TESIS
RAFIKA HAYATI
NIM 1291061011
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI KAJIAN PARIWISATA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
2
RAFIKA HAYATI
NIM 1291061011
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI KAJIAN PARIWISATA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
3
Lembar Pengesahan
Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna, SU Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt
Nip. 194409231976021002 Nip. 196112051986031004
Mengetahui
Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt Prof. Dr. dr. A. Raka Sudewi, Sp.S(K)
Nip. 196112051986031004 Nip 195902151985102001
4
Anggota :
K ATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT serta shalawat dan salam selalu
Universitas Udayana.
2. Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S(K) selaku Direktur Program
3. Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt selaku Ketua Program Studi
tesis ini.
6
5. Para dosen penguji Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH.,MS., Dr. I Nyoman
Madiun, M.Sc dan Dr. Ir. I Made Adhika, MSP yang telah memberikan
9. Dra Hj. Nurul Chamisany selaku Kepala UPTD Museum Kota Makassar
10. Dr. Muslimin, M.Hum selaku Kapokja Dokumentasi dan Publikasi Balai
11. Arman Dewarti dan Sukma Sillanan selaku Seniman Pengelola Gedung
diberikan.
melakukan penelitian.
7
13. Seluruh Staff UPTD Museum La Galigo, Museum Kota Makassar dan
penelitian ini.
14. Kedua orang tua tercinta dan seluruh keluarga atas doa dan dukungan
yang telah diberikan selama ini. Hanya rasa syukur yang dapat
mohon maaf apabila masih ada kekurangan dalam penulisan dan penyusunan tesis
ini.
Penulis
8
ABSTRAK
ABSTRACT
The results of the research indicate that the utilization of Fort Rotterdam as a
tourist attraction is classified into development phase. Fort Rotterdam has been
renovated several times by developing La Galigo Museum inside to increase the
attractiveness. Local government has also a lot of promotions. Museum Kota and
Gedung Kesenian Makassar are classified into exploration phase since the two
historical buildings need physical improvement, structuring showroom and
facilities to handle collections of Museum Kota and the assurance of building
management and maintenance of Gedung Kesenian. Based on the result of the
research Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian Makassar do not
only have physical potency of building and historical value but also to become
interesting tourist attraction which need improvement by maintaining architecture
identity as much as possible, providing supporting facilities needed by tourists
and increasing promotion by local government.
RINGKASAN
beberapa bangunan ditetapkan sebagai benda cagar budaya karena memiliki kaitan
budaya.
bahwa pemerintah, pemerintah daerah dan setiap orang dapat memanfaatkan cagar
daya tarik wisata. Keberadaan bangunan sejarah, situs atau monumen merupakan
peninggalan masa kerajaan atau peninggalan masa kolonial. Salah satunya Kota
dengan cerita sejarah, budaya tradisional yang berpotensi sebagai sumber daya
11
pariwisata. Beberapa bangunan peninggalan Belanda yang masih berdiri saat ini
yang kemudian difungsikan sebagai kantor pemerintah atau daya tarik wisata,
antara lain Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian Makassar.
Fort Rotterdam sebagai daya tarik wisata andalan di Kota Makassar telah
banyak dikunjungi oleh wisatawan dan menjadi tempat berkumpul bagi organisasi
yang dulunya adalah Kantor Walikota Makassar sebagai museum lebih banyak
oleh Meutia Hatta dalam sebuah seminar di Makassar bahwa jika ingin Kota
Makassar menuju kota dunia, pemerintah daerah harus memelihara kultur budaya
bersejarah yaitu Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian sebagai
wisata warisan budaya yang dijabarkan melalui persepktif ruang, waktu dan sosial
pelayanan pendukung dan promosi wisata. Pada akhirnya dapat ditentukan strategi
yang sesuai untuk pengembangan Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung
terlibat dalam pelestarian serta pemanfaatannya sebagai daya tarik wisata. Adapun
pemanfaatan Fort Rotterdam sebagai daya tarik wisata telah dimulai dari masa
kolonial, salah satu gedung bekas tempat tinggal Cornelius Speelman difungsikan
sebagai museum yang diberi nama Museum Celebes. Museum tersebut memiliki
koleksi permainan rakyat, keramik, piring emas, destar tradisional dan beberapa
sebagai Kantor Pusat Penelitian Ilmiah dalam Ilmu Pertanian dan Bahasa. Pada
beberapa gedung yang rusak, pembangunan arena terbuka yang berfungsi sebagai
13
tempat latihan dan pertunjukan tari serta pembukaan kembali Museum Celebes
yang menjadi daya tarik wisata sampai saat ini, telah banyak dilaksanakan
sampai masa kekuasaan Belanda berakhir di Indonesia gedung ini tidak berubah
pemerintahan yaitu kantor BAPPEDA dan kantor catatan sipil kemudian tahun
2000 diresmikan menjadi Museum Kota Makassar. Museum Kota Makassar yang
memiliki beberapa hambatan, antara lain: kerusakan pada atap yang menyebabkan
terawat. Pembangunan awal gedung memiliki konsep garden city yang membuat
areal depan Museum Kota di kelilingi oleh pohon besar sehingga halaman
ke dalam bangunan.
tarik wisata yang berkualitas. Bangunan bersejarah, koleksi benda cagar budaya
awal pembuatan Gedung Kesenian Makassar tahun 1980-an hingga pada tahun
tempat pagelaran dan perkembangan seni sampai dengan saat ini. Selama proses
banyak kendala. Secara fisik bangunan tidak memadai, tampak depan bangunan
ruangan yang di dalamnya banyak tumpukan kayu, bambu dan sampah. Sebelah
barat aula terlihat lemari yang menyimpan buku-buku kesenian dan ruangan yang
dijadikan kantin.
Keberadaan Fort Rotterdam yang telah ditata dengan baik sebagai daya tarik
wisata telah diakui oleh wisatawan dan menjadi wisata andalan Kota Makassar.
15
Museum Kota dan Gedung Kesenian Makassar masih terus tertatih di antara
perkembangan daya tarik wisata lainnya oleh karena keadaan fisik dan fasilitasnya
pengembangan, Museum Kota dan Gedung Kesenian pada tahap eksplorasi. Hal
tersebut dikarenakan bahwa Fort Rotterdam telah ditata dengan apik dan Fort
Rotterdam sebagai cagar budaya telah memiliki aturan zonasi tersendiri. Museum
Kota walaupun sudah dilakukan perbaikan hanya saja masih memerlukan pentaan
walaupun memiliki potensi tetapi kondisi fisik yang tidak memadai membuat
pusat kota dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari anjungan Pantai Losari
serta dapat ditempuh dengan angkutan umum pete-pete, taksi atau becak. Ketiga
sampai dengan melati, restoran dengan kualitas yang baik dengan berbagai pilihan
menu baik khas Makassar dan internasional, adanya pramuwisata dengan berbagai
Fort Rotterdam telah menjelma menjadi daya tarik wisata andalan Kota
Makassar. Paket wisata yang ditawarkan biro perjalanan wisata baik itu berwisata
Kota dan Gedung Kesenian masih menjadi konsumsi bagi beberapa kalangan
tertentu. Dinyatakan oleh pramuwisata bahwa bagi Museum Kota dan Gedung
setiap akhir pekan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif selain itu kegiatan
Kota yang berada dibawah Dinas Kebudayaan dan Pendidikan Kota Makassar
lebih banyak aktivitas kunjungan oleh siswa sekolah dan pagelaran seni. Gedung
Kesenian sesuai fungsinya menggelar pertujukan seni atau film akan tetapi
dibawahi oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sulawesi Selatan
dipromosikan dalam buku informasi wisata, brosur peta wisata dan melalui event
wisata atau travel mart internasional. Museum Kota promosi yang lebih banyak
sekolah serta berita Museum Kota dimuat pada beberapa harian online dan
mempromosikan secara lisan bahwa Gedung Kesenian dan masih dapat digunakan
pengumpulan data penelitian. Strategi yang digunakan untuk penelitian ini adalah
strategi intensif yang terdiri dari pengembangan produk, penetrasi pasar dan
dari Malaysia dan Singapura. Bagi Museum Kota Makassar dirumuskan strategi
pelayanan museum, melebarkan target pasar tidak hanya bangi siswa sekolah tapi
sebagai wisata warisan budaya dan pengadaan website khusus untuk memudahkan
penyebaran informasi.
18
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ..................................................................................... i
PRASYARAT GELAR ............................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ........................................................... iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT............................................ v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
ABSTRAK .................................................................................................. ix
ABSTRACT ................................................................................................ x
RINGKASAN ............................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xx
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xxiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xxv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xxvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 8
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 9
DAFTAR TABEL
No. Halaman
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
sampai dengan saat ini yang terdapat hampir di seluruh kota di Indonesia, berupa
yang lebih modern. Perkembangan ilmu pengetahuan dan pola pikir masyarakat
bagian dari peradaban dan indentitas budaya suatu bangsa dan memiliki nilai
sejarah.
ini diatur melalui Undang-undang nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Dijelaskan bahwa
Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau benda buatan manusia,
baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau
bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan
kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia.
Dewasa ini benda cagar budaya banyak dimanfaatkan sebagai daya tarik
mengangkat karateristik budaya daerah sebagai daya tarik wisata. Sumber daya
budaya yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata (Pitana dan Diarta,
heritage. Melalui definisi tersebut dijelaskan bahwa wisata warisan budaya dapat
merangkul ekowisata dan wisata budaya pada saat bersamaan dan menitikberatkan
kepada konservasi dan warisan budaya itu sendiri. Pengembangan wisata warisan
budaya di perkotaan sangat ideal dilaksanakan karena suatu kota tidak akan
27
peninggalan masa kerajaan atau peninggalan masa kolonial. Salah satunya Kota
Makassar merupakan kota tua dengan cerita sejarah, budaya tradisional yang
berpotensi sebagai sumber daya pariwisata. Dahulu Kota Makassar dipimpin oleh
Kerajaan kembar Gowa Tallo, kemudian pada tahun 1511 bangsa Portugis
Kristen, berdagang dan membuktikan nama besar bangsa portugis sebagai pelaut
yang hebat. Kedatangan bangsa Portugis akhirnya diikuti oleh beberapa bangsa
lainnya, seperti Belanda, Inggris dan Cina dengan tujuan berdagang. Pada
Gowa Tallo di Makassar dengan politik adu domba (Tika dkk, 2013:17)
Beberapa bangunan peninggalan Belanda yang masih berdiri saat ini yang
kemudian difungsikan sebagai kantor pemerintah atau daya tarik wisata. Pada
Tabel 1.1 adalah daftar benda atau situs cagar budaya di Kota Makassar.
PM.59/PW.007/MKP/2010.
28
Tabel 1.1
Daftar benda/situs/kawasan cagar budaya di Kota Makassar
No Nama Bangunan Tahun Letak
1 Benteng Rotterdam 1545/1673 Jalan Ujung Pandang
2 Klenteng Ibu Agung Bahari 1738 Jalan Sulawesi
3 Gereja Immanuel 1885 Jalan Balai Kota
4 Gereja Katedral 1892 Jalan Kajaolalido
5 Societiet de Harmonie 1896 Jalan Riburane
6 Rumah Sarang Semut awal abad ke-20 Jalan Ince Nurdin
7 Kantor Direktorat Jendral Anggaran 1910 Jalan Riburane
8 Kantor Pengadilan Negeri Makassar 1915 Jalan Kartini
9 Asrama Lompobattang 1915 Jalan Rajawali
10 Rumah Tahanan Militer 1915 JalanRajawali
11 Museum Kota Makassar 1918 Jalan Balai Kota
12 Kantor Polisi Militer 1935 Jalan Jenderal Sudriman
13 Menara air PDAM 1920 Jalan Ratulangi
14 Kantor Pos Divisi Paket 1925 Jalan Balai Kota
15 Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi 1927 Jalan Jenderal Sudirman
Kreatif Prov. Sulawesi Selatan Gedung
MULO
16 Rumah Jabatan Walikota Makassar 1933 Jalan Penghibur
17 Rumah Jabatan Gubernur 1937 Jalan Jenderal Sudirman
18 Rumah Sakit Stella Maris 1938 Jalan Penghibur
19 Kantor Jemaat GPIB 1885 Jalan Balai Kota
Bangunan yang ditandai huruf tebal: lokasi penelitian
Sumber: Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. 2010
pemerintahan, rumah jabatan dan rumah sakit serta bangunan untuk tujuan
keagamaan. Bangunan cagar budaya pada tabel 1.1 beberapa bangunan masih
fungsinya yang telah berubah juga tidak lagi terlihat arsitektur aslinya atau telah
ditambahkan bangunan baru dengan arsitektur moderen, antara lain Kantor Pos
pemukiman Belanda.
29
dengan kapasitas ribuan orang, perkantoran dengan belasan lantai, theme park
Makassar sebagai „kota dunia‟. Dalam salah satu seminar di Kota Makassar
Jika ingin Kota Makassar menuju kota dunia, pemerintah daerah harus
memelihara kultur budaya dan jika pemerintah Kota Makassar mau
memberikan yang terbaik seperti slogan menuju kota dunia harus memiliki
prinsip. Prinsip tersebut pemerintah harus memperhatikan kemiskinan,
kesejahteraan rakyat dan menjaga nuansa-nuansa budaya salah satunya ialah
bangunan yang dianggap sangat bersejarah1.
akademisi.
1
Borahim, Khaeruddin 2013. Mau Jadi Kota Dunia, Makassar Perlu Perhatikan Bangunan Sejarah
dan Kemiskinan, [Diunduh 10 November 2013]. Sumber: URL:
http://rri.co.id/index.php/berita/69514/Mau-Jadi-Kota-Dunia-Makassar-Perlu-Perhatikan-
Bangunan-Sejarah-dan-Kemiskinan.
30
membiarkan bangunan hancur atau dijual. Program Surabaya heritage trail yang
wisata, baik yang serupa atau produk wisata warisan budaya yang lebih bervariatif
(Indrianto, 2008:357-366).
difokuskan pada tiga bangunan bersejarah yaitu Fort Rotterdam, Museum Kota
arsitektur asli bangunan masih tampak yang dilengkapi dengan potensi non fisik
berupa nilai sejarah dan budaya, lokasi ketiga bangunan yang berdekatan
Fort Rotterdam sebagai salah satu daya tarik wisata andalan di Kota
Makassar tidak hanya dikunjungi oleh wisatawan, akan tetapi menjadi tempat
sebagai Museum La Galigo dan kantor Balai Pelestarian Cagar Budaya. Museum
penataan yang lebih baik serta dilengkapi fasilitas perawatan koleksi. Gedung
yang menyatakan:
salah satu jalan keluar bangunan-bangunan tersebut dapat terus bertahan dengan
sebagai daya tarik wisata juga memiliki tantangan yang berat, karena selain harus
terlebih dahulu sehingga pemanfaatan yang telah dilakukan sebagai daya tarik
wisata.
