Anda di halaman 1dari 10

1

LAPORAN KASUS
SKIZOFRENIA PARANOID

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A.Hs


Umur : 28 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Suku Bangsa : Bugis
Pendidikan : STM
Pekerjaan : PNS
Alamat : Enrekang

RIWAYAT PSIKIATRIK
Diperoleh dari Alloanamnesis Pada tanggal 29 oktober 2010 dari:
Nama : Tn. M
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : STM
Alamat : Enrekang
Hubungan dengan Pasien : Saudara Kandung (adik Pasien)

I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama : Mengamuk

B. Riwayat Gangguan Sekarang :


Di alami sejak 1 bulan yang lalu, dimana pasien melempari rumah
tetangganya yang dianggap selalu menceritai, mengomentari dan menjelek-
jelekkan tingkah laku pasien. Sebelumnya, 5 bulan yang lalu pasien telah
menunjukan adanya perubahan yaitu merasa mendengar suara-suara tetangganya
yang membicarakan hal-hal baik tentang diri pasien tapi belakangan ini isi
pembicaraan itu sudah berubah menjadi hal-hal yang menyangkut kejelekan
pasien. Akhir-akhir ini pasien sering marah akibat suara-suara tersebut sehingga
membuat kepalanya sakit, yang pasien anggap akibat disantet oleh tetangganya
itu. Menurut keluarga pasien sering tampak berbicara sendiri karena merasa
pikiranya dapat dibaca orang lain. Pasien juga merasan bahwa perutnya bias
berbicara dan selalu melihat bayangan laki-laki yang ingin mencekiknya dan
melihat mayat terbang.
 Hendaya/ disfungsi
Dari hasil allo dan autoanamnesis didapatkan adanya hendaya dalam
bidang social, pekerjaan dan dalam penggunaan waktu luang.
 Faktor stressor psikologis
Tidak didapatkan Faktor stressor psikologis
2

 Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis


sebelumnya
Tidak ditemukan Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit
fisik dan psikis sebelumnya

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya:


 Riwayat Psikotik
Tidak ditemukan adanya gangguan psikotik sebelumnya
 Riwayat Medis
Dari riwayat medik tidak ditemukan adanya kejang; infeksi; trauma
 Riwayat Penyalahgunaan Zat
Dari riwayat penyalahgunaan zat tidakditemukan adanya pemakaian
NAPZA, akan tetapi didapatkan adanya riwayat konsumsi alkohol dan
juga kebiasaan merokok dimana dalam satu hari pasien dapat
menghabiskan 1 bungkus rokok.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi:


 Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal, cukup bulan dan persalinanya dibantu oleh dukun.
Selama kehamilan ibu pasien sehat. Pasien tumbuh dan berkembang
dengan baik.
 Riwayat masa Kanak-kanak hingga remaja
 Usia 1-3 tahun, masa kanak-kanak awal
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama dengan anak-anak
lainnya
 Usia 3-11 tahun, masa kanak-kanak pertengahan
Pasien termasuk murid yang pintar karena sejak di SD selalu
menempati peringkat 3 besar dikelasnya, kepribadian pasien ceria
dan mudah bergaul.
 Usia 11-18 tahun, Masa kanak-kanak Akhir
Pasien telah menamatkan Pendidikan di STM, merasa tidak
percaya diri dalam pergaulan.
 Riwayat masa dewasa
Pekerjaan Pasien sebelum sakit adalah seorang PNS.Pasien belum
menikah dan tinggal dengan bapaknya.

E. Riwayat Kehidupan Keluarga:


Pasien Merupakan anak ke 2 dari 11 bersaudara. Hubungan pasien dengan
keluarga sebelum sakit adalah baik

F. Situasi sekarang:
Pasien sekarang tinggal bersama bapaknya, Pekerjaan pasien terbengkalai
semenjak pasien sakit. Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangganya kurang
baik.

G. Persepsi Pasien Terhadap Penyakitnya:


3

AUTOANAMNESIS (3 OKTOBER 2010)


DM : Selamat Siang bapak, maaf mengganggu saya bayu doktermuda yang bertugas
disini, boleh saya tahu nama bapak?
P : Iya dok nama saya abdul haris
DM : bagai mana kabar ta’ hari ini pak abdul haris ?
P : Baik ji dok…
DM : Boleh kita bercerita-cerita sebentar bapak ?
P : boleh dok…
DM : Bapak mau ka’ Tanya ki’, kita tahu ji sekarang ada dimana ?
P : iya dok, di rumah sakit dadi
DM : ok, siapa yang bawa ki’ ke sini ?
P : Bapak dan tante saya dok, ditipu ka’ dok karena dibilang mau ji hadiri acara
keluarga dimakssar… eh malah dibawa ka’ kesini dok, padahal kan saya tidak
sakit dok !
DM : Apa alas an keluarga ta’ sampai bawa ki’ kesini ?
P : mungkin karena saya suka lempari rumah tetanggaku dok
DM : Kenapa kita’ lempari rumahnya tetangga ta’?
P : karena saya sering dengar suaranya yang provokasi saya dok
DM : provokasi bagaimana maksud ta’?
P : provokasi dok… Suara-suara itu kasi jengkel saya, menceritai hal-hal yang jelek
tentang saya seperti dia bilangika banci lah, penakut lah.
DM : oh itu mi alas an ta’ lempari rumahnya tetangga ta?
P : iya dok..istilahnya saya provokasi balik biar dia tahu saya tidak seperti itu.
DM : Bapak mendengar suara provokasi apakah setiap hari atau kadang-kadang saja ?
P : Iya dok Hampir setiap hari, itu mi yang buat saya jengkel karena setiap waktu
pagi, siang, malam dia ganggu saya terus.
DM : ok bapak… kalau kita dengar mi’ itu suara-suara apa mi yang kita bikin biar
enak kita rasa?
P : biasanya saya kasi begini dok (Pasien memperagakan menggosok telinganya)
DM : trus baikan mi kita’ rasa setelah itu ?
P : tidak ji juga dok…
4

DM : kenapa kita’ tidak sumbat saja telinga ta’ ?


P : sudah mi juga dok.. tapi tidak mempan.
DM : jadi kapan pi kita’ tidak dengar itu suara ?
P : nanti tidur pi dok..
DM : kapan ka kita mulai dengar itu suara-suara?
P : sebenarnya saya dengar sejak 5 bulan yang lalu dok.. tapi saat itu dia (suara)
tidak jelek-jelekkan saya dok
DM : begitu di’ jadi kapan pi itu suara mulai provokasi ki’ ?
P : eh kira-kira 1 bulan yang lalu dok.. itu juga dok, saya rasa sakit kepalaku juga
itu mi saya lempar rumahnya karena saya kira dia santet ka’
DM : oh begitu… kita yakin kita disantet ?
P : iya dok karena kepalaku seperti ada yang cengkram, tertusuk tusuk jarum..
seperti mau pecah lah dok..cumin kan santet ilmu gaib jadi tidak ada buktinya
DM : ok. Mau ka juga Tanya.. ada kita rasa kelebihan ta yang tidak dimiliki orang lain
?
P : em iya dok… saya bias lihat pikiran ku dibaca orang lain
DM : kenapa kita’ yakin bias dibaca orang lain ka ?
P : Karena kalau saya bicarai orang itu dalam hati langsung dia bereaksi.
DM : ada lagi pengalaman lain ta’ selain pikiran yang bias dibaca orang lain ?
P : iya dok, saya juga rasa ada yang ikuti ka’ dok kyk bayangan
DM : jelas kita lihat ?
P : Cuma satukali saya lihat jelas dok.. sisanya siluit saja..
DM : itu bayangan yang kita lihat jelas bias kita gambarkan ?
P : laki-laki pakai baju putih dok..
DM : apa yang dia bikin itu laki-laki ? dia ajak ki cerita?
P : tidak ji dok cuman dia mau cekik ka..
DM : ih jadi apami kita lakukan?
P : saya pukul kid ok.. hilang mi, oh iya dok pernah ka juga lihat mayat terbang..
DM : oh.. berapa kali ki lihat mayat terbang ?
P : sekali ji dok…
DM : bapak .. apa pendidikan terakhir ta?
5

