Anda di halaman 1dari 22

Dasar Hukum

• KepMenKes RI No. 1087/Menkes/SK/VIII/2010


ttg “standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit”, tgl 10 Agustus 2010
• Kepmenkes No. 432/menkes/SK/IV/2007 ttg
pedoman manajemen K3 di Rumah Sakit
Latar Belakang
• Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan oleh masyarakat maka tuntutan
pengelolaan program Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Rumah Sakit (K3RS) semakin tinggi karena
Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit,
pengunjung/pengantar pasien, pasien dan masyarakat
sekitar Rumah Sakit ingin mendapatkan perlindungan
dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik
sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan
maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada
di Rumah Sakit yang tidak memenuhi standar.
• Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
perlu mendapat perhatian serius dalam upaya
melindungi kemungkinan dampak negatif yang
ditimbulkan oleh proses pelayanan kesehatan,
maupun keberadaan sarana, prasarana, obat-obatan
dan logistik lainnya yang ada di lingkungan Rumah
Sakit sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja dan kedaruratan termasuk
kebakaran dan bencana yang berdampak pada
pekerja Rumah Sakit, pasien, pengunjung dan
masyarakat di sekitarnya.
• Standar K3RS yang ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1087/MENKES/SK/VIII/2010 diharapkan
dapat diterapkan di seluruh Rumah Sakit
sebagai bagian dalam pengelolaan Rumah
Sakit dan sebagai salah satu
parameterpenilaian Akreditasi Rumah Sakit
yang diamanatkan oleh Undang undang no 44
tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
• Rumah Sakit dituntut untuk melaksanakan Upaya Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) yang dilaksanakan secara
terintegrasi dan menyeluruh sehingga risiko terjadinya
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
di Rumah Sakit dapat dihindari.
• Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
pasal 40 ayat 1 yakni “Dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara
berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali”. K3 termasuk sebagai
salah satu standar pelayanan yang dinilai di dalam akreditasi
Rumah Sakit, disamping standar pelayanan lainnya.
• Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, pasal 40 ayat 1 yakni “Dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah
Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala
menimal 3 (tiga) tahun sekali”. K3 termasuk
sebagai salah satu standar pelayanan yang
dinilai di dalam akreditasi Rumah Sakit,
disamping standar pelayanan lainnya.
Data dan fakta K3RS
1. Secara Global :
WHO : Dari 35 juta pekerja kesehatan :
• 3 juta terpajan patogen darah (2 juta terpajan virus
HBV, 0,9 juta terpajan virus HBC dan 170,000 terpajan
virus HIV/AIDS).
• Dapat terjadi : 15,000 HBC, 70,000 HBB & 1000 kasus
HIV.
• Lebih dari 90% terjadi di negara berkembang.
• 8–12% pekerja Rumah Sakit, sensitif terhadap lateks.
ILO (2000); Kematian akibat penyakit menular yang
berhubungan dengan pekerjaan : Laki-laki 108, 256
dan perempuan 517, 404.
2. Di luar negeri :
• USA : (per tahun) 5000 petugas kesehatan terinfeksi Hepatitis B
47 positif HIV dan Setiap tahun 600.000–1.000.000 luka tusuk
jarum dilaporkan (diperkirakan lebih dari 60% tidak
dilaporkan).
• SC-Amerika (1998) mencatat frekuensi angka KAK di Rumah
Sakit lebih tinggi 41% dibanding pekerja lain dengan angka KAK
terbesar adalah cedera jarum suntik (NSI-Needle Stick injuries).
• 41% perawat Rumah Sakit mengalami cedera tulang belakang
akibat kerja (occupational low back pain), (Harber P et al,1985).
3. Indonesia :
• Gaya berat yang ditanggung pekerja rata-rata lebih dari 20 kg.
Keluhan subyektif low back pain didapat pada 83.3% pekerja.
Penderita terbanyak usia 30-49 : 63.3 %. (instalasi bedah sentral di
RSUD di Jakarta 2006).
• 65.4% petugas pembersih suatu Rumah Sakit di Jakarta menderita
Dermatitis Kontak Iritan Kronik Tangan (2004).
• Penelitian dr Joseph tahun 2005-2007 mencatat bahwa angka KAK
NSI mencapai 38-73 % dari total petugas kesehatan.
• Prevalensi gangguan mental emosional 17,7% pada perawat di
suatu Rumah Sakit di Jakarta berhubungan bermakna dengan
stressor kerja.
• Insiden akut secara signifikan lebih besar terjadi pada Pekerja
Rumah Sakit dibandingkan dengan seluruh pekerja di semua
kategori (jenis kelamin, ras, umur dan status pekerjaan. (Gun 1983).
Tujuan Umum
• Terciptanya lingkungan kerja yang aman,
sehat dan produktif untuk SDM
• Rumah Sakit, aman dan sehat bagi pasien,
pengunjung/pengantar pasien, mas -
• yarakat dan lingkungan sekitar Rumah Sakit
sehingga proses pelayanan Rumah
• Sakit berjalan baik dan lancar
Tujuan Khusus
a. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya K3RS.
b. Meningkatnya profesionalisme dalam hal K3 bagi manajemen,
pelaksana dan pendukung program.
c. Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja.
d. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK dan KAK.
e. Terselenggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh.
f. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas Rumah Sakit.

