.......................
Dosen : .........................
Oleh :
.................................
Prodi : ..............
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU ( IAMNU ) METRO
LAMPUNG
2018 M. 1439 H
1
KATA PENGANTAR
Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa
serta aspek-aspek lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka
seluas-luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun
sarannya demi penyempurnaan makalah ini.
Pemyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Kebutuhan dan pandangan kelompok terhadap prinsip keagamaam
berbedabeda. Karena itu kebhinekaan kelompok dalam masyarakat akan
mencerminkan perbedaan jenis kebutuhan keagamaan.
4. Pelembagaan Agama
5
BAB II
PEMBAHASAN
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip
kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama
lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan
kepercayaan tersebut. Sedangkan Agama di Indonesia memegang peranan penting
dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa
Indonesia, Pancasila : “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Fungsi agama dalam masyarakat ada tiga aspek penting yang selalu dipelajari,
yaitu kebudayaan, sistem sosial, dan kepribadian.
6
Teori fungsional dalam melihat kebudayaan pengertiannya adalah, bahwa
kebudayaan itu berwujud suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-
norma, peraturan, dan sistem sosial yang terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-
manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain,
setiap saat mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan, bersifat
kongkret terjadi di sekeliling.
Fungsi agama sebagai sosialisasi individu ialah individu, pada saat dia tumbuh
menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam tuntunan
umum untuk (mengarahkan) aktivitasnya dalam masyarakat, dan
berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Orang tua
di mana pun tidak mengabaikan upaya “moralisasi” anak-anaknya, seperti
pendidikan agama mengajarkan bahwa hidup adalah untuk
memperoleh keselamatan sebagai tujuan utamanya. Oleh sebab itu, untuk
mencapai tujuan tersebut harus beribadat dengan kontinyu dan teratur,
membaca kitab suci dan berdoa setiap hari, menghormati dan mencintai orang
tua, bekerja keras, hidup secara sederhana, menahan diri dari tingkah laku
yang tidak jujur, tidak berbuat yang senonoh dan mengacau, tidak minum-
minuman keras, tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang, dan tidak berjudi.
Maka perkembangan sosialnya terarah secara pasti serta konsisten dengan
suara hatinya.
7
2.1.3. Dimensi Agama
Telah kita ketahui Indonesia memiliki banyak sekali budaya dan adat istiadat
yang juga berhubungan dengan masyarakat dan agama. Dari berbagai budaya
yang ada di Indonesia dapat dikaitkan hubungannya dengan agama dan
8
masyarakat dalam melestraikan budaya.Sebagai contoh budaya Ngaben yang
merupakan upacara kematian bagi umat hindu Bali yang sampai sekarang masih
terjaga kelestariannya.Hal ini membuktikan bahwa agama mempunyai hubungan
yang erat dengan budaya sebagai patokan utama dari masyarakat untuk selalu
menjalankan perintah agama dan melestarikan kebudayaannya.Selain itu
masyarakat juga turut mempunyai andil yang besar dalam melestarikan budaya,
karena masyarakatlah yang menjalankan semua perintah agama dan ikut menjaga
budaya agar tetap terpelihara.
Namun sekarang ini agamanya hanyalah sebagi symbol seseorang saja. Dalam
artian seseorang hanya memeluk agama, namun tidak menjalankan segala perintah
agama tersebut. Dan di Indonesia mulai banyak kepercayaan-kepercayaan baru
yang datang dan mulai mengajak/mendoktrin masyarakat Indonesia agar memeluk
agama tersebut. Dari banyaknya kepercayaan-kepercayaan baru yang ada di
Indonesia, diharapkan pemerintah mampu menanggulangi masalah tersebut agar
masyarakat tidak tersesaat di jalannya. Dan di harapkan masyarakat Indonesia
dapat hidup harmonis, tentram, dan damai antar pemeluk agama yang satu dengan
lainnya.
9
masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah sama. Agama menyusup ke
dalam kelompok aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya :
Dalam keadaan lain selain keluarga relatif belum berkembang, agama jelas
menjadi fokus utama bagi pengintegrasian dan persatuan dari masyarakat secara
keseluruhan.
