Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. IDENTITAS
1. Pokok bahasan : Perawatan Pasien dengan AV- Shunt
(Cimino ) Hemodialisa Di Rumah
2. Sasaran : Pasien dengan Cimino dan Keluarganya
3. Waktu : 10.00 – 11.00 WIB
4. Hari/tanggal : Sabtu, 12 Oktober 2019
5. Tempat : Ruangan Hemodialisa RSUD Dr, Achmad
Mochtar
6. Narasumber : Mahasiswa Profesi Ners Universitas Fort
De Kock De Kock
7. Setting tempat

Keterangan :
: Moderator
: Pasien
: Penyaji
: keluarga Pasien
: Fasilitator dan observer
: CI Klinik dan akademik

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembelajaran selama 30 menit, klien dan
keluarga mampu memahami dan mengetahui cara perawatan pasien
dengan A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa di rumah.
2. Tujuan Khusus
Klien dan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian hemodialisa
2. Menjelaskan pengertian A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa
3. Menguraikan tujuan A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa
4. Menguraikan siapa saja yang diperbolehkan melakukan operasi
A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa
5. Menguraikan komplikasi A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa
6. Menguraikan cara perawatan A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa
di rumah
C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

D. MEDIA
1. Materi SAP
2. Powerpoint dan Leaflet

E. STRATEGI PELAKSANAAN
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan pasien dan keluarga Waktu
1. Pembukaan 5 Menit
 Memberi salam  Menjawab Salam
 Memperkenalkan  Mendengarkan
diri.
 Mengingatkan  Menyepakati kontrak
kontrak waktu dan waktu dan tujuan
tujuan pertemuan. pertemuan.
 Menanyakan kabar
saat ini.  Mengungkapkan kabar
 Menanyakan saat ini
keluhan atau
masalah kesehatan  Mengungkapkan masalah
lain yang dirasakan
saat ini.  Berdiskusi dengan
 Mendiskusikan mahasiswa.
masalah jika ada
2. Pelaksaanaan 15 Menit
 Mengkaji  mengemukakan pendapat
pengetahuan
pasien dan
keluarga tentang
pengertian  Mendengarkan
Hemodialisa
 Memberikan
Reinforcement
positif atas  Mendengarkan dan
jawaban keluarga. memperhatikan
 mendiskusikan
bersama pasien
dan keluarga  Memberi pertanyaan
tentang pengertian
Hemodialisa
 memberi  Mendengarkan
kesempatan pasien
dan keluarga untuk
bertanya
 menjawab  Mengulang kembali
pertanyaan pasien
dan keluarga
 memotivasi pasien
dan keluarga untuk  mengemukakan pendapat
mengulang
kembali pengertian
Hemodialisa.
 Mendengarkan
 Mengkaji
pengetahuan  Mendengarkan dan
pasien dan memperhatikan
keluarga tentang
AV Shunt Cimino
Hemodialisa  Memberi pertanyaan
 Memberikan
Reinforcement
positif atas  Mendengarkan
jawaban pasien
dan keluarga.
 mendiskusikan  Mengulang kembali
bersama pasien
dan keluarga
tentang pengertian  mengemukakan pendapat
AV Shunt Cimino
Hemodialisa
 memberi
kesempatan  Mendengarkan
keluarga untuk
bertanya
 menjawab
pertanyaan  Mendengarkan dan
keluarga memperhatikan
 memotivasi
keluarga untuk
mengulang  Memberi pertanyaan
kembali tentang
pengertian AV
Shunt Cimino  Mendengarkan
Hemodialisa
 Mengkaji
pengetahuan  Mengulang kembali
pasien dan
keluarga tentang
indikasi operasi
AV Shunt (
Cimino)
Hemodialisa
 Memberikan  mengemukakan pendapat
Reinforcement
positif atas
jawaban pasien
dan keluarga
 mendiskusikan
bersama tentang
indikasi operasi  Mendengarkan
AV Shunt (
Cimino)
Hemodialisa .
 memberi  Mendengarkan dan
kesempatan pasien memperhatikan
dan keluarga untuk  Memberi pertanyaan
bertanya.
 menjawab  Mendengarkan
pertanyaan pasien
dan keluarga.
 memotivasi pasien  Mengulang kembali
dan keluarga untuk
mengulang
kembali indikasi
operasi AV Shunt (
Cimino)
Hemodialisa .

