Anda di halaman 1dari 8

Design Pengukuran Kinerja MAnajerial Bank syari’ah |1

Desain Pengukuran Kinerja Manajerial


Bank Syariah Berdasarkan Maqasid Syariah
Saepul Anwar (2019950002)
saeful.anwar@unida.ac.id
Mahasiswa Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Abstract
Measurement design to assess managerial performance so far has used theapproach
Total Quality Management (TQM) which aims to improve the quality of the elements of
employees and managers in the company, but this approach has drawbacks if applied
as a measurement design atinstitutions or institutions sharia-based. Based on this
through this article, the author tries to offer the concept of managerial performance
measurement with the sharia maqashid approach as an indicator of measurement in
sharia-based institutions, the hope is certainly clear that institutions are not only based
on worldly aspects merely in assessing success managerial, but far from being oriented
on the value of ukhrowi with the mashlahah aspect approach in the maqashid syari'ah
framework. So that the writing of this article aims to be able to prove that the concept
of maqashid sharia is very relevant as a measure ofperformance manageriall.

Key Words:Measurement Design, Perform Managerial, Sharia Bank

Abstrak
Design pengukuran untuk menilai kinerja manajerial sejauh ini menggunakan
pendekatan Total Quality Management (TQM) yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas unsur karyawan dan manajer pada perusahaan, akan tetapi pendekatan tersebut
memiliki kekurangan jika diterapkan sebagai design pengukuran pada lembaga atau
institusi yang berbasis syariah. Berdasarkan hal tersebut melalui artikel ini, penulis
berusaha menawarkan konsep pengukuran kinerja manajerial dengan pendekatan
maqashid syariah sebagai indicator pengukuran pada institusi berbasis syariah,
harapannya tentu jelas agar institusi tidak hanya berlandas pada aspek duniawi semata
dalam menilai keberhasilan manajerial, akan tetapi jauh dari pada itu berorientasi pada
nilai ukhrowi dengan pendekatan aspek mashlahah pada kerangka maqashid syari’ah.
Sehingga penulisan artikel ini bertujuan agar dapat membuktikan bahwa konsep
maqashid syariah sangat relevan dijadikan alat ukur kinerja manajerial.

Kata kunci: Design pengukuran, kinerja manajerial, bank syariah


2|Saepul Anwar (2019950002)

1. Pendahuluan
Adanya perubahan ekonomi secara global menuntut setiap perusahaan untuk
meningkatkan efektifitas dalam operasi perusahaannya. Hal ini dimaksudkan agar
perusahaan dapat bersaing dalam situasi dan kondisi persaingan yang semakin ketat di
masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Dengan adanya tuntutan tersebut
mengharuskan perusahaan untuk berorientasi pada fungsi pelayanan yang semakin
efektif, efisien, representatif, dan responsif. Setiap perusahaan dituntut untuk
meningkatkan kemampuannya, baik dalam bidang operasional maupun dalam bidang
manajerial. Dalam kehidupan organisasi terdapat pemimpin yang menggerakkan dan
mengatur bawahannya ke arah pencapaian tujuan. Pemimpin harus mampu memainkan
peranan yang sangat penting serta menentukan dalam usaha pencapaian tujuan
organisasi. Pada umumnya keberhasilan suatu perusahaan banyak tergantung pada
faktor-faktor manajer. Persaingan dalam lingkungan pekerjaan menuntut setiap manajer
agar mampu memotivasi dan membuat para karyawan bekerja dengan baik dan
maksimal, agar tetap bertahan dan dan berkembang dalam memanfaatkan kompetensi
ilmu yang ada sehingga kemampuan dan keahlian yang dimiliki dapat berguna bagi
perusahaan. Penelitian akuntansi menyatakan bahwa kinerja perusahaan yang rendah,
disebabkan oleh sistem akuntansi manajemen perusahaan tersebut yang gagal dalam
penentuan saran yang tepat, pengukuran kinerja dan sistem penghargaan (Sigilipu,
2013)
Rachman et.al (2007) menyatakan bahwa manajer perusahaan dihadapkan kepada
tantangan untuk meningkatkan Shareholder value kepada organisasi perusahaan.
Kemampuan manajer di dalam menciptakan Shareholder value perlu mendapatkan
perhatian yang khusus, hal ini terkait dengan kinerja manajer sebagaipengelola
perusahaan. Kinerja organisasi perusahaan sebagian besar dipengaruhi kinerja para
karyawan, terutama para manajer. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan,
makadibutuhkan sistem pengukuran kinerja yang dapat memberikan informasi relevan
untuk pengambilan keputusan strategis kepada para manajer.
Salah satu pendekatan dalam menghadapi tantangan diatas adalah dengan menerapkan
konsep Total Quality Management (TQM) dalam industry manufaktur dan jasa, serta
strategi mempersiapkan diri dengan mengembangkan kualitas karyawan dan manajer
dengan tujuan meningkatkan kualitas proses produksi dan produktivitas secara optimal
dan berkelanjutan. (Mintje, 2013)
Lubis (2008) Total Quality Management (TQM) adalah suatu sistem manajemen yang
berfokus pada kepuasan konsumen sebagai alat untuk meningkatkan daya saing dan
bahkan menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Implikasi penerapan TQM ini
mengharuskan perusahaan mempunyai visi, misi dan kemampuan untuk
mengembangkan pasar yang sudah ada, serta dapat mengantisipasi kebutuhan produk
atau jasa yang akan datang, yang saat ini mungkin belum ada sama sekali. Kreativitas
dan kemampuan manajemen menciptakan pasar yang akan datang inilah yang akan
dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan sebagai pemimpin atau pioner dalam
pasar tersebut. Pentingnya penerapan TQM ini sehingga untuk mengetahui tingkat
keberhasilan manajemen dalam menerapkan konsep tersebut.
Terkait segmen perbankan syariah, Frestilia, (2013) menyatakan bahwa pengukuran
kinerja bank syariah tentunya berbeda dengan bank konvensional yang hanya melihat
kinerja dari sisi bisnis atau kemampuan menghasilkan laba. Pada bank syariah
Design Pengukuran Kinerja MAnajerial Bank syari’ah |3

