Anda di halaman 1dari 25

1

Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai


(Studi di Badan Pertanahan Nasional Kota Malang)
Oleh:

Nur Muhammad Haris 165120600111005

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2019

2
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 6
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 6
1. Latar Belakang ............................................................................................................ 6
2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 8
3. Tujuan Penulisan......................................................................................................... 8
4. Manfaat Penulisan ....................................................................................................... 8
a. Manfaat Teoritis .................................................................................................. 8
b. Manfaat Praktis ....................................................................................................... 9
BAB II............................................................................................................................... 10
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 10
2. Penelitian Terdahulu ................................................................................................. 10
2.2 Kerangka Teoritik ................................................................................................... 13
2.2.1 Gaya Kepemimpinan........................................................................................ 13
2.2.2 Indikator Gaya Kepemimpinan ............................................................................ 15
a. Gaya Kepemimpinan Situasional ...................................................................... 15
b. Gaya Kepemimpinan Transformasional ............................................................... 16
2.3 Motivasi Kerja ........................................................................................................ 16
2.3.1. Indikator Motivasi Kerja ................................................................................. 17
2.4 Kerangka Berfikir ................................................................................................... 18
BAB III ............................................................................................................................. 19
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 19
3.1 Jenis Penelitian........................................................................................................ 19
3.2 Lokasi Penelitian..................................................................................................... 19
3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 19
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................................... 20
BAB VI ............................................................................................................................. 21
PENUTUP ........................................................................................................................ 21
6. 1 Kesimpulan ............................................................................................................ 21
6.2 Saran ....................................................................................................................... 21

3
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 22

4
DAFTAR ISTILAH

PTSL adalah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. Program pemerintah untuk


mempercepat proses sertifikasi tanah di Indonesia.

Gayai Kepemimpinani Situasional adalah gayai kepemimpinani yangi diterapkan


berdasarkan situasi ayang ada adi lapangan.

Gayai Kepemimpinan Transformasional adalah model kepemimpinan yang


diterapkan berdasarkan nilai-nilai yang diyakini pegawai untuk mewujudkan
tujuan instansi

Demokratis adalah segala sesuatu yang bersifat demokratis

BPN adalah Badan Pertanahan Nasionali Lembaga ini merupakan lembaga non
kementrian yang memiliki tugas di bidang pertanahani di Indonesia.

Motivasi adalah dorongan atau daya penggerak

UUPA adalah Undang-Undang Pokok Agraria

5
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tanah sangat penting untuk tempat tinggal manusia. Pengelolaan tanah


digunakan untuk memakmurakan dan mensejahteraan rakyat. Dalam pasal 33
ayat 3 Undang-Undang Dasar RepublikaIndonesi tahun 1945 yang
menyatakan bahwaa“Bumi, air dan segala kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat”. Dalam rangka mewujudkanakesejahteraanarakyat
melalui semua sumber daya alam yang ada di Indonesia, maka diperlukan
suatu aturan yang mengatur tentang tanah. Pemerintah mengeluarkan
pengaturan yang dikhususkan tentang tanah melalui peraturan perundang-
undangan yang baku mewujudkan keadilan dam kesejahteraan rakyat
Indonesia. Oleh karena itu, pemerintahi telahi membuat Peraturan perundang-
undang tentang iAgrariai yaitu UU No. 5 Tahun 1960i yang dikeluarkan pada
tanggal 24 September1960i. Dalam perundang-undangan tersebut diatur
tentang tata caraiipembuatani sertifikat tanah di Indonesia, antara lain aturan
dasar pendaftaran tanah, objek pendaftaran tanah, dan sebagainya dengan
tujuan memberi jaminan hukum atas penggunaan tanah di Indonesia.
Pemerintah perlu memberi dasar hukum yang jelas karena masyarakat sering
tidak mengerti tentang aturan-aturan tentang penggunaan hak atas tanah.
Penggunaan tanah memerlukan pembuktian berupa sertifikat tanah yang sah
dan diakui oleh negara. Dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyarakat,
Kepala BPN mengeluarkan Peraturan No. 1 tahun 2005 yang mengatur
Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan demi meningkatan
pelayananan di BPN melalui mekanisme yang lebih sederhana dan kecepatan
pelayanan. Hal ini sehubungan dengan peningkatan jenis dan waktu
penyelesaian dalam verifikasi sertifikat, peralihan hak milik, mekanisme
memisah dan menggabungan sertifikat pada kantor pertanahan. Oleh sebab
itu, Pemerintah mengeluarkan UU iNo. 6 Tahun 2008 tentangi