P : STM dok..
DM : bagaimana dulu waktu kita di STM ?
P : Biasa ji dok.. sama ji seperti yang lain… sebenarnya mauka jadi hakim..
DM : kalau begitu kenapa kita masuk STM ?
P : tidak ji dok… (senyum) ekonomi tidak mampu..
DM : apa pekerjaan ta sekarang
P : PNS dok..
DM : Bagaimana kalau kita dikantor ka ?
P : malas ka masuk kantor dok
DM : sejak kita sakit ka?
P : tidak ji dok.. biar sebelum sakit juga..
DM : Kenapa kita malas masuk?
P : karena tidak ada ji dibikin dok..
DM : apa biasa kita bikin untuk menisi waktu luang ta’? hobi ta’ apa ka?
P : em… memancing dok..
DM : Setelah kita sakit masih pergi ki memancing?
P : tidak mi dok
DM : Kenapa tidak lagi?
P : karena dirumah ja saja urus itu suara-suara yang saya dengar, saya juga rasa ada
konspirasi di keluarga dan tetangga untuk kasih jauh ka dok
DM : ah.. mungkin perasaan ta saja itu..
P : ih buktinya waktu saya dibawa kesini mereka bilang mau keacara keluarga…
padahal dia bawa kesini ka dok..
DM : Oke mi pade pak, Eh sekarang kita main game mi saja di’ pak mau ja ki ?
P : Boleh dok
DM : Siapa nama presiden Indonesia sekarang?
P : SBY dok
DM : 4x6 berapa pak?
P : 24 dok
DM : coba kita ulang 6 angka yang saya sebutkan di…458789
P : eh.. 458789
6

DM : ok pak. Bapak tahu apa artinya tongkosong nyaring bunyinya?


P : eh banyak bicara tapi tidak ada buktinya..
DM : apa bedanya motor dengan sepeda pak?
P : kalau motor ada mesinnya kalau sepeda di kayuh dok..
DM : seandainya ini kita’ dapat dompet dijalan apa yang kita lakukan?
P : kalu manusiawinya kita ambil dok .. tapi kalau logisnya kita kembalikan atau
kasi ke polisi..
DM : menurut ta’ apa bakat yang kita’ miliki yang bias menghasilkan uang ?
P : Merakit instalasi listrik dok
DM : Terimakasih atas waktu ta’ pak, kapan-kapan kita cerita-cerita lagi ya.
P : iye dok sama-sama

II. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum:
Tampak seorang laki-laki 28 tahun memakai kaos biru dan celana putih,
wajah sesuai umur, penampilan rapi dengan kesadaran baik, perilaku dan
psikomotorik pasien tenang, pembicaraan pasien spontan dengan intonasi
sedang, suara jelas dan lancar, dan sikap pasien terhaap pemeriksa kooperatif

B. Keadaan afektif (mood), perasaan dan empati, perhatian:


Ditemukan mood pasien sulit dinilai affeknya appropriate dan empatinya
tidak dapat diraba-rasakan.

C. Fungsi Intelektual (kognitif):


Taraf pendidikan pasien sesuai, daya konsentrasi cukup, orientasi baik,
daya ingat juga baik, pikiran abstrak tidak terganggu, kemampuan menolong
diri baik dan ada bakat kreatif.

