DI SUSUN OLEH:
YUDISTIRA NGLARAS BAGASKARA
(14.401.17.090)
4) Nokturia
Rasa ingin kencing pada malam hari di karenakan penurunan perfusi renal dan
juga di dukung karena pasien istirahat yang dapat memperbaiki curah jantung. (
Hariyanto & dkk, 2015, hal. 62)
4. Patofisiologi
Fungsi jantung sebagai sebuah pompa di indikasikan oleh kemampunya untuk
memenuhi suplai darah yang adekuat keseluruh bagian tubuh, baik dalam keadaan
istirahat maupun saat mengalami stress fisiologi. mekanisme fisiologi yang
menyebabkan gagal jantung meliputi keadaan-keadaan : a. Preload (beban awal)
Jumblah darah yang mengisi jantung berbading langsung dengan tekanan yang di
timbulkan oleh penjaganya regangan serabut jantung Kontraktilitas Perubahan
kekuatan kontraktilitas berkaitan dengan panjangnya regangan serabut jantung .
b. Afterload (beban akhir)
Besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawan
tekanan yang di perlukan oleh tekanan arteri.
Pada keadaan gagal jantung, bila satu / lebih dari keadaan diatas terganggu,
menyebabkan curah jantung menurun, meliputi keadaan yang menyebabakan
preloaad meningkat contoh regurgitasi oarta, cacat septum ventrikel.
Kelas IV: Kombinasi diuretik, digitalis, ACE inhibitor, seumur hidup. (Majid,
2017, hal. 200)
2. Diagnosa keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif
Definisi : inspirasi dan atau espirasi yang tidak memberikan fentilasi adekuat.
Penyebab :
1. Depresi pusat pernapasan
2. Hambatan upaya nafas
3. Deformitas dinding dada
4. Gangguan neomuskular(mis. Nyeri saat bernapas, kelemahan otot bernafas)
5. Imaturitas neorologis
6. Penurunan energi
7. Posisi tubuh yang menghabat ekspansi paru
8. Sindrom hipoventilitas
9. Kerusakan intervansi diaframa
10. Cedera pada medula spinalis
11. Efek agen farmakologis
12. Kecemasan
Gejala dan tanda mayor Subjektif
1. Dispnea
Objektif
1. Pengunaan otot bantu pernafasan
2. Fase ekspirasi memajang
3. Pola nafas abnormal
Gejala dan tanda mayor Subjektif
Ortopnea
Objektif
1. Pernapasan pursed-lip
2. Pernapasan cuping hidung
3. Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskuri dada berubah
Kondisi klinis terkait
1. Depresi saraf pusat
2. Gullian barre syndrome
3. Multiple sclerosis
4. Kuadriplegia
5. Intoksikasi alkhol (PPNI, 2017, hal. 26)
Hariyanto & dkk. (2015). Keperawatan Medikal Bedah 1. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Amin, Hardi. (2015). Nanda NIC-NOC. Jogjakarta: Medi Action.
Asikin dkk. (2016). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Kardiovaskuler. Parepare: Erlangga.
Kasron. (2016). Buku Ajar Keperawatan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Trans Info Media.
Manurung. (2016). Aplikasi Asuhan Keperawatan Sistem Kardiovaskular. Medan: CV. Trans
Info Media.
Morton & etall. (2015). Keperawatan Kritis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
PPNI. (2017). standar diagnosis keperawatan indonesia. jakarta: dewan pengurus pusat.
Beban Kebutuhan
disfugsi miokard sistol metabolisme
Preloa Beban
kontraktilitas kerja
ad
menurun jantun
Hambatan pengosongan g
ventrikel
Beban jantung
Suplai darah organ dan curah Renal flow Tekanan vena pulmo
jantung turun
Resiko Pelepasan
Suplai O2 darah dan nutrisi tekanan kapiler paru
syok RAA
menurun
Retensi Na dan
Edema paru Pola nafas
Lemah letih air
tidak efektif
Intolerensi Deficit