menjadi molekul yang lebih kecil oleh bakteri atau
enzim. Proses ini jauh lebih lambat daripada konversi termokimia, tetapi tidak memerlukan banyak energi eksternal.
Dalam konversi termokimia, seluruh biomassa diubah
menjadi gas, yang kemudian disintesis menjadi bahan kimia yang diinginkan atau digunakan secara langsung (Gambar1.7). Sintesis Fischer-Tropsch dari syngas menjadi bahan bakar transportasi cair adalah contoh konversi termokimia. Produksi energi termal adalah pendorong utama untuk rute konversi ini yang memiliki empat jalur luas:
Gasifikasi mengubah bahan bakar fosil atau non-fosil
(padat, cair, atau gas) menjadi gas dan bahan kimia yang berguna. Dibutuhkan media untuk reaksi, yang dapat berupa gas atau air superkritis (jangan dikacaukan dengan air biasa pada kondisi subkritis). Media gas meliputi udara, oksigen, uap subkritis, atau campurannya. Saat ini, gasifikasi bahan bakar fosil lebih umum daripada bahan bakar non-fosil seperti biomassa untuk produksi gas sintetis. Ini pada dasarnya mengubah bahan bakar potensial dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Ada tiga motivasi utama untuk transformasi seperti itu: 1. Untuk meningkatkan nilai kalor bahan bakar dengan menolak komponen yang tidak mudah terbakar seperti nitrogen dan air. 2. Untuk menghilangkan belerang dan nitrogen sehingga ketika dibakar bahan bakar gas tidak melepaskannya ke atmosfer. 3. Untuk mengurangi rasio massa karbon-ke- hidrogen (C / H) dalam bahan bakar.
Secara umum, semakin tinggi kandungan hidrogen
suatu bahan bakar, semakin rendah suhu penguapan dan semakin tinggi kemungkinan bahan bakar berada dalam kondisi gas. Gasifikasi biomassa juga melibatkan penghilangan oksigen dari bahan bakar untuk meningkatkan kepadatan energinya. Misalnya, biomassa tipikal memiliki sekitar 40 hingga 60% berat oksigen, tetapi gas bahan bakar yang bermanfaat hanya mengandung sebagian kecil oksigen (Tabel 1.4). Oksigen dihilangkan dari biomassa melalui dehidrasi atau dekarboksilasi. Proses terakhir, yang menolak oksigen melalui CO2, meningkatkan rasio H / C bahan bakar sehingga lebih sedikit mengeluarkan gas rumah kaca ketika dibakar:
Biomassa dapat memberikan hampir semua yang
disediakan bahan bakar fosil, baik bahan bakar atau bahan baku kimia. Selain itu, ia memberikan dua manfaat penting yang menjadikannya bahan baku yang layak untuk produksi syngas. Pertama, itu tidak membuat kontribusi bersih ke atmosfer ketika dibakar; kedua, penggunaannya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang tidak terbarukan dan sering diimpor. Karena alasan ini, gasifikasi biomassa menjadi CO dan H2 memberikan dasar yang baik untuk produksi bahan bakar transportasi cair, seperti bensin, dan bahan kimia sintetik, seperti metanol. Ini juga menghasilkan metana, yang dapat dibakar langsung untuk produksi energi. Gasifikasi dilakukan secara umum di salah satu dari tiga jenis gasifiers utama: Moving bed (also called fixed bed)