Kota Makassar?
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Makassar
1. Manfaat Akademik
kepariwisataan.
2. Manfaat Praktis
BAB II
pelestarian benda cagar budaya di Kota Makassar bukan lagi hak mutlak bagi
budaya serta kaidah-kaidah yang harus dipatuhi dalam pelestarian cagar budaya,
Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1992 tentang cagar budaya. Peraturan
Undang-undang RI No. 5/1992 pasal 22, 23 ayat (1), pasal 36 serta kewenangan
pemerintah daerah dalam pemanfaatan benda cagar budaya sebagai objek wisata.
wisata yang harus dicarikan jalan keluar. Dibutuhkan adanya model pengelolaan
35
dan arsitektur serta instansi arkeologi terkait. Penelitian Mulyadi tidak berfokus
bersejarah yang berada di Kota Makassar. Penelitian saat ini fokus pada tiga
bangunan yang berada di Kota Makassar yaitu Fort Rotterdam, Gedung Kesenian
wisata warisan budaya sehingga hasil penelitian ini penting dilaksanakan karena
dapat diterapkan terhadap bangunan lain yang memiliki potensi yang sama dan
yang ada di Kota Makassar yang kemudian ditinjau lebih lanjut dalam penelitian
Penelitian kedua oleh Rita Poedji Rahajoe (2007) dengan judul “Strategi
heritage dan strategi yang tepat dalam pengembangan wisata heritage di Kota
Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation) untuk mengetahui dan
berkonsentrasi pada Monumen Tugu Pahlawan dan Masjid Agung Sunan Ampel.
Hasil penelitian Rahajoe menujukkan bahwa kedua daya tarik wisata tersebut
36
keberadaannya dapat digunakan sebagai icon dan starting point untuk mendukung
bangunan kuno dan monumen bersejarah yang ada di Kota Surabaya dalam
dengan penelitian ini yaitu tentang wisata heritage atau warisan budaya sehingga
dijadikan sebagai acuan dalam penelitian saat ini. Selain itu, Kota Makassar dan
serta proses penarikan kesimpulan dari data yang diperoleh selama penelitian
penelitian Rahajoe sebagai acuan di dalam mencari konsep dan teori yang
Penelitian ketiga dengan judul “Pemanfaatan Puri Sebagai Objek dan Daya
Tarik Wisata serta Implikasinya terhadap Desa Pakraman Ubud Gianyar Bali”
perkembangan Puri Ubud menjadi objek dan daya tarik wisata, implikasinya
deskriptif kualitatif yang terdiri dari tiga langkah yaitu proses reduksi, penyajian
dipegang oleh Tjokorda Gede Raka Sukawati yang memperkenalkan seni budaya
37
promosi menjadikan Ubud mampu berkembang menjadi objek dan daya tarik
wisata budaya di Bali. Saat Puri Ubud berkembang menjadi objek wisata sehingga
terjadi pergeseran fungsi puri dari ruang yang pribadi dan bersifat religius magis
penelitian saat ini memiliki kesamaan metode analisis data yang digunakan yaitu
bagi penelitian ini karena kesamaan metode penelitian serta konsep pemanfaatan
masyarakat . Perbedaan antara penelitian saat ini dan Widiastini adalah membahas
dampak dari berbagai segi terhadap Desa Pakraman Ubud terhadap pemanfaatan
Puri sebagai daya tarik wisata yang telah berjalan. Penelitian saat ini membahas
warisan budaya.
2.2 Konsep
Agar tidak terjadi kesalahan tafsir dalam penelitian ini, dipandang perlu
abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian
ilmu sosial.
diperlukan sebagai sumber kritik pagar nilai keilmuan penelitian ini dapat
sebagai karya ilmiah. Beberapa sumber kepustakaan yang relevan adalah sebagai
berikut:
tersebut dijadikan cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah melalui Undang-
Undang Nomor 11 tentang Cagar Budaya tahun 2010 pasal 1 ayat 3 menyatakan
“Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam
atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau
III bagian 1 bahwa suatu benda dapat dikategorikan sebagai benda cagar budaya
apabila:
(1) berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih (2) mewakili masa gaya paling
singkat berusia 50 (lima puluh) tahun (3) memiliki arti khusus bagi sejarah,
ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan dan memiliki
nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.
dunia, Candi Borobudur yang saat ini merupakan salah satu situs warisan budaya
Adanya permintaan dari wisatawan akan keberagaman daya tarik wisata budaya
ikut memotivasi para pelaku pariwisata untuk memanfaatkan sumber daya budaya
yang tersedia.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia manfaat berarti faedah, guna, laba,
bangunan bersejarah sebagai daya tarik wisata harus sesuai dengan peraturan yang
pasal 85 bahwa:
Benda cagar budaya tidak ternilai harganya karena hanya dibuat sekali pada
satu peristiwa di masa lalu dan tidak dapat diulang kembali. Diperlukan tenaga
40
(1) nilai ideologis adalah hasil penelitian yang berasal dari kebudayaan
masa lalu berguna untuk memperkuta jati diri bangsa (2) nilai akademis
bahwa kegiatan penelitian terhadap benda-benda bersejarah dapat
mendukung pengembangan ilmu pengetahuan (3) nilai ekonomis terhadap
benda cagar budaya dapat dimanfaatkan sebagai sumber pariwisata.
yang dimiliki oleh bangunan bersejarah tidak hanya arsitekturnya akan tetapi
potensi non fisik yang melekat kepada bangunan, seperti cerita kesejarahan
melekat di dalamnya.
budaya merupakan kesempatan bagi daerah tujuan wisata untuk menggali lebih
2
Bayu Artin. 2011. Konsep Pemanfaatan Bangunan bersejarah. [diunduh 2 November 2013].
Sumber: URL: http://artinbayu.blogspot.com/2011/03/konsep-pemanfaatan-bangunan-
bersejarah.html.
41
kesempatan bisnis baru dan memperkuat ekonomi lokal. Lebih lanjut dinyatakan
melindungi harta kekayaan alam, budaya bangsa dan meningkatkan kualitas hidup
Kata warisan budaya atau heritage dalam pengertian luas mengandung arti
sebagai warisan atau peninggalan bernilai sejarah atau benda cagar budaya.
Dallen dan Boyd (2003, dalam Southall dan Carol, 2011:177) menyatakan
heritage is not simply the past but the modern day use of elements of the past,
pernyataan tersebut berarti warisan budaya tidak saja masa lalu tapi juga masa
3
Anonim. 2011. Getting Started: How to Succeed in Cultural Heritage Tourism. [Diunduh 2
November 2013]. Sumber: URL: http://www.culturalheritagetourism.org/howToGetStarted.htm.
42
kini yang memiliki elemen masa lalu. Dipaparkan oleh Ritcher (2001, dalam
Indrianto, 2008:357) bahwa konsep dari wisata warisan budaya adalah istilah
yang dapat diterapkan pada banyak objek yang dikunjugi dan berkenaan dengan
masa lalu, termasuk museum, kawasan bersejarah, Pura, Patung dan juga
sebuah bangunan bersejarah menjadi daya tarik wisata harus dilakukan dengan
baik. Diperlukan unsur pendukung baik berupa taman, museum atau fasilitas
pendukung wisata pada area tertentu sehingga mampu menarik minat wisatawan
(2006:319)
Sebuah daya tarik wisata merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari
suatu perjalanan wisata. Dinyatakan oleh Page dan Brunt (2001:176) bahwa the
atrraction at a destination are the reason for visiting pernyataan tersebut berarti
atraksi pada destinasi wisata adalah alasan kunjungan dari wisatawan. Definisi
daya tarik wisata pada awalnya terbatas pada “segala sesuatu yang menarik dan
bernilai untuk dikunjungi dan dilihat” (Pendit, 1994:16). Kemudian lebih spesifik
alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
kunjungan wisatawan.
Daya tarik wisata dapat diartikan sebagai produk dari industri pariwisata.
Sebuah daya tarik wisata selain memiliki potensi yang dapat menarik
wisatawan untuk berkunjung juga bergantung pada bagaimana daya tarik wisata
atraksi wisata dapat dilakukan dengan cara mengatur perspektif ruang, sosial dan
Mengatur perspektif ruang bermaksud agar daya tarik wisata lebih berkesan
bagi wisatawan. Berkesan tersebut dapat dengan cara mengatur bentuk, warna dan
posisi pada ruang tertutup dan terbuka. Mengatur bentuk dan warna berarti
mengatur obyek-obyek yang ada di daya tarik wisata sehingga menarik perhatian..
Koleksi museum akan bertambah daya tariknya apabila dibuat sebuah dekorasi
dan penataan yang sesuai dengan tema koleksi atau mengatur keserasian tanaman
dengan obyek.
44
Pengunjung Kebun Raya Bogor yang terkenal akan lebih menarik apabila
diketahui bahwa kebun raya itu didirikan pada awal abad ke-19 oleh seorang
dituangkan melalui lisan oleh pramuwisata atau secara tertulis serta secara
dari zaman dahulu hingga sekarang. Pengaturan perspektif waktu dan sosial
budaya itu serta perspektif ruang seharusnya diserahkan kepada ahli-ahli yang
bersangkutan. Diperlukan ialah ahli sejarah dan ahli sosial, sedang untuk
Permintaan akan daya tarik wisata budaya yang semakin meningkat oleh
tarik wisata tidak hanya bergantung pada keindahan alam atau keunikan bangunan
bersumber pada potensi daya tarik yang dimiliki objek tersebut dengan mengacu
2.2.4 Strategi
hanya terjadi pada bisnis pariwisata tetapi destinasi wisata semakin beragam
sesuai dengan potensi daerah tujuan wisata tersebut. Dinyatakan oleh Yoeti
(2005:22) bahwa,
yang disusun berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal suatu daya tarik
wisata. Strategi sebagai alat pencapaian tujuan jangka panjang yang dibuat oleh
budaya, adapun teori yang digunakan adalah teori manajemen daya tarik wisata,
atau sekelompok orang dan fungsi-fungsi yang merujuk pada peran tersebut.
pengawasan.
tidak hanya memperhatikan aspek permintaan dari wisatawan tetapi juga nilai
kelestarian dan nilai manfaatnya bagi masyarakat lokal. Fungsi dari pengelolaan
47
pariwisata menurut Liu (1994) dan Western (1993) (dalam Pitana dan Diarta,
2009:84) adalah (1) perlindungan terhadap sumber daya alam dan lingkungan.
ekonomi dan perlindungan sumber daya alam dan lingkungan. (2) Keberlanjutan
memberikan pendapatan yang lebih baik bagi masyarakat lokal pada destinasi
wisata. (3) Peningkatan integritas budaya berarti adanya rasa saling menghormati
dan tercipta dialog budaya antara wisatawan dan komunitas lokal. (4) Nilai
(1994 dalam Pitana dan Diarta, 2009:90) bahwa terdapat strategi manajemen
sumber daya antara lain, pertama adalah menggunakan sumber daya yang dapat
sumber daya laut yang tidak langka dan tidak terlarang. Kedua yaitu pemanfaatan
pantai dan kawasan pesisir yang dapat dijadikan kawasan budidaya ikan, terumbu
karang dan rumput laut. Ketiga adalah penetapan daerah zona sebagai pembatasan
Keempat adalah konservasi dan preservasi sumber daya yang berarti harus
kondisi aslinya.
Yoeti (1996:178) salah satunya harus memenuhi tiga syarat yaitu something to
dan available package. Dijelaskan oleh Buhalis bahwa attraction atau atraksi
merupakan daya tarik wisata yang dapat berupa daya tarik wisata alam, buatan
berupa bangunan yang dibangun untuk tujuan tertentu, benda warisan budaya dan
transportasi berupa rute jalan, terminal dan jenis kendaraan yang menunjang
4
Buhalis, Dimitros. 1999. Marketing the Competitive destination of the Future. (Serial online),
[Diunduh 24 November 2013]. Sumber: URL:
http://www.academia.edu/164837/Marketing_the_competitive_destination_of_the_future.
49
wisata ke dalam bentuk sebuah paket perjalanan wisata oleh pihak biro perjalanan
wisata.
Activities adalah aktifitas yang tersedia di destinasi wisata selain dari daya
destinasi wisata tidak hanya harus memiliki sumber daya alam, budaya yang
wisata sehingga dapat menahan wisatawan lebih lama serta meninggalkan kesan
memahami kelemahan dan kelebihan destinasi wisata. Salah satu model siklus
hidup destinasi menurut Butler (2011:4) terdiri dari tujuh tahap eksplorasi,
yang menurun. Pada tahap ini ekonomi lokal telah bergantung pada pariwisata,
usaha pemasaran diperluas untuk menarik wisatawan yang semakin jauh dari
sebelumnya dan fasilitas sudah mulai kurang diominati wisatawan. Tahap kelima
adalah stagnasi (stagnation), salah satu tahap dimana jumlah wisatawan yang
telah mencapai batas maksimal menyebabkan daya tarik wisata tidak lagi begitu
menarik. Daya tarik wisata buatan menggantikan daya tarik wisata alam dan
budaya serta timbulnya masalah ekonomi, sosial dan lingkungan. Tahap keenam
baru. Atraksi wisata menjadi semakin kurang menarik dan fasilitas pariwisata
terhadap daya tarik wisata yang telah mengalami kemuduran. Pada tahap ini
Peremajaan
Kemunduran
Pengembangan
Keterlibatan
Eksplorasi
melalui model siklus Butler dapat diketahui tahap perkembangan ketiga bangunan
Unsur pertama adalah produk (product) yang merupakan barang atau jasa
dengan kualitas dan kemasan. Produk pariwisata dalam hal ini daya tarik wisata
tidak hanya memerlukan promosi tetapi fasilitas yang menunjang dan dapat
menahan wisatawan lebih lama. Unsur kedua adalah harga (price) merupakan
untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa (Fuad dkk, 2006:129).
