LAPORAN KASUS
SKIZOFRENIA PARANOID
IDENTITAS PASIEN
RIWAYAT PSIKIATRIK
Diperoleh dari Alloanamnesis Pada tanggal 29 oktober 2010 dari:
Nama : Tn. M
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : STM
Alamat : Enrekang
Hubungan dengan Pasien : Saudara Kandung (adik Pasien)
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama : Mengamuk
F. Situasi sekarang:
Pasien sekarang tinggal bersama bapaknya, Pekerjaan pasien terbengkalai
semenjak pasien sakit. Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangganya kurang
baik.
P : STM dok..
DM : bagaimana dulu waktu kita di STM ?
P : Biasa ji dok.. sama ji seperti yang lain… sebenarnya mauka jadi hakim..
DM : kalau begitu kenapa kita masuk STM ?
P : tidak ji dok… (senyum) ekonomi tidak mampu..
DM : apa pekerjaan ta sekarang
P : PNS dok..
DM : Bagaimana kalau kita dikantor ka ?
P : malas ka masuk kantor dok
DM : sejak kita sakit ka?
P : tidak ji dok.. biar sebelum sakit juga..
DM : Kenapa kita malas masuk?
P : karena tidak ada ji dibikin dok..
DM : apa biasa kita bikin untuk menisi waktu luang ta’? hobi ta’ apa ka?
P : em… memancing dok..
DM : Setelah kita sakit masih pergi ki memancing?
P : tidak mi dok
DM : Kenapa tidak lagi?
P : karena dirumah ja saja urus itu suara-suara yang saya dengar, saya juga rasa ada
konspirasi di keluarga dan tetangga untuk kasih jauh ka dok
DM : ah.. mungkin perasaan ta saja itu..
P : ih buktinya waktu saya dibawa kesini mereka bilang mau keacara keluarga…
padahal dia bawa kesini ka dok..
DM : Oke mi pade pak, Eh sekarang kita main game mi saja di’ pak mau ja ki ?
P : Boleh dok
DM : Siapa nama presiden Indonesia sekarang?
P : SBY dok
DM : 4x6 berapa pak?
P : 24 dok
DM : coba kita ulang 6 angka yang saya sebutkan di…458789
P : eh.. 458789
6
A. Deskripsi Umum:
Tampak seorang laki-laki 28 tahun memakai kaos biru dan celana putih,
wajah sesuai umur, penampilan rapi dengan kesadaran baik, perilaku dan
psikomotorik pasien tenang, pembicaraan pasien spontan dengan intonasi
sedang, suara jelas dan lancar, dan sikap pasien terhaap pemeriksa kooperatif
D. Gangguan Persepsi:
Didapatkan adanya halusinai baik auditorik dan visual, dimana halusinasi
auditoriknya pasien mendengar suara tetangganya yang mengomentari tingkah
laku dan penampilannya, untuk halusinasi visualnya pasien melihat bayangan
pria berpakaian putih yang ingin mencekik diri pasien serta pasien juga pernah
melihat mayat terbang. Tidak ditemukan adanya ilusi dan derealisasi namun ada
depersonalisai yang di gambarkan pasien sebagai suara yang muncul dari
perutnya.
7
E. Proses berpikir:
1. Arus pikir
Ditemukan adnya produktivitas yang cukup, kontinuitas yang koheren dan
Tidak ditemukan hendaya berbahasa.
2. Isi Pikiran
Isi Pikiran terganggu berupa seringnya pasien merasa orang lain
disekitarnya dapat mengetahui pikirannya.
F. Pengendalian Impuls:
Pengendalian impuls pada pasien ini terganggu
G. Daya nilai
Ditemukan norma sosial, uji daya nilai, dan penilaian realitas terganggu
H. Tilikan (insight):
Derajat I (menyangkal penuh bahwa dirinya sakit)
ingin mengajaknya ke acara keluarga yang akan diadakan dimakssar dan tanpa
sepengetahuan pasien dia dibawa ke RS dadi untuk perawatan. Hal ini diyakini pasien
sebagai konspirasi antara keluarga dan tetangga untuk menyingkirkan dirinya.
