Anda di halaman 1dari 24

PEMBAKARAN /

KARBONISASI

AULIA UTAMI HERAWATI Hello!


3335170023
BIOMAS
SA

PENDAHUL Biomassa seperti serpihan kayu dan sisa proses


produk pertanian, juga perkebunan merupakan sumber
UAN energi yang tertua didunia. Indonesia memiliki
ketersediaan sisa pertanian dalam jumlah berlimpah,
seperti sekam padi, ampas tebu, cangkang dan tandan
kosong sawit, serbuk kayu, sabut dan cangkang kelapa.
Indonesia sendiri berpotensi untuk mengelola bahan baku
tersebut menjadi energi. Salah satu metode konversi
bahan organik menjadi energi adalah metode pembakaran
atau karbonisasi yang mengolah bahan organik menjadi
arang (R.Y Nasir, 2010)
Pembakaran dapat didefinisikan sebagai proses atau reaksi
oksidasi yang sangat cepat antara bahan bakar (fuel) dan
oksidator dengan menimbulkan panas atau nyala dan panas.
Bahan bakar (fuel) merupakan segala substansi yang
melepaskan panas ketika dioksidasi dan secara umum

Definisi
mengandung unsur-unsur karbon (C) , hidrogen (H), oksigen
(O), nitrogen (N), dan sulfur (S). Sementara oksidator adalah
segala substansi yang mengandung oksigen (misalnya
PEMBAKA udara) yang akan bereaksi dengan bahan bakar (fuel).

RAN Pada semua jenis pembakaran, kondisi campuran udara dan


bahan bakar merupakan faktor utama yang harus
diperhatikan untuk mendapatkan campuran yang
sempurna, pada reaksi pembakaran pada unsur – unsur
yang dapat terbakar menghasilkan pembebasan energi
yang tergantung pada produk pembakaran.
KONDISI PEMBAKARAN
STOIKIOMETRIK
(TEORITIS)
Kondisi pembakaran stoikiometrik adalah
dimana relatif jumlah bahan bakar dan udara
secara teoritis dibutuhkan minimal untuk
memberikan pembakaran yang sempurna, dan

PROSES dapat dihitung melalui analisa pada bahan bakar


gas yang bereaksi dengan oksigen.

PEMBAKA KONDISI PEMBAKARAN


RAN UDARA LEBIH (AKTUAL)
Hal ini terjadi karena kegagalan aliran gas dan udara
untuk bercampur secara sempurna sebelum terjadinya
proses pembakaran. Terjadinya pembakaran
tergantung pada tumbuhan molekul bahan bakar
dengan molekul oksigen. Jika terjadi kekurangan
campuran pada kedua fluida tersebut, maka oksigen
harus diberikan untuk menambah terjadinya tumbukan
molekul.
PRE - IGNITION
Pada tahap ini bahan bakar mulai terpanaskan,
kering dan mulai terjadi pirolisis yaitu pelepasan uap
air, karbon dioksida dan gas-gas yang mudah terbakar
termasuk methane, methanol dan hydrogren. Sekali
terbakar, api akan terus bergerak secara
FASE kontinyu dan melakukan dua proses termal yang
bersambungan yaitu pyrolisis dan pembakaran (Thoha,

PEMBAK 2008).

FLAMING
ARAN COMBUSTION
Flaming combustion adalah fase pembakaran yang
paling efisien, yang menghasilkan paling sedikit
jumlah asap per unit bahan bakar yang dikonsumsi.
Fase ini merupakan fase transisi dari proses
pembakaran yang endotermik menjadi proses
pembakaran yang eksotermik. Pada umumnya, fase
ini terjadi pada saat temperatur mencapai 300°C.
SMOLDERING
COMBUSTION
Fase ini berjalan lambat <3 cm/jam, dimana
pembakaran yang kurang penyalaan menjadi proses
pembakaran dominan dalam fase ini. Smoldering
biasanya terjadi pada fuel bed dengan bahan bakar