seharusnya laba bukanlah satu-satunya ukuran kinerja. Namun aspek-aspek lain perlu
untuk diperhitungkan terutama aspek sosial dan sumber daya manusia (Wahid et al,
2018). Penilaiaan kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan
untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui
umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik
maupun ekstrinsik. Untuk mengembalikan tujuan keberadaan bank syariah, maka
kinerja bank syariah harus diukur dengan magashid syariah bukan hanya tingkat
pengembalian laba. Seperti pada penelitian Muhammed yang merumuskan sebuah
pengukuran yang berguna untuk mengukur kinerja perbankan syariah yang
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip maqasyid syariah.
Berdasarkan deskripsi diatas, terlihat bahwa terdapat permasalahan dalam penilaian
kinerja manajerial Bank syariah dimana masih menggunakan alat pengukuran yang
digunakan sebagaimana oleh bank konvensional, hal ini justru sangat berbeda dengan
konsep dan subtansi tujuan bank syariah yang tak hanya berorientasi pada profit semata,
sehingga tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengkaji bagaimana design
pengukuran manajerial pada Bank Syariah dengan pendekatan Maqashid Syari’ah.

2. Literatur Review
2.1 Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja adalah salah satu bagian dari sistem pengendalian manajemen yang
termasuk didalamnya yaitu keputusan perencanaan, penilaian kinerja dan operasional
karyawan, Pengukuran kinerja ini juga merupakan salah satu alat manajemen untuk
menentukan sejauh mana tujuan perusahaan telah tercapai, mengevaluasi kinerja dan
aktivitas bisnis, manajer, divisi, dan individu didalam suatu perusahaan, yang juga
digunakan untuk memprediksi ekspektasi perusahaan di masa depan (Yuwono et al,
2004). Sementara itu pengukuran kinerja biasanya dikelompokkan menjadi dua
kategori, yaitu : a). Penilaian Kinerja Keuangan dan b). Penilaian Kinerja Non-
Keuangan (Frestilia, 2013).
2.1.1 Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam
kegiatankegiatan manajerial, antara lain : perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi,
supervise, pengaturan staff, negoisasi, dan representasi (Nasution, 2001) dalam
(Frestilia, 2013). Kinerja manajerial di definisikan sebagai hasil dari proses aktivitas
manajerial yang mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan usaha,
laporan pertanggungjawaban, pembinaan, dan pengawasan, (Periyenti dan effendi,
2013).
Sementara itu, Lubis, (2008) menjelaskan bahwa Kinerja manajerial menunjukkan
kemampuan dan prestasi manajer perusahaan dalam menjalankan perusahaan untuk
mewujudkan tujuan perusahaan agar dapat tercapai kepuasan pelanggan. Kepentingan
kinerja manajerial diperuntukkan bagi perusahaan. Dengan adanya kepentingan
tersebut, maka kinerja perusahaan sangat dibutuhkan untuk menilai seberapa jauh
perusahaan dapat menerapkan visi, misinya agar kepuasan pelanggan dapat terwujud.
Salah satubentuk konsistensinya adalah perlu dilakukannya pengendalian mutu atau
bentuk aktivitas mutu produk yang dihasilkan, melalui sistem pengendalian mutu
terpadu sehing ga dapat tercipta suatu sistem yang dapat mencegah terjadinya kesalahan
danklaim, yang akhirnya dapat menghindari kerugian bagi pihak yang bersangkutan.
4|Saepul Anwar (2019950002)

