Anda di halaman 1dari 4

IDENTIFIKASI pH AIR MINUM ZAM ZAM DAN AIR MINERAL

DI KOTA MALANG

MAKALAH PROYEK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan yang dibimbing oleh
Dr. H. Sueb, M. Kes.

OLEH
KELOMPOK 5
AMELIA RAMADHANI 180341617553
MUTIA ANANDA 180341617559
WAHYU ADRIANTO 180341617533

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FEBRUARI 2020
Identifikasi pH Air minum Zam zam dan air mineral di
Kota Malang

Sueb1*, Ananda.Mutia1, Ramadani.Amelia2,Andrianto,Wahyu3.


1
Biology Department, Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang no. 5 Malang
2
Management Department, Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang no. 5 Malang

*Corresponding pembimbing mta kuliah: sueb.fmipa@um.ac.id

1. Pendahuluan

Air adalah kebutuhan dasar dan sangat penting dalam menjalankan berbagai fungsi fisiologis dalam
tubuh manusia [1]. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang menjadi sumber kehidupan bagi
seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini. Air membantu aktivitas kehidupan bagi semua mahluk
hidup terutama manusia. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makanan selama sebulan, tetapi mereka
dapat bertahan hidup tanpa air hanya selama tujuh hari. Air merupakan komponen yang mempunyai
peran penting dalam kehidupan manusia. Tanpa air, mustahil ada kehidupan, karena kehidupan
bermula dari air [2]. Selama ini kebutuhan manusia akan air sangatlah besar. Jika kita melihat dari segi
penggunaan, maka air tidak pernah lepas dari segala aspek kehidupan manusia. Mulai dari hal kecil,
seperti air minum untuk melepas dahaga hingga PLTA yang memanfaatkan air sebagai penghasil energi
listrik.
Salah satu fungsi air yang paling penting adalah sebagai air minum. Air minum yang baik harus
memenuhi beberapa syarat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492
tahun 2010, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air minum yang sehat dan aman untuk
dikonsumsi harus memenuhi persyaratan yang meliputi syarat fisik, kimia, dan bakteriologis [3].
Syarat fisik kualitas air minum meliputi warna, rasa, kekeruhan dan bau [4]. Syarat kimia kualitas air
minum dengan melihat keberadaan senyawa yang membahayakan yaitu timbal, tembaga, raksa,
perak, kobalt, sedangkan syarat bakteriologis kualitas air minum ini dapat dilihat dari ada tidaknya
bakteri coliform dalam air [5].
Air sebagai salah satu kebutuhan utama makhluk hidup memiliki beberapa kandungan yang
berbeda-beda. Perbedaan jenis air sumur, air kran, air minum dan air zam-zam meliputi perbedaaan
kandungan mineral dan bersarnya nilai pH. Air zam-zam meruapakan air dengan kandungan mineral
yang cukup kompleks. Tidak seperti air mineral yang umum dijumpai, air Zam-zam mengandung
elemen-elemen alamiah sebesar 2000 mg perliter dengan kisaran pH sebesar 7,3. Biasanya air mineral
alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per liter dengan kisaran pH kurang dari
7,3 [6]. Dari beberapa macam air tersebut juga memiliki tingkat kekeruhan yang berbeda-beda.
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan organik dan anorganik, sehingga dapat
menimbulkan perubahan warna. Sedang dari segi estetika kekeruhan air dihubungkan dengan
kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan dan warna air tergantung pada warna buangan
yang memasuki badan air. [7]
Keterkaitan antara kandungan mineral dalam air dan pH berhubungan dengan daya viabilitas dalam
pertumbuhan mikroorganisme tertentu didalamnya [8]. Hal ini dikarenakan suatu mikroorganisme
hanya akan tumbuh pada lingkungan dengan nutrisi dan pH tertentu. Oleh karena itu dalam
penelitian ini bermaksud untuk mengetahui jenis air yang paling aman untuk dikonsumsi dengan
indicator ada atau tidaknya mikroorganisme melalui tingkat perubahan kekeruhan air.
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui perbedaan kandungan pH pada air zam-zam dan air mineral di kota Malang
b. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan pH terhadap tingkat kekeruhan air zam-zam dan air
mineral

