Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015 –

2019, sektor pertanian masih menjadi sektor penting dalam pembangunan

ekonomi nasional. Pemerintah melalui Kementrian Pertanian menyusun dan

melaksanakan 7 Strategi utama pembangunan pertanian untuk kedaulatan

pangan (P3KP) meliputi (1) peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan;

(2) peningkatan infrastruktur dan sarana pertanian; (3) pengenmbangan dan

perluasan logistik benih/bibit; (4) penguatan kelembagaan petani; (5)

pengembangan dan penguatan pembiayaan; (6) pengembangan dan penguatan

bioindustri dan bioenergi; (7) penguatan jejaring pasar produk pertanian.

Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang

penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan

beras meningkat pesat seiring dengan laju pertambahan penduduk. Namun, laju

permintaan tersebut ternyata belum dapat diimbangi oleh laju peningkatan

produksi sehingga Indonesia harus mengimpor beras.

Salah satu strategi yang di tempuh dalam upaya swasembada padi, jagung,

kedelai adalah penyediaan benih bermutu varietas unggul baru yang sesuai

dengan prefensi konsumen. Ketersediaan benih baru yang berkualitas dengan

jumlah cukup, tepat waktu, dan mudah diperoleh oleh petani memegang peranan

penting dan hal ini tidak terlepas dari peranan para penangkar benih yang cukup

besar, untuk itu penyedian benih sumber yang berkelanjutan merupakan salah

satu kegiatan yang sangat penting (Kementrian Pertanian,2015).

1
Kementrian Pertanian melalui Program 1000 Desa Mandiri Benih (DMB)

berupaya menyediakan kebutuhan benih unggul bersertifikat. Kegiatan Desa

Mandiri Benih dapat mendukung pencapaian sasaran produksi dan sebagai salah

satu upaya pemecahan masalah dari aspek perbenihan.

Kabupaten Bantul merupakan salah satu sentra produksi padi dan daerah

yang memiliki peran penting dalam menyediakan pasokan beras untuk D.I

Yogyakarta. Kabupaten Bantul merupakan salah satu lumbung pangan di daerah

D.I Yogyakarta. Kabupten Bantul pada tahun 2018 (BPS D.I Yogyakarta,2019)

Produksi padi sebesar 113.237 ton, dengan luas panen 19.762 Ha, dan Rata-rata

Produksi padi di Kabupaten Bantul 57,35 kwintal/Ha. Produksi dan

produktivitas di Kabupaten Bantul tidak lepas dari penggunaan teknologi dan

aspek lainnya. Salah satu teknologi untuk meningkatkan produksi dan

produktivitas adalah dengan menggunakan varietas unggul dan bersertifikat.

Benih bermutu tinggi dan varietas unggul merupakan salah satu factor yang

menentukan tinggi dan rendah suatu produksi. Kabupaten Bantul merupakan

salah satu daerah penghasil benih (seed center) di daerah D.I Yogyakarta dan

Kabupaten Bantul merupakan kabupaten yang menerima program Desa Mandiri

Benih dari Kementrian Pertanian RI. Kabupaten dipilih secara sengaja

(purposive) sebagai lokasi penelitian tugas akhir dengan beberapa pertimbangan

yaitu Kabupaten Bantul merupakan penghasil benih dan terdapat wilayah Desa

Mandiri Benih.

Kecamatan Sewon merupakan salah satu dari 17 kecamatan yang ada di

Kabupaten Bantul yang memiliki 4 Desa, yaitu Desa Pendowoharjo, Desa

2
Timbulharjo, Desa Bangun Harjo, dan Desa Panggungharjo. Batas Administrasi

Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul berbatasan dengan Kota Yogyakarta di

sebelah Utara, Kecamatan Banguntapan di sebelah timur, Kecamatan Bantul di

sebelah selatan, dan Kecamatan Kasihan di sebelah Barat. Menurut BPS

Kecamatan Sewon, Luas lahan sawah (1.149,99 Ha), Luas bukan lahan sawah

(32,99 Ha), dan Lahan non-pertanian (1.533 Ha). Kecamatan Sewon memiliki

binaan Program Desa Mandiri Benih yang terdiri atas 2 Desa yaitu Desa

Timbulharjo dan Desa Pendowoharjo. Memalui pertimbangan ini lah

Kecamatan Sewon di pilih secara acak (Random Sampling) untuk sebagai lokasi

penelitian.

Desa Pendowoharjo merupakan bagian integral dari wilayah Kabupaten

Bantul yang terdiri dari 75 desa. Desa Pendowoharjo memiliki luas daerah 6,98

km2 yang secara administrasi pemerintah terbagi dalam 16 padukuhan, 94 RT.

Wilayah Desa Pendowoharjo terletak di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul

dengan batas wilayah sebagai berikut: Batas Utara: Desa Tirtonirmolo, Batas

Timur : Desa Timbulharjo, Batas Barat: Desa Bantul, Batas Selatan: Desa

Bangunjiwo. Luas lahan Desa Pendowoharjo 698,00 Ha. Desa Pendowoharjo

merupakan salah satu desa yang terpilih dari 2 desa di Kecamatan Sewon yang

di pilih oleh Kementrian Pertanian untuk melaksanakan Program Desa Mandiri

Benih (DMB). Program Desa Mandiri Benih (DMB) di Desa Pendowoharjo

melalui anggaran APBN 2015. Kegiatan Desa Mandiri Benih diharapkan

memiliki 1 kelompok yang awalnya merupakan kelompok penangkar meningkat

menjadi produsen untuk memenuhi kebutuhan benih di sekitarnya.

3
Desa Pendowoharjo memiliki luas lahan sawah 301,71 Ha dengan

kebutuhan benih 25 kg/ Ha dengan total kebutuhan 7,52 ton. Permasalahan di

Desa Pendowoharjo kebutuhan akan kebutuhan benih unggul bersertifikat masih

belum tercukupi. Kebutuhan akan benih unggul bersertifikat di Desa

Pendowoharjo sendiri adalah sebanyak 7,52 ton namun kemampuan usaha

penangkaran benih padi bersertifikat sebesar 2 ton sehingga benih tidak

mencukupi. Penyebab tidak tercukupinya benih di Desa Pendowoharjo

dikarenakan usaha penangkaran benih padi bagian dari Desa Mandiri Benih

(DMB) belum berkembang. Kurangnya partisipasi dan minat petani serta

motivasi petani rendah mengakibatkan kontribusi petani dalam penangkaran

benih di Desa Pendowoharjo penangkaran benih masih rendah. Selain masalah

sosial usaha penangkaran benih padi bersertifikat belum berkembang

dikarenakan beberapa penyebab diantaranya penerapan Standar Oprasional

Prosedur (SOP) yang masih rendah sehingga dapat menghambat dalam

sertifikasi, keterbatasan modal yang disebabkan rumitnya akses dalam

mendapatkan modal usaha.

Berdasarkan permasalahan diatas maka perlu dilakukan pengkajian tentang

Motivasi petani dalam usaha penangkaran benih bersertifikat di Desa

Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana motivasi petani dalam usaha penangkaran benih padi

bersertfikat di Desa Pendowoharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul dalam

keberlangsungan Program 1000 Desa Mandiri Benih.

4
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang ditetapkan, maka tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui motivasi petani dalam usaha penangkaran benih

padi bersertfikat di Desa Pendowoharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul

dalam keberlangsungan Program 1000 Desa Mandiri Benih.

D. Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Batasan masalah dari penelitian ini petani yang telah mengikuti kegiatan

penangkaran benih padi bersertifikat program 1000 desa mandiri benih

2) Kelompok Tani Mulyo selaku pengelola kegiatan usaha penangkaran benih

padi di Desa Pendowoharjo

3) Batasan masalah peelitian ini adalah motivasi fisiologi, motivasi sosiologi,

dan motivasi aktualisasi

E. Manfaat

1) Bagi peneliti (mahasiswa), kajian ini merupakan bagian dari proses

pembelajaran dan menjadi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Terapan di Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang

Jurusan Pertanian Yogyakarta

2) Bagi pengambil kebijakan (BPP Prambanan) akan menjadi acuan dalam

mengambil keputusan dalam materi penyuluhan oleh penyuluh lapangan.

3) Bagi kelompok tani, kajian ini akan menjadi acuan dalam motivasi usaha

penangkaran benih

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu

tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung

tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan,

dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu

(Hamzah, 2008:3 dalam Verawati, 2016). Menurut Purwanto (1993) dalam

Siga (2018) berpendapat motivasi adalah pendorong suatu usaha yang

disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak untuk

bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Menurut Prihartanta (2015), Motivasi berasal dari kata lain Motive

yang berarti dorongan atau bahasa Inggrisnya to move. Motif diartikan

sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong

untuk berbuat (driving force). Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling

berkaitan dengan faktor-faktor lain, baik faktor eksternal, maupun faktor

internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi. Michel J.

Jucius dalam Prihartanta (2015) menyebutkan motivasi sebagai kegiatan

memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil

suatu tindakan yang dikehendaki.

Uno, H dalam Rahman (2019) menyebutkan motif dapat dibagi

menjadi tiga macam yaitu :

6
a) Motif biogenetis, yaitu motif – motif yang berasal dari kebutuhan –

kebutuhan organisme demi kelanjutan hidupnya, misalnya lapar, haus,

kebutuhan akan kegiatan dan istirahat, mengambil napas, seksualitas,

dan sebagainya.

b) Motif sosiogenetis, yaitu motif – motif yang berkembang berasal dari

lingkungan kebudayaan tempat orang tersebut berada. Jadi, motif ini

tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh

lingkungan kebudayaan setempat, misalkan keinginan mendengarkan

musik, makan pecel, makan cokelat, dan lain – lain.

c) Motif teologis, dalam motif ini adalah sebagai makhluk yang

berkebutuhan, sehingga ada interaksi antara manusia dengan Tuhan –

Nya, seperti ibadahnya dalam kehidupan sehari – hari, misalkan

keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk

merealisasikan norma – norma sesuai agamanya.

Alderfer dalam Prihartanta (2015) mengetengahkan teori motivasi

ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan

(exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Aldefer

dalam Uno H. (2017) merumuskan hierarki Maslow dalam tiga kelompok,

yang dinyatakan sebagai keberadaan, keterkaitan, dan pertumbuhan

(existence, relatedness, and growth – ERG) yaitu :

a) Kebutuhan akan keberadaan adalah semua kebutuhan yang berkaitan

dengan keberadaan manusia yang dipertahankan dan

7
berhubunganmdengan kebutuhan fisiologis dan rasa aman pada

hirarki Maslow.

b) Kebutuhan keterkaitan kebutuhan ini berkaitan dengan kerja sama

dengan pihak lain atau dengan hubungan kemitraan.

c) Kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan yang berhubungan

dengan perkembangan potensi perorangan dan dengan kebutuhan

penghargaan dan aktualisasi diri yang dikemukakan Maslow.

Abraham Maslow (1943;1970) dalam Prihartanta (2015)

mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan

pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid,

orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan

itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari

kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks;

yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan

pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum

kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang

penting:

a) Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)

b) Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari

bahaya)

c) Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan

orang lain, diterima, memiliki)

8
d) Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan

mendapatkan dukungan serta pengakuan)

e) Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,

memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian,

keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan

kepuasan diri dan menyadari potensinya).

Menurut Mayangsari et. al (2015) menyatakan bahwa setiap petani

mempunyai motivasi yang berbeda sebagai pendorong dalam melakukan

sesuatu kegiatan usaha tani. Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh

Mayangsari,dkk variabel yang digunakan dalam mengukur motivasi petani

ada 3 sebagai berikut:

a) Motivasi fisiologi

Motivasi fisiologi yaitu kondisi yang mendororng petani untuk

cenderung memenuhi kebutuhan ekonomi

b) Motivasi sosiologi

Kebutuhan sosiologi tercermin pada sifat besar manusia sebagai

insan sosial dimana setiap orang ingin mengaitkan keberadaan

dengan orang lain dan lingkungan nya. Maslow (1994) dalam

Mayangsari et.al (2015) , Motivasi sosiologi merupakan motif yang

muncul terutama dari hubungan kekerabatan antara manusia satu

dengan yang lainnya.

9
c) Motivasi aktualisasi diri

Motivasi aktualisasi diri merupakan kebutuhan pengembangan diri,

dalam hal ini yaitu kebutuhan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan yang mendorong petani untuk mengembangkan

pertanian.

Faktor – faktor yang membentuk motivasi Menurut Wahab dan

Rukka (2013), faktor-faktor yang membentuk motovasi adalah karateristik

internal petani dan karateristik eksternal petani.

a. Karateristik internal petani


1) Umur
Faktor umur sangat penting dalam partisipasi, semakin tua usia
semakin aktif kertelibatananya dalam partisipasi terhadap
pelaksanaan. Umur petani sangat mempengaruhi pengetahuan fisik
dan merespon terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan
usahatani.
2) Pendidikan
Pendidikan adalah proses yang dilakukan secara sadar baik formal
maupun informal yang bertujuan untuk meningkatan pengetahuan
dan pembentukan kepribadian. Rendahnya tingkat pendidikan
mempengaruhi tingkat adaptifitas masyarakat terhadap modernisasi,
mereka lebih cenderung mempertahankan pola-pola yang sudah ada,
yang sudah pasti dan yang telah mereka kenal dengan baik. Adanya
suatu perubahan dianggap sebagai sesuatu hal yang tidak pasti dan
mengandung resiko. Biasanya bersedia melakukan perubahan
apabila ada jaminan bahwa perubahan tersebut akan membawa hasil
yang lebih baik bagi mereka.