2.1.2 Dimensi Kinerja Manajerial


Mintje, (2013) menjelaskan bahwa aspek dimensi Kegiatan personal dari kinerja
manajerial meliputi delapan dimensi, yaitu:
1. Evaluasi
2. Investigasi
3. Negosiasi
4. Perencanaan
5. Pengkoordinasian
6. Pengawasan
7. Pengaturan staff (staffing)
8. Perwakilan (representatif)
Seorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu
kinerja manajerial. Manajer mengandalakan kinerja dengan mengarahkan bakat dan
kemampuan serta usaha beberapa orang lain yang berbeda didalam daerah
wewenangnya. Pekerjaan seorang manajer harus selalu berdasarkan tugas yang
diperlukan untuk mencapai sasaran perusahaan. Pekerjaan itu harus tampak nyata.
Pekerjaan yang memberikan sumbangan yang kelihatan jika mungkin dapat ditukar
demi keberhasilan perusahaan.
2.2 Maqashid Syariah
Secara etimologi maqasid syariah terdiri dari dua kata, yakni maqasid dan syariah.
Maqashid adalah bentuk jamak dari maqshud yang berarti kesengajaan atau tujuan.
Adapun syariah artinya jalan menuju air, atu nisa dikatakan dengan jalan menuju ke
arah sumber kehidupan. Konsep maqashid syariah sebenarnya telah dimulai dari masa
Al-Juwani yag terkenal dengan Imam Haramain dan oleh Imam AlGhazali kemudian
disusun secara sistematis oleh seorang ahli ushul Fiqh bermazhab Maliki dari Granada
(Spanyol), yaitu Imam Al-Syatibi. Konsep itu ditulis dalam kitabnya yang terkenal, al-
Muwwafaqat fi Ushul alAhkam, khususnya pada Juz II , yang Beliau namakan kitab al-
Maqashid. Menurut alSyatibi, pada dasarnya syariah ditetapkan untuk Mewujudkan
kemaslahatan hamba (Mashalih al-‘ibad) baik dunia maupun akhirat.Kemaslahatan
inilah yang menjadi maqasid syariah (Fitriyani, 2014) dalam (Sofyan, 2017).
Beberapa pengertian tersebut, dapat dipahami secara sederhana bahwa pengertian
maqashid syariah adalah tujuan-tujuan, nilai-nilai, ataupun maknamakna yang hendak
dicapai dari sebuah penetapan hukum yang dipelihara oleh syara' dalam seluruh
hukumnya atau sebagian besar hukumnya, dapat juga dikatakan bahwasanya maqashid
syariah adalah tujuan akhir dari syari'at dan rahasia-rahasia yang diletakkan oleh syara'
pada semua hukumnya (Solihin, et al.2019)
2.2.1 Maqashid Syariah Index
Sofyan, (2017) menjelaskan bahwa pemahaman lengkap tentang maqashid Indeks
diambil dari nilai luhur Islam (maqashid syariah) yang dipahami sebagai tujuan akhir
dari syariah yang mempromosikan nilai-nilai kesejahteraan dan manfaat (Jalb al
Masalih) juga menghilangkan penderitaan (Dar alMafasid) (Antonio, 2012). Indeks
maqasid syariah dipahami sebagai tujuan akhir dari syariah yang mengarah kepada
nilai-nilai kesejahteraan dan manfaaat serta menghilangkan penderitaan. Indeks maqasih
syariah adalah pengukuran kinerja perbankan syariah yang sesuai dengan tujuan dan
karakteristik perbankan syariah.
Maqasid syariah index (MSI) dikembangkan berdasarkan tiga factor utama yaitu
pendidikan individu, penciptaan keadilan, dan pencapaian kesejahteraan, dimana tiga
faktor tersebut sesuai dengan tujuan umum maqasid syariah yaitu “mencapai
kesejahteraan dan menghindari keburukan”. Ketiga tujuan ini bersifat universal yang
Design Pengukuran Kinerja MAnajerial Bank syari’ah |5