D. Gangguan Persepsi:
Didapatkan adanya halusinai baik auditorik dan visual, dimana halusinasi
auditoriknya pasien mendengar suara tetangganya yang mengomentari tingkah
laku dan penampilannya, untuk halusinasi visualnya pasien melihat bayangan
pria berpakaian putih yang ingin mencekik diri pasien serta pasien juga pernah
melihat mayat terbang. Tidak ditemukan adanya ilusi dan derealisasi namun ada
depersonalisai yang di gambarkan pasien sebagai suara yang muncul dari
perutnya.
7

E. Proses berpikir:
1. Arus pikir
Ditemukan adnya produktivitas yang cukup, kontinuitas yang koheren dan
Tidak ditemukan hendaya berbahasa.

2. Isi Pikiran
Isi Pikiran terganggu berupa seringnya pasien merasa orang lain
disekitarnya dapat mengetahui pikirannya.

F. Pengendalian Impuls:
Pengendalian impuls pada pasien ini terganggu

G. Daya nilai
Ditemukan norma sosial, uji daya nilai, dan penilaian realitas terganggu

H. Tilikan (insight):
Derajat I (menyangkal penuh bahwa dirinya sakit)

I. Taraf dapat dipercaya:


Dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT:


a. Status Internus
Keadaan umum baik, Suhu: 36,5 oC, Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi
76x/mnt dan Pernafasan 20x/Mnt
b. Status neurologist
Dalam batas normal, Tidak ditemukan hal-hal bermaksna lainnya.
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan penunjang lainnya.

IV. IKTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang laki-laki umur 28 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan mengamuk
sejak 1 bulan yang lalu , kalau mengamuk pasien akan melempari rumah-rumah
tetangganya. Hal ini pasien lakukan sebagai tanggapan atas suara-suara tetangganya
yang memberi komentar buruk atas perilaku dan penampilan pasien. Selain itu juga hal
tersebut pasien lakukan bertujuan untuk menghentikan santet yang membuat kepala
pasien serasa ingin pecah yang di yakini pasien dikirim oleh tetangganya tersebut.
Sebenarnya aanya suara-suara telah dialami pasien sejak 5 bulan yang lalu namun pada
saat itu, suara tersebut tidak menggangu pasien karena mengomentari kebaikan-kebaikan
pasien. Selain suara-suara yang didengar pasien juga merasa perutnya mengeluarkan
suara. Pasien juga merasa pikiranya dapat diketahui orang lain. Pasien merasa terancam
karena melihat bayangan laki-laki yang ingin mencekiknya selain itu sekali waktu pasien
juga dapat melihat mayat terbang. Oleh karena mengamuk dan menggangu , keluarga
memutuskan pasien sebaiknya dirawat dirumah sakit namun karena tahu pasien tidak
menginginkan perawatan tersebut maka keluarga mengecah pasien dengan mengatakan
8

ingin mengajaknya ke acara keluarga yang akan diadakan dimakssar dan tanpa
sepengetahuan pasien dia dibawa ke RS dadi untuk perawatan. Hal ini diyakini pasien
sebagai konspirasi antara keluarga dan tetangga untuk menyingkirkan dirinya.
Dari status mental didapatkan seorang laki-laki 28 tahun memakai kaos biru dan
celana putih, wajah sesuai umur, penampilan rapi dengan kesadaran baik, perilaku dan
psikomotorik pasien tenang, pembicaraan pasien spontan dengan intonasi sedang, suara
jelas dan lancar, dan sikap pasien terhadap pemeriksa kooperatif dengan kesadaran baik
Ditemukan mood pasien sulit dinilai affeknya appropriate dan empatinya tidak dapat
diraba-rasakan. Taraf pendidikan pasien sesuai, daya konsentrasi cukup, orientasi baik,
daya ingat juga baik, pikiran abstrak tidak terganggu, kemampuan menolong diri baik dan
ada bakat kreatif. Didapatkan adanya halusinai baik auditorik dan visual, dimana
halusinasi auditoriknya pasien mendengar suara tetangganya yang mengomentari tingkah
laku dan penampilannya, untuk halusinasi visualnya pasien melihat bayangan pria
berpakaian putih yang ingin mencekik diri pasien serta pasien juga pernah melihat mayat
terbang. Tidak ditemukan adanya ilusi dan derealisasi namun ada depersonalisai yang di
gambarkan pasien sebagai suara yang muncul dari perutnya. Pengendalian impuls pada
pasien ini terganggu. Ditemukan norma sosial, uji daya nilai, dan penilaian realitas
terganggu. Tilikan dalam Derajat I (menyangkal penuh bahwa dirinya sakit)