FASE
yang tersusun dengan baik dan aliran oksigen terbatas
seperti kayu yang membusuk dan tanah gambut
(Thoha, 2008).
PEMBAK GLOWING
ARAN COMBUSTION
Glowing combustion adalah fase pembakaran,
dimana hanya bara dari bahan bakar yang dapat
diamati. Glowing combustion menandakan proses
oksidasi bahan padat hasil pembakaran yang
terbentuk pada fase sebelumnya. Produk utama yang
dihasilkan dari fase pembakaran ini adalah gas-gas
tak tampak, seperti gas karbon monoksida dan gas
karbon dioksida.
EXTINCTION
Extinction merupakan proses dimana pembakaran
FASE akhirya berhenti setelah semua bahan bakar telah
dikonsumsi, atau bila panas yang dihasilkan melalui

PEMBAK oksidasi yang baik dalam fase smoldering maupun


glowing tidak cukup untuk menguapkan uap air yang

ARAN
dibutuhkan (Thoha, 2008).

Extinction merupakan proses pemadaman api


ketika reaksi pembakaran tidak lagi berlangsung
dan segitiga api telah terputus. Segitiga api
mengilustrasikan hubungan antara tiga elemen dasar
yang diperlukan untuk membangkitkan api.
NILAI KALOR
Nilai kalor merupakan ukuran panas atau energi
yang dihasilkan, dan diukur sebagai nilai kalor kotor
(gross calorific value) atau nilai kalor netto (net
calorific value)

SPESIFIKA KADAR AIR


SI Kadar air merupakan kandungan air pada bahan
bakar padat. Semakin besar kadar air yang terdapat
BAHAN pada bahan bakar padat maka nilai kalornya semakin
kecil,

BAKAR KANDUNGAN
ABU
Abu yang terkandung dalam bahan bakar padat
adalah mineral yang tidak dapat terbakar tertinggal
setelah proses pembakaran. Abu berperan
menurunkan mutu bahan bakar padat karena dapat
menurunkan nilai kalor
(Williams, 2001 dikutip oleh Widiarti 2011)
Mekanisme pembakaran biomassa terdiri dari tiga tahap yaitu
pengeringan (drying), devolatilisasi (devolatilization), dan pembakaran
PEMBAKA arang (char combustion). (Himawanto, 2005 dikutip oleh Widarti, 2011)

RAN PENGERINGAN
(DRYING)
BAHAN Dalam proses ini bahan bakar mengalami proses

BAKAR kenaikan temperatur yang akan mengakibatkan


menguapnya kadar air di permukaan. Untuk Kadar air
didalam menguap melalui pro-pori bahan bakar
PADAT padat tersebut. Devolatilisasi (devolatilization).
Kemudian bahan bakar mulai mengalami
dekomposisi, yaitu pecahnya ikatan kimia secara
termal dan zat terbang (volatile matter) akan keluar
dari partikel.
PEMBAKARAN
PEMBAKA ARANG (CHAR
RAN COMBUSTION)
Sisa dari pirolisis adalah arang (fixed carbon) dan
BAHAN sedikit abu, kemudian partikel bahan bakar
mengalami tahapan oksidasi arang yang memerlukan

BAKAR 70% - 80% dari total waktu pembakaran. Laju


pembakaran arang tergantung pada konsentrasi

PADAT
oksigen, temperature gas, bilangan Reynolds, ukuran,
dan porositas arang. Arang mempunyai porositas
yang tinggi.
UKURAN
PARTIKEL
Dengan partikel yang lebih kecil ukurannya, maka
suatu bahan bakar padat akan lebih cepat terbakar.

FAKTOR– KECEPATAN ALIRAN


FAKTOR YANG UDARA
MEMPENGARU Laju pembakaran biobriket akan naik dengan adanya
kenaikan kecepatan aliran udara dan kenaikan
HI temperature.