seharusnya menjadi tujuan dan dasar operasional setiap entitas berakuntabilitas publik,
tidak hanya bank syariah tetapi juga bank konvensional, karena berkaitan dengan
kesejahteraan bagi semua pemangku kepentingan, bukan hanya pemegang saham atau
pemilik perusahaan (Wahid et al, 2018).

3. Metodologi
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan
cara mengumpulkan data yang terdapat dalam buku-buku literatur, peraturan
perundangundangan, majalah, surat kabar, hasil seminar dan sumber lain yang terkait
dengan masalah yang diambil ( Ibrahim, 2009) yaitu penelitian yang mengkaji
pemikiran dalam suatu term permasalahan dalam kaitannya dengan penelitian
ini adalah term maqashid shariah index sebagai alat ukur kinerja manajerial
bank syariah yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif-
verifikatif. (Solihin, et al.2019)

4. Pembahasan
4.1 Pengukuran Kinerja Manajerial dengan pendekatan Maqashid Syariah
Kerangka pengukuran kinerja dengan pendekatan Maqoshid Syariah Indeks dibangun
dari 3 tujuan dasar yakni mendidik individu, menegakkan keadilan, dan kemaslahatan
masyarakat.Masing-masing tujuan tersebut diterjemahkan sebagai konsep. (Solihin, et
al.2019)
Pendapat tersebut senada dengan apa yang dijelaskan oleh Wahid et al, (2018) bahwa
penilaian kinerja maqoshid syariah terbagi ke dalam 3 bagian besar yaitu pendidikan,
keadilan dan kesejahteraan. Yang telah dijelaskan mengenai ketiganya yaitu:
a. Tujuan Pendidikan
Pada perbankan, dari total aspek tujuan pendidikan yang dapat diteliti hanyalah aspek
penelitian, pelatihan dan publisitas.
b. Tujuan Keadilan
Sama seperti tujuan sebelumnya, pada tujuan keadilan dari total aspek tujuan keadilan
yang dapat diteliti hanyalah aspek pengembalian yang adil dan pendapatan non bunga.
c. Tujuan Kesejahteraan
Berbeda dengan tujuan sebelumnya, pada tujuan kesejahteraan ini total aspek tujuan
dapat diteliti keseluruhan terdiri dari rasio laba bank, transfer pendapatan dan rasio
investasi ke sektor riil.
Berdasarkan kerangka konsep pengukuran dengan maqashid syariah tersebut, penulis
mencoba untuk dapat menurunkan konsepsi diatas kedalam aspek pengukuran kineja
manajerial berdasarkan pendekatan maqashid syari’ah:
6|Saepul Anwar (2019950002)

Tabel 1 Model pengukuran kinerja manajeril


dengan pendekatan maqashid syariah

Pendekatan MAqashid Syariah


Aspek Penilaian
Kinerja Manajerial
Pendidikan Keadilan Kesejahteraan

- Penelitian
- Kemajuan - Produk dan
- Rasio
Pengetahuan layanan yang
Evaluasi investasi
- Kesadaran terjangkau
sector riil
akan perbankan
syariah

- Kemajuan
- Distribusi
Pengetahuan - Penghapusan
Pendapatan
Investigasi - Kesadaran ketidak adilan dan
akan perbankan kesejahteraan
syariah

- Bantuan Pendidikan Produk bebas


Negosiasi bunga

- Bantuan Pendidikan Harga yang


Investasi
Perencanaan - Pelatihan terjangkau dalam sektor riil
- .Peningkatan keahlian

Pengkoordinasian
- Kesadaran Produk bebas
akan perbankan bunga
Pengawasan
- syariah

Profitabilitas
- .Pelatihan
Pengaturan staff yang adil Pendapatan
- .Peningkatan Personal merata
(staffing)
keahlian