Harga sampai saat ini masih merupakan salah satu penentu utama bagi konsumen
suatu produk harus mempertimbangkan biaya produksi serta laba yang ingin
konsumen akan pindah ke produk yang lebih murah tetapi hal tersebut sesuai
yang mengupayakan agar agar produk sampai pada tangan konsumen. Kemudian
unsur terakhir adalah promosi (promotion) sebagai bagian dari bauran pemasaran
memiliki peran yang besar. Promosi bersifat informatif dan persuasi kepada
memperkenalkan daya tarik wisata tetapi menilai kualitas, membuat kesan dan
(1997:216) bahwa,
dalam industri pariwisata sehingga di dalam penelitian ini pemasaran daya tarik
54
wisata warisan budaya akan dibatasi pada unsur promosi. Dinyatakan Bloom5
budaya antara lain humas, periklanan, materi grafis dan promosi. Langkah
pertama adalah public relation atau humas merupakan cara yang efektif untuk
masyarakat, event, bangunan, makanan atau aktivitas baru dapat menjadi laporan
pihak ketiga yang memiliki kredibilitas yang lebih baik untuk daerah tujuan
wisata
Mempersiapkan alat bantu promosi bagi media, seperti buku informasi yang
berisi sejarah, Gambar dan tujuan dari promosi tersebut. Terdapat beberapa
tarik wisata warisan budaya yaitu: mengorganisir sebuah educational tour bagi
pemasaran kepada target pasar yang memerlukan biaya tetapi efektif untuk
jenis cara beriklan yang sesuai anggaran tetapi efektif dan frekuensi yang sesering
5
Bloom, Susan dkk. 2004. Cultural Heritage Tourism Market for Success. [Diunduh 20 Desember
2013]. Sumber: URL: http://www.culturalheritagetourism.org/steps/step4.htm
55
dilaksanakan untuk meringankan biaya dan mendapatkan target pasar yang lebih
daerah, majalah nasional atau daerah, dinas pariwisata pemerintah setempat, pusat
kelebihan yang dimiliki daerah tersebut dan diolah menjadi sebuah materi grafis.
Skema warna serta desain yang unik merupakan elemen yang harus diperlihatkan
wisata warisan budaya kepada banyak orang. Membuat brosur yang menarik, akan
tetapi harus mengetahui dimana brosur akan ditempatkan atau dibagikan dan siapa
Membuat brosur dan website perlu diperhatikan bahwa diperlukan staff yang
dapat menangani permintaan langsung untuk kunjungan kepada daya tarik wisata.
Selain itu perlu disiapkan juga penanganan terhadap wisatawan dalam kelompok
besar dan kerjasama yang baik dengan biro perjalanan wisata sangat dibutuhkan.
dan keuntungan ikut serta dalam pameran adalah dapat menjumpai banyak orang
warisan budaya karena jenis pertanyaan oleh wisatawan akan sangat beragam
telepon setelah pameran. Selain itu kegiatan sales mission kepada biro perjalanan
wisata, jurnalis untuk berbagi informasi tentang wisata warisan budaya yang
sumber daya budaya berupa bangunan bersejarah yaitu Fort Rotterdam, Museum
perhatian dari pemerintah dan masyarakat lokal. Penelitian ini mengangkat tiga
sebagai wisata warisan budaya di Kota Makassar. Masalah kedua adalah tahap
ketiga bangunan bersejarah sebagai wisata warisan budaya. Teori yang digunakan
57
dalam penelitian ini adalah teori manajemen daya tarik wisata, siklus hidup
rumusan masalah.
Temuan Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
atau pemahaman dari suatu gejala (Sandjaja dan Heriyanto, 2006:49). Data
diambil dari hasil observasi sistematik dan wawancara semi terstruktur kepada
yaitu Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian. Ketiga bangunan
bersejarah tersebut berlokasi tidak jauh satu satu sama lain karena dahulu kawasan
tersebut adalah pusat pemerintahan Belanda. Jarak tempuh dari fasilitas umum
Soekarno Hatta sekitar 2 km. Lokasi ketiga bangunan sangat strategis karena
dekat dengan landmark Kota Makassar yaitu anjungan Pantai Losari. Pada
Gambar 3.1 merupakan lokasi Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung
Kesenian.
59
Gedung Kesenian
Fort Rotterdam
Museum Kota
Gambar 3.1 Lokasi Fort Rotterdam, Gedung Kesenian dan Museum Kota Makassar
Sumber: https://maps.google.co.id/
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kualitatif dan data
kuantitatif dan sumber data dibagi menjadi sumber data primer dan sekunder.
Data kualitatif dalam penelitian ini berupa hasil wawancara kegiatan renovasi
yang telah dilakukan pada ketiga bangunan, fasilitas yang dimiliki, bentuk
promosi yang telah dilaksanakan seperti brosur atau media eletronik untuk Fort
Data kuantitatif adalah data yang didapatkan dari hasil perhitungan model
2006:54). Dalam penelitian ini, data kuantitatif adalah data jumlah wisatawan
60
Museum Kota, daftar benda-benda bersejarah di Museum Kota dan la galigo (Fort
Sumber data kualitatif dan kuantitatif diperoleh melalui informan yang dipilih
Ekonomi Kreatif Provinsi Sulawesi Selatan, Balai Pelestarian Cagar Budaya Kota
Makassar, Balai Pusat Statistik Kota Makassar, penhelola Museum Kota dan
Gedung Kesenian. Informasi lainnya berasal dari akademisi pariwisata dan Ujung
Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian sebagai gedung bersejarah serta
Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
Peneliti telah terlebih dahulu membuat dan mengatur kerangka yang memuat
Museum Kota dan Gedung Kesenian sebagai wisata warisan budaya yang telah
yang diteliti, tetapi dapat direvisi setelah wawancara karena ide yang baru muncul
belakangan tetapi harus tetap berpusat pada tujuan penelitian serta topik yang
2006:183), adapun informan di dalam penelitian ini berjumlah sebelas orang dari
Terdapat tiga jalur analisis data di dalam penelitian kualitatif, yaitu teknik
reduksi data, penyajian data dan proses penarikan kesimpulan (Miles dan
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di
lapangan. Data berupa hasil observasi pada ketiga bangunan bersejarah dan
Teknik penyajian data adalah langkah selanjutnya dalam proses analisis data
dijabarkan secara bertahap dari awal pembangunan hingga saat ini terhadap Fort
masing bangunan sebagai daya tarik wisata. Pembahasan tersebut disusun dalam
Museum Kota dan Gedung Kesenian Makassar sebagai wisata warisan budaya.
Hasil analisis diuraikan dalam delapan bab secara naratif. Bab I berupa
pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah yang menjelaskan dasar dari
penelitian ini. Bab I juga memuat rumusan masalah yaitu bentuk pemanfaatan,
dengan konsep, teori serta model penelitian. Bab III merupakan metode penelitian
63
yang menjelaskan pendekatan penelitian ini secara kualitatif serta lokasi penelitian
yaitu Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian Makassar serta
pendekatan penelitian. Jenis data yaitu data kualitatif dan kuantitatif juga metode
Museum Kota dan Gedung Kesenian sebagai daya tarik wisata. Bab V
diuraikan melalui perspektif ruang, waktu dan sosial budaya. Bab VI diuraikan
Dijelaskan pada bab VII strategi yang efektif untuk memajukan Fort Rotterdam,
Museum Kota dan Gedung Kesenian sebagai wisata warisan budaya. Pada bab
BAB IV
KOTA MAKASSAR
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
penelitian yaitu Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian. Uraian ini
yang sangat berhubungan dengan keberadaan Fort Rotterdam, Museum Kota dan
Keberadaan Kota Makassar saat ini sebagai salah satu kota besar di Indonesia
tidak terlepas dari sejarah panjang masa pemerintahan Kerajaan Majapahit yang
masa itu yaitu sekitar abad ke VI sampai dengan abad ke 15 Makassar belum
dipimpin oleh kerajaan kembar Gowa Tallo. Nama Kota Makassar belum lahir
akan tetapi yang tercatat adalah Suku Makassar, lebih lanjut dalam buku
ini bernama Kota Makassar. Buku tersebut juga menggambarkan bahwa wilayah
65
Makassar dihuni oleh jiwa-jiwa yang bersemangat, peramu dan pemburu yang
Sejarah keberadaan nama Kota Makassar memiliki banyak versi cerita yang
berkembang dari tulisan-tulisan ahli sejarah. Salah satu legenda yang berkembang
pada suku bugis yang ditulis oleh Koro (2005, dalam Tika dkk, 2013:1-2) bahwa
dulunya adalah seorang Raja yang memiliki dua orang anak tapi kedua anak lelaki
tersebut memiliki sifat yang berbeda. Anak pertama memiliki sifat kasar
kemudian diberi nama Makkasara sedangkan anak kedua yang memiliki sifat
lemah lebut atau ugi kemudian diberi nama Maugi kemudian berkembang menjadi
suku bugis. Anak pertama yaitu I Makkasara dan Maugi lari ke daerah utara
moyangnya masing-masing menjadi makassar dan bugis dan dari legenda tersebut
lahir suku makassar dan bugis yang berasal dari satu rumpun.
yang disebarkan oleh orang-orang melayu. Ketika raja Gowa XIV Manga‟rangi
Mallingkaan Daeng Nyonri Sultan Awwalul Islam atau yang dikenal sebagai
kerajaan. Saat itu, timbul istilah Makkasaraki Nabiya ri Butta Gowa yang artinya
semakin berkembang atau nyatalah ajaran Nabi Muhammad SAW (agama Islam)
Makassar. Masa keemasan kerajaan Makassar (Gowa Tallo) terjadi pada masa
Daeng Sitaba Karaeng Pattingalloang. Saat itu Makassar menjadi kota dunia
karena telah banyak berdiri kantor perwakilan dagang berbagai negara diantaranya
Inggris, Denmark, Portugis, Cina, Belanda dan beberapa negara lainnya. Belanda
membujuk raja Gowa akan tetapi selalu ditolak. Puncak pertentangan Belanda dan
Gowa pecah pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin yang dikenal sebagai
kerajaan Gowa dan kerajaan Bone yang dipimpin oleh Aru Palakka. Pada masa itu
walaupun kerajaan Gowa memiliki persenjataan yang lengkap dan prajurit yang
perdagangan dan pemerintahan di Makassar. Salah satu dari isi perjanjian tersebut
dengan nama benteng panyua karena bentuknya yang menyerupai penyu diubah
namanya oleh Speelman menjadi Fort Rotterdam yang diambil dari nama kota
Jepang datang pada tahun 1942 dan merebut kekuasaan pemerintahan di Indonesia
akhirnya dapat mengusir Belanda dari tanah air. Makassar setelah penjajahan di
Selatan melalui Undang-undang nomor 9 tahun 1959. Pada tahun 1971 nama Kota
nama Makassar melalui seminar, jurnal dan tulisan di media massa akhirnya
dari Provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah Kota Makassar berada koordinat 119
derajat bujur timur dan 5,8 derajat lintang selatan dengan ketinggian yang
bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut. Kota Makassar merupakan
daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 - 5 derajat ke arah barat, diapit dua
muara sungai yakni Sungai Tallo yang bermuara di bagian utara kota dan Sungai
Jeneberang yang bermuara di selatan kota6. Luas wilayah daratan kota Makassar
seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77 km2 dan termasuk 11 pulau di selat
sebelah timur dan Kabupaten Gowa di sebelah selatan. Jumlah kecamatan di kota
di Kota Makassar pada tahun 2013 sebanyak 1.387.302 jiwa. Jumlah penduduk
Iklim di Kota Makassar terdiri dari musim hujan dan kemarau seperti wilayah
lainnya di Indonesia. Kota Makassar berada pada daerah khatulistiwa maka suhu
udara berkisar antara 20º C - 36º C dengan curah hujan antara 2.000 - 3.000 mm,
6
Anonim. 2011. Geografis Makassar. [diunduh 1 Februari 2014]. Sumber: URL:
http://bahasa.makassarkota.go.id/index.php/article/85-tentang-makassar/85-geografis-makassar.
7
Anonim. 2014. Waspadai Ledakan Penduduk. [diunduh 02 April]. Sumber: URL:
http://www.fajar.co.id/kotadunia/3162146_6443.html
69
dan jumlah hari hujan rata-rata 108 hari pertahun. Musim hujan rata-rata
berlangsung dari bulan Oktober sampai April yang dipengaruhi muson barat dan
musim kemarau rata-rata berlangsung dari bulan Mei sampai dengan September
kawasan Indonesia timur tetapi menjelma menjadi salah satu kota metropolitan.
Perkembangan ekonomi di Kota Makassar pada pada Tabel 4.1 menjelaskan laju
Regional Bruto dalam Milyar) atas dasar harga konstan selama periode 2001-
2010.
Tabel 4.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar Berdasarkan PDRB Harga
Konstan Tahun 2001-2010
Makassar melalui Tabel 4.1 selama periode tahun 2001-2010. Pada tahun 2001
dan tahun 2002 PDRB meningkat dari 7,6 miliar meningkat menjadi 8.1 miliar
dengan persentase tertinggi pada tahun 2008 yaitu sebesar 10,52%. Penurunan
Pemberitaan media massa tentang aksi anarkis mahasiswa atau oknum yang tidak
minuman, tekstil, dan olahan kayu serta industri lainnya. Peningkatan juga terjadi
umum (bus) yang melayani perjalanan antar kabupaten sampai dengan Provinsi
pelabuhan bongkar muat. Pusat perbelanjaan merupakan salah satu usaha yang
terdiri dari fasilitas seperti toko pakaian, tas, jam tangan, alat olahraga, bioskop
dan restoran cepat saji serta pusat jajanan. Hal tersebut merupakan salah satu
dari Malaysia dan Singapura ke Kota Makassar. Semakin banyaknya jumlah biro
perjalanan wisata dan pembangunan hotel yang berlokasi di depan Pantai Losari
71
semakin banyak. Pada Tabel 4.2 adalah daftar dan jumlah kamar pada 17 hotel
Tabel 4.2
Daftar dan Jumlah Kamar Hotel Berbintang di Kota Makassar
Makassar pada tahun 2014 sebanyak 2.396 kamar apabila dibandingkan dengan
jumlah ketersediaan kamar hotel di Kota Makassar pada tahun 2010 sebanyak
3.661 yang berarti terjadi peningkatan 11% selama kurun waktu hampir 4 tahun.
jumlah perhitungan kamar yang terjual selama periode 2012-2013 pada Tabel 4.3
72
Tabel 4.3
Tingkat Hunian Kamar Hotel di Kota Makassar
Tahun 2012-2013
Tipe Hotel berdasarkan
bintang 2012 2013 Satuan
Berdasarkan jenis hotel sesuai dengan bintang, maka hotel berbintang empat
pada tahun 2012 menjadi pilihan oleh wisatawan, sebanyak 242.931 kamar
terjual. Pada tahun 2013 jumlah kamar yang terjual pada hotel bintang lima,
empat dan melati mengalami penurunan. Pada tahun 2012 hotel bintang lima
terjual 126.057 kamar sedangkan tahun 2013 terjual 122.057 kamar terjadi
sebesar 0,04%. Penurunan yang terjadi terhadap tingkat hunian kamar dari tahun
2012 ke tahun 2013 salah satu penyebabnya adalah peningkatan jumlah hotel
dalam satu tahun sebesar 65% sedangkan tingkat hunian kamar hanya tidak
adalah untuk menyambut Kota Makassar sebagai Kota MICE akan tetapi pada
daerah serta merujuk pada visi jangka panjang Kota Makassar tahun 2005-2025.