10
3) Luas lahan
Petani yang menguasai lahan yang luas akan memperoleh hasil
produksi yang besar dan begitu pula sebaliknya. Dalam hal ini, luas
sempitnya lahan yang dikuasai oleh petani akan sangat menentukan
besar kecilnya pendapatan ekonomi yang diperoleh.
4) Pengalaman berusaha tani
Pengalaman seseorang akan mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan terutama penerimaan terhadap suatu inovasi bagi usaha
yang dilakukan, sehingga petani yang memiliki pengalaman tinggi
cenderung sangat selektif dalam menerima inovasi.
b. Karateristik eskternal petani
1) Lingkungan Sosial
Menurut Mardikanto (1993), lingkungan sosial yang dapat
mempengaruhi perubahan – perubahan dalam diri petani adalah
kebudayaan, opini publik, pengambil keputusan dalam keluarga, dan
kekuatan lembaga sosial. Pengambilan keputusan usahatani yang
dilakukan oleh petani juga dipengaruhi oleh keputusan dalam
kelompok atau organisasi.
2) Lingkungan Ekonomi
Lingkungan ekonomi merupakan kekuatan – kekuatan ekonomi
yang ada dalam masyarakat di lokasi penelitian yang langsung
maupun tidak langsung keberadaannya dapat mendorong atau
menghambat petani dalam dalam penggunaan benih jagung
bersertifikat. Menurut Mardikanto (1993), lingkungan ekonomi
terdiri dari : a). lembaga perkreditan yang menyediakan dana usaha
tani bagi petani kecil, b). ketersediaan sarana produksi usaha tani, c).
Pemasaran hasil, d). Pengusaha dan perkembangan teknologi
pengolahan hasil pertanian.
3) Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pembangunan pertanian di Indonesia diarahkan untuk
memenuhi tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mencapai

11
masyarakat pertanian yang merata. Dalam bidang pertanian tujuan
pembagunan pertanian tersebut dapat dilakukan dengan cara
meningkatakan produksi, produktivitas tenaga kerja, tanah dan
modal.
2. Penangkaran Benih Padi Bersertifikat

Menurut Menurut Dirjen Tanaman Pangan (2015), penangkar benih

adalah petani atau kelompok tani yang memenuhi persyaratan melakukan

penangkaran atau perbanyakan benih varietas unggul bersertifikat dan

ditetapkan dengan keputusan Kepala Dinas Pertanian Provinsi.

a) Teknis Pelaksanaan Budidaya Penangkaran Benih Padi (Oryza sativa

.L.) Bersertifikat

Benih bina adalah benih dari varietas unggul tanaman pangan dan

tanaman hijauan pakan ternak yang telah dilepas, yang produksi dan

peredarannya diawasi (Permentan Nomor

56/Permentan/PK.110/11/2015). Menurut Dirjentanpang (2018),

Indeks pertanaman padi merupakan frekuensi penanaman padi pada

sebidang lahan pertanian untuk memproduksi bahan pangan dalam

kurun waktu 1 Tahun.

Teknis pelaksanaan penangkaran benih padi bersertifikat sesuai

juknis dari BPTP Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1) Pemilahan dan Perlakuan Benih


Perlakuan benih bertujuan untuk mencegah hama pada stadia

awal perkecambahan, merangsang pertumbuhan akar,

12
memperkecil resiko kehilangan hasil, memelihara dan

memperbaiki kualitas benih.

2) Persiapan Lahan

Persiapan lahan untuk pertanaman mirip dengan lahan untuk

persemaian, namun tanpa pembuatan bedengan. Tanah diolah

secara sempurna yaitu dibajak I, digenangi selama 2 hari, lalu

dikeringkan selama 7 hari, lalu dibajak II, digenangi selama 2 hari

dan dikeringkan lagi selama 7 hari.

3) Penanaman

Penanaman dilakukan pada saat bibit berumur 15-21 hari dengan

1 bibit per lubang.

4) Pemeliharaan

1) Pemupukan

Kesuburan tanah beragam antar lokasi karena

perbedaan sifat fisik dan kimianya, dengan demikian

kemampuan tanah untuk menyediakan hara bagi tanaman

juga berbeda-beda. Pemupukan dimaksudkan untuk

menambah penyediaan hara sehingga mencukupi

kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi dengan

baik

2) Penyiangan

- Penyiangan dilakukan secara intensif agar tanaman

tidak terganggu oleh gulma.

13
- Penyiangan dilakukan paling sedikit dua atau tiga kali

tergantung pada keadaan gulma, menggunakan landak

atau gasrok

- Penyiangan dilakukan sebelum pemupukan susulan

pertama atau kedua sehingga pupuk yang diberikan

hanya diserap oleh tanaman padi.