10
1. Islam : MUI
2. Kristen
3. Hindu : Persada
4. Budha : MBI
11
Majelis Buddhayana Indonesia adalah majelis umat Buddha di Indonesia.
Majelis ini didirikan oleh Bhante Ashin Jinarakkhita pada hari Asadha 2499 BE
tanggal 4 Juli 1955 di Semarang, tepatnya di Wihara Buddha Gaya, Watugong,
Ungaran, Jawa Tengah, dengan nama Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia
(PUUI) dan diketuai oleh Maha Upasaka Madhyantika S. Mangunkawatja.
5. Konghucu : Matakin
12
mereka sebagai agama, tetapi berfungsi menebarkan cinta kasih terhadap sesama
mahluk hidup, bukan saja manusia, tetapi juga hewan, dan tumbuhan. Sebagai
reaksi dari meluasnya pengaruh Budha, Otoritas Hindu kemudian mengadakan
pembersihan terhadap pengaruh Budha ini. Namun demikian, karena ajaran Budha
lebih bersifat egaliter, usaha otoritas hindu ini menemui jalan buntu, bahkan
agama Bundha sendiri dapat berkembang jauh lebih pesat dari pada agama Hindu,
dan mendapat banyak pemeluk di Negara Tiongkok di kemudian hari.
Selain itu unsur konflik yang terbesar terjadi pula pada pengikut agama
terbesar di dunia yaitu Abraham Religions, atau agama yang diturungkan oleh
Abraham, yaitu Yahudi, Nasrani, dan Islam. Tulisan ini hanya membatasi pada
penggambaran konflik di antara ketiga agama tersebut, bukan pada konflik intern
dalam masing-masing agama tersebut. Inti dari agama-agama Abraham ini adalah
akan datang nabi terakhir yang akan menyelamatkan dunia ini. Hal yang menjadi
masalah utama adalah tidak ada kesepakatan diantara ketiga agama tersebut
tentang siapa nabi yang akan datang tersebut. Pihak Yahudi menyatakan belum
datang nabi terakhir itu, sedangkan pihak Nasrani mengatakan Nabi Isa (Yesus
Kristus) adalah nabi terakhir, lalu Islam mengklaim Nabi Muhhamad sebagai nabi
terakhir. Keadaan ini kemudian semakin diperparah ketika tidak ada pengakuan
dari masing-masing agam yang masih bersaudara tersebut. Ketika berbagai unsure
non-theologis, khususnya politik, ekonomi, dan budaya, menyusup ke dalam
masalah ini, konflik memang tidak dapat dielakkan.
1. Karena tidak adanya keampuhan Pancasila dan UUD 45 yang selama ini
menjadi pedoman bangsa dan negara kita mulai digoyang dengan adanya
amandemen UUD 45 dan upaya merubah ideologi negara kita ke ideologi
agama tertentu.
2. Kurangnya rasa menghormati baik antar pemeluk agama satu dengan yang
lainnya ataupun sesame pemeluk agama.
13
3. Adanya kesalahpahaman yang timbul karena adanya kurang komunikasi antar
pemeluk agama.
a. Konflik Poso
Dalam laporan Pemda Poso tertanggal 7 Agustus 2001 dinyatakan antara lain
bahwa kerusuhan Poso diawali sebuah kasus kriminalitas biasa (perkelahian)
antara beberapa oknum pemuda. Namun dalam waktu singkat berkembang
sedemikian rupa menjadi isu SARA, sehingga mengundang konflik massa yang
tidak terkendali dan mengakibatkan timbulnya kerusuhan. Berkembangnya
masalah kriminalitas tersebut menjadi isu SARA tidak berjalan dengan sendirinya,
tetapi telah dimananfaatkan dan direkayasa sedemikian rupa menjadi sebuah isu
SARA oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan latar belakang
kepentingan tertentu. Karena itu persoalan yang memicu timbulnya kerusuhan
bukanlah masalah SARA, tetapi masalah kriminalitas yang dikemas dalam
simbol-simbol SARA.
Dari laporan jurnalistis, konflik Poso disebut sebagai tragedi tiga babak.