Maka ditetapkan visi Kota Makassar sebagai “kota dunia berlandaskan kearifan
disampaikan oleh Walikota Makassar bahwa Penyusunan visi tersebut oleh karena
pembangunan sesuai kebutuhan (2) mempergunakan potensi lokal (3) fokus dan
penyelesaian masalah (4) terintegrasi (5) memiliki nilai pragmatis dan filosofis.
2. Mewujudkan warga kota yang sehat, terdidik, produktif dan berdaya saing.
kemaritiman
Melalui sejarah tersebut pula lambang Kota Makassar dibuat yang mewakili
sejarah, budaya dan falsafah masyarakat Makassar. Lambang Kota Makassar pada
74
Gambar 4.1 terdiri atas enam bagian, pertama adalah perisai putih sebagai dasar
melambangkan kesucian. Lambang kedua adalah perahu yang memiliki lima layar
yang sedang terkembang melambangkan bahwa Kota Makassar sejak dahulu kala
adalah salah satu pusat pelayaran di Indonesia. Lambang ketiga merupakan buah
Warna merah, putih dan jingga disepanjang tepi perisai melambangkan kesatuan
dan kebesaran bangsa Indonesia. Tulisan “sekali layar terkembang, pantang biduk
Gambar 4.1 Lambang Kota Makassar saat ini. Gambar 4.2 Lambang Kota Makassar 1932-1952
Sumber: .http:// http://bahasa.makassarkota.go.id Sumber: .http:// http://bahasa.makassarkota.go.id
Makassar dahulu dikenal sebagai kota maritim dan merupakan pintu masuk
mengubah cara pandang tersebut menjadi Kota Makassar sebagai the family room
of Indonesia atau ruang keluarga Indonesia. Kota Makassar tidak hanya sebagai
pusat transit bagi kota-kota lain di Indonesia timur lebih dari itu Kota Makassar
dapat menjadi sebagai tempat yang aman tenteram, damai sangat kondusif sebagai
tempat tinggal dan berinvestasi serta melakukan berbagai aktivitas dan khususnya
75
yang sesuai dengan daya beli masyarakat. Maskapai penerbangan dengan rute ke
Makassar antara lain Garuda Indonesia, Lion Air, Express Air, Sriwijaya Air dan
Hasanuddin saat ini baru rute Makassar-Kuala Lumpur oleh Indonesia Air Asia
Pintu masuk melalui pelabuhan laut mulai tahun 2010 di Kota Makassar telah
mulai disinggahi oleh kapal pesiar. Pada tahun 2009-2014 kapal pesiar Costa
Allegra yang mampu menampung 753 pemumpang dan sekitar 453 kru kapal
berlabuh sebanyak 12 kali mulai bulan September sampai dengan bulan April.
Makassar saat ini belum banyak dipergunakan sebagai transportasi bagi wisata ke
perjalanan.
penyedia jasa taksi bosowa. Taksi bosowa akan dilengkapi oleh flyer peta Kota
Makassar yang di dalamnya terdapat daftar lokasi wisata yang menarik baik
umum lainnya yang ada di Kota Makassar yaitu pete-pete (angkutan umum) yang
melayani berbagai rute hampir seluruh wilayah Kota Makassar, becak, bentor
(becak motor) untuk perjalanan jarak dekat. Becak adalah salah satu angkutan
8
Anonim. 2013. Penerbangan Makassar ke Singapura Februari. [diunduh 6 Februari 2014].
Sumber: URL: http://www.skyscanner.co.id/transportasi/penerbangan/upg/sin
9
Radityo Yulia. 2013. Pemkot Makassar Gandeng Taksi Bosowa. [diunduh 5 Februari 2014].
Sumber: URL: http://infomoneter.com/pemkot-makassar-gandeng-taksi-bosowa.
77
tradisional yang biasa digunakan wisatawan asing akan tetapi karena kurang
Tabel 4.4
Angka Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Nusantara
Kota Makassar Melalui Bandar Udara dan Pelabuhan Laut 2012 – 2013
Tahun
No Keterangan Satuan
2012 2013
Jumlah Wisatawan Kota Makassar melalui
1 Pintu Masuk Bandara Sultan Hasanuddin
Mancanegara 57.836 46.121 orang
Domestik 3.361.671 3.123.274 orang
Jumlah Wisatawan Kota Makassar melalui
2 pintu masuk Pelabuhan Soekarno Hatta
Mancanegara
Domestik 289.377 266.964 orang
Jumlah wisatawan pada Tabel 4.4 diambil melalui pintu masuk bandara dan
pelabuhan dengan tujuan bahwa tidak ada wisatawan yang tidak terhitung.
Makassar pada tahun 2012 sebanyak 3.361.671 orang, pada tahun 2013
orang. Wisawatan nusantara tersebut datang dengan berbagai tujuan tidak hanya
untuk berwisata akan tetapi pada awalnya untuk tujuan bisnis seperti pertemuan,
mancanegara yang berjumlah 57.836 orang pada tahun 2012 turut mengalami
78
domestik dapat dikarenakan event yang diadakan dengan skala nasional dan
Keberadaan fasilitas hotel yang saat ini mencapai 180 buah (Badan Pusat
kawasan Kota Makassar dibangun restoran mulai dari masakan western, Jepang,
Korea serta perkembangan warung kopi (warkop) dengan fasilitas wi-fi sampai
Kuliner tradisional Kota Makassar juga tidak kalah kreatif untuk menarik
pengunjung. Pisang epe merupakan jajanan khas Kota Makassar terbuat dari
pisang yang dibakar dan dipipihkan kemudian dicampur dengan gula merah cair
serta dapat dicampur dengan coklat, keju atau durian. Penjual pisang epe banyak
79
bahwa banyak dari penjual pisang epe di Pantai Losari adalah pendatang dari desa
ke Makassar untuk berjualan pisang epe. Kondisi yang dihadapi bahwa dengan
tingkat pendidikan yang rendah dengan penghasilan sebagai penjual pisang epe
telah mampu memenuhi kondisi pangan, pakaian, tempat tinggal dan air bersih.
disiapkan dalam bentuk yang modern. Makassar masih kekurangan daya tarik
wisata kota yang mewakili kesenian, kebudayaan suku bugis makassar. Salah satu
contoh adalah Kota Bandung yang memiliki Saung Angklung Udjo (SAU)
Makassar juga memiliki kesenian dan alat musik tradisional yang dapat dibuat
dalam suatu pertunjukan sehingga kesenian tersebut dapat dikenal oleh generasi
muda.
Benteng Ujung Pandang atau yang saat ini dikenal sebagai Fort Rotterdam
merupakan lambang kemegahan dan kejayaan Raja Gowa pada abad ke 16 dan 17.
pada tahun 1545. Benteng Ujung Pandang memiliki beberapa nama yang
diberikan dari masa ke masa. Benteng panyua diberikan oleh rakyat Gowa karena
bentuk benteng Ujung Pandang yang menyerupai penyu yang sedang merayap
kerajaan Gowa yang ingin memegang hegemoni baik di darat dan di laut. Cita-cita
tersebut mulai diwujudkan melalui usaha Raja Gowa IX Tumaparisi Kalonna dan
Gowa yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin pada tanggal 18 November 1667
kepada kompeni dalam keadaan baik bersama dengan desa dan tanah yang
menjadi wilayahnya”10.
Pada awal dibangun bahan dasar dari benteng ini hanya berupa tanah liat setelah
itu dipugar oleh Sultan Alauddin dengan memasang batu sendimen dan batu
dalam benteng berjalan lambat yaitu selama kurang lebih 10 tahun disebabkan
perang yang terus menerus. Fort Rotterdam selesai dipugar baru pada tahun 1677
dan bangunan kediaman gubernur baru berdiri pada tahun 1686. Masa penjajahan
10
Al Maruzy Amir. 2010. Isi Perjanjian Bungaya. [diunduh 9 Februari. 2014]. Sumber: URL:
http://www.katailmu.com/2010/10/isi-lengkap-perjanjian-bungaya-i.html.
81
Jepang tahun 1942 Fort Rotterdam juga tidak luput dari pemugaran. Perang antara
menambahkan gedung berlantai satu di dalam benteng pada bagian selatan yaitu
ke laut dan pintu kecil terdapat di sebelah timur. Fort Rotterdam terdapat lima
buah sudut yang disebut dengan bastion. Kelima sudut tersebut adalah (1) bastion
bone terletak di sebelah barat yang merupakan kepala penyu (2) bastion bacan
yang terletak di sudut barat daya yang merupakan kaki depan kiri penyu (3)
bastion buton berada di barat laut benteng atau kaki kanan depan penyu (4)
bastion mandarsyah berada di sudut timur laut atau kaki belakang kanan penyu
(5) bastion amboina yang terletak di sudut tenggara atau kaki kiri belakang penyu.
Bastion merupakan dinding yang lebih tinggi dari dinding lainnya dengan
tebal sekitar 2 meter. Jalan dibuat menanjak yang disusun dari batu padas atau
batu bata merah bertujuan untuk menarik atau menurunkan meriam. Bastion
bacan dan mandarsyah adalah bastion ruang terbuka sehingga tidak dihubungkan
dengan arsitektur Belanda. Luas areal keseluruhan dari Fort Rotterdam sekitar
28.595,55 meter persegi. Masing-masing pada sisi benteng tidak memiliki ukuran
yang sama karena pada saat dibangun disesuaikan dengan kebutuhan pertahanan.
Dinding bagian barat panjangnya 225 meter, bagian utara panjangnya 164,2
82
meter, dinding bagian timur panjangnya 193,2 meter dan sebelah selatan yaitu
memiliki ukuran yang berbeda. Batu yang paling besar memiliki panjang sekitar
Fort Rotterdam pada masa Belanda berlangsung cukup lama. Pembangunan awal
dimulai dengan cara timbun yaitu bagian dalam terlebih dahulu diberi batu karang
dan tanah. Kemudian ditutup menggunakan balok-balok batu padas hingga rapi
dan disatukan dengan menggunakan campuran semen kapur dan pasir. Ditemukan
pembuatan dinding.
berada di tengah yang dulunya adalah sebuah gereja. Kemudian dibangun gedung-
mengadopsi gaya gotik dari abad XVII dengan ciri pilar teras bundar dan kastel.
Beberapa pintu dan jendela tinggi yang melengkung bagian atasnya merupakan
Fort Rotterdam saat ini telah berkembang menjadi daya tarik wisata dan
perkantoran dan juga museum. Pada Gambar 4.5 dijabarkan fungsi masing-
Keterangan:
A: Pintu Masuk sebelah Barat
B: Pos Jaga
C: Gedung Dewan Kesenian Makassar
D: Museum La Galigo
E: Kantor BPCB Makassar
F: Gedung Laboratorium koleksi Museum La
Galigo
G: Gedung Sekretariat Kesultanan Tallo
H: Penginapan
I: Gedung Pengelolaan Teknis Permuseuman dan
Musallah
J: Kantor dan Perpustakaan BPCB Makassar
K: Kantor Kepala BPCB Makassar
L: Gudang dan Bengkel Peralatan Taman BPCB
Makassar
M: Museum La Galigo
N: Kantor Pengelola Museum La Galigo
O: Kantor Pengelola Museum La Galigo dan Ruang
Pamer BPCB Makassar
P: Aula
Gambar 4.5 Gambar Kompleks Fort Rotterdam saat ini
Sumber: Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar. 2012
bangunan saat ini. Bangunan dengan kode A menujukkan gerbang barat yang
masuk sebelah barat dulunya terdiri dari tiga gerbang sedangkan saat ini hanya
ada dua gerbang dan di sebelah kiri sebelum memasuki kompoleks Fort
harinya.
Gambar Bangunan yang ditandai dengan huruf B pada Gambar 4.5 dulunya
tempat perwakilan dagang dan bagian bawah berfungsi sebagai sel. Saat ini
sebagian bangunan tersebut telah hancur dan yang tersisa saat ini adalah penjara
yang difungsikan sebagai kantin dan tempat berkumpulnya polisi pariwisata serta
84
dengan pintu gerbang bagian barat. Bangunan digunakan oleh Dewan Kesenian
Makassar sebagai tempat berlatih dan berkumpul. Bangunan dengan luas 495 m2
adalah gedung kode D dan M. Dahulu gedung ini di bagian belakang merupakan
rumah sakit bagi orang Belanda kemudian dirubah fungsinya sebagai wisma
tentara. Bagian depan gedung ini sebagai tempat tinggal Cornelius Speelman,
bagian depan dan belakang dihubungkan oleh selasar. Pada tahun 1938 didirikan
Celebes Museum merupakan asal muasal dari Museum La Galigo saat ini.
85
Nabi dan Rasul dalam bahasa arab, kumpulan doa, peninggalan berupa baju,
tasbih, stempel kerajaan Bone, mata uang kuno serta piring keramik dengan lafal
arab.
