Anda di halaman 1dari 10

TELAAH JURNAL PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Cincau Terhadap Tekanan Darah pada Lanjut Usia


yang Menderita Hipertensi Di Puskesmas Tebat Agung Kecamatan
Rambang Niru Kabupaten Muara Enim

Untuk Memenuhi Tugas Telaah Jurnal Study Profesi Departemen Gerontik

Disusun Oleh :
Audrey Medina

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU MASYARAKAT
AL - MA'ARIF BATURAJA
A. Latar belakang masalah:
Lansia adalah saat dimana berbagai penurunan fungsi organ terjadi. Hal
tersebutlah yang membuat lansia rentan terhadap berbagai penyakit. Salah satu
penyakit terbanyak pada lansia adalah hipertensi. selama ini hipertensi tidak
dianggap sebagai penyakit serius oleh masyarakat karena kurangnya informasi pada
masyarakat tentang berbagai komplikasi hipertensi. Hal inilah yang juga terjadi pada
mayoritas lansia yang datang ke pusat pelayanan kesehatan seletah kondisi yang
lebih parah muncul. dengan semakin dianggap seriusnya hipertensi khususnya pada
lansia memicu timbulnya berbagai penelitian mengenai terapi farmako dan non
farmakologis untuk hipertensi.
Banyak penelitian yang telah dikembangkan untuk mencari terapi non
farmakologis yang dapat digunakan untuk mendukung terapi farmakologis guna
mengontrol tekanan darah. Salah satu terapi non farmakologis yang telah
dikembangkan adalah dengan menggunakan tanaman cincau untuk menurunkan
tekanan darah lansia. Cincau dirasa potensial karena mudah didapat di masyarakat
sehingga lebih aplikatif untuk digunakan sebagai alternatif pengobatan. Selain itu
kandungan flavanoid yang terdapat dalam cincau juga berpotensi untuk menurunkan
tekanan darah.
Berdasarkan studi pendahuluan yangtelah dilakukan peneliti dalam jurnal
dijelaskan bahwa jumlah lansia yangmengalami hipertensi dan aktif
mengikutiposyandu lansia sebanyak 38 % (83) dari 217lansia. Peneliti telah
melakukan uji cobaterhadap 1 orang dan hasilnya tekanan darahdapat turun dari
180/130 mmHg menjadi140/120 mmHg. Oleh karena itu penelititertarik untuk
melakukan penelitian tentangpengaruh pemberian cincau terhadap tekanan darah
pada lansia yang mengalamihipertensi.
Dari hasil data pengkajian yang dilakukan pada Ny. Cmasalah yang ditemui
adalah klien dengan hipertensi yang tidak terkontrol dengan ketidakefektifan
manajemen perawatan diri. Klien baru teratur minum obat setelah dilakukan home
visit oleh perawat. Namun tekanan darah klien masih fluktuatif walaupun telah
mengkonsumsi obat secara teratur. Hal ini mendorong perawat memberikan terapi
tambahan seperti terapi non farmakologis dengan cincau. Karena rasa cincau yang
enak serta harganya murah sehingga diharapkan klien dapat mengaplikasikannya
secara mandiri. dengan adanya kombinasi terapi dari farmakologis dan non
farmakologis dengan cincau diharapkan dapat memberikan pengontrolan darah
secara optimal, sehingga komplikasi hipertensi seperti masalah telinga klien dapat
teratasi dan tidak berkembang menjadi masalah yang serius.
B. Pernyataan masalah
- Dalam jurnal
- Apakah terdapat pengaruh pemberian cincau untuk menurunkan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
- Dalam lansia binaan
- Apakah penggunaan cincau bersama dengan obat hipertensi oral
selama 1 minggu dapat menurunkan dan mengontrol tekan darah
klien dalam batas normal ( tidak lebih dari 120/90 mmHg).

C. Tujuan telaah hasil penelitian:


Tujuan umum:
- Mengetahui pengaruh pemberian cincau untuk menurunkan tekanan darah
pada klien (Ny. C)
Tujuan khusus
- Mengidentifikasi tekanan darah Ny Cdengan penggunaan obat hipertensi oral
- Mengidentifikasi kepatuhan minum obat Ny C
- Mengidentifikasi tekanan darah Ny C dengan kombinasi penggunaan obat
hipertensi oral dan cincau
- Mengidentifikasi kepatuhan minum obat dan konsumsi cincau pada Ny C