Sasaran
a. Pengelola Rumah Sakit.
b. SDM Rumah Sakit.
Ruang Lingkup
• Standar K3RS mencakup; prinsip, program dan
kebijakan pelaksanaan K3RS, standar
pelayanan K3RS, standar sarana, prasarana
dan peralatan K3RS, pengelolaan barang
berbahaya, standar sumber daya manusia
K3RS, pembinaan,
• pengawasan, pencatatan dan pelaporan.
Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan

Terbentuk Kebijakan Kesehatan Merencanakan Program


1 dan Keselamatan Kerja K3RS tahunan
Pembentukan
organisasi K3RS

2 Pembudayaan Sosialisasi K3 seluruh jajaran Rumah Sakit


Perilaku K3RS Penyebaran media komunikasi dan informasi
melalui film, leaflet, poster, pamlet,dll
Promosi K3 pada setiap pekerja yang bekerja
disetiap unit RS

Pengembangan Pelatihan Umum K3RS


3
SDM K3RS
Pelatihan Intern Rumah Sakit, Khususnya SDM Rumah Sakit
per unit Rumah Sakit

Pengiriman SDM Rumah Sakit untuk pendidikan formal,


pelatihan lanjutan, seminar dan workshop berkaitan K3
Penyusunan Panduan Pelaksanaan
4. Pengembangan Pedoman Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan
SPO K3 di Rumah Sakit Kerja
Penyusunan Panduan Pelaksanaan Tanggap Darurat
di RS
Penyusunan Panduan Pelaksanaan
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Penyusunan Panduan Penyehatan
Lingkungan Rumah Sakit
Penyusunan panduan pengelolaan faktor
risiko dan pengelolaan limbah rumah sakit
Penyusunan kontrol terhadap penyakit infeksi
Penyusunan SOP angkat angkut pasien
Penyusunan SOP terhadap Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
Penyusunan SOP Kerja dan Perlatan di Masing-
masing Unit Kerja Rumah Sakit
Mampping lingkungan tempat kerja yang dianggap
Pemantauan dan evaluasi
5. kesehatan lingkungan berisiko dan tempat kerja yang belum melaksanakan
K3.
temapat kerja
Evaluasi lingkungan tempat kerja
Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja,
6. Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Berkala Bagi SDM Rumah
Kesehatan Kerja Sakit.
Memberikan Pengobatan dan Perawatan Serta
Rehabilitasi Bagi SDM Rumah Sakit .
Meningkatkan Kesehatan Badan, Kondisi Mental
(Rohani) dan Kemampuan Fisik SDM Rumah Sakit
Pembinaan dan Pengawasaan
Keselamatan/Keamanan Sarana, Prasarana dan
7. Pelayanan Keselamatan Peralatan Kesehatan di Rumah Sakit
Kerja
Pembinaan dan Pengawasaan terhadap sanitasi

Pengadaan perlengkapan keselamatan kerja

8. Pengembangan Program Penanganan dan Pengelolaan Limbah


Pemeliharaan Pengelolaan Limbah Padat, Cair, dan Gas
Padat, Cair, dan Gas
Pengelolaan Limbah Medis dan Non Medis
9. Pengelolaan Jasa, Bahan Inventarisasi jasa, bahan beracun
Beracun Berbahaya dan berbahaya dan barang berbahaya
Barang Berbahaya
Membuat Kebijakan dan Prosedure Pengadaan,
Penyimpanan dan Penanggulangan bila terjadi
kontaminasi dengan Acuan Lembar Data
Keselamatan Bahan

Pembentukan Organisasi/Tim
10. Pengembangan Kewaspadaan Bencana
Manajement Pelatihan Terhadap Kesiapan Petugas Tanggap
Tanggap Darurat Darurat
Menyiapkan Sarana dan Prasarana Tanggap
Darurat
Membuat Rambu-Rambu/Tanda Khusus Jalan
Keluar untuk evakuasi apabila terjadi bencana

Memberikan Alat Pelindungan Diri (APD) Pada


Petugas di tempat-tempat yang berisiko (Masker,
Apron, Kaca Mata, Sarung Tangan dll.
Membuat pelaporan kecelakaan kerja,
11. Dokumentasi data dan PAK, Kebakaran dan serta Kegiatan K3
pelaporan kegiatan K3

Pendokumentasi Data

Dokumentasi data dan


12. pelaporan kegiatan K3 Mengikuti Akreditasi Rumah Sakit
Landasan Hukum

Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


• Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
• Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
• Peraturan Menaker RI No. 5/MENAKER/1996 tentang Sistem
Manajemen K3.
• Keputusan Menkes No. 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang
Pedoman Teknis Analisis
• Dampak Kesehatan Lingkungan;
• Keputusan Menkes No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Ling
• kungan Kerja Perkantoran dan Industri
Landasan hukum
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan lingkungan Rumah Sakit;
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
432/Menkes/IV/2007 tentang Pe doman Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang standar
kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit.
 
 
STANDAR KETENAGAAN

• Berdasarkan Kepmenkes No. 1087 tahun 2010 tentang


kesehatan dan keselamatan kerja bahwa Rumah Sakit
dengan klas c sumber daya manusia dalam
melaksanakan program K3RS antara lain :
• Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 Diploma III dan S1
minimal 1 orang dan mendapatkan
• pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS;
• Dokter/dokter gigi Spesialis dan dokter umum/dokter
gigi minimal 1 orang dengan sertifikasi Dalam bidang
K3 dan mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3RS.
PENCATATAN DAN PELAPORAN

• Pencatatan dan pelaporan adalah


pendokumentasian kegiatan K3 secara
tertulis dari masing-masing unit kerja Rumah
Sakit dan kegiatan K3RS secara keseluruhan
yang dilakukan oleh organisasi K3RS, yang
dikumpulkan dan dilaporkan/diinformasikan
oleh organisasi K3RS, ke Direktur Rumah
Sakit dan unit teknis terkait.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai