPINAN PERANGKAT DAERAH
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
130
CC. NOTULEN.
1. Pengertian.
Notulen adalah Naskah Dinas yang memuat catatan jalannya kegiatan sidang,
rapat, mulai dari acara pembukaan, pembahasan masalah sampai dengan
pengambilan Peraturan serta penutupan.
2. Susunan.
3. Penandatanganan.
a. Notulen yang ditandatangani oleh Pejabat di Lingkungan Sekretariat Daerah
dibuat diatas kertas ukuran folio, dengan menggunakan Kop Naskah Dinas
Sekretariat Daerah;
NOTULEN
SIDANG/RAPAT : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Hari/Tanggal : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Waktu Panggilan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Waktu sidang/rapat : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Acara : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. dst mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
3. Penutup.
PIMPINAN SIDANG/RAPAT
Ketua : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Sekretaris : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Pencatat : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
PIMPINAN SIDANG/RAPAT
NAMA JABATAN
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
132
NOTULEN
SIDANG/RAPAT : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Hari/Tanggal : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Waktu Panggilan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Waktu sidang/rapat : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Acara : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. dst mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
3. Penutup.
PIMPINAN SIDANG/RAPAT
Ketua : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Sekretaris : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Pencatat : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
PIMPINAN SIDANG/RAPAT
NAMA JABATAN
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
133
DD. M E M O.
1. Pengertian.
2. Susunan.
a. Kepala Memo;
b. Isi Memo;
c. Bagian Akhir Memo.
Ad. c. Bagian Akhir Memo terdiri atas tanda tangan dan pembuat memo.
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA………………………
MEMO
Dari : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Kepada : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
_____________________________________________________________
ISI : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmm.
BUPATI/WALIKOTA……………….
MEMO
Dari : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Kepada : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
ISI : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
NAMA JABATAN
PERANGKAT DAERAH
1. Pengertian.
a. Daftar Hadir adalah Naskah Dinas yang dipergunakan untuk mencatat dan
mengetahui kehadiran seseorang.
2. Susunan.
Daftar Hadir terdiri atas :
a. Kepala Daftar Hadir;
b. Isi Daftar Hadir;
c. Bagian Akhir Daftar Hadir.
3. Penandatanganan.
a. Daftar Hadir masuk kantor dibuat diatas kertas ukuran folio, dengan
menggunakan Kop Naskah Dinas Perangkat Daerah yang bersangkutan;
b. Daftar Hadir untuk rapat-rapat dibuat diatas kertas ukuran folio, dengan
menggunakan Kop Naskah Dinas Perangkat Daerah yang bersangkutan;
c. Daftar Hadir yang ditandatangani oleh pejabat penanggung jawab;
d. Daftar Hadir tidak perlu dibubuhi stempel instansi.
Hari : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Tanggal : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Waktu : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Tempat : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Acara : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
1.
2.
3.
dst.
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
138
DAFTAR HADIR
BULAN :
MINGGU :
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
139
FF. P I A G A M.
1. Pengertian.
Piagam adalah surat tanda bukti seseorang telah mengikuti kegiatan atau tanda
penghargaan atas prestasi yang telah dicapai atau keteladanan yang telah
diwujudkan.
2. Susunan.
a. Kepala Piagam;
b. Isi Piagam;
c. Bagian Akhir Piagam.
3. Penandatanganan.
a. BUPATI/WALIKOTA;
b. Wakil BUPATI/WALIKOTA.
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA………………
PIAGAM PENGHARGAAN
Nomor :
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
BUPATI/WALIKOTA………………
NAMA JELAS
141
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA………………
PIAGAM PENGHARGAAN
Nomor :
BUPATI/WALIKOTA ………………………. Dengan ini memberikan penghargaan kepada :
Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Tempat/Tanggal lahir : Mmmmmmmmmm/Mmmmmmmmmmmmmm
NIP/NRP : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Instansi : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
BUPATI………………
WAKIL BUPATI/WALIKOTA
NAMA JELAS
142
142
a. Pengertian.
Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan disingkat STTPP adalah suatu
naskah dinas yang merupakan tanda bukti seseorang telah mengikuti pendidikan
dan pelatihan.
2. Susunan.
STTPP terdiri atas :
a. Bagian Kepala;
b. Bagian Isi dan;
c. Bagian Akhir.
2) Dibagian tengah.
Photo peserta Diklat dengan cap instansi dibagian sebelah kiri.
3) Dibagian belakang.
a. Agenda pembelajaran;
b. TEMA : a. Umum (ditentukan Badan Diklat).
b. Khusus (ditentukan penyelenggara dgn mengacu
pada tema umum dan issue aktual setempat).
c) Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun;
d) Kepala Instansi penyelenggara;
e) Tanda tangan;
f) Nama Jelas dan NIP.
3. Penandatanganan.
BUPATI/WALIKOTA …………..
SURAT TANDA TAMAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Nomor : xxxxxxxx/xxxxxxxxx/DDN
Bupati/Walikota ………..Berdasarkan PP Nomor 101 Tahun 2000, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2002 dan
ketentuan-ketentuannya menyatakan bahwa :
Nama : Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Tempat/Tanggal lahir : Xxxxxxxxxxxxx/xxxxxxxxxxxxxxx
NIP/NRP : 000000000/0000
Pas foto Pangkat/Gol. Ruang : Xxxxxxxxxxxxxxx/xxxxxxxxxxxxxxxxx
4x6 Jabatan : Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Instansi : Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
LULUS
Kualifikasi :
Pada Pendidikan dan Pelatihan xxxxxxxxxxxxxxxx Kabupaten/Kota xxxxxxxxxxx yang diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan
Pelatihan kabupaten/Kota di xxxxxxxx dari tanggal xxxxx sampai dengan xxxxx yang meliputi xxxxxxxxxxxx
Xxxxxxxx, xxxxxxxxx 20xx
BUPATI/WALIKOTA……………..
NAMA JELAS
144
TEMA
Umum : (ditentukan Badan Diklat Depdagri) ……….………………………………………………….…….
……………………………………………………………………………………………………….….
……………………………………………………………………………………………………….….
NAMA JELAS
PANGKAT
NIP.
145
LAMBANG
DAERAH
BUPATI/WALIKOTA…………..
SURAT TANDA TAMAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Nomor : xxxxxxxx/xxxxxxxxx/DDN Lambang Negara garuda hitam
Bupati/Walikota ………..Berdasarkan PP Nomor 101 Tahun 2000, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2002 dan
ketentuan-ketentuannya menyatakan bahwa :
Nama : Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Tempat/Tanggal lahir : Xxxxxxxxxxxxx/xxxxxxxxxxxxxxx
NIP/NRP : 000000000/0000
Pas foto Pangkat/Gol. Ruang : Xxxxxxxxxxxxxxx/xxxxxxxxxxxxxxxxx
4x6 Jabatan : Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Instansi : Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
LULUS
Kualifikasi :
Pada Pendidikan dan Pelatihan xxxxxxxxxxxxxxxx Kabupaten/Kotaxxxxxxxxxxx yang diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan
Pelatihan Kabupaten/Kota di xxxxxxxx dari tanggal xxxxx sampai dengan xxxxx yang meliputi xxxxxxxxxxxx
Xxxxxxxx, xxxxxxxxx 20xx
a.n. BUPATI/WALIKOTA……………..
KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
NAMA JELAS
146
TEMA
Umum : (ditentukan Badan Diklat Depdagri) ……….………………………………………………….……………………...
……………………………………………………………………………………………………….……………………
……………………………………………………………………………………………………….……………………
NAMA JELAS
PANGKAT
NIP.