3. Metode

3.1 Model penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen kuantitatif dan kualitatif. Metode
eksperimen merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan [9 ].Penelitian eksperimen kuantitatif
dilakukan dengan pengukuran derajat keasaman atau pH , sedangkan pegamatan kualitatif dilakukan
dengan analisis perubahan warna dan tampilan dari air uji .Pengumpulan data diperlukan untuk
diolah ,dianalisis, disintesis dan ditarik kesimpulan.
3.1.2 Tabel Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran
penelitian
pH pH adalah derajat Nilai pH Asam = 1-6 / <7
suatu keasaman nilai Basa = 8-14 / >7
suatu pH dalam air
yang baik bersifat
netral, dengan pH-nya
pada suhu 25 °C
ditetapkan sebagai
7,0. Larutan
dengan pH kurang
daripada tujuh disebut
bersifat asam, dan
larutan
dengan pH lebih
daripada tujuh
dikatakan bersifat
basa atau alkali
Kekeruhan Air Kekeruhan air dapat Warna Air Bening = 1
ditimbulkan oleh adanya Sedikit Keruh = 2
bahan organik dan Keruh = 3
anorganik, sehingga Sangat Keruh=4
dapat menimbulkan
perubahan warna

Alokasi waktu dan tempat


Penelitian Kuantitatif dilakukan dalam laboratorium Ekologi Gedung O5 Ruang 109 Jurusan
Biologi, Universitas Negeri Malang. Pengamatan percobaan kualitatif dilakukan secara mandiri di
salah satu Rumah peneliti Selama 5 hari pengamatan.

Sampling
Target amatan dalam penelitian dalah data pH dan tampilan perendaman air yang berasal dari
air zam zam, sample air mineral, dan air sumur yang beredar di Kota Malang.

Instrumen penelitian
Pengukuran pH masing-masing jenis air yang digunakan dalam penelitina pengukuran pH
secara kuantitatif dilakukan menggunakan pH meter dengan buffer pH 4 dan pH 7 sebagai
pembanding dilakukan pula analisis kualitatif dalam air rendaman.

Analisis data
Preparasi Sampel Persiapan yang harus dilakukan sebelum sampel dianalisis ialah
menghomogenkan sampel dengan cara dikocok ke atas dan ke bawah beberapa kali. Kemudian
dilakukan uji organoleptik terhadap sampel meliputi warna, bau dan pH. Analisis Kualitatif
dilakukan untuk menganalisis objek secara kualitatif adalah untuk mengidentifikasi komponen dalam
air rendaman . Analisis kualitatif menghasilkan data kualitatif, seperti terbentuknya endapan, warna,
keberadaan bau, sehingga melalui penelitian ini hanya dapat diperoleh indikasi kasar dari komponen
penyusun[10]

Rujukan
[1] Khalid, N., Ahmad, A., Khalid, S., Ahmed, A., & Irfan, M. (2014). Mineral Composition and
Health Functionality of Zamzam Water: A Review. International journal of food
properties, 17(3), 662.
[2] Aziz, N. B. D. 2014. Analisis Kandungan Mineral dalam Air Zam-zam yang Beredar di Kota
Semarang (Doctoral dissertation, UIN Walisongo).
[3] Baharuddin, A., Amelia, A. R., & Nurbaety, N. 2019. Aspek Penilaian Hygiene Sanitasi Depot
Pada Air Minum Isi Ulang. In Prosiding Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Vol. 2, pp. 90).
[4] Baharuddin, A. 2014 . Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi
Ulang (AMIU) di Kota Makassar. Jurnal Kesehatan. ISSN 2088-0340, Vol 3,edisi 2.
[5] Partiana, I., M. 2015. Quality Of Bacteriological Refillable Drinking Water At Producer Level In
Badung Regency. Environmental Science Program : Udayana University Denpasar.
[6] Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih Dan Limbah Cair (KELAIR). Rahasia Air Zamzam.
Diakses melalui http://www.kelair.bppt.go.id/sitpa/artikel/airzamzam/airzamzam.htm
[7] Depkes RI. 1990. PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Tentang Syarat-Syarat
Dan Pengawasan Sumber Air Sumur. Depkes RI. Jakarta.
[8] Andarani, Tyagita., Endah Dwi Hastuti., Rini Budihastuti. 2016. Perubahan Kualitas Air Dan
Hubungannya Dengan Pertumbuhan Semai Rhizophora Mucronata Lamk. Berdasarkan Waktu
Pengamatan Yang Berbeda Pada Saluran Tambak Wanamina. Jurnal Biologi, Volume 5 No 1 Hal.
72-81.
[9] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2010), hlm.107
[10] Vogel, Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian II, terj. L.Setiono dan A.
Hadyana Pudjaatmaka, (Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka, 1985), hlm. 345-346

Anda mungkin juga menyukai