Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

ANALISA PICO

A. Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa


Blimbi) Terhadap Tekanan Darah
Judul : Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa
Blimbi) Terhadap Tekanan Darah
Penulis : Tiurmaida Simandalahi, Zola Selpi, Yenti Sukma

1. P (Problem/population):
Hipertensi di sebut “silent killer” karena penderita tidak mengetahui
gejalanya, dan gejala muncul setelah adanya kerusakan pembuluh darah pada
sistem organ tertentu. Penatalaksanaan Hipertensi dibagi menjadi dua yakni,
secara farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan dengan menggunakan
obat-obatan yang mengandung banyak bahan kimia secara berlebihan akan
menimbulkan efek samping dibanding menggunakan obat-obatan tradisional,
dan biaya pengobatan tradisioanal lebih terjangkau dibandingkan dengan obat
obatan yang lain. Pada penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya
pengaruh pemberian air rebusan daun belimbing wuluh terhadap tekanan
darah pada lansia penderita hipertensi . Jumlah sampel sebanyak 16 orang
penderita hipertensi (8 orang kelompok intervensi dan 8 orang kelompok
kontrol).

2. I (Intervention) :
Jenis dan desain penelitian ini adalah Quasi Eksperimen, post test control
grup design. Responden sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dengan
mengukur tekanan darah sebanyak 16 orang, kemudian dibagi menjadi 2
kelompok: 8 responden untuk kelompok intervensi dan 8 kelompok kontrol.
penderita Hipertensi yg memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 – 159 mmHg
dan diastolik ≥ 90 – 99 mmHg, berusia 60 – 74 tahun.
Pada kelompok Intervensi: dilakukan pengukuran tekanan darah
sebelum diberikan air rebusan daun belimbing wuluh, setelah pengukuran,
diberikan air rebusan daun belimbing wuluh dengan intensitas dua kali sehari
(150 ml untuk satu kali minum) setelah makan selama 7 hari berturut-turut.
Pada kelompok kontrol juga dilakukan pengukuran tekanan darah dan dicatat
kedalam lembar observasi.

3. C (Comparasion) :
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan rata-rata tekanan darah penderita
hipertensi pada kelompok intervensi setelah pemberian air rebusan daun
belimbing wuluh yaitu 146.00/88,75 mmHg dengan standar deviasi yaitu
4.276/3,845 mmHg. Tekanan darah sistolik 142-152 mmHg dan tekanan
darah diastolik adalah 80-92 mmHg.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan rata-rata tekanan darah penderita
hipertensi pada kelompok kontrol yaitu 153.75/93.50 mmHg dengan standar
deviasi yaitu 6.089/3.505 mmHg. Tekanan darah terendah adalah 140/90 dan
tertinggi adalah 159/99 mmHg

4. D (Outcome) :
Air rebusan daun belimbing wuluh memiliki pengaruh terhadap tekanan
darah lansia yang menderita hipertensi. Ekstrak methanol daun belimbing
wuluh mengandung flavanoid yang memiliki potensi sebagai antioksidan
yang dapat mengeluarkan zat nitric oxide sehingga dapat menurunkan
tekanan darah serta menyeimbangkan beberapa hormon di dalam tubuh.
B. Hidroterapi Air Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Penderita Hipertensi
Judul : Hidroterapi Air Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Lansia Penderita Hipertensi Di Panti Sosial Tresna Werdha
Senjarawi Bandung.
Penulis : Yustus Anselmu Arianto Malibel, Elisabeth Herwanti , Herliana
M. A. Djogo.

1. P (Problem/ population) :
Peningkatan tekanan darah yang tidak ditangani dapat menyebabkan
komplikasi seperti stroke, gagal ginjal dan gagal jantung. Salah satu terapi
komplementer yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah yaitu
hidroterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan darah
sebelum dan sesudah dilakukan hidroterapi air hangat pada lansia penderita
hipertensi

2. I (Intervention) :
penelitian ini menggunakan metode penelitian pre-eksperimental (one group
pra-post test design) dengan jumlah sampel 35 responden
sebelum dans esudah dilakukan hidroterapi air hangat 35 responden dilakukan
pengukuran tekanan darah. Didapat nilai minimum sistolik tekanan darah 140
mmHg dan nilai maksimum sistolik 190 mmHg, dengan nilai median 150
mmHg. Nilai tekanan darah diastolik sebelum dilakukan hidroterapi air hangat
yaitu nilai minimumnya 70 mmHg dan nilai tekanan darah diastolik
maksimum 100 mmHg dengan nilai median 90 mmHg. hidroterapi atau
rendam kaki air hangat dilakukan selama 15 menit dengan suhu air 40 °c.

3. C (Comparasion) :
sebanyak 35 responden dapat dilihat pada tabel 5. nilai rata-rata tekanan darah
sistolik sebelum dilakukan hidroterapi air hangat yaitu 155,71 mmHg dan
tekanan darah sistolik sesudah dilakukan hidroterapi air hangat yaitu 138,00
mmHg. Dapat dilihat bahwa terdapat penurunan tekanan darah sistolik
sebelum dan sesudah diberikan hidroterapi air hangat yaitu sebesar 17,71
mmHg. Pada tekanan darah diastolik sebelum dilakukan hidroterapi air hangat
dengan nilai rata-rata yaitu 85,14 mmHg dan tekanan darah diastolik sesudah
dilakukan hidroterapi air hangat yaitu 74,29 mmHg dan mengalami penurunan
sebesar 10,85 mmHg.

4. O (Outcome) :
Terdapat pengaruh hidroterapi air hangat terhadap penurunan tekanan darah
pada lansia penderita hipertensi. Hasil pengukuran tekanan darah sebelum
dilakukan hidroterapi air hangat yaitu dengan nilai median sistolik 150 mmHg
dan nilai median tekanan darah diastolik sebelum dilakukan hidroterapi air
hangat yaitu 90 mmHg. 2. Hasil pengukuran tekanan darah sesudah dilakukan
hidroterapi air hangat yaitu dengan nilai median sistolik 140 mmHg dan nilai
median tekanan darah diastolik sesudah dilakukan hidroterapi air hangat yaitu
70 mmHg.
C. Pengaruh Brisk Walking Exercise Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia
Judul : Pengaruh Brisk Walking Exercise Terhadap Tekanan Darah pada
Lansia.
Penulis : Sonhaji, Shindi Hapsari , Siti Nur Khusnul Khotimah

1. P (Problem/ population) :
Sistem kesehatan Indonesia terjadi perubahan epidemiologi dimana terdapat
penurunan penyakit menular dan peningkatan dalam penyakit tidak menular
salah satunya yaitu hipertensi. Terdapat dua pengobatan untuk menurunkan
hipertensi, yaitu, Terapi farmakologi merupakan terapi menggunakan obat
atau senyawa yang dapat mempengaruhi tekanan darah pasien dan terapi non
farmakologi merupakan terapi tanpa menggunakan obat. Salah satu contoh
terapi non farmakologi yaitu dengan membuat keadaan rileks. bergaya hidup
sehat dan beraktivitas olahraga. Menurut the American College of Sports
Medicine, olahraga atau aktivitas fisik dengan intensitas sedang, seperti
berjalan cepat dapat menurunkan mortalitas penderita gangguan
kardiovaskular seperti hipertensi. Brisk Walking Exercise merupakan salah
satu bentuk latihan aerobik dengan bentuk latihan aktivitas sedang pada
pasien hipertensi dengan teknik jalan cepat

2. I (Intervention) :
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Experimen dengan
rancangan pre-test tanpa menggunakan kelompok control. Dilakukan pada 29
responden dari kriteria inklusi diantaranya Lansia dengan tekanan darah lebih
dari 140/90 mmHg, lansia yang mampu ADL Mandiri. kemudian responden
dilakukan pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer 5
menit sebelum dilakukan latihan Brisk Walking. Latihan brisk Walking
Exercise ini dilakukan selama 15-30 menit dipagi hari selama 1 minggu.
3. C (Comparasion) :
Tekanan darah sistole sebelum perlakuan Brisk Walking Exercise:
Rata-rata pada tekanan 161,21 mmHg, standar deviasi 11,312 mmHg, dengan
tekanan darah terendah 150 mmHg dan tertinggi 180 mmHg. tekanan darah
diastole sebelum perlakuan Brisk Walking Exercise rata-rata pada tekanan
105,69 mmHg, standar deviasi 7,036 mmHg dengan tekanan darah terendah
100 mmHg dan tertinggi 120 mmHg.
Tekanan darah sistole sesudah perlakuan Brisk Walking Exercise:
Rata-rata pada tekanan 140,34 mmHg, standar deviasi 8,010 mmHg, dengan
tekanan darah terendah 130 mmHg dan tertinggi 160 mmHg. Tekanan darah
diastole sebelum perlakuan Brisk Walking Exercise rata-rata pada tekanan
86,21 mmHg, standar deviasi 6,073 mmHg, dengan tekanan darah terendah 80
mmHg dan tertinggi 100 mmHg.

4. O (Outcome) :
Latihan Brisk Walking Exercise memiliki pengaruh terhadap perubahan
tekanan darah yang terjadi pada lansia. frekuensi tekanan darah sebelum Brish
Walking Exercise rata-rata 161,21 / 113,12 mmHg. Frekuensi tekanan darah
sesudah Brish Walking Exercise rata-rata pada 140,34 / 8,010 mmHg.

Anda mungkin juga menyukai