Kerusuhan pertama berlangsung tanggal 25-30 Desember 1998, yang kedua 15-21
April 2000,sedangkan kerusuhan ketiga tanggal 23 Mei-10 Juni 2001. Rentetan
peristiwa kerusuhan Poso menurut paparan Sinansari Ecip dan Darwin Daru,
konflik Poso dimulai dari kerusuhan pertama pada tanggal 25 Desember 1998
(kebetulan Natal dan bulan puasa) karena pertikaian dua pemuda yaang berbeda
agama. Pertikaian itu terus berlanjut hingga mengundang kelompok massa untuk
melakukan aksi yang anarkis.Konflik individual ini kemudian melibatkan
kelompok pemuda agama (masing-masing perwakilan dari korban dan pelaku
yang berbeda agama) yang berlanjut ke pembakaran toko dan rumah-rumah warga
yang sebelumnya tidak terlibat.
14
masyarakat setempat terhadap salah seorang mahasiswa SETIA yang dituduh
mencuri, dan ketika telah diusut Polisi tidak ditemukan bukti apapun. Ditambah
lagi adanya preman provokator yang melempari masjid dan masuk ke asrama putri
kampus tersebut. Dan bisa ditebak, akhirnya meluas ke arah agama, ujung-
ujungnya pemaksaan penutupan kampus tersebut oleh masyarakat sekitar secara
anarkis.
Konflik antara Palestina dan Israel telah berlangsung lama sejak tahun 1947.
Pada masa itu tepatnya pada bulan Mei, dilakukan pembagian wilayah antara
Israel dan Palestina yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Hasil dari pembagian wilayah adalah 54% dari wilayah diserahkan untuk Israel
sedangkan sisanya untuk Palestina yakni 46%. Apabila ditinjau dari segi jumlah
penduduk yang ada antara Israel dan Palestina, prosentase masyarakat Israel yakni
bangsa Yahudi hanya berkisar 31,5 % dari populasi yang ada. Hal inilah yang
menimbulkan reaksi balik dari rakyat Palestina yang memperjuangkan
kemerdekaan di tanah mereka sendiri. Sementara bangsa Yahudi menganggap
pembagian yang telah dilakukan itu tidaklah cukup. Mereka menginginkan
wilayah yang lebih luas. Sejak itulah terror yang meluas terhadap rakyat Palestina.
berlangsung. Pada tanggal 9 April 1948 dilancarkan pembantaian massal,
serangan yang dilakukan milisi Irqun dan sebanyak 259 penduduk tewas.
Selanjutnya pada tanggal 14 Mei 1948 bangsa Yahudi mendeklarasikan
kemerdekaannya sebagai negara Israel. Tanah yang menjadi sengketa antara kedua
bangsa merupakan koloni dari Inggris setelah perang dunia I. bangsa Yahudi
menginginkan negrinya berdiri sendiri diatas tanah tersebut sementara di tanah
tersebut juga didiami bangsa Palestina. Populasi bangsa Yahudi saat itu hanya
56.000 sedangkan Palestina mencapai satu juta.
Sengketa ini terus berjalan seiring dengan tekanan yang dilakukan oleh
penguasa Israel. Tentara Israel melakukan penyerangan salah satunya adalah
Ramallah, di kawasan Tepi Barat , Palestina. Israel mengawali blokade di
Ramallah dengan mengirim anggota Batalion Egoz. Tentara Israel memburu
warga Palestina khususnya yang dianggap sebagai teroris Kondisi seperti itu
15
membuat warga dan petinggi pemerintah Palestina meradang. Apalagi respon
dunia khususnya Amerika Serikat sangat lambat. Bahkan hampir dapat dikatakan
tidak ada tindakan berarti untuk menyetop pendudukan di jantung Palestina. Di
kota itu, sejak tahun 1996, seiring ditariknya pasukan Israel otoritas Palestina di
bawah Arafat mengatur dan mengendalikan roda pemerintahan layaknya sebuah
negara. Kota ini dipilih sebelum ibu kota definitive Palestina yaitu Yerussalem
terwujud.Selain mengepung dan menyerang kota Ramallah pasukan Israel juga
melakukan serangan kilat ke Tepi Barat. Hanya dalam waktu kurang dari tiga hari,
Kota Jenin, Tulkarem, Betlehem Qalqilya dan Nablus di Tepi Barat secara de facto
berada dalam kontrol Israel.