6
Penyederhanaani dan iPercepatan Standar iProsedur iOperasi Pengaturan dan
Pelayanan Pertanahan, Undang-Undang ini sebagai dasar operasional
pelayanan BPN kepada masyarakat dalam pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi. Dalam upaya menerapkan kedua peraturan diatas, maka
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia mengeluarkan peraturan baru
yaitu PTSL(Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap) untuk meningkatkan
pelayanan sertifikasi tanah di Indonesia.
PTSLi adalah proses pendaftaran sertifikat tanah bagi semua tanah
yang belum pernah didaftarkan di wilayah Indonesia. Pemerintah melalui
Kementerian ATR/BPN berusaha untuk mensejahterakan rakyat melalui
jaminan hak atas tanah. Pemerintah memberikan kepastian hukum melalui
sertifikasi tanah. Kebijakan ini diterbitkan melalui Permen No 12 tahun 2017
tentang PTSL dan Inpres No 2 tahun 2018. PTSL terkenal dengan istilah
sertifikasi tanah ini merupakan bentung tanggung jawab pemerintah dalam
memberi perlindungan hukum atas kepemilikan tanah bagi warga negara di
Indonesia. Kantor Pertanahan Kota Malang memiliki tanggung jawab daerah
yang ada di Kota Malang yang terdiri dari 5 kecamatan dengan luas 145,28
km².
Permasalahan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa pegawai
Badan Pertanahan Nasional memiliki kinerja yang kurang optimal, hal ini
dilihat dari kurangnya website resmi yang tidak dikelola dengan baik. Hal ini
menunjukkan bahwa akuntabilitas belum cukup memadai hingga standar
prosedur pelayanan yang perlu dibenahi dalam rangka mensukseskan program
PTSL. Standar operasional, pengelolaan sistem pengaduan dan
penyederhanaan prosedur menjadi tantangan besar bagi BPN Kota Malang.
Oleh sebab itu diperlukan seorang pemimpin yang bisa memberi motivasi,
mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan pelayanan pertanahan yaitu PTSL.

Pemimpin merupakan orang yang dianggap memiliki tanggung jawab dan


keahlian tinggi sehingga ia dipercaya memimpin anak buahnya. Pemimpin
menjadi panutan dan teladan bagi bawahannya. Pemimpin memiliki
wewenang untuk dapat mengatur anak buahnya bekerja maksimal dalam
melayani. Pemimpin menggunakan gaya kepemimpinan berbeda-beda dalam

7
mengatur bawahannya. Faktor kepemimpinan dapat mempengaruhi suatu
instansi dalam mencapai tujuannya. Gaya kepemimpinan dan bentuk motivasi
yang diterapkan pemimpin dalam lingkungan instansi dapat membuat
organisasi didalamnya berjalan baik atau buruk. Oleh sebab itu pemimpin
memiliki peran penting dalam meningkatkan kinerja organisasi dalam
melayani masyarakat secara maksimal

Dalam riset ini penulis akan meneliti tentang gaya kepemimpinan dan
bentuk motivasi kerja yang diterapkan oleh Kepala Badan Pertanahan
Nasional Kota Malang dalam rangka mensukseskan program PTSL di Kota
Malang. Hal yang ini menarik minat peneliti karena bidang pertanahan
menjadi salah satu sektor pelayanan publik yang perlu dibenahi. Peneliti ingin
melihat bahwa gaya kepemimpinan dapat menjadi faktor penentu kesuksesan
program PTSL khususnya di Kota Malang.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala Badan
Pertahanan Nasional Kota Malang?
b. Bagaimana bentuk motivasi yang diberikan kepala Badan
Pertanahan Nasional Kota Malang?

3. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala Badan
Pertanahan Kota Malang kepada pegawai di Kantor Pertanahan
Nasional Kota Malang
b. Mengetahui bentuk motivasi yang diberikan kepala Badan
Pertanahan Kota Malang kepada pegawai di Kantor Pertanahan
Kota Malang

4. Manfaat Penulisan

a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan
pembaca tentang gaya kepemimpinan yang diterapkan di
lingkungan Badan Pertanahan Nasional kota Malang sehingga
tercipta hubungan yang baik antara pimpinan dan pegawai

8
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini bertujuan untuk menjadi referensi bermanfaat
bagi Badan Pertanahan Nasional Kota Malang dalam
meningkatkan motivasi kerja bagi para pegawainya dalam
meningkatkan pelayanannya.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Fokus Penelitian Metode Perbedaan
Penelitian Penelitian
1 Tri Gaya Bagaimana Penelitian Penelitian
Hidayati(Pe Kepemimpinan gaya lapangan ini lebih
nelitian, Kepala Desa (Studi kepemimpinan dengan membahas
,Jurusan Kasus seorang metode Berbagai
Manajemen, Kepemimpinan pemimpin itu penelitian macam
Fakultas Empat Kelurahan sangat penting kualitatif gaya
Ekonomi, di Kecamatan dan berpengaruh kepemimpin
Universitas Sewon Bantul terhadap kinerja an yang
Indonesia) Yogyakarta perangkat desa diterapkan
seperti yang oleh empat
diungkapkan kepala desa
oleh empat di
kepala desa di Kecamatan
kecamatan Sewon
Sewon dipengaruhi
oleh
karakteristik
individu
masing-
masing.
Proses
pembentuka
n dan
pengemban
gan
individu

10
berpengaruh
terhadap
gaya
kepemimpin
an yang
diambil
oleh kepala
desa untuk
dijadikan
gaya
kepemimpin
an untuk
memimpin
wilayah
nya.
2 Ilmia Gayai Bagaimana Observasi di Penelitian
Usrotin Kepemimpinani model lapangan ini lebih
Choiriyah, dan Kinerja kepemimpinan dengan membahas
(Penelitian, Pegawai (iDinas yang diterapkan metode gaya
Program Sosial iKabupaten oleh Kepala penelitian kepemimpin
Studi Ilmu Malangi) Dinsos Kab. kualitatif an
Administras Malang demokratis
ia Negara, menggunakan berdasarkan
Fakultasa gaya aspek
Ilmua kepemimpinan komunikasi,
Sosiala dan demokratis pengawasan
Ilmua dapat kinerja,
Politika,Uni meningkatkan pengarahan
versitasa kinerja pegawai kerja, dan
Muhammad Dinsos Kab. model
iyaha Malang dalam pengambila
aSidoarjo) melaksanakan n kebijakan

11
tugas-tugasnya. yang
dilakukan
oleh Kepala
Dinsos
Kab.Malang
.
Reza Peran Pemimpin Bagaimana iPenelitian Penelitian
aHafikar adalam aperan Kepala ilapangan inii lebih
aSuardi, aMeningkatkan aPKP2A II LAN idengan membahas
(Penelitian, aKinerja Pegawai a iMakassar imetode Peranii
, aaProgram (STUDI aaKASUS idalam ipenelitian Kepala
aaStudi : aPKP2A II imeningkatkan ikualitatif PKP2A II
aAdministra aLembaga ikinerja LAN
si iNegara aAdministrasi apegawai pada iMakassar
Fakultas aNegara (LAN) akantor PKP2A dalam
iiIlmu Sosial aKota Makassar aII LAN meningkatk
dan iIlmuii aMakassar ani kinerja
iiPolitik, pegawaii
Universitas pada
Hasanuddin ikantori
aaaa PKP2Ai II
LANaa
Makassarii
isenantiasaii
melakukan
iiperannya
isebagai
interpersona
l role,
decision
making dan
information