PEMBAKARAN JENIS BAHAN BAKAR


BAHAN Jenis bahan bakar akan menentukan
BAKAR PADAT karekteristik bahan bakar, yaitu kandungan
volatile matter (zat-zat yang mudah menguap) dan
kandungan moisture (kadar air). Semakin banyak
kandungan volatile matter pada suatu bahan bakar
padat maka akan semakin mudah bahan bakar padat
tersebut untuk terbakar dan menyala.
(Sulistyanto, 2006 dikutip oleh Widarti 2011)
TEMPERATUR UDARA
PEMBAKARAN
FAKTOR– Kenaikan temperature udara pembakaran
FAKTOR YANG menyebabkan semakin pendeknya waktu
pembakaran.
MEMPENGARU
HI
KARAKTERISTIK
PEMBAKARAN BAHAN BAKAR PADAT
BAHAN Terdiri dari kadar karbon, kadar air (moisture), kadar
BAKAR PADAT abu (ash), dan nilai kalori.

(Sulistyanto, 2006 dikutip oleh Widarti 2011)


Karbonisasi merupakan metode atau teknologi untuk
memperoleh arang sebagai produk utama dengan
memanaskan biomassa padat seperti kayu, kulit kayu,
bambu, sekam padi, dan lain-lain pada suhu 400 – 600
dengan tidak menggunakan udara atau oksigen.

Definisi
KARBONI
Proses karboniasi atau pengarangan dilakukan dengan
memasukkan
  bahan organik kedalam lubang atau
ruangan yang dindingnya tertutup seperti didalam
SASI tanah atau tangki yang terbuat dari plat baja dan nyala
api dikontrol. Tujuan pengendalian tersebut agar bahan
yang dibakar tidak menjadi abu, tetapi menjadi arang
yang masih terdapat energi didalamnya sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
 Prinsip proses karbonisasi adalah pembakaran
biomassa tanpa adanya kehadiran oksigen.
Prinsip Sehingga yang terlepas hanya bagian volatile
matter, sedangkan karbonnya tetap tinggal di
Proses dalamnya. Temperatur karbonisasi akan sangat
berpengaruh terhadap arang yang dihasilkan

KARBONI sehingga penentuan temperatur yang tepat akan


menentukan kualitas arang. (Pari dkk, 1983 dikutip
oleh Junaedi, 2013).
SASI  Karbonisasi yang memiliki keunggulan dalam
industri, yaitu peralatannya yang murah dan
pengoperasian yang mudah untuk memproduksi
bahan bakar padat murah dengan nilai pemanasan
tinggi.
Pengarangan
Terbuka
Pengarangan dalam
drum
METODE
Pengarangan dalam
KARBONIS silo
ASI Pengarangan Semi
Modern
Pengarangan Super
Cepat

(Sinurat, 2011 dikutip oleh Junaedi, 2013).


Tar

Asam PRODUK
Produk Pyroligneous SAMPING

KARBONI Gas mudah


terbakar
SASI
Arang (Produk
Utama)
Reaksi Karbonisasi sama dengan reaksi pirolisis dalam suatu
gas yang lembam seperti nitrogen. Contohnya untuk kayu,
setelah hampir semua air diuapkan pada suhu dibawah 200 ,
tiga komponen utamanya yaitu selulosa, hemiselulosa, dan
lignin terdekomposisi untuk menghasikan fraksi cair dan gas
terutama terdiri dari CO dan CO2 pada suhu 200 – 500 .
Reaksi
KARBONI
Berikut
  ini adalah Skema Keseluruhan Karbonisasi