3) Pengendalian OPT

Hama dan penyakit merupakan faktor penting yang

menyebabkan suatu varietas tidak mampu menghasilkan

benih varietas seperti yang diharapkan. Pengendalian hama

dan penyakit harus dilakukan secara terpadu.

4) Seleksi/Roguing

Salah satu syarat dari benih bermutu adalah

memiliki tingkat kemurnian genetik yang tinggi, oleh

karena itu Roguing perlu dilakukan dengan benar dan

dimulai mulai fase vegetatif sampai akhir pertanaman.

Roguing dilakukan untuk membuang rumpun-

rumpun tanaman yang ciri-ciri morfologisnya menyimpang

dari ciri-ciri varietas tanaman yang diproduksi benihnya.

Untuk tujuan tersebut, pertanaman petak pembanding

(pertanaman check plot) dengan menggunakan benih

autentik sangat disarankan, maka hal-hal berikut sebagai

patokan dalam pelaksanaan Roguing yaitu:

14
Tabel 1. Patokan Pelaksanaan Roguing
No Stadia Pertumbuhan Karakteristik yang diamati
Tanaman
1 Vegetatif Awal  Tanaman yang tumbuh di luar
(35-45 HST) jalur/musim.

Tanaman/rumpun yang tipe pertunasan.
awalnya menyimpang dari sebagian
besar rumpun-rumpun lain.

Tanaman yang bentuk dan daunnya
berbeda dari sebagian besar rumpun-
rumpun lain.

Tanaman yang warna kaki atau daun
pelepahnya berbeda dari sebagian besar
rumpun-rumpun lain.

Tanaman/rumpun yang tingginya sangat
berbeda (mencolok).
2 Stadia Vegetatif  Tanaman yang tumbuh di luar
Akhir/Anakan jalur/barisan.
Maksimum  Tanaman/rumpun yang tipe pertunasan.
(50-60 HST) menyimpang dari sebagian rumpun-
rumpun lain.
 Tanaman yang bentuk dan ukuran
daunnya berbeda dari sebagian besar
rumpun-rumpun lain.

Tanaman yang warna kaki atau helai


daun, dan pelepahnya berbeda dari
sebagian besar rumpun-rumpun lain.

Tanaman/rumpun yang tingginya sangat
berbeda (mencolok).

3 Stadia Generatif Tanaman/rumpun yang tipe tumbuhnya.
Awal/Berbunga (85-90 menyimpang dari sebagian besar
HST) rumpun-rumpun lain.

Tanaman yang bentuk dan ukuran daun
benderanya berbeda dari sebagian besar
rumpun-rumpun lain.

Tanaman yang berbunga terlalu cepat
atau terlalu lambat dari sebagian besar
rumpun-rumpun lain.

Tanaman/rumpun yang memiliki eksersi
malai berbeda.

Tanaman/rumpun yang memiliki bentuk
dan ukuran gabah berbeda.

4 Stadia Generatif Tanaman/rumpun yang tipe tumbuhnya
Akhir/Masak menyimpang dari sebagian besar
hT) rumpun-rumpun lain.

Tanaman yang bentuk dan ukuran daun
benderanya berbeda dari sebagian besar
rumpun-rumpun lain.

15

Tanaman yang berbunga terlalu cepat
atau terlalu lambat dari sebagian besar
rumpun-rumpun lain.

Tanaman/rumpun yang terlalu cepat
matang.

Tanaman/rumpun yang memiliki eksersi
malai berbeda.

Tanaman/rumpun yang memiliki bentuk
dan ukuran gabah, warna gabah, dan
ujung gabah (rambut/tidak berambut)
 berbeda.
Sumber : Juknis Penangkaran Benih Padi

5) Pengamatan

Parameter yang diamati meliputi karakter morfologi

dan agronomi serta produksi tanaman yang terdiri dari:

 Karakter agronomi kuantitatif meliputi: tinggi

tanaman, jumlah anakan dan umur berbunga serta umur

panen.

 Karakter agronomi kualitatif meliputi warna kaki,

batang, telinga dan lidah daun, serta kasar atau

halusnya permukaaan daun.

 Pengamatan produksi tanaman meliputi hasil per luas

tanam, kadar air saat panen dan produktivitas (t/ha).

6) Cara Ubinan

Pilih pertanaman yang seragam dan dapat mewakili

penampilan hamparan, baik dalam segi pertumbuhan,

kepadatan tanaman, maupun kondisi terakhir yang ada di

lapangan.

16
Tentukan luasan ubinan, minimal dua set jajar

legowo yang berdekatan. Luas ubinan paling sedikit dibuat

10 m2 dengan mengambil ukuran setengah jarak tanam.

Jarak tanam dengan pola legowo berbeda dengan sistem

tegel.