D. Telaah hasil penelitian


 Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan quasi eksperiment. Hal ini dirasa tepat
karena metode quasi eksperiment digunakan pada penelitian yang tidak dapat
dilakukan pengontrolan yang ketat pada semua aspek yang mempengaruhi
variabel penelitian (Danim, 2003). Sedangkan desain penelitian yang digunakan
adalah pretest-posttest control group desain. Desain ini sesuai digunakan karena
peneliti ingin mengungkapkan hubungan sebab akibat tanpa melibatkan kelompok
kontrol (Nursalam, 2008). Kriteria pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan simple random sampling dengan kriteria inklusi sebagai berikut:
Criteria inklusi:
- Kriteria inklusi
- Berusia diatas 45 tahun
- Td sistolik 140/90 mmhg dan td diastolik 190/110 mmhg,
- Bersedia menjadi responden
Dari kriteria inklusi tersebut didapatkan 22 lansia yang bersedia menjadi
responden dari 83 orang. Namun berdasar keterangan dalam pembahasan
diketahui bahwa jenis kelamin perempuan juga bagian dari inklusi. Karena
penelitisengaja mengambil sampel seluruhnya perempuan untuk meminimalkan
faktor perancu. Teknik sampling simple random sampling juga dirasa kurang
sesuai, karena peneliti juga menerapkan berbagai syarat untuk menjadi responden
seperti TD, usia dan jenis kelamin sehingga purposive sampling dirasa lebih sesuai.
Simple random sampling sesuai untuk digunakan peneliti dalam menentukan
kelompok kontrol dan eksperimen dari 22 responden tersebut.
Analisa data menggunakan paired sample t-test. Paired-Sample T-Test
sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini karena dapat mengetahui rata-rata dan
korelasi antara pre-test dan post-test untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
atau tidak, sehingga dapat diketahui apakah terdapat pengaruh cincau pada
penurunan tekanan darah klien (Hinton, 2004).

 Cara Penelitian
Responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan
eksperimen. Untuk kelompok kontrol tidak diketahui perlakuan apa yang diberikan,
sedangkan kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan memberikan cincau
untuk menurunkan tekanan darah. Namun tidak dijelaskan secara pasti prosedur
pembuatan cincau dan berupa apa cincau yang diberikan, apakah berupa ekstrak
atau jely ataupun bentuk lainnya. Serta tidak diungkapkan juga sebesar apa dosis
yang diberikan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan.
Sedangkan Kompas (2010) menyebutkan bahwa penelitian khasiat cincau
untuk mengobati penyakit tekanan darah tinggi pernah dilakukan di tahun 1966
oleh Prof. Dr. Sardjito, Dr. Rajiman dan Dr. Bambang Suwitho dari Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada penelitian itu pasien diberi
daun cincau segar sebanyak 5 gram yang digerus dengan 150 cc air matang
kemudian diperas. Air perasan itu diberikan kepada pasien untuk diminum dua kali
sehari. Uji coba itu dilakukan kepada pasien tekanan darah tinggi dengan usia di
atas 40 tahun. Hasilnya pasien mengalami penurunan tekanan darah secara
signifikan. Seorang pasien usia 70 tahun dan tekanan darahnya mencapai
215mmHg/120mmHg mengalami penurunan tekanan darah menjadi
160mmHg/100mmHg dalam satu bulan setelah mengkonsumsi cincau. Keluhan
pusing, sering lelah dan jalan sempoyongan hilang dan berat badan turun. Selain
itu cincau hijau untuk hipertensi juga dapat dibuat dengan 20 helai daun cincau
hijau lalu dicuci bersih. Remas-remas lalu beri 1 gelas air minum dingin lalu saring
dengan kain. Tambahkan jeruk nipis sesuai selera. Biarkan di tempat dingin sampai
menjadi agar-agar. Taruh di dalam gelas dan beri madu, atau sirup atau gula aren
cair yang sudah dimasak dengan pandan lali diminum.

 Pengukuran variabel dependen dengan:


Pengukuran variabel dependen pada penelitian ini menggunakan tensimeter
dan stetoskop. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
perbedaan TD yang terjadi pada lansia setelah diberikan cincau untuk mengontrol
tekanan darah. sehingga dapat diketahui apakah terdapat pengaruh penurunan
tekanan darah lansia dengan hipertensi setelah pemberian cincau.