H. MOH. MA’RUF
147
BENTUK, UKURAN, DAN ISI STEMPEL JABATAN DAN STEMPEL SATUAN KERJA
PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
A. STEMPEL JABATAN.
2,7 cm 3,8 cm 4 cm
* *
Lambang Negara/Daerah
1 cm 2,7 cm 3,8 cm 4 cm
X X : BUPATI
XXX XX : BEKASI
* *
XX XXX : LAMBANG NEGARA
X X : WALIKOTA
XXX XX : PANGKALPINANG
* *
XX XXX : LAMBANG NEGARA
148
X X : PEMERINTAH KABUPATEN
XXX XX : KUTAI
* *
XX XXX : SEKRETARIAT DAERAH
X X : PEMERINTAH KOTA
XXX XX : AMBON
* *
XX XXX : SEKRETARIAT DAERAH
X X : PEMERINTAH KABUPATEN
XXX XX : BENGKALIS
* *
XX XXX : SEKRETARIAT DEWAN
X X : PEMERINTAH KABUPATEN
XXX XX : SIAK
* *
XX XXX : LAMBANG DAERAH
149
X X : PEMERINTAH KOTA
XXX XX : PADANG
* *
XX XXX : KANTOR PDE
X X : PEMERINTAH KABUPATEN
XXX XX : KEDIRI
* *
XX XXX : BAPPEDA
C. STEMPEL KECAMATAN
X X : PEMERINTAH KABUPATEN
XXX XX : BEKASI
* *
XX XXX : KECAMATAN TAMBUN
X X : PEMERINTAH KOTA
XXX XX : PADANG
* *
XX XXX : KECAMATAN LUBUK KILANGAN
D. STEMPEL KELURAHAN
X X : PEMERINTAH KOTA
XXX XX : KECAMATAN
* *
XX XXX : KELURAHAN
X X : PEMERINTAH KABUPATEN
XXX XX : KECAMATAN
* *
XX XXX : KEPALA DESA
150
X X : PEMERINTAH KABUPATEN
XXX XX : KECAMATAN
* *
XX XXX : SEKRETARIAT DESA
H. MOH. MA’RUF
151
B. Bentuk dan Isi Kop Naskah Dinas seperti pada contoh berikut :
Contoh 1 :
LAMBANG NEGARA
Contoh 2 :
LAMBANG NEGARA
WALIKOTA MEDAN
Contoh 3 :
TERNATE
Kode Pos
Contoh 4 :
SORONG
Kode Pos
152
Contoh 5 :
PONTIANAK
Kode Pos
Contoh 6 :
BATU SANGKAR
Kode Pos
Contoh 7 :
ARGA MAKMUR
Kode Pos
Contoh 8 :
S E M A R A N G
Kode Pos
Contoh 9 :
B E K A S I
Kode Pos
153
Contoh 10 :
………………..
Kode Pos
Contoh 11 :
…………………
Kode Pos
Contoh 12 :
…………………
Kode Pos
H. MOH. MA’RUF
154
A. BENTUK.
Sampul Surat Satuan Kerja Perangkat Daerah berwarna coklat muda jenis kertas
cassing dengan ukuran masing-masing :
KANTONG 41 CM 30 CM
FOLIO/MAP 35 CM 25 CM
½ FOLIO 28 CM 18 CM
¼ FOLIO 28 CM 12 CM
B. UKURAN HURUF.
Perbandingan huruf 2 : 3
C. CONTOH.
Contoh 1.
LAMBANG NEGARA
BUPATI BARITO SELATAN
Jl…………… No……… Telp……………. Fax. ……….
………………….. kode pos
Kepada
Nomor : ….…../….…../………/……. Yth. Sdr. ………………………
Stempel di –
…………………
Kode Pos
Contoh 2.
LAMBANG NEGARA
WALIKOTA UJUNG PANDANG
Jl…………… No…… Telp……………. Fax. …………..
……………………… kode pos
Kepada
Nomor : ….…../….…../………/……. Yth. Sdr. ………………………
Stempel di –
…………………
Kode Pos
Contoh 3.
LAMBANG PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI
DAERAH SEKRETARIAT DAERAH
Jl. …………….………… No. ……. Telepon. …………..
……………………………………………… kode pos
Kepada
Nomor : ….…../….…../………/…… Yth. Sdr. ………………………
Stempel di –
…………………
Kode Pos
Contoh 4.
LAMBANG PEMERINTAH KOTA SEMARANG
DAERAH SEKRETARIAT DAERAH
Jl. ………………………. No. …………. Telepon ………….
………………………………… kode pos
Kepada
Nomor : ….…../….…../………/…… Yth. Sdr. ………………………
Stempel di –
…………………
Kode Pos
156
Contoh 5.
LAMBANG PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN
DAERAH SEKRETARIAT DPRD
Jl. ………………………. No. …………. Telepon ………….
……………………………… kode pos
Kepada
Nomor : ….…../….…../………/…… Yth. Sdr. ………………………
Stempel di –
…………………
Kode Pos
Contoh 6.
LAMBANG PEMERINTAH KOTA KENDARI
DAERAH SEKRETARIAT DPRD
Jl. ………………………. No. …………. Telepon ………….
………………………………
Kepada
Nomor : ….…../….…../………/…… Yth. Sdr. ………………………
Stempel di –
…………………
Kode Pos
Contoh 7.
LAMBANG PEMERINTAH KABUPATEN POSO
DAERAH DINAS ……………………
Jl. ………………………. No. …………. Telepon ………….
………………………………
Kepada
Nomor : ….…../….…../………/…… Yth. Sdr. ………………………
Stempel di –
…………………
Kode Pos
Contoh 8.