V. FORMULA DIAGNOSTIK
Pada allo dan autoanamnesis didapatkan adanya halusinasi baik auditorik dan visual,
dimana halusinasi auditoriknya pasien mendengar suara tetangganya yang mengomentari
tingkah laku dan penampilannya, untuk halusinasi visualnya pasien melihat bayangan
pria berpakaian putih yang ingin mencekik diri pasien serta pasien juga pernah melihat
mayat terbang. Halusinasi diatas telah menetap >1 bulan, maka berdasarkan PPDGJ III
pasien dapat digolongkan sebagai skizofrenia, untuk dapat menentukan apakah pasien
tergolong dalam salah satu tipe skisofrenia khas maka perlu adanya peninjauan pada
pustaka masing-masing kriteria. Yaitu:
1. Skizoprenia Paranoid
Harus memenuhi kriteria umum Skizoprenia dan sebagai gejala khas, waham dan
atau halusinasinya menonjol, dimana halusinasi tersebut berupa suara yang
mengancam, memerintah atau bercakap-cakap dengan pasien. Atau juga bias
berupa halusinasi pembauan atau pengecapan, rasa atau bersifat seksual.adapun
waham yang menonjol berupa hamper semua jenis waham, yaitu waham
dikendalikan, waham kejaran, waham kebesaran dan waham dipengaruhi.

2. Skizofrenia Hebefrenik
Harus memenuhi kriteria umum Skizoprenia dan sebagai gejala khas, Pertamakali
ditegakkan pada usia 15-25 tahun, dan untuk mendiaknosis hebefrenik umumnya
diperlukan pengamatan continue selama 2 bulan atau 3 bulan untuk memastikan
bahwa gambaran yang khas berikut ini memang bertahan, yaitu perilaku yang
tidak bertanggung jawab, ada kecenderungan untuk menyendiri, afek pasien yang
dangkal dan tidak wajar yang disertai dengan perasaan puas diri, proses piker
mengalami disorganisasi dan pembicaraan tidak menentu. Halusinasi dan waham
biasanya tidak menonjol.
9

3. Skizoprenia Katatonik
Harus memenuhi kriteria umum Skizoprenia dan sebagai gejala khas stupor, rigiditas,
gaduh gelisah, menampilkan dan mempertahankan posisi tubuh tertentu.

4. Skizoprenia tak terinci


Harus memenuhi kriteria umum Skizoprenia namun gejala khas belum menonjol
sesuai dengan Kriteria –kriteria diatas.
5. Depresi Pasca Skizofrenia
Biasa ditegakkan jika pasien telah menderita skizofrenia selama 12 bulan terakhir ini,
dan juga terdapat gejala depresi yang menonjol.

6. Skizofrenia Residual dan Skizofrenia Simpleks


Pada skizofrenia residual harus diawali gejala positif kemudian timbul gejala
negative, sedangkan untuk skizofrenia simpleks gejala negative terus menerus tanpa
didahului gejala positif

7. Waham Menetap
Dimana waham merupakan satu-satunya cirri khas klinis atau gejala yang paling
menonjol dan harus ada sekitar 3 bulan lamanya, harus bersifat pribadi dan bukan
merupakan bagian dari budaya setempat.
Dari Kriteria diatas diagnosis yang paling sesuai dengan gejala yang muncul pada
pasien ini adalah skizofrenia paranoid kerena pada pasien ini menunjukan adanya
halusinasi auditorik yang setiap hari , halusianasi visual dan waham curiga serta
adanya thought of broadcasting yang jelas

VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIS


Aksis I : Berdasarkan formula diagnosis di atas maks pasien ini didiagnosis dengan
Skisofrenia Paranoid (F20.0)
Aksis II : ciri kepribadian tidak khas
Aksis III : Tidak ditemukan adanya Kelainan organobiologis.
Aksis IV : Sterssor psikososial tidak jelas
Aksis V : GAF Scale 60-51 gejala sedang (moderate), Disabilitas sedang

VII. DAFTAR MASALAH


 Organobiologis: Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna. Tetapi
terdapat ketidak seimbangan neuritrasmiter sehingga diperlukan farmakoterapi
 Psikologik: Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa
halusinasi maka pasien memerlukan psikoterapi.
 Sosiologi: Ditemukan hendaya social, pekerjaan dan penggunaan waktu
senggang sehingga memerlukan psikoterapi

VIII. PROGNOSIS
1. Faktor Penghambat: Pasien malas bekerja dan lebih banyak dirumah, belum
menikah dan dalam kondisi sosioekonomi rendah. Stressor Psikososial Tidak jelas
10

2. Faktor Pendukung:Adanya dukungan keluarga untuk mengantar pasien


mendapatkan medikasi, adanya gejala yang menonjol seperti halusinasi dan tidak
terdapat factor organobiologis oleh sebab itu prognosis pasien Dubia.

IX. DISKUSI PEMBAHASAN


Berdasarkan PPDGJ III, Skizofrenia didefinisikan sebagai suatu sindroma dengan
variasi perjalanan penyakit, serta sejumlah akibat bergantung pada pertimbangan
pengaruh genetic, fisik,social dan budaya. Skizofrenia umumnya ditandai dengan
adanya penyimpangan fundamental dari pikiran dan persepsi serta oleh afek yang
tidak wajar atau tumpul .
Biasanya kesadaran tetap terpelihara dan kemampuan intelektual juga terpelihara
walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.
1. Dalam diagnosis suatu skisofrenia harus ditemukan minimal 1 dari
Kriteria berikut:
2. Though of echo, Though of insection, Though of withdrawl atau Though
of broadcasting
3. Delution of control, Delution of influence, Delution of passivity atau
Delution of perception
4. Halusinasi auditorik
Waham Menetap lainnya yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar
Gejala khas harus berlangsung > dari 1 bulan dan harus adaperubahan
bermakna dari mutu aspek perilaku pribadi.
Pada Skizofrenia paranoid yang menonjol adalah waham dan atau halusinasi
seperti Suara halusinasi yang mengancam atau memberi perintah secara langsung.
Sedangkan untuk waham yang khas adalah waham kejaran atau curiga.
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik
tidak menonjol.
Pada pasien ini criteria umum untuk diagnosis skizofrenia, yakni berupa
adanya halusinasi auditorik, visual dan waham. Dengan adanya waham curiga pada
pasien ini maka dapat didiagnosis dengan skizofrenia paranoid.

X. RENCANA TERAPI
a) Psikofarmaka: Untuk Psikofarmaka diberikan Halopiridol 5 mg 3x1/2
b) PsikoTerapi:
 Ventil: Memberi kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan
isi hatinya sehingga pasien merasa legah.
 Konseling: Memberi penjelasan Kepada pasien atas apa yang dia alami
selama ini dan memberi pengertian akan penyakitnya.
c) Sosioterapi: Memberi penjelasan ke keluarga dan tetangga-tetangga mengenai
keadaan pasien sehingga bias menciptakan lingkungan yang membantu pemulihan
pasien.

XI. FOLLOW UP
Memantau Keadaaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya, efektifitas
terapi serta kemungkinan efek samping dari terapi yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai