2018
Jayanti, Dwi
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5915
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA PERAWAT RAWAT INAP
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN BERDASARKAN
METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN)
SKRIPSI
OLEH :
DWI JAYANTI
121000150
OLEH :
DWI JAYANTI
121000150
INDICATOR STAFF NEED (WISN)” ini beserta seluruh isinya adalah benar
hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya, atau klaim dari pihak
Penulis,
Dwi Jayanti
121000150
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
judul “Analisis Kebutuhan Perawat Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bunda
Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan
Selama penyusunan skripsi ini mulai dari awal hingga akhir penulis telah
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan
4. dr. Fauzi, SKM selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersabar dalam
5. dr. Heldy, B.Z, M.PH, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
arahan serta masukan selama proses ujian skripsi hingga skripsi ini
6. Dr. Juanita, SE, M.Kes, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan
arahan serta masukan selama proses ujian skripsi hingga skripsi ini
7. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik
8. dr. Teren selaku Direktur Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan
serta Bu Eva juga Bang Rizal dan seluruh pihak rumah sakit yang telah
10. Dosen dan staf lingkungan Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kritik, saran dan masukan yang membangun penulis harapkan agar dapat
memperbaiki isi skripsi ini. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pengambil
Dwi Jayanti
121000150
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENYATAAN KEASLIAN .......................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
ABSTRACT. ........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. xv
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 34
3.3.1 Data Primer ........................................................................... 34
3.3.2 Data Sekunder ...................................................................... 35
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional................................ 35
3.5.1 Variabel Penelitian. .............................................................. 35
3.5.2 Definisi Operasional ............................................................. 35
3.6 Instrumen Penelitian ...................................................................... 37
3.7 Rancangan Analisa Data................................................................ 38
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Kegiatan Pokok Perawar di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Tabel 4.5 Waktu Rata-rata Melakukan Kegiatan Non Produktif Unit Rawat
Tabel 4.6 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan di Unit Rawat Inap
Tabel 4.7 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung di Unit
Tabel 4.8 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Tidak Produktif di Unit
Tabel 4.9 Standar kelonggaran di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Tabel 4.10 Jumlah Pasien di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bunda
Tabel 4.11 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai III Unit Rawat Inap Rumah
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.12 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai V Unit Rawat Inap Rumah
Tabel 4.14 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai VI Unit Rawat Inap Rumah
Tabel 4.16 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai VII Unit Rawat Inap Rumah
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis bernama Dwi Jayanti dilahirkan pada tanggal 6 Juli 1994 di Kota
Pekanbaru. Beragama Islam, anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan
ayahanda Guntur dan ibunda Sri Winingsih. Penulis bertempat tinggal di alamat
Shofa Pekanbaru pada tahun 2000 – 2006, pendidikan menengah pertama di SMP
atas di SMA Negeri 4 Pekanbaru pada tahun 2009 – 2012. Penulis melanjutkan
xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam
banyak saat ini menuntut agar setiap rumah sakit melakukan pengembangan baik
dari segi fasilitas berupa sarana dan prasarana maupun dari sumber daya manusia
berupa dokter dan perawat. Pengembangan dilakukan baik dari segi kualitas
yang dibagi menjadi dua aspek yaitu faktor yang berasal dari penyedia layanan
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
standar baik dalam hal waktu yang diperlukan maupun hasilnya. Dengan adanya
rumah sakit, pelayanan rawat inap di rumah sakit yang baik tentunya memiliki
yang berlaku di rumah sakit. Apabila perawat belum dapat memberikan pelayanan
yang baik dan handal maka memicu pada pasien yang dapat menimbulkan
sakit merupakan masalah yang mendasar yang dihadapi rumah sakit di Indonesia,
kesehatan pada pasien ialah pelayanan kesehatan yang disediakan oleh perawat
kesehatan yang menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan
kesehatan di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan adalah yang
kesehatan yang paling utama, dikarenakan kontak pertama dan terlama dengan
pasien, yakni selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu sehingga seorang
perawat dikatakan hal yang sangat penting dalam membangun citra rumah sakit.
Dengan begitu, perawat di rumah sakit bukan saja memiliki kewajiban untuk
sakit agar supaya apa yang menjadi haknya sebagai perawat yaitu dengan
yang baik, maka diperlukan adanya kepercayaan pada pasien (Kusnanto, 2014).
tumbuh pada pasien maka dapat dipengaruhi oleh kuat tidaknya hubungan
komunikasi. Jadi baik atau buruknya pelayanan rumah sakit tergantung dari
kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang ada didalamnya. Perawat
merupakan salah satu sumber daya manusia yang ada di rumah sakit dan
sakit. Pelayanan perawat merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya
mutu dan citra rumah sakit. Oleh karena itu, kualitas pelayanan keperawatan perlu
dilakukan oleh pimpinan rumah sakit dalam rangka untuk meningkatkan kualitas
pelayanan di rumah sakit. Pelayanan keperawatan dapat dibagi menjadi dua yaitu
pelayanan yang diberikan oleh perawat secara tidak langsung kepada pasien
seperti mendata obat, menyiapkan transport, asistensi visit dokter, laporan visit
menimbulkan beban kerja yang tinggi bagi perawat. Apabila jumlah perawat tidak
dievaluasi dan direncanakan dengan baik, maka dapat terjadi kekurangan atau
pelayanan yang rendah karena beban kerja menjadi sangat tinggi sehingga
melakukan pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. Hal ini yang mendorong
bagi tiap rumah sakit untuk selalu melakukan analisa kebutuhan jumlah perawat
agar sesuai dengan beban kerja yang dibebankan sehingga dapat memberikan
layanan keperawatan yang optimal bagi pasien yang sedang dirawat (Iskandar,
2013).
tempat tidur di Rumah Sakit kelas C adalah 2:3, dengan minimal 100 tempat tidur.
menggunakan metode workload indicator staff need (WISN) di unit rawat inap
Rumah Sakit Bangkatan Binjai tahun 2015 didapatkan hasil bahwa jumlah
kekurangan tenaga perawat adalah pada ruang Kelas 3 Wanita (yang perawatnya
kebutuhan tenaga perawat berdasarkan beban kerja dengan metode time and
motion study dan metode workload indicators of staffing need (WISN) di instalasi
bahwa jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah tiga belas orang, sedangkan
tenaga yang tersedia saat ini sebelas orang, sehingga di ruang Hemodialisa
terdapat kekurangan tenaga perawat sebanyak dua orang. Rasio tenaga perawat
hemodialisa menurut WISN adalah 0,85 (lebih kecil dari satu). Berdasarkan hal
RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar saat ini tidak sesuai dengan beban
RSU Bunda Thamrin Medan merupakan salah satu Rumah Sakit Umum
milik swasta yang terletak di jalan Sei Batang Hari Medan. Rumah sakit kelas C
ini memiliki kapasitas yang cukup lengkap untuk rumah sakit pada umumnya di
Medan. Sejak beroperasi secara resmi pada tahun 2010, jumlah perawat RSU
Bunda Thamrin adalah sebanyak 136 orang dan jumlah tempat tidur sebanyak 162
unit.
Dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 RSU Bunda Thamrin Medan
penggunaan tempat tidur (Bed Occupancy Rate). Yakni pada tahun 2013 RSU
Bunda Thamrin Medan memperoleh angka sebesar 71,57%, pada tahun 2014
memperoleh angka sebesar 62,82% dan untuk tahun 2015 memperoleh angka
sebesar 56,44%.
terjadinya penurunan angka pada penggunaan tempat tidur atau (Bed Occupancy
Rate) secara terus-menerus. BOR (Bed Occupancy Rate) adalah indikator yang
Bunda Thamrin memiliki jumlah tempat tidur sebanyak 162 unit yang merupakan
salah satu kriteria rumah sakit yang sudah memenuhi nilai ideal dari standar
dan WISN (Workload Indicator Staff Need). Rumah Sakit Bunda Thamrin sendiri
memperhatikan unit kerja yang ada di rumah sakir. Secara garis besar terdapat
pengelompokkan unit kerja di rumah sakit seperti di rawat inap dewasa, rawat
inap anak/perinatal, rawat inap intensif, gawat darurat (IGD), kamar bersalin,
kamar operasi dan rawat jalan. (Profil RSU Bunda Thamrin, 2016)
banyak dikeluhkan oleh para manajer Rumah Sakit dikarenakan jumlah perawat
terlalu kecil dan beban perawat menjadi tinggi. Maka metode tersebut,
sebagai sampel dan populasi penelitian yang bekerja secara profesional dan
produktivitas yang optimal dan jumlah hari libur di Negara Amerika Serikat lebih
dianggap memberikan hasil jumlah perawat yang terlalu besar, sehingga terdapat
Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit, metode WISN merupakan salah satu metode
akan lebih mudah dan rasional. Adapun kelebihan dari metode WISN adalah udah
dan realistis.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilakukan analisa pada
diharapkan menjadi metode yang cukup mewakili kondisi rumah sakit sehingga
yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah bagaimana kebutuhan jumlah
perawat di pelayanan rawat inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin yang
Bunda Thamrin.
WISN.
2. Manfaat bagi RSU Bunda Thamrin yaitu penelitian ini diharapkan dapat
dibutuhkan pada pelayanan rawat inap di RSU Bunda Thamrin agar rumah
TINJAUAN PUSTAKA
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit
umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua
bidang dan jenis penyakit. Rumah sakit umum mempunyai misi memberikan
penyembuhan dan pemulihan kesehatan pasien secara serasi dan terpadu. Untuk
upaya tersebut fungsi praktis rumah sakit umum adalah untuk menyelenggarakan
kesehatan pribadi dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara efektif
maupun non bedah, harus tersedia. Palayanan rawat inap ini juga meliputi
c. Rumah sakit juga punya tugas untuk melakukan pendidikan dan latihan.
masyarakat;
kemampuan pelayanannya;
miskin;
uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar
i. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana
ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui,
l. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien;
(hospital by laws);
rokok.
pelayanan;
perundang-undangan;
kesehatan;
h. Mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit
menjadi :
medik spesialis lain dan 13 (tiga belas) pelayanan medic sub spesialis.
2.2 Perawat
Istilah perawat berasal dari bahasa Latin yaitu Nutrix yang berarti merawat
atau memelihara. Kata ini pertama kali digunakan oleh Ellis dan Hartley (2012),
yang menurut mereka perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat
atau memelihara; membantu dan melindungi seseorang karena sakit, cedera dan
proses penuaan.
pendidikan perawat atau bidan yang diberikan tugas secara penuh untuk
pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi “Perawat adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan perawat baik di dalam maupun diluar negeri sesuai dengan peraturan
Nursing dalam Aditama (2014) adalah gabungan dari ilmu kesehatan dan seni
juga meliputi kegiatan perencanaan dan pemberian perawatan pada saat sakit,
masa rehabilitasi dan menjaga tingkat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
dan kematian.
keperawatan, pengobatan dan rasa aman bagi pasien, keluarga dan masyarakat.
2010).
lain berupa pelayanan keperawatan umum dan atau spesifik untuk sistem
dokter.
Fungsi perawat dalam praktek keperawatan terdiri dari tiga fungsi, antara
perintah dokter. Tindakan perawat bersifat mandiri berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan. Oleh karena itu, perawat bertanggung jawab terhadap akibat yang
perawat berdasarkan pada kerja sama dengan tim perawatan/tim kesehatan lain.
Fungsi ini tampak ketika perawat bersama tenaga kesehatan lain berkolaborasi
tim yang dipimpin oleh seorang dokter; c. Fungsi dependen, ialah perawat
rumahsakit berakar pada beban kerja perawat. Jumlah tenaga perawat dapat
ditentukan oleh jumlah tempat tidur atau juga oleh tingkat Bed Occupancy Rate
(BOR).
dari hasil pengukuran kerja atau penetapan tujuan partisipatip. Teknik pengukuran
kerja yang dapat digunakan antaralain: studi waktu, data standar, data waktu
tenaga kerja dalam jangka panjang ditentukan oleh sisi permintaan perusahaan,
yaitu perkiraan kebutuhan tenaga kerja dan sisi penawaran yaitu ketersediaan
Sedangkan perkiraan tersedianya tenaga kerja itu sendiri, ditentukan dari analisis
beban kerja, analisis perpindahan tenaga kerja dan analisis kelebihan atau
perusahaan tersebut berada pada kondisi berlebih atau kurang jika dikaitkan
dengan beban kerja. Analisis tersebut dapat dilaksanakan jika sudah diketahui
beban kerjanya. Dan analisis beban kerja sendiri memberikan arahan tentang
tenaga kerja. Di mana tenaga kerja tersebut akan dapat digunakan secara efisien
jika jumlah tenaga kerja yang ada seimbang dengan beban kerjanya.
untuk menghitung tenaga perawat di rumah sakit berakar pada beban kerja dan
di luar negeri oleh para pakar keperawatan. Analisis kebutuhan tenaga perawat
harus betul-betul direncanakan dengan baik agar tidak dilakukan secara berulang-
ulang karena akan mebutuhkan waktu, biaya dan tenaga sehingga tidak efektif dan
tidak efisien. Terdapat beberapa situasi yang harus dipertimbangkan dalam kita
perubahan tempat tidur hal ini akan berdampak pada perubahan rasio
perawat.
yang pada akhirnya perlu analisa situasi dan kebutuhan tenaga. Hal ini
dengan optimal.
tidak ada reward, kerja yang ketat dan dan beban kerja yang berat serta
tenaga yang kurang. Apabila hal tersebut terjadi maka perlu segera segera
1. Metode WISN
beban pekerjaan nyata dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap
Kesehatan pada daerah atau fasilitas kesehatan yang berbeda, dapat melihat apa
tenaga kesehatan bekerja sesuai dengan profesinya atau tidak, dan dapat
mengidentifikasi seberapa besar beban kerja SDM kesehatan (Depkes dan GTZ,
2009)
Waktu kerja tersedia merupakan waktu kerja tersedia bagi perawat selama
satu tahun. Waktu kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
2. B = Cuti tahunan, sesuai dengan ketentuan hak cuti kerja setiap perawat
selama kurun waktu 1 tahun karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau
tanpa pemberitahuan.
(5 hari kerja/minggu).
Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu
tersedia per tahun yang dimiliki oleh masing-masing tenaga kerja. Standar
bersama.
4. Standar beban kerja per tahun yaitu volume/kuantitas beban kerja selama 1
kelonggaran tiap tenaga kerja meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu
d. Perhitungan kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama satu tahun
Merujuk pada metode WISN yang dilaporkan oleh Shipp (1998) bahwa
perhitungan rasio jumlah perawat yang ada dengan hasil perhitungan WISN
a. Jika rasio WISN = 1 artinya jumlah perawat cukup dan sesuai beban
b. Jika rasio WISN < 1 artinya jumlah perawat yang ada belum cukup
c. Jika rasio WISN > 1 artinya bahwa jumlah perawat yang ada
berlebihan.
kepada penderita yang mengalami gangguan fisik, orang-orang yang sedang masa
penyembuhan dan mereka yang kurang sehat. Rawatinap merupakan salah satu
hari.
menempati tempat tidur lebih dari dua hari. Pelayanan yang diberikan pada pasien
b. Tindakan terapi oleh dokter dan perawat sebagai upaya pengobatan dan
penyuluhan.
hasil yang harus dicapai dalam satu satuan waktu tertentu. Beban kerja merupakan
aspek pokok yang menjadi dasar untuk perhitungan. Beban kerja perlu ditetapkan
Rumah Sakit banyaknya satu satuan waktu (atau angka) diperlukan untuk
standar profesinya.
memperkirakan beban kerja perawat pada suatu unit tertentu, seorang pemimpin
a. Berapa banyak klien yang dimasukkan ke unit per hari, bulan atau tahun;
masing klien;
dan,
bahwa mereka sangat sibuk dan membutuhkan waktu lembur (Ilyas, 2013).
e. Pemakaian suction
f. Gelisah, disorientasi
besarnya beban kerja perawat.Untuk pasien rawat inap, Douglas dalam Hubber
(2010) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut:
kecuali makan obat harus tetap ditunggui, agar tidak salah obat. Pasien
Beban kerja merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
penentuan jumlah tenaga kerja. Terdapat tiga cara yang dapat digunakan untuk
menghitung beban kerja (Ilyas, 2013) yaitu work sampling, time and motion study
a. Aktivitas apa yang dilakukan oleh tenaga kerja pada waktu jam kerja.
b. Apakah aktivitas yang dilakukan oleh tenaga kerja berkaitan dengan fungsi
c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak
produktif.
d. Pola beban kerja tenaga kerja dikaitkan dengan waktu dan jadwal jam
kerja.
tugasnya sehari-hari di ruang kerja. Perawat diamati sebagai subyek dari aktivitas
atau pekerjaan yang akan diteliti dengan menggunakan teknik work sampling
sampling.
jenis tenaga yang diamati berfungsi 24 jam atau 3 shift maka pengamatan
pengamatan kegiatan dari sejumlah tenaga kerja yang diamati sehingga cukup
besar data yang diperoleh dan dapat dianalisis dengan baik. Dengan jumlah data
yang besar maka akan menghasilkan data akurat yang menggambarkan kegiatan
tenaga kerja yang sedang diteliti. Validitas data pengamatan juga dapat dipercaya
karena langsung dilakukan pengamatan dari kegiatan yang ada dengan metode
Jumlah perawat
Analisa
Kesimpulan
METODE PENELITIAN
Sedangkan penjabaran secara lebih rinci dan detail dilakukan secara kualitatif
Sei Batang Hari Medan Sumatra Utara. Penelitian dilakukan di bagian unit
pelayanan rawat inap dengan responden perawat yang sedang bertugas. Penelitian
3.3.1 Populasi.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi, dalam penelitian ini sampel yang
diambil adalah tenaga perawat pelaksana yang menjadi pegawai tetap yang ada di
Unit Rawat Inap Rumah Sakit Bunda Thamrin sebanyak 72 orang. Sampel
33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
akan diberi form work sampling untuk memperoleh informasi terkait dengan
jumlah jam kerja, waktu kerja dan berbagai aktivitas pelayanan rawat inap RSU
tersebut pada saat jam kerja di rawat inap RSU Bunda Thamrin.
observasi dilakukan setiap hari pada jam kerja/pelayanan dan dicatat di formulir
dan ketua tim tiap shift masing-masing ruang perawatan. Hasil pengamatan
langsung.
penelitian ini. penelitian ini membutuhkan data yang berhubungan dengan data
selama bertugas, serta tanggapan atas kinerja dan motivasi SDM. Oleh karena itu,
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah meliputi waktu kerja
perawat yang tersedia, kategori aktivitas perawat (langsung dan tidak langsung),
standar beban kerja perawat, standar kelonggaran perawat, data dasar rumah sakit
meliputi jumlah tempat tidur (TT), BOR, rata-rata jam perawatan per 24 jam.
Variabel yang menjadi pengamatan adalah tenaga perawat di Rumah Sakit Umum
yang nyata yang dilaksanakan oleh perawat pada Unit Rawat Inap RSU
Bunda Thamrin.
kerja efektif selama kurun waktu satu tahun untuk masing-masing katagori
SDM yang bekerja pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin.
langsung berhubungan dengan pasien pada Unit Rawat Inap RSU Bunda
Thamrin.
yang tidak langsung berhubungan dengan pasien pada Unit Rawat Inap
pada unit pelayanan seperti mengobrol dan membaca koran pada Unit
kuantitas kegiatan pokok yang dapat dikerjakan selama satu tahun sesuai
dengan waktu kerja tersedia dan rata-rata waktu per kegiatan pokok yang
dimiliki oleh masing-masing katagori SDM pada pada Unit Rawat Inap
waktu kerja tersedia pada SDM perawat di Unit Rawat Inap RSU Bunda
Thamrin.
9. Jumlah tempat tidur (TT) adalah jumlah tempat tidur yang ada di ruang
10. Bed Occupancy Rate (BOR) adalah tingkat pemanfaatan tempat tidur di
ruang rawat inap pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin.
11. Jam perawatan per 24 jam adalah rata-rata waktu keperawatan yang
dibutuhkan oleh pasien pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin.
12. Jumlah perawat saat ini adalah jumlah perawat yang melakukan pelayanan
perawat sesuai dengan kuantitas kegiatan pokok, standar beban kerja dan
kurun waktu satu tahun pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin..
2. Pedoman wawancara
3. Data sekunder
adalah desain metode analisis statistik deskriptif. Berikut cara pengambilan data
yaitu setiap hari setelah pencatatan selesai, segera dilakukan analisis data. Pertama
langsung, kegiatan lain produktif, kegiatan lain tidak produktif, dan kegiatan
Selanjutnya, data waktu kerja produktif bersama dengan data-data sekunder yang
B = Cuti tahunan
waktu satu tahun, karena alasan sakit, tidak masuk kerja dengan atau tanpa
F = Waktu kerja (waktu kerja rata-rata 7-8 jam dalam satu hari). Beban
Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum dari Dinas Kesehatan Kota Medan Nomor
Jalan Sei Batang Hari Kelurahan Babura Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.
a. Pelayanan Umum dan Gigi (dokter umum, dokter gigi dan dokter
spesialis)
Spesialis Mata).
Adapun visi dari RSU Bunda Thamrin yaitu : “Menjadikan Rumah Sakit terdepan
standar pelayanan.
40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41
yang cepat dan tepat untuk semua golongan masyarakat sesuai dengan
Ruang rawat inap RSU Bunda Thamrin berada di lantai 5, lantai 6 dan lantai 7
pada gedung I sedangkan pada Gedung II berada di lantai 3, lantai 5, lantai 6 serta
lantai 7. Keseluruhan jumlah tempat tidur rawat inap di RSU Bunda Thamrin
sebanyak 126 unit dengan kelas yang bervariasi mulai dari Eksekutif, Super VIP,
Responden dalam penelitian ini adalah tenaga perawat pelaksana yang menjadi
pegawai tetap yang ada di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Bunda Thamrin, adapun
penelitian ini ialah meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama
perawat yang bertugas di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin lebih banyak yang
karakteristik jenis kelamin perawat yang bertugas di unit rawat inap RSU Bunda
bertugas di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin memiliki tingkat pendidikan
lebih banyak perawat yang bertugas di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin telah
kerja lebih banyak perawat yang bertugas di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin
Dari hasil wawancara dengan Kepala Bidang Keperawatan, Kepala Ruangan dan
“Disini rata-rata lulusan DIII tapi ada juga NERS dan S.Kep 1 orang. Untuk
gedung 3 hanya kita yang ada perawat laki-lakinya. Tidak ada masalah biarpun
perawat laki-laki sedikit. Kalaupun ada pasien laki-laki kita juga tidak ada
kendala jika perawatnya perempuan kecuali memang ada pasien laki-laki yang
meminta khusus dirawat dengan perawat laki-laki saja.” (Informan 2)
”Perawat di sini perempuan semua karena hanya menerima pasien ibu dan
anak saja. Untuk pendidikan kebanyakan lulusan bidan dan untuk jumlah
lulusan DIII dengan NERS seimbang. untuk pengerjaan yang berat, ada
tekniknya. Misalnya ingin memindahkan pasien ke bed, kita pakai alat. Alatnya
dari fiber dan berbentuk panjang. Jadi tinggal selipkan diantara pasien dan
geser. Tidak sulitlah pokoknya. Biarpun perempuan semua tidak ada masalah,
masih banyak tenaga karena masih muda-muda semua. Jika memang butuh
perawat laki-laki, kita telefon minta bantu.” (Informan 3)
Pelayanan Minimal Rumah Sakit yaitu jenis pelayanan rawat inap dengan standar
perawat minimal DIII. Faktor jenis kelamin perawat juga tidak terlalu
berpengaruh dengan kinerja perawat dan usia perawat di ruang rawat inap Rumah
Sakit Umum Bunda Thamrin adalah usia produktif dengan rata-rata usia dua
Waktu kerja tersedia adalah waktu yang harus dipenuhi oleh seorang perawat
tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja tersedia perawat di unit rawat inap
acuan pada unit rawat inap RSU Bunda Thamrin, waktu kerja tersedia
terdiri dari tiga shift dengan alokasi waktu shift pagi dimulai dari pukul
07.30-14.30 WIB, shift sore dimulai pukul 14-30 21.30 WIB , sedangkan
hari libur dalam seminggu atau 6 hari kerja. Dalam 1 tahun adalah 300 hari
harus diikuti. Namun untuk perencanaan pada tahun 2016 dapat dimulai
2016 ditetapkan 12 Hari Kerja dan 2 hari kerja untuk cuti bersama.
(D) = 14.
kurun waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa
pemberitahuan/ijin. (E) = 2
waktu kerja rata-rata tiap shift dalam 1 hari adalah 8 jam (6 hari
kerja/minggu).
(F) = 8 jam
= 269 x 8 jam
Dalam menentukan kategori aktivitas keperawatan di unit rawat inap RSU Bunda
Thamrin. Aktivitas keperawatan diukur melalui dua metode, yaitu metode work
sampling dan metode daily log. Peneliti membagi hasil observasi work sampling
dan daily log kegiatan keperawatan menjadi 2 bagian yaitu: kegiatan produktif
sedangkan bagian lainnya adalah kegiatan non produktif. Hasil observasi yang
diperoleh kegiatan pokok keperawatan yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Kegiatan Pokok Perawat di Unit Rawat Inap di RSU Bunda
Thamrin
daily log terdiri dari 28 jenis kegiatan ditambah pengukuran melalui work
yang dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin dan
“Kegiatan perawat di sini dari awal menerima pasien baru, mengisi data-data
yang diperlukan, menemani visite dokter, bila ada melakukan tindakan,
membagi obat, dll. kendalanya karena kegiatan perawat telalu banyak jadi tidak
bisa diselesaikan dalam satu waktu. Kita sudah sibuk untuk melakukan
tindakan ke pasien tapi kita juga mesti mengisi catatan harian pasien. Jika
tugas kami belum selesai belum bisa tukaran shift dengan yang jaga
selanjutnya.” (Informan 2)
“Seperti biasa, asuhan keperawatan, ada pasien baru kita buat askepnya, catat
instruksi dokter, tulis diet pasien. Untuk saya kendalanya mungkin waktunya
lebih banyak habis di administrasi ya, karena kan saya mesti input data ke
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) jadi kadang waktu saya sering banyak
tersita ke situ sehingga untuk mengawasi kinerja perawat yang lain jadi
terbengkalai. Perawat magang juga harus di monitor terus kerjaannya jangan
sampai tambah bikin masalah, apalagi mereka tidak bisa dilepas untuk
melakukan tindakan keperawatan.” (Informan 3)
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 2 dan 3 diketahui bahwa perawat
yang bertugas sudah memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan baik,
yang terdiri dari langsung dan tidak langsung maupun kegiatan non produktif,
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas diketahui bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan
Bunda Thamrin paling lama dalam melakukan persiapan operasi yaitu 32,5 menit
(waktu minimal 5 menit dan waktu maksimal 60 menit), sedangkan kegiatan yang
dapat dilakukan perawat dengan waktu paling singkat adalah mencuci tangan
unit rawat inap RSU Bunda Thamrin dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas diketahui bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan
dalam melaksanakan kegiatan keperawatan tidak langsung di unit rawat inap RSU
Bunda Thamrin paling lama dalam sterilisasi alat dan pertemuan diklat mingguan
yaitu 62,5 menit (waktu minimal 5 menit dan waktu maksimal 120 menit),
sedangkan kegiatan paling singkat yang dapat dilakukan perawat adalah menulis
catatan perkembangan pasien di status dan membuat daftar diet yaitu 9 menit
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas diketahui bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan
dalam melaksanakan kegiatan non produktif di unit rawa inap RSU Bunda
Thammrin paling lama adalah duduk di nurse station yaitu 31,5 menit (waktu
singkat yang dapat dilakukan perawat adalah toilet, gosok gigi dn ganti baju yaitu
maupun non produktif, maka dilakukan perhitungan standar beban kerja dengan
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas diketahui bahwa standar beban kerja melaksanakan
kegiatan keperawatan langsung di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin paling
besar adalah pemberian oksigen, memberi gliserune spuit dan menyiapkan bahan
untuk pemeriksaan laboratorium yaitu 15.247 kali, sedangkan beban kerja terkecil
adalah cuci tangan rutin yaitu 4.050 kali. Kemudian standar beban kerja kegiatan
keperawatan tidak langsung di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin dapat dilihat
Berdasarkan Tabel 4.7 diatas diketahui bahwa standar beban kerja melaksanakan
kegiatan keperawatan tidak langsung di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin
paling besar adalah menulis catatan perkembangan pasien di status dan membuka
daftar diet yaitu 14.400 kali, sedangkan beban kerja terkecil sterilisasi alat dan
diklat mingguan yaitu 2.074 kali. Kemudian standar beban kerja kegiatan tidak
produktif di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin dapat dilihat pada tabel 4.8
berikut:
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas diketahui bahwa standar beban kerja melaksanakan
kegiatan tidak produktif di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin paling besar
adalah kegiatan toilet, gogok gigi, dan ganti baju yaitu 15.247 kali, sedangkan
keperawatan di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin antara lain: melakukan rapat
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas diketahui bahwa faktor kelonggaran yang paling
besar di unit rawa inap RSU Bunda Thamrin adalah menyusun laporan kegiatan
yang dilakukan selama 2 jam setiap minggu (6000 menit dalam setahun),
yang dilakukan sekitar 1 jam setiap minggu (3000 menit dalam setahun).
dengan membandingkan total produk layanan atau jumlah pasien (tempat tidur
rawat inap dilakukan pada 4 (empat) lantai ruang rawat inap yaitu : lantai III,
lantai IV, lantai V, lantai VI, dan lantai VII. RSU Bunda Thamrin membagi
lantai unit rawat inap terdapat berbagai tipe ruang rawat inap yaitu Super VIP,
VIP, Eksekutif, Kelas I , dan sebagainya. Jumlah pasien di unit rawat inap RSU
Bunda Thamrin sepanjang tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10 Jumlah Pasien di Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin
Tahun 2016
No. Ruang Rawat Inap Jumlah Pasien (Orang)
1 Lantai III 2174
4.4.1 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai III Unit Rawat Inap RSU
Bunda Thamrin
Kebutuhan tenaga perawat di lantai III pada Unit Rawat Inap RSU Bunda
Thamrin dengan jumlah pasien berdasarkan data tahun 2016 sebanyak 2174
Tabel 4.11 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai III Unit Rawat Inap
RSU Bunda Thamrin
Standar
Kebutuhan
No. Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
1 Menerima pasien baru (anamnesa) 8640 0,252
2 Memberikan pemeriksaan secara individu 10368 0,210
3 Mengukur vital sign 7855 0,277
4 Memasang infus 11270 0,193
5 Pemberian oksigen 15247 0,143
6 Pemberian obat oral dan suntik 14400 0,151
7 Merekam EKG 14400 0,151
8 Memasang NGT (Naso Gastric Tube) 8640 0,252
9 Memasang kateter urin 14400 0,151
10 Mengukur intake output 7406 0,294
11 Memandikan pasien 12960 0,168
12 Menolong pasien BAB 10368 0,210
13 Memberi gliserune spuit 15247 0,143
14 Memberi transfuse 11270 0,193
15 Suction 7855 0,277
16 Membuka infus 15247 0,143
17 Memenuhi kebutuhan integritas jaringan kulit 7855 0,277
18 Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan
15247 0,143
laboratorium
pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin sebanyak 15 orang, sedangkan jumlah
perawat yang saat ini bertugas di lantai tersebut berjumlah 13 orang perawat.
4.4.2 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai V Unit Rawat Inap RSU Bunda
Thamrin
4.4.2.1 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai V Gedung I
Kebutuhan tenaga perawat di lantai V pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin
dengan jumlah pasien berdasarkan data tahun 2016 sebanyak 2256 orang, seperti
Tabel 4.12 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai V Unit Rawat Inap RSU
Bunda Thamrin
Standar
Kebutuhan
No Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
1 Menerima pasien baru (anamnesa) 5888 0.383
2 Memberikan pemeriksaan secara individu 8832 0.255
3 Mengukur vital sign 13248 0.170
4 Memasang infus 10598 0.213
5 Pemberian oksigen 52992 0.043
6 Pemberian obat oral dan suntik 10598 0.213
7 Merekam EKG 5888 0.383
8 Memasang NGT (Naso Gastric Tube) 8832 0.255
9 Memasang keteter urin 8832 0.255
10 Mengukur intake output 17664 0.128
11 Memandikan pasien 5299 0.426
12 Menolong pasien BAB 8832 0.255
13 Memberi gliserine spuit 8832 0.255
14 Memberi transfusi 5299 0.426
15 Suction 7570 0.298
16 Membuka infus 17664 0.128
17 Memenuhi kebutuhan integeritas jaringan kulit 17664 0.128
18 Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan
laboratorium 5299 0.426
Total 24,863
pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin sebanyak 25 orang, sedangkan jumlah
perawat yang saat ini bertugas di lantai tersebut berjumlah 23 orang perawat.
dengan jumlah pasien berdasarkan data tahun 2016 sebanyak 1521 orang, seperti
Tabel 4.13 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai V Unit Rawat Inap RSU
Bunda Thamrin
Standar
Kebutuhan
No. Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
1 Menerima pasien baru (anamnesa) 8640 0.176
2 Memberikan pemeriksaan secara individu 10368 0.147
3 Mengukur vital sign 7855 0.194
4 Memasang infus 11270 0.135
5 Pemberian oksigen 15247 0.100
6 Pemberian obat oral dan suntik 14400 0.106
7 Merekam EKG 14400 0.106
Gedung II pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin sebanyak 11 orang,
sedangkan jumlah perawat yang saat ini bertugas di lantai tersebut berjumlah 10
orang perawat.
Thamrin dengan jumlah pasien berdasarkan data tahun 2016 sebanyak 1892
pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin sebanyak 13 orang, sedangkan jumlah
perawat yang saat ini bertugas di lantai tersebut berjumlah 12 orang perawat.
Thamrin dengan jumlah pasien berdasarkan data tahun 2016 sebanyak 1331
Jumlah 9,258
Gedung II pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin sebanyak 10 orang,
sedangkan jumlah perawat yang saat ini bertugas di lantai tersebut berjumlah 11
orang perawat.
4.4.4 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai VII Unit Rawat Inap RSU
Bunda Thamrin
Kebutuhan tenaga perawat di lantai VII pada Unit Rawat Inap RSU Bunda
Thamrin dengan jumlah pasien berdasarkan data tahun 2016 sebanyak 586 orang,
Tabel 4.16 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai VII Unit Rawat Inap
RSU Bunda Thamrin
Standar
Kebutuhan
No. Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
1 Menerima pasien baru (anamnesa) 8640 0,068
2 Memberikan pemeriksaan secara individu 10368 0,057
3 Mengukur vital sign 7855 0,075
4 Memasang infus 11270 0,052
5 Pemberian oksigen 15247 0,038
Tabel 4.16 (Lanjutan)
Standar
Kebutuhan
No. Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
6 Pemberian obat oral dan suntik 14400 0,041
7 Merekam EKG 14400 0,041
8 Memasang NGT (Naso Gastric Tube) 8640 0,068
9 Memasang kateter urin 14400 0,041
pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin sebanyak 4 (empat) orang, sedangkan
jumlah perawat yang saat ini bertugas di lantai tersebut berjumlah 3 (tiga) orang
perawat.
Tabel 4.17 Kebutuhan Jumlah Tenaga Perawat di Ruang Rawat Inap RSU
Bunda Thamrin Medan
No Ruang WISN Realita Selisih
1 Lantai III 15 13 Kurang 2 perawat
Lantai V Gd I 25 23 Kurang 2 perawat
2
Lantai V Gd. II 11 10 Kurang 1 perawat
Lantai VI Gd. I 13 12 Kurang 1 perawat
3
Lantai VI Gd. II 10 11 Kurang 1 perawat
4 Lantai VII 4 3 Kurang 1 perawat
Jumlah 78 72
perawat, terkait dengan apakah sudah cukup tenaga perawat yang ada pada saat ini
dan apakah untuk menentukan jumlah kebutuhan di Rumah Sakit Umum Bunda
akan magang selama tiga bulan, kemudian dievaluasi kembali oleh kepala
ruangan dan ikut tes tertulis lagi. Bila lulus, maka perawat tetap lanjut jika
tidak, kontrak tidak diperpanjang dan kami mencari perawat baru.” (Informan
I)
“Sebenarnya jika perawat magang sudah bisa kita lepas, bisa menangani
pasien langsung tanpa pengawasan jumlah perawat lantai 5 sudah pas. Tetapi
karena mereka sepenuhnya masih belum bisa dilepas jadi jumlah perawat di
lantai ini masih kurang banget, ditambah lagi kami mesti cross check kerjaan
yang magang jadi makin double kerjaannya.” (Informan 2)
“Perawat di lantai 6 masih kekurangan 2 orang lagi. Kalau bisa sih perawat
yang masuk perawat primer, bukan perawat magang yang perlu kita latih lagi.
Pengaruh banget soalnya, sama aja bohong jika kita minta ke bagian
keperawatan tambah perawat tapi yang datang tidak berkompeten.” (Informan
3)
metode WISN diketahui bahwa kebutuhan perawat di unit rawat inap RSU Bunda
pada saat ini ialah berjumlah 72 orang. Hingga terdapat kekurangan 6 orang
Kekurangan tenaga ditutupi dengan adanya perawat magang di unit rawat inap
Proses rekrutmen dan seleksi magang baru dilakukan melalui tes tertulis dan
batas umur 18 hingga 30, dan memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) perawat.
Asesmen kompetensi perawat magang dilakukan secara berkala setiap tiga bulan
sekali dan jika dianggap memenuhi standar profesi keperawatan akan ditetapkan
sebagai perawat pelaksana tetap dengan masa kontrak satu tahun. Namun
menjadi boomerang tersendiri. Hal ini terjadi karena penerimaan perawat magang
sebelum lulus asesmen kompetensi sebanyak 10 orang per lantai rawat inap dan
hanya menerima 2 orang untuk menjadi pegawai tetap. Bila ditambahkan dengan
perawat pelaksana tetap, maka terjadi penumpukan tenaga perawat di setiap lantai.
Masa kerja yang bersifat sementara juga mengganggu kerja sama antara perawat
penerimaan perawat baru yang dilakukan rumah sakit kurang efektif dalam
meringankan beban kerja perawat karena setelah perawat baru yang diterima
perawat primer.
5.1 Kesimpulan
kebutuhan tenaga kerja perawat rawat inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin
Medan berdasarkan metode Workload Indicator Staff Need (WISN) dapat ditarik
pasien.
2. Waktu kerja yang tersedia dalam pelayanan keperawatan di Unit Rawat Inap
RSU Bunda Thamrin adalah 129.600 menit/ tahun yang merupakan waktu
tidak dapat bekerjanya seseorang seperti cuti tahunan, waktu pelatihan, serta
3. Waktu standar kelonggaran yang tersita masih realitas yaitu sebesar 22%
dilaksanakan di RSU Bunda Thamrin masih realitas dari waktu satu tahun
yang tersedia
work sampling dan daily log. Terdiri dari 28 jenis kegiatan ditambah
70
tenaga perawat yang tersedia pada saat ini ialah berjumlah 72 orang, sehingga
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, saran yang dapat diberikan
ialah :
sehingga sesuai dengan beban kerja pada setiap unit rawat inap.
tentang pembagian tenaga perawat pada setiap unit rawat inap, sehingga
Amini, Rini Sri, 2015. Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia Tenaga
Keperawatan Menggunakan Metode Workload Indicator Staff Need
(WISN) di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun
2015. Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat, USU, Medan.
73
Ilyas, Y., 2013, Perencanaan SDM Rumah Sakit: Teori, Metode, dan
Formula, Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 148 Tahun 2010 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.
Roboth, W.A., 2007, Studi Beban Kerja Perawat di Instalasi Rawat Darurat
RSUD. Dr. M. M. Dunda Kabupaten Gorontalo. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Gorontalo.
(https://www.google.com/search?q=Roboth%2C+wiwin+A.+2007.St
udiBebanKerjaPerawatdiInstalasiRawatDaruraDunda) di akses 20 Februari
2016
RSU Bunda Thamrin, 2015. Profil Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin,
Tahun 2015, Medan.
Ria, S., 2013, Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat di Ruang Rawat Inap
Anak RSIA Hermina Podomoro, Tesis, Program Studi Kajian
Administrasi Rumah Sakit Program Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.
Suction
Membuka infus
Memenuhi kebutuhan integritas jaringan kulit
Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan laboratorium
Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan radiologi
Memberi huknah
Perawatan jenazah
Mengganti alat tenun
Persiapan operasi
Menemani visite dokter
Dokumentasi asuhan keperawatan
Observasi pasien
Pendidikan kesehatan secara individual (pankes)
Timbang terima tugas
Melakukan resusitasi
Menyiapkan transportasi pasien
Menyiapkan pasien akan pulang
Cuci tangan rutin
Kegiatan keperawatan tidak langsung
Membaca buku rawatan
Timbang terima pasien/overran shift
Menulis buku rawatan / penghubung antar shift
Menulis catatan perkembangan pasien di status
Membuka daftar diet
Memeriksa daftar obat
Memenuhi kebutuhan kebersihan dan lingkungan
Sterilisasi alat
Pertemuan diklat mingguan
Senam pagi mingguan
Kegiatan Tidak Produktif
Sholat
Makan/minum
Toilet
Telepon pribadi
Duduk di nurse station
Gosok gigi
Ganti baju
Mendengar musik
I. PETUNJUK UMUM
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Menyampaikan ucapan terimakasih kepada informan atas ketersediaan
dan waktu yang telah diluangkan untuk diwawancarai
3. Menjelaskan maksud dan tujuan melakukan wawancara
No. Responden 2
Inisial Nama :S
Hari/Tgl : Selasa, 14 Maret
Ruang : Lantai 5
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Unit Kerja : Ka. Ruangan Rawat Inap Lt. 5
Lama Bekerja : 7 tahun
Wawancara
Keterangan : P = Peneliti
SI-2 = Sumber Informasi 2
P : Selamat Siang Bu, saya dwi jayanti mahasiswa FKM USU yang sedang
melakukan penelitian di RSU Bunda Thamrin. Boleh meminta luangkan waktu
sebentar untuk wawancara sebentar bu?
SI-2 : Ya silahkan.
SI-2 : Biasanya kalau ngitung butuhnya berapa itu yang dibawah (kantor) dek
yang atur. Kita paling masukkan file ada kurang tenaga di sini. Nanti Bu Eva yang
aturkan semua (Kepala Keperawatan)
SI-2 : dari keperawatan sudah ada tugas-tugas yang harus kita kerjakan. Kita
harus isi catatan harian perawat dari awal pasien masuk sampai pasien pulang.
Misalnya menemani dokter visit, kita catat jam berapa atau pasang infus.
SI-2 : Sebenarnya kalau yang magang ini udah bisa kita lepas, bisa nanganin
pasien langsung gak kurang dek. Tapi karena yang magang belum boleh kita kasih
megang pasien jadi masih kurang banget. Ditambah kita harus lihat kerja yang
magang jadi makin double kerja.
SI-2 : untuk yang magang aja ada 7 orang. Seluruh perawat jumlahnya ada 23
berarti 23 dikurang 7 16 perawat yang benar-benar bisa megang pasien.
SI-2 : biasanya itu dari diklat. Tiap minggu kita pasti ada pelatihan 1 – 1,5 jam
lah. Setiap lantai nanti ada permohonan pelatihan apa yang dibutuhin, terus diklat
yang mutuskan pilih yang mana.
SI-2 : terlalu banyak. Job desk yang diberikan keperawatan terlampau banyak.
Apalagi kita harus ngajarin yang magang juga. Walaupun udah diajarin belum
tentu langsung bisa. Jadi kita harus cross check lagi sedangkan kerjaan kita yang
lain masih numpuk.
P : Kegiatan mana yang di rasa makan waktu lama dan yang paling singkat?
SI-2 : untuk jenis kelamin di sini kan perawatnya perempuan semua karena kita
ruangan neonati. Jadi ga ada perawat laki-laki di sini.
SI-2 : kalau bisa ditambahlah perawatnya, kita sih udah minta juga tapi ya
jangan seperti yang magang. Kalau bisa seperti perawat primer.
No. Responden 3
Inisial Nama :S
Hari/Tgl : Selasa, 14 Maret
Ruang : Lantai 5
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Unit Kerja : Ka. Ruangan Rawat Inap Lt. 6
Lama Bekerja : 8 tahun
Wawancara
Keterangan : P = Peneliti
SI-3 : kalau shift pagi ketua tim yang bertanggung jawab terhadap perawat
pelaksana. Untuk shift sore dan malam PJ shift yang bertanggung jawab kecuali
minggu ya dari pagi sampai malam PJ shift yang bertanggung jawab.
SI-3 : pagi dari jam 7.30 sampai jam 15.00, sore dari 15.00 sampai 20.00,
malam dari jam 20.00 sampai jam 8 pagi
SI-3 : satu perawat banding 4 atau 5 pasien. Untuk 1 pasien sudah ditentukan
siapa perawatnya. Perawat itulah yang bertanggung jawa mengisi lembar kegiatan
harian sampai pasien pulang.
SI-3 : belum dong karena beban kerja dari keperawatan aja udah banyak. Gak
bisa kita selesaikan dalam satu waktu.
SI-3 : sering. Hampir tiap minggu, di aula pasti ada pelatihan. Masalahnya
sebenarnya dari diklat itu pelatihan sudah banyak diberikan. Tapi perawat ini yang
masih kurang percaya diri dalam melakukan tindakan.
SI-3 : Administrasi. Apalagi kalau buat saya kan banyak data yang harus di
input. System informasi rumah sakit. Belum lagi nanti kalo kami (kepala ruangan)
dipanggil rapat. Kadang saya pun mau control pelaksana juga ga sempat.
SI-3 : beban kerja banyak. Biarpun udah ditambah magang tetap aja tidak
kompeten. Jadi makin nambah beban. Kita harus melakukan tindakan ke pasien,
tapi nanti harus nulis-nulis lagi.
P : Bagaimana menurut ibu mengenai jumlah tenaga perawat yang ada saat
ini di Ruang Rawat Inap RSU Bunda Thamrin apakah sudah mencukupi?
SI-3 : kalau bisa perawat yang ditambah berkompeten orangnya jadi bisa lebih
membantu.