Gedung kode E pada Gambar 4.5 merupakan gedung perkantoran dari Balai
pada tahun 1977 yang mengubah fungsi gedung ini menjadi museum untuk seni
rupa dan auditorium. Bangunan dengan luas 2.554,7 m2 terdiri atas dua lantai
yang sebenarnya terbagi atas dua gedung yang dipisahkan oleh dinding tanpa
Museum La Galigo. Dahulu gedung dengan luas 556 m2 dahulu adalah tempat
gudang. Gedung ini berukuran 171 m2 dan terdiri atas tiga lantai. Pada bagian
bawah sebagai ruang bagi perkumpulan untuk pelukis dari tanah liat. Gedung H
Pelestarian Cagar Budaya. Gedung dengan kode H memiliki luas 905,84 m2 dan
dahulu sebagai tempat untuk menerima tamu dari Mandarsyah (Ternate). Gedung
ini terdiri atas 4 lantai. Bangunan berkode I pada Gambar Gambar 4.5 adalah
Bangunan dengan luas 426,4 m2 ini adalah bangunan yang dibuat pada oleh
Gedung lain yang berada di komplek Fort Rotterdam adalah gedung J yang
berfungsi sebagai perpustakaan pada lantai dua dan perkantoran pegawai Balai
Pelestarian Cagar Budaya Makassar. Fungsi bangunan ini pada masa Belanda
adalah sebagai tempat bagi pemegang buku Germising yang direhabilitasi pada
tahun 1976 dan memiliki luas 838,24 m2. Dahulu bangunan dengan kode K adalah
balaikota dengan luas keseluruhan 556,5 m2. Bangunan ini sekarang adalah kantor
Awalnya bangunan dengan kode L pada Gambar 4.5 adalah tahanan bagi
lorong menuju Bastion Amboina, sehingga terbagi menjadi dua bangunan dimana
terdapat dua pintu persegi panjang dan sebuah jendela dengan terali. Bangunan ini
sekarang menjadi gudang dan bengkel peralatan taman Balai Pelestarian Cagar
87
dengan luas 2.520 m2. Fungsi gedung M saat ini adalah sebagai Museum La
Galigo yang terletak di sebelah selatan Fort Rotterdam. Museum La Galigo ini
sejarah Sulawesi Selatan dari masa ke masa, terdapat ruangan dengan tema
perkampungan adat ruangan dengan koleksi untuk tema agraris dan bahari.
Bangunan dengan kode N dengan luas 336 m2pada masa kolonial adalah
tempat bagi tamu dari Ternate atau Bacan. Lantai dasar adalah ruang tahanan bagi
Museum La Galigo.
dengan kode O menjadi Kantor Pengelola Museum La Galigo dan ruang pamer
Balai Pelestarian Cagar Budaya. Gedung O memiliki luas 962,17 m2 dan terdiri
88
atas dua lantai, bangunan ini dahulu adalah ruang kerja gubernur. Bangunan yang
memiliki lantai dua dan terletak di tengah kompleks Fort Rotterdam berfungsi
sebagai gereja pada zaman Belanda. Gereja ini adalah gereja yang pertama kali
dibangun di Kota Makassar. Saat ini ruangan di lantai dua difungsikan sebagai
aula dan ruang bawah sebagai ruang pamer akan tetapi telah ditutup untuk
pengunjung.
tahun 1906 dibarengi dengan peningkatan status Makassar sebagai kota besar dan
Ir. F.C. Van Lier (1932-1933), Ch. H. Ter Laeag (1933-1934), J. Leewis (1934-
sebagai kantor walikota tahun 1947-1993. Pada tahun 1993 kantor walikota
gedung baru di jalan Urip Sumoharjo. Setelah itu gedung Gemeentehuis sempat
(Bappeda) dan Kantor Catatan Sipil. Prakarsa oleh H.B Amiruddin Maula yang
menerapkan konsep garden city yaitu bangunan di kelilingi oleh halaman dari
depan dan belakang. Dinyatakan oleh Asmunandar (2008:99) bahwa Ciri khas
lain bangunan yang menggunakan konsep garden city adalah pintu, jendela, dan
ventilasi yang berukuran lebar, yang mengelilingi keempat sisinya. Ciri bangunan
tropis gedung Gemeentehuis dapat dilihat pada atapnya yang berbentuk limasan
Luas bangunan Museum Kota Makassar adalah 2.108 meter2 sedangkan luas
tanah 2.709 meter2. Konsep bangunan bergaya neo klasik campuran antara
renaissance dan gotik yang terlihat pada dinding yang dibatasi oleh pilaster,
jendela yang melengkung pada bagian atas dan hiasan pada kaki pilaster yang
berupa molding. Ciri khas gotik juga tampil pada konsol tritisan dan hiasan
lainnya pada gedung utama dan gedung pendukung. Gedung utama terletak di
bagian depan, pada saat masuk terdapat ruangan besar dan untuk memberikan
kesan simetris tangga utama menuju lantai 2 terletak di tengah ruangan. Museum
Kota Makassar pada lantai dasar memiliki lima ruangan pada lantai dasar. Pada
Gambar 4.11 merupakan denah dari Museum Kota Makassar pada lantai dasar.
91
U
Keterangan:
A: Ruang Pengelola Museum
B: Ruang Pengelola Museum
G
C: Aula Depan Pintu Masuk
D: Ruang Pamer Sejarah Kota
E Makassar
E: Ruang Pamer Foto dan
Pemerintahan Kota Makassar
F: Ruang Pamer Foto dan
Pemerintahan Kota Makassar
G: Ruang Pamer Seni Budaya
Makassar
Gambar 4.11 adalah denah lantai satu Museum Kota Makassar. Ruangan A
dan ruang B memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai ruang bagi pengelola
sepeda tua, piano yang dibuat pada tahun 1926 dan lukisan Sultan Hasanuddin.
Pada bagian belakang ruang C di bawah tangga merupakan ruangan bagi Kepala
Pada ruang D adalah ruang pamer sejarah Kota Makassar yang terdapat
foto Makassar dari udara yang tertempel di dinding, batu bata Benteng Somba
Opu dan Perjanjian Bungaya. Ruang E dipamerkan koleksi numismatik baik mata
uang koin maupun mata uang kertas dari masa kerajaan Gowa-Tallo, masa
Keterangan:
H: Patompo Memorial Room
I: Ruang Pertemuan
Pada lantai dua bangunan Museum Kota Makassar yaitu Gambar 4.12
fungsi ruangan dulu dan saat ini masih sama. Ruangan H diberi nama Patompo
Memorial Room memiliki fungsi sebagai tempat pameran foto, seragam dan
rombongan.
resmi lainnya yang diselenggarakan oleh Belanda pada masa kolonial. Gedung ini
menurut para ahli dibangun sekitar tahun 1896 yang kemudian direnovasi sekitar
tahun 1910-an dan terletak di jalan Riburanne yang dulunya bernama jalan Prins
Gambar 4.13 adalah bentuk Gedung Kesenian pada tahun 1890an, bentuk
bangunan saat ini adalah bentuk bangunan tahun 1930 yang telah mengalami
renovasi sebanyak tiga kali selama masa pemerintahan Belanda. Gedung Kesenian
yang asli terbuat dari batu bata, kayu, sirap seng dan kaca
bagi bangsawan dan orang-orang Asia yang merupakan tamu penting bangsa
Belanda. Setelah masa kedudukan Belanda di Kota Makassar usai tahun 1942-
Masyarakat. Pada tahun 1953-1955 gedung ini digunakan khusus oleh keturunan
oleh masyarakat pribumi pada tahun 1955. Pada tahun-tahun berikutnya gedung
1978-1980 sebagai Kantor KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) dan Dinas
2000 digunakan sebagai kantor pembantu gubernur wilayah III dan kantor badan
fungsi gedung ini menjadi Gedung Kesenian setelah era reformasi di Indonesia
Gedung Kesenian Makassar memiliki luas 55,7 x 42,5 meter dan telah
dipugar setelah diambil alih oleh pemerintah Indonesia. Gedung Kesenian yang
telah dipugar pada Gambar 4.14 pada bagian depan gedung terdapat pilar-pilar
besar dan menara tinggi dengan atap bersusun tiga yang adalah ciri dari bangunan
Bentuk dari Gedung Kesenian menyerupai huruf L dan terdapat teras pada
pintu masuk gedung di sisi sebelah barat gedung. Terdapat aula yang dulu
digunakan sebagai tempat berdansa. Sebelah kiri aula dulu merupakan ruang
terbuka, di sisi kiri aula yang disatukan dengan taman dipergunakan sebagai
tempat bersantai, makan dan bermain bilyar. Saat ini sisi tersebut telah direnovasi
BAB V
mendukung pemerintahan Belanda pada saat itu banyak dilakukan. Gedung yang
sampai saat ini masih dapat bertahan seperti dengan bentuk aslinya adalah
Benteng Ujung Pandang yang kemudian berubah nama menjadi Fort Rotterdam,
sejarah satu sama lain dalam pembangunan Kota Makassar sendiri dan masih
pelestarian bangunan tersebut bersama dengan nilai budaya lokal yang terkandung
97
adalah sebagai benteng pertahanan dari Kerajaan Gowa, setelah direbut oleh
Belanda pada tahun 1667 nama benteng diubah menjadi Fort Rotterdam. Setelah
direbut oleh Belanda Fort Rotterdam mengalami pemugaran awal dengan dan
dilaksanakan cukup lama dan keseluruhan bangunan selesai dibangun tahun 1686.
dimulai dari masa kolonial, setelah rumah kediaman Cornelius Speelman yang
berada di luar Fort Rotterdam selesai dibangun bekas tempat tinggalnya di dalam
tersebut bernama Museum Celebes dan menyimpan beberapa benda antara lain
peralatan permainan rakyat, keramik, piring emas, destar tradisional dan beberapa
sebagai Kantor Pusat Penelitian Ilmiah dalam Ilmu Pertanian dan Bahasa.
wisata. Pemugaran beberapa gedung yang hancur dan pembangunan jalan setapak
lain mata uang kuno, gelang perak, pakaian adat pengantin, keris, badik dan
diakui sebagai museum daerah setelah delapan tahun sebagai museum dengan
status persiapan. Pada tanggal 1 Mei 1970 museum Celebes diresmikan dan
berganti nama dengan Museum La Galigo. Pada tahun yang sama juga
pemanfaatan salah satu gedung yang terletak di sebelah Utara Fort Rotterdam
sebagai Taman Budaya Ujung Pandang. Kemudian tahun 1972 dibangun sebuah
99
sebagai tempat untuk berlatih pada para kelompok seni dan setiap malam minggu
Selatan.
daya tarik wisata andalan Kota Makassar serta sebagai objek bagi penelitian
beberapa usaha pelestarian antara lain membuat taman pada lahan terbuka di
pelestarian berupa revitalisasi yang merupakan salah satu jalan untuk melestarikan
rembesan air serta kandungan garam. Seluruh bangunan yang terletak di dalam
benteng diperbaiki mulai dari dinding, atap dan cat. Keseluruhan kegiatan
bahwa
tetapi baru pada bagian selatan Fort Rotterdam karena banyaknya bangunan baru
ditambahkan pada kanal adalah penataan sisi kiri kanal dilengkapi dengan taman
kecil dan tempat duduk bagi pengunjung. Fort Rotterdam saat ini berada dibawah
wisata oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sulawesi Selatan.
dalamnya.
bagi Fort Rotterdam untuk tetap berdiri di tengah derasnya arus pembangunan
berkembang menjadi daya tarik wisata oleh karena keunikan arsitektur dan nilai
kesejaharaannya.
101
sampai masa kekuasaan Belanda berakhir di Indonesia gedung ini tidak berubah
pemerintahan yaitu kantor BAPPEDA dan kantor catatan sipil kemudian tahun
2000 diresmikan menjadi Museum Kota Makassar yang saat ini berada di bawah
bangunannya tidak seluas Fort Rotterdam akan tetapi koleksi benda bersejarah
Pemanfaatan Museum Kota sebagai wisata warisan budaya adalah salah satu
benda-benda bersejarah sesuai dengan tema ruang pamer. Museum Kota Makassar
kota memiliki beberapa hambatan, antara lain: kerusakan pada atap yang
ruangan pameran pemerintahan dari masa ke masa tidak begitu terawat (Gambar 1
pada lampiran). Pembangunan awal gedung memiliki konsep garden city yang
membuat areal depan Museum Kota di kelilingi oleh pohon besar sehingga
102
halaman Museum Kota Makassar akhirnya dimanfaatkan sebagai lahan parkir dan
ke dalam bangunan.
saat ini dipergunakan oleh pengelola Museum Kota Makassar adalah brosur yang
berisi informasi sejarah dan koleksi Museum Kota Makassar. (Gambar 3 pada
keberadaan suatu daya tarik wisata. Museum Kota dalam hal ini belum memiliki
kerjasama dengan pihak pramuwisata dan menurut salah satu pramuwisata bahwa
tarik wisata yang berkualitas. Bangunan bersejarah, koleksi benda cagar budaya
hanya akan tersimpan sebagai milik pemerintah apabila tidak banyak langkah
dalamnya.
hingga pada tahun 1910 direnovasi menjadi bentuknya saat ini. Pemanfaatan
sebagai tempat pagelaran dan perkembangan seni sampai dengan saat ini. Selama
antara lain secara fisik bangunan tidak memadai, tampak depan bangunan Gedung
pengelolaan Gedung Kesenian yang belum jelas, tidak adanya pihak yang
Gedung Kesenian.
beberapa kantor di sebelah barat gedung serta perbaikan aula. Renovasi kedua
pada tahun 2002 pada area terbuka dimanfaatkan sebagai teater arena dan
tahun 2008 sampai dengan 2009 merupakan perbaikan bertahap dan pengecatan.
gedung mendekati warna aslinya. Pada tahun 2014 penanganan renovasi Gedung
Kesenian Makassar diambil alih oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Provinsi Sulawesi Selatan. Kesan terabaikan dapat terlihat mulai dari aula gedung,
sebelah timur aula terdapat ruangan yang di dalamnya banyak tumpukan kayu,
bambu dan sampah. Sebelah barat aula terlihat lemari yang menyimpan buku-
Tidak ada event sering wisatawan datang untuk melihat bangunannya tapi
saya tidak tau pendapatnya mungkin kecewa yah, karena tidak ada apa-apa,
tidak ada semacam galeri”.