7) Panen dan Pengelolaan Benih

Saat panen yang tepat adalah pada waktu biji telah

masak fisiologis, atau apabila sekitar 90-95% malai telah

menguning. Benih padi ketika baru dipanen masih

tercampur dengan kotoran fisik dan benih jelek.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses

panen dan pengolahan benih adalah sebagai berikut:

 Persiapan panen

 Proses Panen

 Pengeringan Benih

 Penjemuran

 Pengeringan dengan alat Dryer

 Pengolahan Benih

8) Pengawasan

Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam

pengolahan benih mulai dari pengeringan sampai

pemilahan, terutama untuk menghindari benih tercampur

dengan varietas lain.

17
Tabel 2. Standar mutu benih padi bersertifikasi berdasarkan
penguji di Laboratorium
Parameter Mutu BS BD BP BR
Kadar air maksimum (%) 13,0 13,0 13,0 13,0
Benih murni minimum (%) 99,0 99,0 98,0 98,0
Kotoran maksimum (%) 1,0 1,0 2,0 2,0
Varietas lain, maksimum (%) 0,0 0,1 0,2 0,2
Biji Gulma maksimum (%) 0,0 0,0 0,0 0,0
Daya berkecambah minimum (%) 80,0 80,0 80,0 80
Sumber: Permentan No 355 Tahun 2015

Pengawasan pemasangan label bertujuan untuk

mengetahui kebenaran pemasangan dan isi label terdapat

pada Tabel 3 berikut ini

Tabel 3. Warna Label Benih Bermutu dan Kelas Benih

Kelas Benih Warna Label


Benih Penjenis (BS, Breeder Seed) Kuning
Benih Dasar (BD, Foundation Seed) Putih
Benih Pokok (BP, Stock Seed) Ungu
Benih Sebar (BR,Extention Seed) Biru
Sumber : Permentan No 355 Tahun 2015

9) Pengemasan

Pengemasan benih selain bertujuan untuk

mempermudahkan dalam penyaluran/transportasi benih,

juga untuk melindungi benih selama penyimpanan terutama

dalam mempertahankan mutu benih dan menghindari

serangan insek

18
10) Penyimpanan

Kondisi penyimpanan yang baik adalah kondisi

penyimpanan yang mampu mempertahankan mutu benih

seperti saat sebelum simpan sepanjang mungkin selama

periode simpan.

11) Prosedur Sertifikasi Benih

Sertifikasi benih adalah suatu proses pemberian

sertifikasi atas cara perbanyakan, produksi, dan penyaluran

benih dengan peraturan yang telah ditetapkan, tujuannya

adalah untuk memelihara kemurnian dan mutu benih dari

varietas unggul serta penyediaan secara kontinyu (BPTP,

2014)

Benih bersertifikat adalah benih varietas unggul yang

dalam proses produksinya dilaksanakan sesuai sertifikasi

benih (Dirjentanpang, 2015).

Prosedur Sertifikasi Benih Padi yang harus diikuti

oleh penangkar benih seperti pada Tabel berikut:


12)
Tabel 4. Prosedur Sertifikasi Benih Padi
No Penangkar Benih BPSBTPH
1 Penyampaian Permohonan Pemeriksaan Permohonan
2 Pengecekan Benih Sumber Pemeriksaan Pendahuluan :
- Sebelum tanam
- Sejaran lapangan
- Isolasi

3 Pemeliharaan Pertanaman Pemeriksaan Lapangan :


- Fase vegetatif (I)
- Fase berbunga (II)

19
- Fase masak (III)
- Ulangan

4 Panen Pengujian Laboratorium :


- Alat panen/prosesing - Kadar air
- Lot benih - Kemurnian benih
- Gudang - Daya tumbuh
- Campuran varietas lain
(CVL)

5 Hasil Pemeriksaan/Sertifikasi Hasil Pemeriksaan/Sertifikasi

6 Pemasangan Label Pengawasan Pemasangan Label


13) (Legalisasi)
Sumber : Juknis Penangkaran Benih

B. Kerangka Pikir

Motivasi petani dalam usaha penangkaran beih padi di pengaruhi tiga

komponen yaitu moivasi fisiologi, motivasi sosiologi dan moivasi aktualisasi

diri.

Kenyataan dilapangan memiliki Desa Pendowoharjo memiliki Desa

Mandiri Benih yang tujuannya memenuhi kebutuhan benih bersertifikat di

wilayah desa. Namun penangkaran benih padi bersertifikat di Desa

Pendowoharjo tidak berkembang sehingga kebutuhan yang di perlukan tidak

tercukupi. Rendahnya motivasi petani sangat berpengaruh terhadap memenuhi

kebutuhan padi bersertifikat. Perlu adanya kajian tentang motivasi petani

dalam usaha penangkaran benih. Variable yang di kaji ialah motivasi fisiologi,

motivasi sosiologi, motivasi aktualisasi. Sehingga setelah melakukan kajian

motivasi petani dalam usaha penangkaran benih, usaha penangkaran di Desa

Pendowoharjo dapat berkembang sehingga dapat memnihi kebutuhan benih

terpenuhi dan tuajua Desa Mandiri Benih terwujud.