 Mengkaji
pengetahuan
pasien dan
keluarga tentang
komplikasi A-V
Shunt (Cimino)
Hemodialisa.
 Memberikan
Reinforcement
positif atas
jawaban keluarga.
 memberi
kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
 menjawab
pertanyaan
keluarga.
 memotivasi
keluarga untuk
mengulang
kembali
komplikasi A-V
Shunt (Cimino)
Hemodialisa.

 Mengkaji
pengetahuan
pasien dan
keluarga tentang
cara perawatan A-
V Shunt (Cimino)
Hemodialisa di
rumah
 Memberikan
Reinforcement
positif atas
jawaban keluarga.
 memberi
kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
 menjawab
pertanyaan
keluarga.
 memotivasi
keluarga untuk
mengulang
kembali cara
perawatan A-V
Shunt (Cimino)
Hemodialisa di
rumah

3. Pentutup 10 menit
 Bersama keluarga  Menyimpulkan materi
menyimpulkan
materi yang telah
dibicarakan  Menyepakati kontrak
 membuat kontrak waktu
waktu dan
menjelaskan tujuan
pertemuan  Menjawab salam
berikutnya.
 mengucapkan
salam.

F. MATERI
1. Pengertian hemodialisa
2. Definisi A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa
3. Indikasi dan kontra indikasi operasi A-V Shunt (Cimino)
Hemodialisa
4. Komplikasi operasi A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa
5. Perawatan A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa di rumah

G. EVALUASI
1. Bentuk : Pertanyaan
2. Jenis : Lisan/Tanya Jawab

CI Akademik CI Lapangan

( ) ( )
MATERI A-V SHUNT (CIMINO) HEMODIALISA
(BRECIA – CIMINO)

A. Definisi Hemodialisa
Hemodialisa adalah terapi cuci darah diluar tubuh. Terapi ini
umumnya dilakukan oleh pengidap masalah ginjal yang ginjalnya sudah
tidak berfungsi secara optimal.
B. Definisi A-V Shunt ( Cimino)
Suatu tindakan pembedahan dengan cara menghubungkan arteri radialis
dengan vena cephalica sehingga terjadi fistula arteriovena sebagai akses
dialisis.
C. Ruang Lingkup
Operasi A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa yang dilakukan merupakan
implementasi dari panduan Dialisis Outcomes Quality Initiative (DOQI)
pada manajemen penatalaksanaan akses vaskular tahun 1997. Melibatkan
berbagai disiplin ilmu antara lain ahli nefrologi, ahli bedah, dan ahli
radiologi intervensi. Operasi A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa dilakukan
secara side to side anastomosis atau side to end anastomosis atau end to
end anastomosis antara arteri radialis dan vena cephalica pada lengan non
dominan terlebih dahulu. Operasi dilakukan pada lokasi paling distal
sehingga memungkinkan dilakukan operasi lebih proksimal jika gagal.
Dapat dilakukan pada ekstremitas bawah jika operasi gagal atau tidak
dapat dilakukan pada ekstremitas atas.
Persyaratan pada pembuluh darah arteri:
1) Perbedaan tekanan antara kedua lengan < 20 mmHg
2) Cabang arteri daerah palmar pasien dalam kondisi baik dengan
melakukan tes Allen.
3) Diameter lumen pembuluh arteri ≥ 2.0 mm pada lokasi dimana akan
dilakukaan astomosis.
Persyaratan pada pembuluh darah vena:
1) Diameter lumen pembuluh vena ≥ 2.0 mm pada lokasi dimana akan
dilakukan anastomosis.
2) Tidak ada obstruksi atau stenosis
3) Kanulasi dilakukan pada segmen yang lurus