Museum Kota dan Gedung Kesenian, akan tetapi memerlukan usaha dan
menuntutnya tidak hanya memiliki keunikan akan tetapi layak untuk dikunjungi
bagi wisatawan. Daya tarik wisata moderen seperti Trans Studio yang diresmikan
tahun 2009 dan dilengkapi dengan mall serta pembangunan wahana permainan
air, antara lain Bugis Waterpark dan Gowa Discovery Park yang beroperasi tahun
tarik wisata moderen tersebut dengan penataan yang apik, bersih serta hiburan
tersebut. Pada kenyataannya adanya daya tarik wisata moderen tidak memberikan
Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian merupakan daya tarik
wisata khusus bagi beberapa kalangan yang memiliki ketertarikan khusus kepada
sejarah dan kebudayaan suatu daerah. Trans Studio, Bugis Waterpark dan Gowa
Discovery Park lebih banyak digemari oleh pengunjung dengan tipe keluarga oleh
karena dalam satu tempat dapat mencakup seluruh kebutuhan wisata keluarga.
106
BAB VI
terhadap Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian pada bab
bangunan.
Makassar ditentukan melalui siklus hidup destinasi wisata oleh Butler. Sebelum
promosi wisata.
Daerah Kota Makassar nomor 6 tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Makassar tahun 2005-2015. Pasal 10 ayat 5 menyatakan bahwa salah satu
yang letak posisinya tersebar di beberapa titik di Kota Makassar. Lebih lanjut misi
Potensi daya tarik wisata alam, buatan manusia dan masyarakatnya yang
Kesenian adalah daya tarik wisata warisan budaya buatan manusia yang memiliki
Kesenian, medan perang, kastil, gereja katedral, situs sejarah dan prasejarah serta
wisatawan harus didukung pula dengan penataan daya tarik wisata yang baik. Fort
Rotterdam sebagai bangunan bersejarah kondisinya saat ini terawat dengan baik,
Wisatawan dan beberapa teman dari Asia seperti Singapura, Malaysia, Cina,
Jepang yang datang ke Kota Makassar menyatakan Fort Rotterdam adalah
satu-satunya obyek wisata yang tertata apik, rapi dan layak jual lainnya
belum layak jual.
Fort Rotterdam. Pada kenyataannya jumlah wisatwan belum tercatat dengan baik
dirinya melalui pos penjagaan di gerbang sebelah barat. Penjaga pos akan
Tabel 6.1
Jumlah Pengunjung Domestik dan Mancanegara
ke Fort Rotterdam 2012-2013
2012 2013
Bulan Pegunjung Pegunjung Pegunjung Pegunjung
Domestik Mancanegara Domestik Mancanegara
Data pada Tabel 6.1 menujukkan bahwa tahun 2012 tercatat selama bulan
Januari-Juni data jumlah pengunjung yang masuk ke Fort Rotterdam tidak tercatat
109
bulan Juli 2012 yaitu 18.006. Pengunjung domestik merupakan akumulasi dari
total kunjungan dari pelajar atau mahasiswa dan wisatawan umum. pengunjung
mancanegara dengan jumlah tertinggi pada bulan September yaitu 816 orang.
sepanjang tahun. Terjadi lonjakan pengunjung dari bulan Juni sebanyak 576
Besaran jumlah kunjungan tersebut terjadi karena adanya pada bulan Juli
dan Agustus high season bagi wisatawan asing juga dapat terjadi karena adanya
wistawan kapal pesiar yang berkunjung. Wisatawan kapal pesiar dalam satu kali
serta lokasi Fort Rotterdam yang dekat dari Pelabuhan Laut Soekarno Hatta.
Fort Rotterdam. Kerusakan yang terjadi pada fisik bangunan Fort Rotterdam tidak
hanya karena usia bangunan yang sudah tua dan rapuh tetapi juga dapat
Rotterdam, pembagian zonasi untuk kawasan cagar budaya Fort Rotterdam dibagi
menjadi zona inti dan zona pengendalian (Yusriana, 2011:74-82). Zona tersebut
antara lain, zona inti merupakan zona yang batas dan luasnya mengikuti luas
lahan situs itu sendiri. Komplek Fort Rotterdam serta kawasan disekitarnya pada
kenyataannya merupakan areal cagar budaya. Zona inti oleh Balai Pelestarian
110
Cagar Budaya dibagi menjadi beberapa zona cagar budaya. Zona cagar budaya I
adalah seluruh bangunan di dalam Fort Rotterdam. Zona cagar budaya II adalah
kawasan sekitar benteng Jl. Riburane, Jl. Slamet Riadi, Jl. W.R Supratman, Jl.
Ujung Pandang. Zona cagar budaya II meliputi bagian barat benteng hingga garis
pantai selat makassar. Saat ini kawasan ini sudah berdiri ruko yang menjadi milik
perseorangan dan di depan pintu masuk Fort Rotterdam juga terdapat bangunan
sekitar situs bersejarah. Zona pengendalian dibagi menjadi empat antara lain zona
Rotterdam. Zona pengendalian II meliputi area sebelah timur dan sebagian dari
sebelah selatan Fort Rotterdam. Bagian timur Fort Rotterdam meliputi bangunan
bersejarah lainnya yaitu Museum Kota, kantor pos bagian ekspedisi dan balaikota
luas 245 Ha, dimulai dari tepi pantai sampai kearah barat Pulau Kayangan dan
bagi masyarakat. Fort Rotterdam tidak hanya sebagai bangunan bersejarah akan
tetapi lebih dari pada itu, taman bunga di dalam Fort Rotterdam menjadi ruang
terbuka hijau yang butuhkan masyarakat lokal. Dinyatakan oleh Kapokja bagian
2014)
Penataan yang tertata baik memiliki ruang terbuka hijau yang rindang
menjadi salah satu faktor yang dapat menahan pengunjung atau wisatawan lebih
lama. Fort Rotterdam juga telah dilengkapi dengan sebuah tempat pembelian
112
souvenir yang terletak di pintu keluar Museum La Galigo. Fasilitas umum yang
tersedia seperti toilet saat ini menggunakan toilet yang sama dengan pegawai.
Kondisinya cukup bersih akan tetapi pihak pengelola tentu saja tetap harus
Bangunan bersejarah di Kota Makassar yang saat ini masih dapat disaksikan
keutuhannya adalah Museum Kota Makassar. Museum sebagai salah satu daya
tarik wisata selain memamerkan koleksi benda cagar budaya juga memerlukan
pengaturan yang baik sehingga pengunjung tidak merasa bosan. Pada Tabel 6.2
Tabel 6.2
Jumlah Pengunjung Domestik dan Mancanegara
ke Museum Kota Makassar 2013
2013
Bulan Pengunjung Pengunjung
Domestik Mancanegara
Januri 28 2
Februari 134 1
Maret 189 13
April 142 3
Mei 286 9
Juni 173 6
Juli 51 4
Agustus 11 1
September 382 10
Oktober 125 3
November 404 8
Desember 108 -
Total 2.033 60
Sumber: UPTD Museum Kota Makassar. 2014
113
Pada Tabel 6.2 dijabarkan jumlah pengunjung tahun 2013 pada Museum
Kota, pengunjung domestik tertinggi pada bulan November 2013 sebanyak 404
hanya sebanyak 60 orang. Lokasi yang berada di pusat kota, dekat dengan
beberapa tempat wisata terkenal lainnya tidak memberikan jaminan bahwa hal
yang disimpan. Kondisi museum yang tidak memiliki pendingin ruangan dengan
suhu yang sesuai untuk suatu barang yang berusia lama serta pencahayaan yang
11
Anonim. Rumitnya Merawat Museum. [diunduh 15 April 2014]. Sumber: URL:
http://travel.kompas.com/read/2010/05/30/17052138/Rumitnya.Merawat.Museum.
114
yang membawa kesan dan pengalaman bagi wisatawan. Museum tidak hanya
tetapi museum juga diharapkan sebagai daya tarik wisata yang mampu menarik
koleksi benda-benda budaya yang dimiliki oleh suatu museum dapat dipakai
salah satu wadah bagi wisatawan dan masyarakat untuk mengenal sejarah panjang
Kota Makassar.
adalah Gedung Kesenian (societiet de harmonie) yang terletak tidak jauh dari Fort
Rotterdam dan Museum Kota Makassar. Gedung Kesenian dengan kondisi saat ini
dapat dikatakan belum layak sebagai daya tarik wisata atau pusat pertunjukan seni
event yang pernah dilaksanakan dan pengelolaan yang masih belum jelas
Selatan. Dinyatakan oleh Sekretaris Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
mengembalikan beberapa bentuk asli bangunan tahun 1930. Jendela bagian depan
bangunan akan dihilangkan juga pintu masuk ke aula akan diganti dengan pintu
kaca yang saat ini menggunakan pintu teralis besi. Dilaksanakan pula pengecatan
bangunan sesuai dengan rancangan yang telah disetujui oleh pihak seniman dan
pada Gedung Kesenian Makassar menjadi bagian dari calender event pariwisata
Sulawesi Selatan. Pada tabel 6.3 dijabarkan rangkuman dari kondisi Fort
Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian Makassar sebagai atraksi wisata.
Tabel 6.3
Kondisi Aktual Fort Rotterdam, Museum Kota,
Gedung Kesenian Makassar tahun 2014
Atraksi Jumlah Tata Bangunan Kondisi Fasilitas umum di Pengelola
Kunjungan Bangunan dalam DTW
Fort Peningkatan dari Terdiri dari 15 Terawat - Museum La - Dinas Pariwisata dan
Rotterdam tahun 2012- bangunan dengan Galigo Ekonomi Kreatif
2013 arsitektur gaya gotik - Tourist Sulawesi Selatan
XVII masih Information - Balai Pelestarian
dipertahankan (Pengelolaan HPI Cagar Budaya
Sulawesi Selatan) Makassar
- Souvenir Shop
Museum Kunjungan Bangunan Lantai 2 dan Cukup Ruang Pamer Dinas Pendidikan dan
Kota masih rendah masih mempertahankan terawat Koleksi Kebudayaan Kota
dan didominasi arsitektur gaya gotik Makassar
oleh siswa
sekolah
Gedung Tidak terdata Bangunan dengan gaya Proses Tidak ada Revitalisasi di bawah
Kesenian Eropa abad XVII yang Perbaikan Pengawasan Dinas
tersisa pada bagian Pariwisata dan
depan Ekonomi Kreatif
Sulawesi Selatan
Sumber: Hasil Observasi Penulis. 2014
116
Melalui faktor atraksi wisata sebagai salah satu penyebab dalam penentuan
tahap perkembangan dinyatakan bahwa Fort Rotterdam telah ditata dengan baik
dan mendapatkan perawatan fisik bangunan serta telah dimanfaatkan tidak hanya
sebagai daya tarik wisata, tapi sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan seni dan
belum memadai dalam hal memamerkan koleksi dan perawatan serta adanya
hanya kalangan tertentu yaitu siswa sekolah atau mahasiswa. Gedung Kesenian
Atraksi wisata tidak hanya dapat harus memiliki daya tarik terhadap fisik
bangunan tetapi selama wisatawan berkunjung memberikan rasa nyaman dan pada
masing bangunan.
Compagnie) Fort Rotterdam adalah pemukiman awal VOC yang dikenal dengan
istilah intramuros yaitu kota di dalam benteng. Setelah kondisi perlawanan dari
kerajaan Gowa telah berkurang dan kondisi mulai aman, pemukiman mulai
bagian Utara Fort Rotterdam, oleh karena itu Museum Kota dan Gedung Kesenian
dari Anjungan Pantai Losari ke Fort Rotterdam sekitar 1 km dan dapat ditempuh
dengan berjalan kaki atau menggunakan angkutan umum seperti becak dan pete-
pete. Fort Rotterdam terletak tidak jauh dari Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar
sehingga ketika kapal pesiar singgah, Fort Rotterdam merupakan daya tarik wisata
yang paling sering dikunjungi. Mencapai Fort Rotterdam dari pelabuhan cukup
dekat akan tetapi karena jalan satu arah sehingga harus memutar melalui jalan
Sulawesi dan Pasar Butung Makassar. Hal tersebut memberi nilai tambah oleh
melewati Jalan Sulawesi yang merupakan daerah pecinan dan cukup banyak
Klenteng dengan arsitektur khas Tionghoa dan salah satu klenteng yang
ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya adalah Klenteng Ibu Agung Bahari
menjadi salah satu nilai tambah oleh karena wisatawan dapat mencapai Fort
sebelah timur Fort Rotterdam. Mencapai Museum Kota sangat ideal apabila
berjalan kaki dari Fort Rotterdam karena lokasinya yang tidak begitu jauh dan
bersejarah, Gereja Immanuel dan Kantor Pos Ekspedisi. Museum Kota Makassar
utara Fort Rotterdam dan di samping pintu masuk ke Kawasan Pecinan Makassar.