Rakyat Palestina yang merasa terusir dari daerah yang mereka diami selama
ratusan tahun tidak tinggal diam saja. Mereka terus melancarkan perang terhadap
Israel sehingga muncullah perang yang terjadi antara tahun 1948, 1967 dan tahun
1971. Perjuangan rakyat Palestina untuk merebut kembali wilayahnya bergabung
dalam suatu organisasi yaitu PLO. September tahun 1982 terjadi pembantaian
besar-besaran atas pengungsi Palestina di kamp pengungsian Sabra dan Shatila
yang menewaskan 2700 pengungsi hanya dalam waktu 1 jam. Palestina sendiri
akhirnya membentuk milisi yang dikenal dengan Intifada.Perlawanan dari rakyat
Palestina bergulir sejak tahun 1987. Israel sendiri berusaha untuk meredam
dengan upaya memberikan konsensi pada perjanjian Oslo di tahun 1993 mengenai
kesepakatan antara Israel dan Palestina yang akan memberikan kesempatan
kemerrdekan bagi bangsa Palestina telah dilanggar pada tahun 1998. Harapan
rakyat Palestina atas kemerdekaannya dengan berdirinya Palestina di Tepi Barat
dan Jalur Gaza dengan ibukota Yerusalem Timur ternyata mengalami kegagalan
karena perjanjian tersebut dianggar oleh Israel.Sebaliknya dengan perjanjian
tersebut semakin memperjelas kuatnya kontrol Israel atas daerah Tepi Barat dan
Jalur Gaza. Kebijakan apartheid yang membedakan waran dan bersifat sangat
diskriminatif diterapkan. Israel sendiri telah menguasai perekonomian di daerah
Tepi Barat baik tanah maupun sumberdaya alamnya, dengan ditopang dengan
kekuatan militer yang berfungsi untuk terus mengawasi rakyat Palestina.
Perlawanan Intifada bergolak pada akhir September 2001 setelah terjadiya
bentrokan antara Palestina dan Israel dipicu oleh kedatangan Ariel Sharon yang
16
dianggap bertanggungjawab atas pembantaian di kamp pengungsian Sabra dan
Shatila. Pada bentrokan ini 7 orang Palestina tewas dalam Mesjid Al Aqsa.Sampai
saat ini konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel terus berlanjut
sementara berulang kali telah dilakukan perjanjian-perjanjian perdamaian antara
kedua belah pihak tetapi terus menerus mengalami kegagalan diakibatkan oleh
pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.
5. Menguatkan ideologis nasionalis sebagai bangsa yang sama dan negara yang
sama.
6. Harus adanya kesepakatan dari kedua belah pihak untuk saling menghargai
dan saling percaya.
Upaya yang perlu ditempuh unuk menantisipasi konflik agama antara lain :
17
persahabatan dengan saling mengenal lebih jauh, serta menumbuhkan
kembali kesadaran bahwa setiap agama membawa misi kedamaian.
3. Masyarakat pendatang dan masyarakat atau penduduk asli juga harus berbaur
atau membaur atau dibaurkan.
5. Kesenjangan sosial dalam hal agama harus dibuat seminim mungkin, dan
sedapat – dapatnya dihapuskan sama sekali.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bukti di atas sampai pada pendapat bahwa agama merupakan tempat mencari
makna hidup yang final dan ultimate. Kemudian, pada urutannya agama yang
diyakininya merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan
sosialnya, dan kembali kepada konsep hubungan agama dengan masyarakat, di
mana pengalaman keagamaan akan terefleksikan pada tindakan sosial, dan
individu dengan masyarakat seharusnyalah tidak bersifat antagonis.
3.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Sholihat Nuraini. 2014. Makalah Ilmu Sosial Dasar “Agama dan Masyarakat”.
http://laporannurainisolihat.blogspot.co.id/. Diakses tanggal 19 Desember 2015
20