20
Kerangka pikir merupakan alur pikir yang logis dan dibuat dalam atau

skema yang bertujuan untuk menjelaskan garis besar pola substansi kajian yang

akan dilaksanakan. Kerangka pikir dapat dilihat dibawah ini.

Usaha penangkaran benih padi


bersertifikat belum berkembang

Motivasi petani dalam usaha penangkaran


benih padi bersertifikat rendah

Kajian Motivasi petani dalam usaha


penangkaran benih padi bersertifikat rendah

Motivasi Fisiologi Motivasi Sosiologi Motvasi Aktualisasi Diri

Desain Pemberdayaan (Penyuluhan)

Usaha penangkaran benih padi bersertifikat berkembang

Kebutuhan benih padi bersertifikat terpenuhi

C. Definisi Oprasional

1. Motivasi adalah suatu bentuk dorongan yang mengarahkan dan

menggerakan seseorang untuk melakukan usaha penangkaran benih padi

bersertifikat

21
2. Motivasi fisiologi merupakan kondisi yang mendorong petani untuk

cenderung memenuhi kebutuhan ekonomi.

3. Motivasi sosiologi merupakan motif yang muncul terutama berasal dari

hubungan kekerabatan antar manusia satu dengan yang lainnya

4. Motivasi aktualiasi diri merupakan motif yang muncul karena kebutuhan

pengembangan diri, dalam hal ini yaitu kebutuhan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan yang mendorong petani mengusahakan

penangkaran benih padi bersertifikat.

5. Penangkaran benih padi bersertifikat adalah petani atau kelompok tani yang

memenuhi persyaratan melakukan penangkaran atau perbanyakan benih

varietas unggul bersertifikat dan ditetapkan dengan keputusan Kepala

Dinas Pertanian Provinsi.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir maka disusun hipotesis yang diajukan dalam

kajian ini adalah diduga Motivasi petani dalam usaha penangkaran benih padi

bersertifikat sebagai berikut:

1. Motivasi Fisiologi adalah rendah

2. Motivasi Sosiologi adalah rendah

3. Motivasi Aktualisasi Diri adalah sedang

22
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Tempat Dan Waktu

Kajian ini dilaksanakan di Desa Pandowoharjo, Kecamatan Sewon,

Kabupaten Bantul pada Februari 2020 hingga Juli 2020.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam pembuatan proposal kajian adalah kertas A4,

buku, laptop, printer dan pulpen. Data sekunder yang diperoleh dari

Kecamatan Sewon, BPS, BP3K Sewon, Desa Pendowoharjo, dan penyuluh

setempat serta berbagai data yang diperoleh dari literatur – literatur, dan

buku – buku. Data primer yang diperoleh dengan cara wawancara langsung

dengan petani dengan menggunakan kuisioner atau daftar pertanyaan.

C. Jenis Kajian

Kajian motivasi petani dalam usaha penangkaran benih padi bersertfikat di

Desa Pendowoharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul merupakan

kajian deskriptif kuantitatif yaitu mendeskriptifkan dan memaknai data dari

masing-masing indikator komponen.

D. Metode Pengambilan Sampel

a) Menentukan Karakteristik Populasi

Karakteristik dalam kajian ini adalah petani yang pernah mengikuti

kegiatan penangkaran benih pada Tahun 2015 dari Program Desa

Mandiri Benih (DMB)

23
Berdasarkan keterangan di atas maka teknik pengambilan sampel

dilakukan secara Purvosive Sampling

b) Menentukan Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam kajian ini adalah nonprobability

sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipiih

menjadi anggota sampel (Sugiyono,2016)

c) Penentuan Lokasi Kabupaten

Pemilihan Kabupaten Bantul dilakukan secara Purposive yaitu

berdasarkan adanya lokasi Penangkaran Benih Padi Program 1000 Desa

Mandiri Benih di D.I Yogyakarta.

d) Penentuan Lokasi Kecamatan

Pemilihan Kecamatan Sewon dilakukan secara Purposive yaitu

berdasarkan adanya lokasi Penangkaran Benih Padi Program 1000 Desa

Mandiri Benih di Kabupaten Bantul D.I Yogyakarta.

e) Penentuan Lokasi Desa

Pemilihan Desa Pendowoharjo dilakukan secara Purposive yaitu

berdasarkan adanya lokasi Penangkaran Benih Padi Program 1000 Desa

Mandiri Benih di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul D.I Yogyakarta.

f) Pemilihan Kelompok Tani

Penentuan Kelompok Tani sebagai sampel secara Purposive yaitu

Kelompok Tani yang telah ditetapkan sebagai kelompok penerima

kegiatan Penangkaran Benih Padi Program 1000 Desa Mandiri Benih di

24
Desa Pendowoharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul D.I

Yogyakarta. Penentuan responden adalah secara keseluruhan atau 100%

secara populasi dengan alasan jumlah populasi adalah 40 orang sehingga

cara pengumpulan data yaitu cara sensus/sampel jenuh.