Hasanuddin Makassar ke pusat kota yang halte terakhir bus tersebut terletak di
Jarak Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung kesenian Makassar dari
fasilitas umum seperti pelabuhan kapal laut tidak begitu jauh sekitar sekitar 2
(PELNI). Pada Tabel 6.4 merupakan daftar tetap kapal Pelni yang beroperasi dari
Tabel 6.4
Daftar Tetap Kapal Pelni Rute Ke Makassar Tahun 2014
Nama Kapal Rute Kapal
Siguntang Tarakan-Balikpapan-Pare pare- Makassar
Nggapulu Fak-fak-Ambon-Namlea-Baus-Makassar
Labobar Surabaya – Makassar
Umsini Tanjung Priuk-Surabaya-Makassar
Ciremai Surabaya-Makassar
Sinabung Bau bau-Makassar
Sirimau Batu Licin – Makassar
Tilong Kabila Gorontalo-Kolonedale-Raha-Makassar
Dobonsolo Manokwari-Sorong-Bau bau-Makassar
Tidar Banda-bau bau-Makassar
Wilis Selayar-Makassar
Gunung Dempo Jayapura-Biak-Sorong-Ambon-Makassar
Sumber: Agus Travel Makassar. 2014
transportasi utama bagi wisatawan. Perjalanan yang cukup lama serta fasilitas
Makassar sebagai pintu masuk bagi kota-kota lain di Indonesia timur sehingga
pelabuhan persinggahan kapal pesiar yang merapat di pagi hari dan berangkat
Cooper dkk (2005: 462) bahwa transportasi di dalam pariwisata tidak hanya
120
sebagai alat untuk mencapai daerah tujuan wisata. Transportasi juga berarti
daya tarik wisata itu sendiri. Pada Tabel 6.5 adalah daftar penerbangan domestik
Tabel 6.5
Daftar Penerbangan Domestik dan Internasional dari Kota-Kota besar
di Indonesia ke Makassar Tahun 2014
Maskapai Jumlah Penerbangan setiap
Rute
Penerbagan hari*
Garuda Indonesia Jakarta-Makassar Setiap hari (8x)
Denpasar –Makassar Setiap Hari (2x)
Surabaya-Makassar Setiap hari (4x)
Medan-Makassar Setiap hari (1x)
Manado-Makassar Setiap hari (1x)
Citilink Jakarta-Makassar Setiap hari (2x)
Lion Air Jakarta-Makassar Setiap hari (13x)
Denpasar Makassar Setiap hari (1x)
Surabaya-Makassar Setiap hari (8x)
Yogyakarta-Makassar Setiap hari (1x)
Manado – Makassar Setiap hari (3x)
Jakarta-Makassar Setiap hari (4x)
Sriwijaya Air
Surabaya-Makassar Setiap hari (4x)
Air Asia Kuala Lumpur-Makassar Setiap hari (1x)
Silk Air Singapura-Makassar 3x Seminggu
*Penerbangan Langsung
Sumber: www.utiket.com. 2014
khususnya melalui transportasi udara tidaklah sulit saat ini. Beberapa kota besar di
Museum Kota dan Gedung Kesenian berlokasi sekitar 25 kilometer. Lokasi ketiga
121
Mencapai Kota Makassar dari berbagai kota besar di Indonesia dan dari Malaysia
jarak tempuh yang tidak begitu lama. Faktor aksesibilitas saat ini tidak lagi
wisatawan tidak hanya berupa daya tarik wisata tetapi juga kebutuhan akan jasa.
taraf melati salah satunya adalah karena menyambut Kota Makassar sebagai kota
MICE. Pilihan akomodasi kemudian meningkat dan sangat beragam mulai dari
dan sedang dalam proses sebanyak 33 hotel maka akan ada tambahan 4.468
kamar atau terjadi peningkatan 65%.12
jenis hotel bisnis dengan klasifikasi pada bintang tiga. Hotel dengan bangunan
tinggi serta memiliki ruang meeting atau ballroom dengan kapasitas ratusan
bahkan ribuan orang sedangkan hotel dengan jenis resort jumlahnya belum cukup
banyak. Beberapa hotel yang terletak tepat di depan Pantai Losari menawarkan
satunya hotel berbintang empat terletak tepat di depan Pantai Losari dan hotel
pantai gapura dengan istilah hotel terapung karena dibangun diatas perairan Pantai
Losari dengan arsitektur kamar rumah adat Suku Bugis Makassar. Kedua hotel
tersebut berlokasi tidak jauh dari Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung
Kesenian.
Hotel atau penginapan yang telah tersedia adalah salah satu bukti dari
kesiapan Kota Makassar sebagai daerah tujuan wisata di kawasan Indonesia timur.
pramuwisata yang tidak hanya teman perjalanan bagi wisatawan tetapi lebih dari
12
Dammar, Suwarny. Booming Hotel Di Makassar-Bencana atau Peluang?. [diunduh 18 April
2014]. Sumber: URL: http://m.koran-sindo.com/node/321586.
123
telah tersedia dan dalam berbagai bahasa. Hal tersebut melengkapi berbagai
Perkembangan bisnis kuliner dan hiburan di Kota Makassar beberapa tahun ini
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dimuat dalam salah satu harian
menjanjikan. Hal itu dapat dilihat dari perkembangan jumlah usaha tersebut.
Jumlah restoran yang ada saat ini sekitar 600 wajib pajak. Geliat bisnis sektor ini
Kota Makassar14.
Jenis restoran atau kafe yang mulai bermunculan di Makassar juga beragam
oleh masyarakat lokal adalah masakan Italia dan Jepang sedangkan makanan
13
Anonim. Sulsel miliki 280 pemandu wisata berlisensi. [diunduh 21 April 2014]. Sumber: URL:
http://antara-sulawesiselatan.com/berita/24076/sulsel-miliki-280-pemandu-wisata-berlisensi.
14
W, Ronald. Bisnis Restoran Makin Menjanjikan. [diunduh 21 April 2014]. Sumber: URL:
http://beritakotamakassar.com/index.php/more/arsip-berita-kota-makassar/15844-bisnis-restoran-
makin-menjanjikan.html.
124
Kafe dan tempat hiburan malam telah menjadi kebutuhan bagi beberapa
ketersediaan restoran, kafe ataupun tempat hiburan malam lainnya akhirnya dapat
menjadi nilai tambah bagi kegiatan wisata di Kota Makassar, dinyatakan oleh
Entertainment itu kan pariwisata wisatawan datang ke sini pagi sampai sore
mereka tour dan malamya biasanya mencari hiburan, tetapi itu pun
sebenarnya memang satu ciri kota metropolitan, hiburan itu selalu ada, kota
harus itu hidup 24 jam.
dari para arkeolog karena berada di daerah zona cagar budaya II Fort Rotterdam
dan Zona Cafe adalah salah satu tempat hiburan malam yang berlokasi tidak jauh
sebagai wisata warisan budaya tidak menjadi kendala. Secara umum Kota
Industri pariwisata tidak bisa lepas dari adanya biro perjalanan wisata
sebagai salah satu pihak yang mendatangkan wisatawan ke daerah tujuan wisata.
Wisatawan baik itu mancanegara atau nusantara membutuhkan biro atau agen
Biro atau agen perjalanan wisata dapat dikatakan sebagai perantara untuk
perjalanan serta asuransi bagi wisatawan. Terdapat tiga jenis perantara antara lain
biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, dan yang disebut agen penyalur
semakin meningkat, jumlahnya sudah mencapai sekitar 325 buah saat ini.
Kebutuhan akan tiket pesawat udara yang semakin tinggi karena murahnya harga
tiket tersebut dan penawaran paket wisata memberikan pelayanan lengkap kepada
Makassar di yang ditawarkan oleh biro perjalanan wisata dengan target pasar
lampiran).
wisatawan antara lain, Fort Rotterdam, taman anggrek dan koleksi kerang,
hari/3 malam dengan mengujungi beberapa tempat bersejarah antara lain benteng
somba opu, istana Raja Gowa Balla Lompoa, masjid katangka yang merupakan
mesjid tertua di Makassar. Daya tarik wisata alam seperti bantimurung berlokasi
Fort Rotterdam sebagai daya tarik wisata yang lebih banyak ditawarkan
sebagai wisata kota lama. Museum Kota dan Gedung Kesenian memiliki potensi
yang sama seperti Fort Rotterdam untuk dimaksimalkan sebagai daya tarik wisata,
akan tetapi untuk ditawarkan sebagai daya tarik wisata diperlukan pembenahan
Aktivitas pada suatu daya tarik wisata adalah sisi lain yang menambah
Soekadijo (1996:71) bahwa pembangunan obyek wisata juga harus meliputi usaha
wisatawan. Keramahtamahan pramuwisata, tata kelola daya tarik iwsata yang asri
Aktivitas yang saat ini dapat dilakukan oleh pengunjung di sekitar Fort
Rotterdam tidak begitu banyak, pengunjung yang sebagian besar mahasiswa atau
organisasi pemuda duduk dan menikmati waktu sore atau sekedar mencari sudut
gambar yang menarik di beberapa sisi bangunan. Museum La Galigo yang berada
di dalam Fort Rotterdam sebagai selain tugas utamanya yaitu memamerkan dan
oleh pengelola. Pada tabel 6.5 adalah kegiatan yang dilaksanakan pihak pengelola
Museum La Galigo yang umum dilaksanakan bagi pelajar dan mahasiswa dengan
Tabel 6.5
Kegiatan Pihak Pengelola Museum La Galigo 2008 -2013
Tahun Nama kegiatan
-
Lomba rekonstruksi Gambar koleksi museum
2010 -
Ceramah museum
-
Sosialisasi museum
-
Lomba cerdas cermat museum
2011 -
Sosialisasi museum untuk guru-guru SD, SMP, SMA bidang
studi IPS, sejarah se Kota Makassar
- Pemilihan duta museum‟
- Sosialisasi museum pada usia remaja
2012
- Lomba mewarnai Gambar koleksi dan rekonstruksi Gambar
koleksi museum
- Sosialisasi dan ceramah museum
2013 - Pameran temporer Museum La Galigo
- Focus group discussion
Sumber: Museum La Galigo Makassar. 2014
Salah satu tugas museum sebagai sarana pembelajaran bagi siswa sekolah
untuk datang mengunjungi dan turut serta melestarikan keberadaan museum. Pada
Pagelaran seni yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Provinsi Sulawesi Selatan setiap akhir pekan efektif akan tetapi tidak dapat
dan tidak dimanfaatkan secara maksimal sebagai atraksi wisata juga bahwa Fort
129
bahwa ada dua bangunan bersejarah lainnya yang dapat menceritakan sejarah
Kota Makassar.
Pengunjung hanya melihat koleksi museum melalui lemari kaca dan foto Kota
Makassar zaman kolonial dan pejabat daerah dari masa ke masa. Dinyatakan oleh
salah satu staff Museum Kota Makassar bahwa pada awal-awal berdirinya
museum tahun 2001 kegiatan tarian tradisional diadakan setiap minggu oleh pihak
pengelola museum dan pihak biro perjalanan wisata membawa penumpang kapal
yang transit untuk melihat kegiatan tersebut. Kegiatan lainnya adalah Pagelaran
seni budaya oleh siswa sekolah di Museum Kota Makassar. Kegiatan berupa
pagelaran musik angklung, tarian empat etnis dalam rangka gerakan cinta
budaya15.
aktivitas yang dapat disaksikan oleh wisatawan sehingga memberikan kesan bagi
15
Anonim. Musik Angklung Bergema di Museum Kota. [diunduh 25 April 2014]. Sumber: URL:
http://www.kabarmakassar.com/wisata-budaya/item/13963-musik-angklung-bergema-di-museum-
kota.html.
130
dilakukan karena kondisi gedung yang masih proses perbaikan yang belum
aktivitas tersebut memiliki keterkaitan serta mendukung atraksi wisata itu sendiri.
sedangkan Gedung Kesenian pertunjukan seni tidak lagi dapat dilaksanakan oleh
Kota Makassar dikenal sebagai pusat bisnis Indonesi Timur sehingga keberadaan
bank jumlahnya cukup banyak. Bank nasional yaitu BNI, Mega, Panin, Danamon,
BRI, Mandiri, Permata, BCA, Sinarmas. Pelayanan oleh bank internasional yaitu
bank yang bekerjasama dengan Visa atau Master. Pelayanan penukaran mata uang
Pelayanan kesehatan di Kota Makassar saat ini telah berdiri rumah sakit
rumah sakit setempat juga telah memiliki fasilitas yang cukup lengkap, beberapa
rumah sakit besar di Kota Makassar antara lain RS Awal Bros, RS Pendidikan, RS
otomatis akan tersambung dengan Telkomsel sehingga nomor asing dapat tetap di
Centre (STIC) di kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sulawesi
dapat dikatakan cukup lengkap akan tetapi peningkatan justru harus dilakukan
pada daya tarik wisata sehingga dapat meninggalkan kesan pada wisatawan.
diperlukan bagi daya tarik wisata untuk memperkenalkan tetapi membuat kesan
banyak dipromosikan. Alat bantu promosi seperti brosur yang dicetak oleh Dinas
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulawesi Selatan setiap tahunnya baik dalam
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang memuat destinasi wisata utama
Berlin, Jerman oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar.
Kegiatan MATTA dan NATAS travel fair dipilih karena semakin mudah akses
Malaysia dan Afrika Selatan terdapat sekitar 10 juta warga keturunan Sulawesi
ini masih secara umum belum memiliki pembagian sesuai minat wisatawan.
133
kreatif Sulawesi Selatan (Syarifuddin, 2014) bahwa tahun 2014 sudah ada rencana
untuk mengelompokkan pembuatan alat bantu promosi seperti brosur sesuai minat
wisatawan, seperti wisata alam, budaya atau sejarah. Brosur yang saat ni dimiliki
berupa peta wisata untuk wilayah Makassar dan Toraja, brosur visit South
Sulawesi yang memuat informasi tentang daya tarik wisata di seluruh kabupaten,
alamat hotel, biro perjalanan wisata, toko oleh-oleh, alamat kantor maskapai
penerbangan, restoran, bioskop dan pemesanan taxi. Kemudian terdapat pula buku
Kegiatan lain berupa kunjungan oleh jurnalis dari luar negeri dalam rangka
Malaysia baik media cetak dan eletronik serta sebanyak 50 jurnalis dari seluruh
kegiatan tersebut antara lain dari tahun 2008-2013 pameran gerakan sayang
Galigo. Kegiatan periklanan saat ini kerjasama dengan pihak lain yaitu
perusahaan sido muncul akan membuat iklan dengan latar budaya Sulawesi
Selatan.
Kita sudah lihat beberapa iklan Kuku Bima Energi dengan latar wisata di
Indonesia. Kami juga akan buat iklan yang bisa angkat wisata Sulawesi
134
Selatan,” ujar Irwan, ini komitmen kami dalam hal ikut membantu
pembangunan, disamping kegiatan sosial yang sering kami gelar. Kami akan
buat apa saja bisa untuk membantu masyarakat dan pembangunan
Indonesia16
bersejarah seperti Fort Rotterdam merupakan bagian dari program Visit South
Sulawesi oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sulawesi Selatan
dan program visit Makassar great expectation and beyond 2011-2014. Hal
Kegiatan humas yang banyak dilakukan oleh Museum Kota sendiri adalah
Kota dan melalui media sosial yang digunakan oleh pihak pengelola. Museum
Kota juga menjadi salah satu daya tarik wisata melalui website Dinas Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar, selain itu terdapat beberapa website yang
16
Anonim. 2013. Sido Muncul Akan Buat Iklan Latar Budaya Sulawesi Selatan. [Diunduh 25 April
2014]. Sumber URL: http://www.celebesonline.com/index/2014/04/12/sido-muncul-akan-buat-
iklan-latar-budaya-sulawesi-selatan.