12
al role
dalamii
meningkatk
an kinerja
karyawan di
Kantor
PKP2A II
LAN
Makassar

2.2 Kerangka Teoritik

2.2.1 Gaya Kepemimpinan


Pemimpina yang efektif dalam menerapkan gaya kepemimpinan harus
berusahaa memahami para pegawai yang dipimpinnya, mampu memahami
kelebihana dan kekurangan pegawainya, dan memahami menggunakan
kelemahana pegawai untuk mengimbangi kelebihan mereka. Gaya
kepemimpinan digunakan pimpinan dalam mempengaruhi para pengikutnya.
Gaya kepemimpinana merupakana perilakuayang digunakan pemimpin untuk
mempengaruhi pemikiran, sikap, dan perilaku organisasinya. gaya
kepemimpinan transformasional dan transaksional adalah gaya kepemimpinan
yang diterapkan dapat menyeimbangkan pola pikir dan paradigma baru dalam
arus globalisasi.

a. Gaya Kepemimpinan Transformasional

Konsep kepemimpinan transformasional dirumuskan oleh James McGregor


Burns pada tahun 1978. Kepemimpinan transformasional adalah gaya
kepemimpinan yang dapat memberi motivasi bawahan untuk dapat berkembang
dan mencapai kinerja yang maksimal. Dalam kaitannya dengan kepemimpinan
transformasional, Garl Yukia mengatakan “ Transforming leadership appeals to
the moral values of followers in an attempt atoa raisea their consciousnessa about
ethicala issuesa anda toa mobilizea atheira energy anda aresourcesa toa reform

13
institutions. ”. Artinya gaya kepemimpinan transformasional dapat mempengaruhi
nilai-nilai moral bawahan dalam meningkatkan kesadaran tentang isu-isu etis dan
untuka memobilisasi kemampuan mereka untuk mereformasi institusi.
Selanjutnya, secara operasional Yukl memaknai kepemimpinan transformasional
sebagai berikut: “With transformational leadership, the followers feel trust,
admiration, loyalty, and respect toward the leader, and they are motivated to do
more than they originally expected to do.” . Artinya Dengan gaya kepemimpinan
transformasional, para pengikut merasa memiliki kepercayaan, kekaguman,
kesetiaan, dan rasa hormat terhadap pemimpin, dan mereka termotivasi untuk
melakukan tugasnya secara lebih baik. Dari beberapa pengertian tersebut gaya
kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang sanggup
mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh bawahan untuk mendukung visi
dan tujuan organisasi. Oleh sebab itu, dengan nilai-nilai tersebut, diharapkan
hubungan baik antar anggota organisasi berjalan baik dan terjalin rasa saling
percaya antar anggota organisasi.

b. Gaya Kepemimpinan Situasional

Gaya kepemimpinan situasional adalah model kepemimpinan yang


diterapkan berdasarkan situasi yang terjadi disekitarnya. Organisasi bisa berjalan
dengan baik apabila pemimpin bisa menggunaan situasi untuk menentukana apa
saja hal yang akan dilakukan. Menurut Blanchard mengemukakana gaya
kepemimpinan situasional sebagai berikut “a leadership contingencya theory that
focuses on followers readiness/maturity”. Artinya gaya kepemimpinan situational
adalah gaya kepemimpinan yang diterapkan berdasarkan tingkat kesiapan para
pengikutnya dan setiap pemimpin akan berbeda satu sama lain. Gaya
kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard adalah gaya
kepemimpinan yang berdasarkan pada saling berhubungannya, antara lain:

1. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh atasan.


2. Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh atasan berdasarkan.
tingkat kesiapan bawahan yang ditunjuk dalam melaksanakan tugas dalam
pekerjaannya

14
2.2.2 Indikator Gaya Kepemimpinan

a. Gaya Kepemimpinan Situasional


Gaya kepemimpinan situasional merupakan suatu perilaku seorang
pemimpin yang ingin memelihara hubungan antara pribadi antara dirinya dan
yang dipimpin dengan cara melakukan komunikasi, mendelegasikan tanggung
jawab dan memberi peluang bagi bawahan untuk menggunakan
kemampuannya. Gaya kepemimpinan situasional ini mempunyai 4 (empat)
indikator:
1. Telling/mengarahkan
Dapat diartikan seorang pimpinana berperilakua memberia
pedoman dan pengarahan. Hubungan pimpinan dan bawahan memang
tidak seperti seorang sahabat, namun pimpinan dapat menjalin hubungan
yang harmonis dengan pegawai. Pemimpin memiliki keperdulian kepada
pegawai dengan memberitahukan kepada mereka tentang jobdesk pegawai
dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan
mereka masing-masing.
2. Selling/Menjual
Dapat diartikan seorang pimpinan berperilaku memberi petunjuk
dalam pelaksanaan tugas sesuai pembagian tugas yang jelas dan digabung
dengan hubungan antara pimpinan dan pegawai yang bersifat intensif.
Selain itu, pimpinan juga mendukung para pegawai dalam melaksakan
tugas mereka. Dengan demikian diharapkan pelaksanaan tugas dapat
maksimal dan terlaksana dengan baik.
3. Participating/mengikutsertakan
Dapat diartikan seorang pimpinan berperilaku mengajak para pegawai
untuk aktif dalam proses pengambilan keputuasan. Pemimpin menjadi
fasilitator komunikasi yang efektif untuk mempermudah dan melancarkan
tugas pegawai.
4. Delegating/mendelegasikan
Dapat diartikan seorang pimpinan berperilaku memberi pengarahan
kepada bawahan dalam menghadapi persoalan kerja dan memberi
kepercayaan kepada pegawai tanpa banyak campur tangan.

15
Setelah penjabaran di atas bisa dikatakan penerapan model gaya
kepemimpinan situasional di instansi sangat efektif karena pemimpin
harus bisa memahami kondisi lingkungan dan memperhatikan kesiapan
pegawainya dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Gaya
kepemimpinan situasional diharapkan mampu meningkatkan kemandirian
dan tanggung jawab para pegawai dalam melaksanakan masing-masing
pekerjaan mereka.

b. Gaya Kepemimpinan Transformasional


Gaya kepemimpinan Transaksional merupakan kepemimpinan yang
melihat perubahan untuk tujuan yang lebih baik agar bawahan dapat
termotivasi dengan baik. Gaya kepemimpinan transformasional ini
mempunyai 4 (empat) indikator yaitu:
1. Idealized Influence (karisma)
merupakan gaya pemimpin yang dimiliki seseorang secara alamiah
bisa diartikan sebagai gaya kepemimpinan yang alami ada dalam diri
setiap individu.
2. Motivasi inspirasional
merupakan suatu gagasan baru yang digunakan sebagai daya tarik
atasan untuk lebih memberikan semangat kepda bawahannya agar lebih
giat dalam menjalankan pekerjaannya
3. Stimulasi intelektual
merupakan dorongan yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan
agar bawahan dapat memunculkan ide-ide baru yang ada di dalam
bawahan tersebut
4. Pertimbangan Individual
dapat diartikan bahwa bawahan setelah menemukan ide mereka
langsung mengaplikasikan gagasan atau ide tersebut dengan cara
berkonsultasi dengan atasannya.

2.3 Motivasi Kerja


Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere. Movere artinya dorongan
atau daya penggerak yang diperlukan agar seseorang dapat menjalankan segala

16
sesuatu dengan baik. Motivasi kerja bisa bersumber dari diri sendiri, atasan,
mapun lingkungan kerja. Motivasi kerja adalah dorongan yang diberikan
pimpinan kepada pegawai agar lebih bersemangat dalam bekerja. Motivasi kerja
akan menumbuhkan semangat untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-
baiknya.

2.3.1. Indikator Motivasi Kerja


Menurut Hamzah B. Uno (2009: 73) dimensi dan indikator motivasi kerja dapat
dikelompokan sebagai berikut:

a. Motivasi dari dalam

1. Bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan

2. Berusaha mencapai target kerja yang telah ditentukan

3. Memiliki tujuan terarah dan tantangan yang jelas.

4. Memiliki rasa cinta terhadap pekerjaannya.

5. Berusaha berprestasi dan unggul dalam pekerjaan.

b. Motivasi dari luar

1. Selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidup dan kerjanya

2. Senang dipuji pekerjaannya

3. Bekerja untuk mendapatkan insentif.

4. Bekerja untuk mendapatkan perhatian dari teman dan atasan.

17
2.4 Kerangka Berfikir
Konsep utama dalam kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang
lain. Kepemimpinan adalah salah satu cara mempengaruhi, menggerakkan, dan
mengarahkan tindakan seseorang/ kelompok untuk tujuan tertentu. Dalam proses
memberi pengaruh, seorang pimpinan menerapkan gaya kepemimpinan yang
berbeda-beda. Dalam penelitian ini penulis meneliti tentang gaya kepemimpinan
transformasional dan gaya kepemimpinan situasional serta motivasi kerja.

Gambar 1: Bagan Kerangka Berfikir

Badan Pertanahan
Kota Malang

Kepala BPN Kota


Malang

GAYA KEPEMIMPINAN : MOTIVASI KERJA

a. Kepemimpinan
Transformasional :

b. Kepemimpinan Situasional: I
] n
t
e
l
e
c
t
Optimalisasi Kinerja Pegawai
u
Ia
n
l
t
eS
lt
ei
cm
tu
u
l 18
aa
lt
i
S
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Metode penelitian yang memungkinkan peneliti melakukan studi
mendalam mengenai gaya kepemimpinan dan motivasi. Selain itu, penelitian
kualitatif amenawarkana cakupan lebih besar dalam memilih topik yang
diminati karena metode penelitianaa lain cenderunga dibatasi oleh:

a. Ketidak mampuan untuk menetapkan kondisi penelitian yang diperlukan


(seperti dalam eksperimen),

b. Data yang ada belum cukup lengkap,

c Adanya kesulitan dalam menarik sampel responden yang memadai.

3.2 Lokasi Penelitian


Penelitian akan dilakukan pada bulan 17 Juni- 13Juli 2019 di Kantor
Badan Pertanahan Nasional Kota Malang

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Peneliti melakukan proses pengumpulan data menggunakan wawancara
secara langsung kepada narasumber di Kantor Pertanahan Kota Malang. Peneliti
menggunakan dua teknik, antara laina :

a. Wawancara

Peneliti menggunakan metode wawancara dalam pengumpulan data.


Dengan melakukan wawancara secara langsung kepada narasumber diharapkan
peneliti menemukan data yang valid guna melengkapi penelitian.

b. Observasi

Peneliti melakukan observasi di lapamgan, dalam arti peneliti berkunjung


langsung ke tempat penelitian dan melihat situasi yang ada dan mencatat segala
hal diperlukan demi melengkapi data penelitian.

19
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian tambahan menggunakan alat bantu berupa
catatan, smarphone, dan tripod.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah metode yang digunakan untuk


mengolah hasil penelitian di lapangan yang dimulai dari penyusunan,
pengelompokan, penelaahan, dana penafsiran data serta hubungan antar
konsep dan merumuskannya agar lebih mudah dimengerti.

a. Reduksi data

Data dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh


penulis dilaporkan secara terperinci. Mereduksi data dilakukan secara
sistemati dan mengutamakan bagian-bagian penting agar mudah untuk
dipahami sesuai konteks permasalahan yang dijadikan bahan penelitian.

b. Penyajian data

Penyajian data dengan menarasikan dalam bentuk teks deskriptif


dan ada beberapa tabel yang digunakan untuk melengkapi penelitian.

c. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi

Data dari observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti


diverifikasi dan dilakukan penarikan kesimpulan.