Perwakilan Pengembalian
- . Publikasi yang adil
(representatif)
Sumber : Penulis

Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat kita pahami bahwasanya pengukuran kinerja


manajerial melalui pendekatan maqashid syari’ah tidak hanya berorientasi pada aspek
keuangan, namun jauh dari pada itu juga mencakup aspek fundamental dalam
kehidupan, seperti aspek pendidikan, keadilan dan kesejahteraan. Semua itu
Design Pengukuran Kinerja MAnajerial Bank syari’ah |7

bertujuan agar penilaian kinerja manajemen tidak hanya berorientasi pada


sector pencapaian profit yang berdampak pada nilai perusahaan, tapi lebih
universal kepada aspek kemaslahatan bersama, yang pada hakikatnya tidak
hanya melihat aspek dunia namun kepada aspek ukhrowi , sehingga dengan
demikian akan mampu memotivasi para manajemen, terkhusus pada institusi
lembaga perbankan syariah untuk berlomba-berlomba dalam mengoptimalkan
kemampuan terbaiknya dalam hal meningkatkan pencapaian prestasi institusi
maupun secara individual.

5. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi dan ekspalanasi sebelumnya dapat diambil kesimpulan
bahwasanya kerangka maqashid syariah juga relevan dan dapat dijadikan
sebagai alat pengukuran kinerja manajerial bank syari’ah, dikarenakan tingkat
penilaian yang komperenshif tidak hanya berorientasi pada aspek keuangan
atau profit semata, melainkan jauh dari pada itu juga mengarah pada aspek
pendidikan, keadilan serta kesejahteraan. sehingga penulis berasumsi bahwa
pendekatan maqashid syariah ini relevan sebagai alat ukur penilaian kinerja
manajerial bank syari’ah.

Referensi

Frestilia Nindhy, 2013 Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi, Karakteristik


Informasi Sistem Akuntansi Manajemen, Dan Ketidakpastian
Lingkungan Terhadap Kinerja Manajerial Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Padang

Ibrahim. Azharsyah 2009 Akuntansi Konvensional Vs Akuntansi Syariah:


Islamisasi Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Fakultas Syariah IAIN Ar-
Raniry Banda Aceh

Imansari, anisa Dyah, 2015 Analisis Perbandingan Kinerja Perbankan Syariah


Berdasarkan Konsep Al-Maqashid Al-Syariah Di Indonesia Dan
Malaysia, Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro
Semarang.

Lubis, Henny Z, 2008, Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja


Manajerial Dengan Sistem Pengukuran Kinerj Sebagai Variabel
Moderating, Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis Vol. 8No. 1/

Maulina dan Kustyaningsih, 2018, Analisis Kinerja Perbankan Syariah Dengan


Pendekatan Indeks Maqashid Dan Dampaknya Terhadap Profitabilitas
Jurnal Mitra Manajemen JMM Online Vol. 2, No. 6, 619-638.

Minjte, Nastiti, 2013, Pengaruh Tqm, Sistem Penghargaan Dan Sistem Pengukuran
Kinerja Terhadap Kinerja Manajerial Pada Pt. Air Manado, Jurnal EMBA
Vol.1 No.3 September
8|Saepul Anwar (2019950002)

Rachman, Nasir, dan HAndayani, 2007, Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja


Terhadap Kejelasan Peran, Pemberdayaan Psikologis Dan Kinerja
Manajerial, Simposium Nasional Akuntansi X.

Sigilippu, Steffi, 2013 Pengaruh Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen Dan


Sistem Pengukuran Kinerja Terhadap Kinerja Manajerial Jurnal
EMBA 239 Vol.1 No.3 Juni

Solihin, Ami’in, dan Lestari, 2019 Maqashid Shariah Sebagai Alat Ukur Kinerja
Bank Syariah Telaah Konsep Maqasid Sharia Index (Msi) Asy-Syatibi
Institut Pesantren Mathaliul Falah Pati

Syofyan , Andriani 2017 Analisis Kinerja Bank Syariah Dengan Metode Indeks
Maqasid Syariah Di Indonesia, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol
Padang

Wahid, Firmansyah dan Fadillah 2019, Analisis Kinerja Bank Syariah Dengan
Maqashid Syariah Index (MSI) Dan Profitabilitas, Jurnal Akuntansi
Volume 13 (1) (Januari-Juni 2018) 1-9

Anda mungkin juga menyukai