SASI
Skema tersebut menjelaskan bahwa distribusi
produk bergantung pada kedua langkah, yaitu
dekomposisi dari “meleleh” yang dihasilkan
Skema dari partikel kayu menjadi gas, cairan dan
fraksi padat (tahap pertama) dan dekomposisi
KARBONI lanjutan dari fraksi cair (tahap kedua), dan
rasio dari laju konstan untuk tahap pertama
SASI ke tahap kedua. Distribusi juga dipengaruhi
oleh kelembaman dan ukuran dari bahan, laju
pemanasan, suhu operasi, dll.
 Karbon aktif merupakan padatan berpori yang
mengandung 85% - 95% karbon yang konfigurasi atom
karbonnya dibebaskan dari ikatan dengan unsur lain,
serta pori dibersihkan dari senyawa lain sehingga
permukaan dan pusat aktif menjadi luas akibatnya daya
adsorbsi terhadap cairan atau gas akan meningkat. Luas
permukaan berkisar antara 300-3500 m2/gram,

KARBON dengan luas yang besar dari struktur dalam pori-pori


karbon aktif dapat dikembangkan, struktur ini

AKTIF memberikan kemampuan karbon aktif menyerap


(adsorb) gas-gas dan uap-uap dari gas dan dapat
mengurangi zat-zat dari liquida (Elly,2008).
Berdasarkan ukuran pori-porinya karbon aktif
dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
1. Mikropori, dengan ukuran pori-pori 10-1000 Angstrom.
2. Makropori, dengan ukuran pori-pori lebih besar dari
1000 Angstrom. (Paul NC and Fred, 1980).
 Menurut Tryana dan Sarma (2003), berdasarkan
penggunaannya karbon aktif terbagi menjadi dua
tipe yaitu karbon aktif sebagai pemucat dan karbon
KEGUNA aktif sebagai penyerap uap. Karena hal tersebut maka
karbon aktif banyak digunakan oleh kalangan industri
AN dan hampir 60% produksi karbon aktif di dunia
dimanfaatkan industri pembersihan minyak dan

KARBON
lemak, industri kimia dan farmasi.

AKTIF  Karbon aktif komersial sebagian besar dimanfaatkan


sebagai bahan penyerap (adsorben) dalam berbagai
aplikasi seperti digunakan pada pembersihan
tumpahan minyak, penyaring air minum, penyaring
udara, dan perbaikan tanah.
 Proses pembuatan karbon aktif secara umum terdiri

PROSES
dari tiga tahap yaitu tahap dehidrasi, karbonisasi
dan aktivasi.

PEMBUAT  Tahap dehidrasi yaitu tahap pengurangan kadar air


pada bahan yang akan digunakan dengan

AN menggunakan metode pemanasan hingga suhu


170⁰C. Tahap ini bertujuan untuk mengurangi kadar

KARBON
air pada bahan sehingga proses selanjutnya menjadi
lebih mudah.

AKTIF  Proses karbonisasi dilakukan dengan pembakaran dari


material yang mengandung karbon dan dilakukan
tanpa adanya kontak langsung dengan udara (Marsh,
2006).
BIOMAS
SA
Karbonisa
si
SKEMA ARANG ARANG
PROSES Proses Aktivasi
Proses pengontrolan

PEMBUATAN (ZnCl2,
NaOH,H3PO4, dll)
Panas

KARBON (CO2, Uap,


AKTIF Penyaringan,
pencucian,
Oksigen,
Nitrogen)
pengeringan

KARBO KARBO
N AKTIF N AKTIF
FAKTOR– WAKTU KARBONISASI
FAKTOR Bila waktu karbonisasi diperpanjang maka reaksi

YANG pirolisis semakin sempurna sehingga hasil arang


semakin turun tetapi cairan dan gas makin
MEMPENGA meningkat.Waktu karbonisasi berbeda-beda
tergantung pada jenis-jenis dan jumlah bahan yang
RUHI diolah (Joni TL ,1995).

PROSES SUHU KARBONISASI


KARBONISA Semakin tinggi suhu, karbon yang diperoleh makin
berkurang tapi hasil cairan dan gas semakin
SI meningkat. Hal ini disebabkan oleh makin banyaknya
zat-zat terurai dan yang teruapkan.

Anda mungkin juga menyukai