20
BAB VI
PENUTUP

6. 1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian terhadap Gaya Kepemimpinan dan


Motivasi yang diterapkan di Badan Pertanahan Nasional Kota Malang
penulis memiliki kesimpulan bahwa:
a. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Kepala Badan Pertanahan
Nasional Kota Malang adalah gaya kepemimpinan transformasional dan
situasional. Beberapa indikator pendukungnya, antara lain: Karisma,
Motivasi Inspirasional, Stimulasi intelektual, Pertimbangan Individual
yang dilakukan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Kota Malang
untuk mengatur bawahannyaa
b. Motivasi Kerja yang diterapkan oleh pimpinan dapat meningkat kinerja
pegawai di lingkungan Badan Pertanahan Nasional dalam rangka
mensukseskan PTSL di Kota Malang

6.2 Saran
Penelitian selanjutnya dapat menggunakan gaya kepemimpinan lain
dalam menganalisis kepemimpinan di berbagai instansi pemerintah
lainnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, A.W. 1986. Peranan Motivasi dalam Kepemimpinan. Jakarta: Akademika


Pressindo.

Rustandi, Akhmad. 1987. Gaya Kepemimpinan (pendekatan bakat situasional).


Bandung: Armico.

Alifiulahtin, Utaminingsih. 2014 Perilaku organisasi : Kajian Teoritik dan


Empirik terhadap Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Kepercayaan dan
Komitmen. Malang : UB Press

22
Instrumen Penelitian

Panduan Wawancara

Indikator No. Pertanyaan Jawaban


GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
1. Telling 1. Apakah Kepala BPN Kota Malang
mampu memberikan perintah kerja
dengan jelaskepadabawahannya?
2. Apakah Kepala BPN Kota Malang
selalu memberikan pengarahan
khususnya dalam pelayanan
BankSampah?
3. Apakah Kepala BPN Kota Malang
pernah menyampaikan cara
penyelesaian masalah sengketa tanah
di kota Malang?
2. Selling 4. Apakah Kepala BPN Kota Malang
mampu memberikan instruksi yang
jelas kepada bawahannya dalam
pelayanan PTSL?
5. Apakah Kepala BPN Kota Malang
memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk berpendapat
mengenai pelaksanaan PTSL?
6. Apakah Kepala BPN Kota Malang
selalu memberikan motivasi kepada
masyarakat tentang penanganan
sertifikasi tanah?
3. Participating 7. Apakah Kepala BPN Kota Malang
mampu member keputusan yang

23
tepat terkait penyelesaian masalah
sertifikasi tanah di kota Malang?
8 Apakah Kepala BPN Kota Malang
mau menerima masukan dari
masyarakat dalam pelayanan PTSL?
4. Delegating 9. Apakah Kepala BPN Kota Malang
ikut serta dalam menyelesaikan
permasalahan tanah di lapangan?
10. Apakah Kepala BPN Kota Malang
tidak ikut campur dalam pelayanan
PTSL?
11. Apakah Kepala BPN Kota Malang
tidak ikut serta dalam membuat
keputusan pelayanan PTSL?
1. Karisma 12. Apakah Kepala BPN Kota Malang
mampu mempengaruhi masyarakat
agar berpartisipasi dalam program
PTSL di kota Malang?
2. Motivasi inspirasional 13. Apakah Kepala BPN Kota Malang
mampu memberikan motivasi kepada
pegawai agar bersemangat dalam
menjalankan program PTSL?
3. Stimulasiintelektual 14. Apakah Abah Anton mampu
mengubah cara pandang pentingnya
sertifikasi tanah kepada masyarakat?
4. Pertimbangan individual 15. Apakah program PTSL sudah
berorientasi sepenuhnya terhadap
masyarakat?
MOTIVASI
1. Motivasi Kerja 16. Apakah Kepala BPN Kota Malang
mampu memotivasi pegawai untuk
meningkatkan pelayanan?

24
2. Motivasi Internal 17. Apakah Kepala BPN Kota Malang
dapat mendorong pegawai melalui
arahan dari dalam?
3. Motivasi Eksternal 18. Apakah Kepala BPN Kota Malang
mampu memberi motivasi dari luar
untuk menambah semangat pegawai
dalam melayani sertifikasi tanah?
Saran:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...........................................................................

25

Anda mungkin juga menyukai