LAMBANG PEMERINTAH KOTA SAMARINDA
DAERAH DINAS ………………..
Jl. ………………………. No. …………. Telepon ………….
………………………………
Kepada
Nomor : ….…../….…../………/…… Yth. Sdr. ………………………
Stempel di –
…………………
Kode Pos
157
Contoh 9.
LAMBANG PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA
DAERAH BADAN ………………….
Jl. ………………………. No. …………. Telepon ………….
………………………………
Kepada
Nomor : ….…../….…../………/…… Yth. Sdr. ………………………
Stempel di –
…………………
Kode Pos
Contoh 10.
LAMBANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG
DAERAH BADAN …………………..
Jl. ………………………. No. …………. Telepon ………….
PANGKALPINANG
Kepada
Nomor : ….…../….…../………/…… Yth. Sdr. ………………………
Stempel di –
…………………
Kode Pos
Contoh 11.
LAMBANG PEMERINTAH KABUPATEN BITUNG
DAERAH KANTOR ………………
Jl. ………………………. No. …………. Telepon ………….
………………………………
Kepada
Nomor : ….…../….…../………/…… Yth. Sdr. ………………………
Stempel di –
…………………
Kode Pos
Contoh 12.
LAMBANG PEMERINTAH KOTA SURABAYA
DAERAH KANTOR …………..
Jl. ………………………. No. …………. Telepon ………….
………………………………
Kepada
Nomor : ….…../….…../………/…… Yth. Sdr. ………………………
Stempel di –
…………………
Kode Pos
158
Contoh 13.
LAMBANG PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA
DAERAH KECAMATAN …………
Jl. ………………………. No. …………. Telepon ………….
………………………………
Kepada
Nomor : ….…../….…../………/…… Yth. Sdr. ………………………
Stempel di –
…………………
Kode Pos
Contoh 14.
PEMERINTAH KABUPATEN ……..
Lambang KECAMATAN …………
Daerah Kab/Kota KEPALA DESA …………
Jl. ………………………. No. …………. Telepon ………….
……………………………… kode pos
Kepada
Nomor : ….…../….…../………/…… Yth. Sdr. ………………………
Stempel di –
…………………
Kode Pos
Contoh 15.
PEMERINTAH KABUPATEN ………………
Lambang KECAMATAN …………
Daerah Kab/Kota DESA ……. …………
SEKRETARIAT DESA
Kepada
Nomor : ….…../….…../………/…… Yth. Sdr. ………………………
Stempel di –
…………………
Kode Pos
159
Contoh 16.
PEMERINTAH KABUPATEN ………………
Lambang KECAMATAN …………
Daerah Kab/Kota KELURAHAN ……. …………
Kepada
Nomor : ….…../….…../………/…… Yth. Sdr. ………………………
Stempel di –
…………………
Kode Pos
H. MOH. MA’RUF
160
MODEL, UKURAN, BAHAN DAN ISI PAPAN NAMA SATUAN KERJA PERANGKAT
DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
A. BENTUK.
Papan Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah berbentuk empat persegi panjang
dengan dua buah tiang yang berbentuk segi empat.
Contoh :
B. UKURAN.
1. Ukuran Papan.
a. Ukuran 100 x 200 cm untuk Papan Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah.
b. Ukuran 75 x 150 cm :
C. BAHAN.
Bahan Papan Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah disesuaikan dengan kebutuhan
daerah, misalnya dari bahan kayu, beton dan lain sebagainya.
161
2. Ukuran Huruf.
D. CONTOH.
Contoh 1.
JAYAPURA
Kode Pos
Contoh 2.
PANGKALPINANG
Kode Pos
Contoh 3.
D O M P U
Kode Pos
Contoh 4.
B O G O R
Kode Pos
162
Contoh 5.
SINGKAWANG
Kode Pos
Contoh 6.
YOGYAKARTA
Kode Pos
Contoh 7.
MARTAPURA
Kode Pos
Contoh 8.
P A D A N G
Kode Pos
Contoh 9.
K E T A P A N G
Kode Pos
163
Contoh 10.
PALEMBANG
Kode Pos
Contoh 11.
Contoh 12. BENTUK DAN ISI PAPAN NAMA YANG TERLETAK SATU ATAP/
SATU KOMPLEK.
B A N G K O
1. KANTOR ………..
2. BADAN ………….
3. DINAS …………..
Kode Pos
Contoh 13.
……………………….
Kode Pos
164
Contoh 14.
Kode Pos
H. MOH. MA’RUF