D. Indikasi operasi
Pasien dengan End Stage Renal Disease (ESRD) yang memerlukan akses
vaskular untuk dialisis berulang dan jangka panjang.
E. Kontra indikasi operasi
1) Lokasi pada vena yang telah dilakukan penusukan untuk akses cairan
intravena, vena seksi atau trauma.
2) Pada vena yang telah mengalami kalsifikasi atau terdapat atheroma.
3) Tes Allen menunjukkan aliran pembuluh arteri yang abnormal.
Berdasarkan K/DOQI guidelines tahun 2000, pemilihan AV shunt
dilakukan pada arteri radialis dengan vena cephalica (Brescia Cimino)
arteri brachialis dengan vena cephalica bahan sintetik A-V graft (ePTFE =
expanded polytetrafluoroethylene) arteri brachialis dengan vena basilika
kateter vena sentral dengan “cuff”
F. Komplikasi operasi
Komplikasi pasca pembedahan ialah terjadi stenosis, trombosis, infeksi,
aneurysma, sindrom“steal” arteri, gagal jantung kongestif:
1) Stenosis
Stenosis dapat terjadi akibat terjadinya hiperplasia intima vena
cephalica distal dari anastomosis pada A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa
radiocephalica sehingga A-V Shunt(Cimino) Hemodialisa tidak berfungsi.
Sedangkan pada penggunaan bahan sintetis ePTFE terjadi stenosis akibat
hiperplasia pseudointima atau neointima. Stenosis merupakan faktor
penyebab timbulnya trombosis sebesar 85%. Hiperplasis intima timbul
karena: Terjadinya cedera vaskular yang ditimbulkan baik oleh karena
operasinya ataupun kanulasi jarum yang berulang yang kemudian memicu
terjadinya kejadian biologis (proliferasi sel otot polos vaskular medial a sel
lalu bermigrasi melalui intima aproliferasi sel otot polos vaskular intima a
ekskresi matriks ekstraselular intima). Tekanan arteri yang konstan pada
anatomosis vena, khususnya jika terjadi aliran turbulen, dapat
menyebabkan cedera yang progesif terhadap dinding vena tersebut.
Compliance mismatch antara vena dengan graft pada lokasi anastomosis
Rusaknya integritas dan fungsi daripada sel endotelial PDGF (platelet
derived growth factor), bFGF (basic fibroblast growth factor), IGF-1
(insulin growth factor-1) turut memicu terjadi hiperplasia intima dengan
mekanismenya masingmasing
2) Trombosis
Muncul beberapa bulan setelah dilakukannya operasi. Sering
diakibatkan karena faktor anatomi atau faktor teknik seperti rendahnya
aliran keluar vena, tehnik penjahitan yang tidak baik, graft kinking, dan
akhirnya disebabkan oleh stenosis pada lokasi anastomosis. Penanganan
trombosis meliputi trombektomi dan revisi secara pembedahan. Trombosis
yang diakibatkan penggunaan bahan sintetik dapat diatasi dengan
farmakoterapi (heparin, antiplatelet agregasi), trombektomi, angioplasti
dan penanganan secara pembedahan.
3) Infeksi
Kejadian infeksi jarang terjadi. Penyebab utama ialah kuman
Staphylococcus aureus. Jika terjadi emboli septik maka fistula harus
direvisi atau dipindahkan. Infeksi pada penggunaan bahan sintetik
merupakan masalah dan sering diperlukan tindakan bedah disertai
penggunaan antibiotik. Pada awal infeksi gunakan antibiotik spektrum luas
dan lakukan kultur kuman untuk memastikan penggunaan antibiotik yang
tepat. Kadang diperlukan eksisi graft.
4) Aneurysma
Umumnya disebabkan karena penusukan jarum berulang pada graft.
Pada A-V fistula jarang terjadi aneurysma akibat penusukan jarum
berulang tetapi oleh karena stenosis aliran keluar vena.
5) Sindrom “steal” arteri
Dikatakan sindrom “steal” arteri jika distal dari ekstremitas yang
dilakukan A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa terjadi iskemik. Hal ini
disebabkan karena perubahan aliran darah dari arteri melalui anastomosis
menuju ke vena yang memiliki resistensi yang rendah ditambah aliran
darah yang retrograde dari tangan dan lengan yang memperberat terjadinya
iskemik tersebut. Pasien dengan iskemik ringan akan merasakan parestesi
dan teraba dingan distal dari anastomosis tetapi sensorik dan motorik tidak
terganggu. Hal ini dapat diatasi dengan terapi simptomatik. Iskemik yang
berat membutuhkan tindakan emergensi pembedahan dan harus segera
diatasi untuk menghindari cedera saraf.
6) Hipertensi vena
Gejala yang nampak ialah pembengkakan, perubahan warna kulit dan
hiperpigmentasi. Paling sering disebabkan karena stenosis dan obstruksi
pada vena. Lama kelamaan akan terjadi ulserasi dan nyeri. Manajemen
penanganan terdiri dari koreksi stenosis dan kadang diperlukan ligasi vena
distal dari tempat akses dialisis.
7) Gagal jantung kongestif
A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa secara signifikan akan
meningkatkan aliran darah balik ke jantung. Akibatnya akan
meningkatkan kerja jantung dan cardiac output, kardiomegali dan akhirnya
terjadi gagal jantung kongestif pada beberapa pasien. Penanganannya
berupa koreksi secara operatif.
8) Mortalitas
Angka kematian setelah tindakan A-V Shunt (Cimino)
Hemodialisa 0%. Kematian umumnya dikarenakan penyakit penyebabnya
yaitu end stage renal disease.
G. Perawatan Pasca Bedah
Pasca bedah penderita dapat dipulangkan. Dilakukan pembebatan
pada daerah yang di operasi. Daerah yang dilakukan A-V Shunt (Cimino)
Hemodialisa tidak diperkenankan untuk IV line, ditekan atau diukur
tekanan darahnya. Jahitan diangkat setelah hari ke 7.
H. Follow-Up
Hari ke 7, ke 14 tentang adanya aliran ( thrill )
Yang dievaluasi:
adanya getaran seirama denyut jantung pada daerah yang dilakukan A-V
Shunt (Cimino) Hemodialisa
Tips perawatan Cimino dirumah :
1. Pastikan daerah sekitar akses selalu dalam keadaan bersih. Cuci
dengan sabun anti bakteri sebelum digunakan untuk terapi dialisis.
2. Jangan mengenakan pakaian ketat atau perhiasan di sekitar daerah
Cimono
3. Jangan mengukur tekanan darah, mengambil darah, atau melakukan
infus pada lengan yang terpasang Cimino.
4. Komunikasikan dengan tim medis apabila akses terasa hangat,
berwana kemerahan,bernanah, atau menderita demam.
5. Pelajari adanya vibrasi dan suara dengung yang khas di akses klien.
Adanya perubahan pada vibras maupun suara dengung di akses dapat
menandakan adanya sumbatan yang mengganggu aliran darah di akses
cimino klien.
6. Hindari adanya tekanan pada akses cimino saat tidur.
7. Latih akses cimino dengan menggunakan bola karet agar aliran darah
bertambah kuat.
8. Jangan melakukan pemeriksaan tekanan darah pada tangan dimana
akses cimino berada.
9. Jangan membebani tangan dimana akses cimino berada untuk
mengangkat benda – benda yang terlalu berat.

Anda mungkin juga menyukai