Kabupaten Bantul

Purposive Sampling

Kecamatan Sewon

Purposive Sampling

Desa Timbulharjo Desa Pendowoharjo Desa Panggungharjo Desa Bangunharjo

Purposive Sampling

Kelompok Tani
Mulyo

Sampel jenuh

40 Responden

Gamabar 1. Alur Penentuan Responden

E. Jenis Data

1) Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data.

25
2) Data Primer

Data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang

telah ada. Data primer ini harus di cari melalui narasumer atau dalam

istilah teknisnya responden sebagai objek penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Kuisioner dan

Wawancara. Teknik pengmpulan data yang digunakan dalam kajian ini

menurut Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa pengumpulan data

berdasarkan tekniknya yaitu kuesioner dan wawncara antara lain:

1) Wawncara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti dan juga peneliti ingin mengetahui hal-

hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah sedikit/kecil

2) Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab. Dapat berupa pertanyaan/ pernyataan

tertutup atau terbuka.

G. Teknik Analisis Data

Analisis dalam kajian ini dilakukan dengan teknik analisis deskriptif

kuantitatif untuk mendeskriptifkan data yang diperoleh. Variabel penelitian

yaitu Motivasi Petani dalam Usaha Penangkaran Benih Padi Bersertifikat

26
yang meliputi motivasi fisiologi, motivasi sosiologi, dan motivasi

aktualisasi. Pengukuran variabel dalam kajian ini menggunakan skala likert

dengan 3 alternatif jawaban yang masing masing alternatif jawaban di

berikan skor dengan nilai satu sampai tiga.

Menurut Sugiyono (2017), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan presepsi seseorang atau kelompok tentang penomena sosial.

Dalam penelitian penomenal sosial ini telah ditetapkan secar spesifik oleh

peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dalam

penelitian ini variabel yang di tentukan adalah motivasi.

Tabel 5. Kriteria penelitian dalam skala likert

Kriteria Nilai Skala Skor

Rendah 1

Sedang 2

Tinggi 3

Total skor dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu

rendah, sedang, tinggi dengan menggunakan rumus interval kelas dari

pendapat Nasir (2017) sebagai berikut:

𝑹
𝒊= 𝒌
Keterangan:
I = besar interval kelas
R= Range
K= jumlah interval kelas

27
Maka interval kelas sebagai berikut:

% 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 − % 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒊𝒏𝒊𝒎𝒂𝒍


𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝒋𝒖𝒎𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒗𝒂𝒍 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒔

𝟏𝟎𝟎 − 𝟑𝟑, 𝟑𝟑
𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝟑

𝟔𝟔, 𝟔𝟕%
𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝟑

𝒊 = 𝟐𝟐, 𝟐𝟐 %

Skor maksimal : 3 (nilai maksimaln 100%)

Skorminimal : 1 (nilai minimal 33,33%)

Kategori : 3 (Tinggi,Sedang,Rendah)

Sehingga penentuan kategori tingkat motivasi petani (motivasi fisiologi

motivasi sosiologi, motivasi aktualisasi diri) dalam Usaha Penangkaran Benih

Padi Bersertifikat:

a) Tinggi : jika skor yang dicapai antara 77,79%- 100%

b) Sedang : jika skor yang dicapai antara 55,56- 77,78%

c) Rendah : jika skor yang tercapai antara 33,33- 55,55%

Dengan demikan penentuan kategori motivasi petani dalam usaha penangkaran

benih padi bersertifikat adalah:

𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒊 𝒄𝒂𝒑𝒂𝒊


𝑷𝒆𝒏𝒄𝒂𝒑𝒂𝒊𝒂𝒏 𝒎𝒐𝒕𝒊𝒗𝒂𝒔𝒊 𝒑𝒆𝒕𝒂𝒏𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

28
DAFRAR PUSTAKA

Prihartanta, Widayat. 2015. Teori-Teori Motivasi. Jurnal Abidaya Vol.1 No.83.


Universitas Islam Negeri Ar- rsniry.

29

Anda mungkin juga menyukai