Dari status mental didapatkan seorang laki-laki 28 tahun memakai kaos biru dan
celana putih, wajah sesuai umur, penampilan rapi dengan kesadaran baik, perilaku dan
psikomotorik pasien tenang, pembicaraan pasien spontan dengan intonasi sedang, suara
jelas dan lancar, dan sikap pasien terhadap pemeriksa kooperatif dengan kesadaran baik
Ditemukan mood pasien sulit dinilai affeknya appropriate dan empatinya tidak dapat
diraba-rasakan. Taraf pendidikan pasien sesuai, daya konsentrasi cukup, orientasi baik,
daya ingat juga baik, pikiran abstrak tidak terganggu, kemampuan menolong diri baik dan
ada bakat kreatif. Didapatkan adanya halusinai baik auditorik dan visual, dimana
halusinasi auditoriknya pasien mendengar suara tetangganya yang mengomentari tingkah
laku dan penampilannya, untuk halusinasi visualnya pasien melihat bayangan pria
berpakaian putih yang ingin mencekik diri pasien serta pasien juga pernah melihat mayat
terbang. Tidak ditemukan adanya ilusi dan derealisasi namun ada depersonalisai yang di
gambarkan pasien sebagai suara yang muncul dari perutnya. Pengendalian impuls pada
pasien ini terganggu. Ditemukan norma sosial, uji daya nilai, dan penilaian realitas
terganggu. Tilikan dalam Derajat I (menyangkal penuh bahwa dirinya sakit)
V. FORMULA DIAGNOSTIK
Pada allo dan autoanamnesis didapatkan adanya halusinasi baik auditorik dan visual,
dimana halusinasi auditoriknya pasien mendengar suara tetangganya yang mengomentari
tingkah laku dan penampilannya, untuk halusinasi visualnya pasien melihat bayangan
pria berpakaian putih yang ingin mencekik diri pasien serta pasien juga pernah melihat
mayat terbang. Halusinasi diatas telah menetap >1 bulan, maka berdasarkan PPDGJ III
pasien dapat digolongkan sebagai skizofrenia, untuk dapat menentukan apakah pasien
tergolong dalam salah satu tipe skisofrenia khas maka perlu adanya peninjauan pada
pustaka masing-masing kriteria. Yaitu:
1. Skizoprenia Paranoid
Harus memenuhi kriteria umum Skizoprenia dan sebagai gejala khas, waham dan
atau halusinasinya menonjol, dimana halusinasi tersebut berupa suara yang
mengancam, memerintah atau bercakap-cakap dengan pasien. Atau juga bias
berupa halusinasi pembauan atau pengecapan, rasa atau bersifat seksual.adapun
waham yang menonjol berupa hamper semua jenis waham, yaitu waham
dikendalikan, waham kejaran, waham kebesaran dan waham dipengaruhi.
2. Skizofrenia Hebefrenik
Harus memenuhi kriteria umum Skizoprenia dan sebagai gejala khas, Pertamakali
ditegakkan pada usia 15-25 tahun, dan untuk mendiaknosis hebefrenik umumnya
diperlukan pengamatan continue selama 2 bulan atau 3 bulan untuk memastikan
bahwa gambaran yang khas berikut ini memang bertahan, yaitu perilaku yang
tidak bertanggung jawab, ada kecenderungan untuk menyendiri, afek pasien yang
dangkal dan tidak wajar yang disertai dengan perasaan puas diri, proses piker
mengalami disorganisasi dan pembicaraan tidak menentu. Halusinasi dan waham
biasanya tidak menonjol.
9
3. Skizoprenia Katatonik
Harus memenuhi kriteria umum Skizoprenia dan sebagai gejala khas stupor, rigiditas,
gaduh gelisah, menampilkan dan mempertahankan posisi tubuh tertentu.
7. Waham Menetap
Dimana waham merupakan satu-satunya cirri khas klinis atau gejala yang paling
menonjol dan harus ada sekitar 3 bulan lamanya, harus bersifat pribadi dan bukan
merupakan bagian dari budaya setempat.
Dari Kriteria diatas diagnosis yang paling sesuai dengan gejala yang muncul pada
pasien ini adalah skizofrenia paranoid kerena pada pasien ini menunjukan adanya
halusinasi auditorik yang setiap hari , halusianasi visual dan waham curiga serta
adanya thought of broadcasting yang jelas
VIII. PROGNOSIS
1. Faktor Penghambat: Pasien malas bekerja dan lebih banyak dirumah, belum
menikah dan dalam kondisi sosioekonomi rendah. Stressor Psikososial Tidak jelas
10
X. RENCANA TERAPI
a) Psikofarmaka: Untuk Psikofarmaka diberikan Halopiridol 5 mg 3x1/2
b) PsikoTerapi:
Ventil: Memberi kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan
isi hatinya sehingga pasien merasa legah.
Konseling: Memberi penjelasan Kepada pasien atas apa yang dia alami
selama ini dan memberi pengertian akan penyakitnya.
c) Sosioterapi: Memberi penjelasan ke keluarga dan tetangga-tetangga mengenai
keadaan pasien sehingga bias menciptakan lingkungan yang membantu pemulihan
pasien.
XI. FOLLOW UP
Memantau Keadaaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya, efektifitas
terapi serta kemungkinan efek samping dari terapi yang diberikan.