 Hasil penelitian:
- Sebelum diberikan perlakuan pada kelompok kontrol tekanan darah sistolik
rata-rata 163.64 mmHg dengan tekanan darah sistolik terendah 150 mmHg
dan tertinggi 180 mmHg. Sedangkan untuk tekanan darah diastolik
mempunyai rata-rata 96.36 mmHg dengan tekanan darah diastolik terendah
80 mmHg dan tertinggi 110 mmHg. Pada kelompok eksperimen
sebelumdiberikan perlakuan tekanan darah sistolikrata-rata 170.00 mmHg
dengan tekanandarah sistolik terendah 150 mmHg dantertinggi 190 mmHg.
Sedangkan untuktekanan darah diastolik mempunyai rata-rata100.00 mmHg
dengan tekanan darahdiastolik terendah 90 mmHg dan tertinggi110 mmHg.
- Perbedaan tekanan darah setelah diberikan perlakuan pada kelompok kontrol
dan eksperimen terlihat jelas yakni perbedaan mean kelompok kontrol dan
eksperimen setelah pemberian cincau adalah 20,91 mmHg untuk sistolik dan
8,64 mmHg untuk diastolik. Dengan rata-rata kelompok kontrol 160,91 mmHg
untuk sistolik dan 94,55 mmHg untuk diastolik. Sedangkan untuk kelompok
eksperimen 140,00 mmHg untuk sistolik dan 85,91mmHg untuk diastolik.
- Hasil analisis dengan uji statistic paired sample t test didapatkan hasil p value
sebesar 0.00 hal ini menunjukkan memang terdapat pengaruh pemberian
cincau terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
 Pembahasan
Dalam pembahasan peneliti hanya menyebutkan bahwa cincau hijau
mempunyai flavanoid yang berfungsi menghambat ACE sehingga dapat
mengontrol tekanan darah. Didalam jurnal juga hanya terdapat satu sumber yaitu
Trubus, hal ini sebenarnya menjadi kelemahan jurnal karena data yang
dipaparkan kurang dapat memperkuat penelitian.
Flavonoid, disebut juga bioflavonoid, memberikan warna cerah pada buah-
buahan dan sayuran. Zat kimia rumit ini yang membuat jeruk, paprika, dan berry
memiliki warna-warna yang sangat menarik. Selain membuat warna dan rasa
yang menarik bagi buah dan sayuran, flavonoid juga memberikan perlindungan
antioksidan bagi yang memakannya (Widjono, Sri Harsodjo, 2003).
Flavonoid merupakan bagian dari keluarga yang jauh lebih besar dari zat
tumbuhan yang disebut phytochemical. Sejauh ini, para ilmuwan telah
menemukan lebih dari 4.000 fitokimia berbeda dalam tanaman. Lebih dari 600
adalah flavonoid atau karotenoid, dan sekitar 50 sampai 60 jenis zat itu akan tetap
aktif setelah dikonsumsi dan sangat bermanfaat untuk kesehatan. Sebagian besar
flavonoid merupakan antioksidan yang sangat bermanfaat, ada yang memiliki
kemampuan mengurangi pembengkakan, nyeri, dan reaksi alergi, bahkan
sebagian dapat membantu anda melawan virus (Widjono, Sri Harsodjo, 2003).
Dari berbagai jenigs flavanoid cincau hijau salah satunya mengandung
quercetin. Quercetin merupakan flavonoid yang mempunyai berbagai aktivitas
farmakologi, antara lain sebagai anti-oksidan, anti-inflamasi, anti-mutagenik, anti-
kanker, anti-viral, anti-bakteri, dan anti-hipertensi(Widjono, Sri Harsodjo, 2003).

 Implikasi terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi


Pohon cincau (Cyclea barbata) adalah tanaman merambat dari famili
Menispermaceae. Di beberapa daerah, tanaman ini dikenal dengan nama
Camcauh, Juju, Tarawalu, Tahulu, Kepleng, dan lain-lain. Meski cincau lebih
dikenal sebagai salah satu bahan dalam minuman dingin atau es campur,
ternyata agar yang berasal dari daun cincau itu mengandung manfaat yang cukup
banyak bagi kesehatan tubuh (LIPI, 2009).
Dalam jurnal dijelaskan bahwa cincau hijau mengandung flavanoid yang
dapat menurunkan aktivitas ACE (Angiotensin Converting Enzym) sehingga dapat
menurunkan kadar angiotensin II yang memberikan hasil akhir terkontrolnya
tekanan darah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardjito dalam Prakoso (2008)
yang menyebutkan bahwa cincau hijau telah diteliti mengandung karbohidrat,
polifenol, saponin, flavonoida dan lemak. Kalsium, fosfor, vitamin A dan B juga
ditemukan dalam daun cincau hijau. Kandungan-kandungan ini memungkinkan
cincau hijau dimanfaatkan sebagai bahan pembuat obat-obatan, di samping
digunakan sebagai minuman penyegar.
Flavanoid terbukti dapat digunakan sebagai obat karena mempunyai
bermacam-macam bioaktifitas seperti antiinflamasi, antikanker, antifertilitas,
antiviral, antidiabetes, antidepressant, diuretic(peluruh), dan lain-
lain(Wijayakusuma, 1992).Senyawa flavonoid mempunyai ikatan gula yangdisebut
aglikon yang berikatan dengan berbagai guladan sangat mudah terhidrolisis atau
mudah lepas darigugus gulanya. Flavonoid merupakan antioksidan yangpotensial
untuk mencegah pembentukan radikal bebas.Senyawa tersebut mempunyai sifat
anti bakteri dananti viral (Tobing, 1989).
Dosis dan cara pembuatan cincau untuk hipertensi pernah diteliti oleh LIPI
(2009) dan didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Bahan: daun cincau secukupnya (5 gr)
2. Cara membuat : daun cincau diremas-remas, dengan air matang,
disaring dandibiarkan beberapa saat sampai berbentuk agar-agar,
kemudian ditambahsantan kelapa dan pemanis dari gula kelapa.

5 gr daun cincau dibersihkan


dan dicuci terlebih dahulu

direndam dengan air matang


lalu diremas-remas
Disaring dan dibiarkan
beberapa saat

setelah menjadi agar-agar


dapat ditambahkan
gula atau santan

3. Cara menggunakan : dimakan biasa


WHO merekomendasikan penggunaan obat tradisionaltermasuk herbal
dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahandan pengobatan
penyakit terutama penyakit kronis, penyakit degeneratif,dan kanker. Hal ini
mendorong perawat untuk terus mengembangkan dan mengaplikasikan terapi
non farmakologis khususnya pada hipertensi. Namun, bukan berarti terapi non
farmakologis digunakan untuk mengantikan terapi farmakologis melainkan
sebagai penunjang terapi farmakologis untuk mendapatkan hasil maksimal.
Penulis untuk pengaplikasian pada pasien kelolaan gerontik akan
mengaplikasikan dengan menggunakan cincau hijau berbentuk jely yang akan
dikonsumsi satu kali sehari dan akan diterapkan selama 1 minggu. Konsumsi
cincau ini juga tidak akan merubah konsumsi obat klien berupa captopril sebanyak
3xsehari dikarenakan tekanan darah klien masih fluktuatif. Sehingga diharapkan
akan terjadi pengontrolan tekanan darah yang optimal dan kedepannya klien atau
lansia dengan hipertensi secara umum dapat mengkombinasikan terapi
farmakologis dengan non farmakologis seperti cincau ini.

E. Kesimpulan dan Saran


Adanya perubahan tekanan darah pada responden penelitian setelah
pemberian cincau. Hal ini menunjukkan potensi cincau untuk menurunkan tekanan
darah pada lansia dengan hipertensi.
Saran:
Kelemahan:
- Penulis tidak membahas tentang berapa besar dosis yang harus diberikan
pada pasien hipertensi untuk mendapatkan efek terapeutik yang dapat
menurunkan tekanan darah. Penulis hanya menyebutkan 5 gram daun
cincau tanpa menjelaskan lebih jauh cara membuatnya dan hasil akhirnya
berupa ekstrak atau jely atau lainnya.
- Tidak jelasnya juga perlakuan apa yang diberikan pada kelompok kontrol,
apakah dibiarkan tanpa perlakuan atau diberikan perlakuan dengan obat
hipertensi ataupun lainnya. Sehingga tidak dapat diketahui apakah kondisi
kelompok kontrol dan eksperimen seimbang atau tidak.
Kelebihan:
- Kriteria inklusi sudah dipaparkan secara jelas
- Jurnal memberi gambaran potensi terapi non farmakologis baru untuk
mengatasi hipertensi dengan bahan yang mudah dan murah dan mudah
diaplikasikan
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2003. Riset Keperawatan Sejarah dan Metodologi. Jakarta: EGC

Hinton, Perry. 2004. SPSS Explained. New York: Routledge Inc.

Kompas. 2010. Cincau Hijau Kendalikan Hipertensi.


http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/01/22333718/cincau.hijau.kendalik
an.hipertensi. diakses tanggal 25 Juni 2012

LIPI. 2009. Pengobatan Alternatif Hipertensi dengan Tanaman Obat. Badan


Informasi Teknologi LIPI (Pangan&Kesehatan). www.bit.lipi.go.id/pangan-
kesehatan/documents/artikel_hipertensi/tanaman_obat.pdf. diakses tanggal 25
Juni 2012

L.Tobing.M.Sc,Rangke.1989.Kimia Bahan Alam .Jakarta: Depdikbud Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi.

Nursalam. 2008. Konsep ddan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika

Prakoso, 2008 Cincau Hijau - Kendalikan Tekanan Darah Tinggi tersedia


padahttp://sehatherbal.blogspot.com/2008/06/cincau-hijau-kendalikan
tekanandarah.html). diakses tanggal 25 Juni 2012

Widjono, S. Harsodjo. 2003. Identifikasi dan Isolasi Favaanoid pada Ddaun


Katu.Makara, Sains, vol. 7, no. 2.

Wijayakusuma,M. Hembing .1992. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia . Jakarta:


Pustaka Kartini.

Anda mungkin juga menyukai