17
Anonim. 2014. Website yang menginformasikan tentang Museum Kota Makassar. [Diunduh 25
April 2014]. Sumber URL: www.indonesia.travel.com, www.asosiasimuseumindonesia.org,
www.museumku.wordpress.com dan www.wisatamelayu.com.
135
dan nasional ke Museum Kota merupakan sarana yang membantu promosi dari
pihak pengelola.
Sebuah bangunan bergaya art deco berdiri dengan tegak di Jalan Balaikota
nomer 11, Makassar, Sulawesi Selatan. Bangunan itu adalah museum yang
mengoleksi benda-benda bersejarah di kota Anging Mamiri (julukan
Makassar), karena itulah diberi nama Museum Kota Makassar18.
Adapun berita lainnya dimuat dalam berita online oleh detik travel bahwa tidak
sah apabila ke Makassar belum kelima tempat yaitu Pantai Losari, Fort
Rotterdam, Museum La Galigo, Museum Kota dan china town19. Selain berita
yang ditulis oleh jurnalis beberapa komunitas di Kota Makassar juga turut
18
Anonim. Berwisata Edukasi dan Sejarah Museum Kota Makassar. [diunduh 25 April 2014].
Sumber: URL: http://destindonesia.com/2013/12/09/berwisata-edukasi-dan-sejarah-di-museum-
kota-makassar.
19
Ramadhanny, Fitraya. 2013. Belum Sah ke Makassar Sebelum ke 5 Tempat ini. [diunduh 25
April 2014] Sumber: URL:
http://travel.detik.com/read/2013/03/21/090943/2199654/1383/3/belum-sah-ke-makassar-sebelum-
ke-5-tempat-ini.
21
Untung, Muhaimin A. 2014. Blogger Anging Mammiri „Jenguk‟ Museum Kota Makassar.
[diunduh 25 April 2014]. Sumber: URL: http://klikmakassar.com/2014/03/01/blogger-anging-
mammiri-jenguk-museum-kota-makassar/.
136
berkunjung ke Makassar.
usahanya sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Makassar. Gedung Kesenian
selama ini masih menjadi rumah bagi para seniman lokal untuk mengembangkan
karyanya. Kegiatan promosi yang dilakukan lebih banyak datang dari jurnalis dan
masyarakat yang menulis dalam blog, salah satu website panduan wisata dari
Yogyakarta menulis tentang sejarah dan fungsi dari Gedung Kesenian serta
kegiatan pagelaran film pendek karya sutradara dari Makassar juga dimuat pada
harian online. Kegiatan lainnya yang pernah diselenggarakan adalah festival jalan
bekerjasama dengan sanggar seni serta Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Kota Makassar. Kegiatan promosi dari pihak seniman lebih banyak informasi dari
mulut ke mulut bahwa Gedung Kesenian masih beroperasi dan dapat digunakan
tarik wisata andalan di Kota Makassar. Fort Rotterdam tidak hanya banyak
direnovasi beberapa kali setelah masa kemerdekaan dan revitalisasi secara besar-
besaran baru saja dilakukan tahun 2010-2011. Lokasi strategis berada tepat di
menjadikan Fort Rotterdam salah satu landmark wisata Kota Makassar. Melalui
siklus hidup destinasi wisata oleh Butler, Fort Rotterdam diklasifikasikan dalam
perbaikan telah melibatkan tidak hanya kalangan pemerintah tapi pihak luar. Di
sekitar area luar kompleks Fort Rotterdam telah banyak dibangun restoran, hotel
dan tempat hiburan dan juga banyak dipromosikan sebagai daya tarik wisata baik
oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulawesi Selatan juga oleh biro
perjalanan wisata.
untuk lebih memahami sejarah Kota Makassar sehingga dibutuhkan tidak hanya
dalam tahap exploration (eksplorasi). Jumlah wisatawan yang tidak begitu besar,
aksesibilitas sudah sangat baik dan faktor eksternal lainnya telah mendukung akan
138
tetapi daya tariknya sendiri harus banyak melakukan pembenahan baik secara
fisik dan non fisik sehingga daya tariknya dapat lebih ditonjolkan kepada
wisatawan.
lama difungsikan sebagai Gedung Kesenian bagi masyarakat lokal akan tetapi
pemanfaatannya sebagai daya tarik wisata cenderung masih baru. Oleh karena itu,
Gedung Kesenian dapat klasifikasikan sebagai daya tarik yang masih bersifat
6.3 merupakan tahap perkembangan Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung
Peremajaan
Kemunduran
Fort Rotterdam
Keterlibatan
Museum Kota & Gedung Kesenian
Tahap Eksplorasi
Tahap
Pengembangan
Gambar 6.3 Tahap Perkembangan Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian
Sumber: Tourism Area Life Cycle Butler yang disesuaikan dengan Penelitian ini. 2014
139
BAB VII
Kota dan Gedung Kesenian Makassar sebagai wisata warisan budaya dirangkum
dari faktor atraksi dan kegiatan di daya tarik wisata. Berdasarkan hasil analisis
bangunannya, perawatan area terbuka hijau yang terletak di dalam kompleks Fort
140
Rotterdam, revitalisasi Museum La Galigo sebagai bagian dari daya tarik Fort
Rotterdam sehingga lebih nyaman dan terlihat lebih modern. Fort Rotterdam juga
aktivitas seni dan budaya baik dari pemerintah dan penyelenggara kegiatan
budaya lokal.
Kondisi bangunan Museum Kota yang masih terlihat terawat adalah satu
kekayaan koleksi yang dimiliki sangat kontras terlihat kekurangan fasilitas bagi
perawatan benda bersejarah. Ruang pamer pada lantai bawah tidak dilengkapi
adalah kegiatan kunjungan dari siswa sekolah atau mahasiswa yang merupakan
kegiatan seni. Banyak ruangan di dalam gedung sudah tidak layak digunakan,
141
tumpukan sisa bangunan yang dibiarkan begitu saja di ruang pertunjukan tertutup.
Atraksi seni yang dulunya menghidupkan bangunan ini sudah lama tidak lagi
wisata, pelayanan pendukung dan promosi wisata. Fort Rotterdam, Museum Kota
dan Gedung Kesenian terletak di pusat kota dan berdekatan satu sama lain
seperti bandar udara. Nilai tambah lainnya bahwa ketiga bangunan bersejarah
terletak dekat dengan fasilitas penunjang seperti sarana akomodasi yang terus
jenis pilihan menu western, Japanese dan masakan lokal Indonesia dan khas
Paket wisata ke Kota Makassar yang ditawarkan oleh biro perjalanan wisata
Gedung Kesenian dan Museum Kota belum banyak ditawarkan sehingga menjadi
saran telekomunikasi serta tourist informaion centre telah tersedia seiring dengan
Kuala Lumpur, NATAS travel fair di Singapura. Brosur, tourist map, buku
informasi wisata dibuat untuk mempermudah wisatawan dan bagian dari alat
pembantu promosi. Selain itu, dibuat website khusus untuk pariwisata di Sulawesi
Selatan. Adanya kunjungan jurnalis dari dalam dan luar negeri ke beberapa daya
tarik wisata termasuk Fort Rotterdam. Museum La Galigo sebagai bagian dari
Fort Rotterdam memiliki program sendiri berupa educational tour bagi siswa
berbagai kota.
siswa sekolah dan mahasiswa. Brosur dibuat sebagai salah satu alat bantu
promosi, kunjungan dari jurnalis lokal dan organisasi pemuda serta Museum Kota
menjadi salah satu destinasi wisata pada website Dinas Pariwisata dan Ekonomi
antara sesama seniman. Promosi yang banyak dilakukan oleh pihak lain seperti
jurnalis majalah wisata dari Yogyakarta menulis tentang Gedung Kesenian serta
pengumpulan data penelitian. Strategi yang efektif untuk penelitian ini adalah
strategi intensif yang terdiri dari pengembangan produk, penetrasi pasar dan
memerlukan usaha-usaha intensif untuk dapat bersaing dengan daya tarik wisata
1. Fort Rotterdam yang terletak di pusat kota dan berlokasi di depan Pantai
akomodasi, restoran dan kafe. Perlu adanya penegakan aturan yang telah
dibuat oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya tentang zonasi di areal Fort
2. Kota Makassar kaya akan budaya dari beberapa suku yaitu suku makassar,
dalam Museum La Galigo sangat beragam. Perlu adanya atraksi yang dapat
peragaan terhadap alat musik yang juga bisa dipraktekan oleh wisatawan.
Baju adat yang dapat dikenakan dan diabadikan dalam sebuah foto sehingga
Galigo. Memberikan informasi yang tepat, harga tiket yang sesuai dengan
hasil penelitian.
yang tak terlihat, seperti parit kecil di sisi bangunan akan tetapi memerlukan
7. Pengembangan wisata kota lama yang sampai saat ini belum dikembangkan
pada wilayah di sekitar Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian
dengan target pasar bagi siswa sekolah dan mahasiswa pada awalnya. Setelah
wisatawan.
pasar terhadap Fort Rotterdam tertuju pada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
1. Wisatawan dari Belanda adalah jumlah wisatawan dari Eropa yang terbanyak
sebagian besar berasal dari Jepang dan Malaysia. Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Sulawesi Selatan hampir setiap tahun telah turut serta dalam
tidak hanya berhenti setelah selesainya travel fair akan tetapi kegiatan
tarik wisata sesuai dengan jenis, seperti wisata warisan budaya, alam atau
minat khusus dan informasi tentang event pariwisata tahunan yang selalu
diperbaharui.
2. Menjalin kerjasama dengan mitra kerja dari berbagai travel fair yang telah
diselenggarakan.
dari Malaysia dan Singapura ke Kota Makassar merupakan salah satu alasan
seperti Australia dan negara-negara Asia tenggara lainnya. Hal tersebut dapat
Makassar.
4. Pengadaan website tersendiri bagi Fort Rotterdam yang memuat tidak hanya
informasi, lokasi dan jadwal event yang akan berlangsung di Fort Rotterdam
berbagai tingkatan sekolah dasar, menegah pertama dan menengah atas untuk
bersejarah.
kesan tidak terawat pada bangunan. Perbaikan tentunya harus sesuai dengan
1. Museum Kota Makassar yang target utama kunjungannya oleh siswa sekolah
2. Target pasar untuk siswa sekolah yang telah dilaksanakan saat ini,
Gowa, Maros, Pangkep, Takalar dan Malino yang waktu jarak tempuhnya
lain:
149
pertunjukan seni.
pertunjukan di Gedung Kesenian. event musik jazz dan teater yang berskala
nusantara.
seperti ASITA, PHRI dan HPI sehingga informasi tentang pertunjukan seni
BAB VIII
maka akan diuraikan simpulan dan saran terkait dengan bentuk pemanfaatan,
8.1 Simpulan
adalah Fort Rotterdam dan Museum Kota yang dahulu sebagai pusat
pada tahun 2000 dijadikan Museum Kota yang menyimpan koleksi bersejarah
152
telah ditata apik dengan adanya ruang terbuka hijau, perawatan bangunan dan
menambah daya tariknya. Museum Kota Makassar sebagai daya tarik wisata
warisan budaya berada pada tahap eksplorasi (exploration) selain karena status
museum yang masih dalam tahap persiapan, keadaan fisik bangunan serta fasilitas
Waterpark dan Gowa Discovery Park tidak memberi peningkatan dan penurunan
dengan minat khusus terhadap sejarah dan budaya sedangkan Trans Studio, Bugis
Waterpark dan Gowa Discovery Park lebih banyak diminati oleh pengunjung,
153
khususnya pengunjung domestik karena dalam satu tempat telah terdapat fasilitas
sebagai wisata warisan budaya adalah dengan strategi intensif yang terdiri dari
dan sekitar Fort Rotterdam, penegakan aturan zonasi dan perda tentang rencana
beberapa negara Asia dan Australia. Strategi baru yang perlu serta dilaksanakan
kerjasama secara terus menerus dengan mitra kerja dari travel fair yang telah
bangunan Museum Kota, fasilitas pencahayaan dan suhu ruangan serta museum
dilengkapi dengan storage yang memadai. Strategi baru yang dapat diterapkan
pada antara lain pengembangan target pasar yaitu dari pengunjung siswa sekolah
organisasi pariwisata lainnya serta sarana pendukung seperti website khusus bagi
Makassar yang telah ada saat ini dan memerlukan perhatian dari pihak pengelola
dan pemerintah selaku penanggung jawab benda cagar budaya. Strategi baru yang
dapat diterapkan yaitu kerjasama dengan BPW dan organisasi pariwisata serta
8.2 Saran
wisata warisan budaya di Kota Makassar yang mengacu pada data yang
penerapan tentang aturan tata ruang pengembangan pariwisata dan kawasan cagar
Bagi pengelola Fort Rotterdam dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Sulawesi Selatan beserta unit pelaksanan teknik dinas Museum La Galigo
perlunya perekrutan sumber daya manusia baru di museum sehingga terdapat ide-
ide baru dalam mengembangkan museum sebagai daya tarik wisata. Keberadaan
155
aktivitas pertunjukan seni tradisional di Fort Rotterdan sangat baik akan tetapi
pariwisata tetapi juga arkeolog dan ahli sejarah sehingga dapat menghasilkan
Bagi Pengelola Museum Kota dalam hal ini Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Makassar bahwa Museum Kota yang menyimpan benda dengan
pembenahan dan penataan. Peningkatan kualitas museum akan menjadi acuan dan
semangat baru bagi pengelola museum setempat dalam membuat kegiatan yang
Bagi Pengelola Gedung Kesenian yang saat ini dipegang oleh Dinas
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulawesi Selatan bahwa Gedung Kesenian dapat
menjadi destinasi wisata baru bagi Kota Makassar setelah adanya revitalisasi.
warisan budaya di Kota Makassar merupakan salah satu tanggung jawab pelaku
156
industri pariwisata. Kota Makassar tidak hanya dapat menjadi daerah tujuan
wisata kedua setelah Toraja bagi wisatawan asing tetapi juga menjadi destinasi
DAFTAR PUSTAKA
Butler, R.W. 2011. Tourism Area Life Cycle. Dalam: Cooper Chris, editor.
Contemporary Tourism Reviews. Oxford: Goodfellow Publisher Limited.
Hal: 6-7
Chulsum, Umi dan Novia Windy. 2006. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”
Jakarta: Kashiko.
Cooper, Chris dkk. 2005. Tourism: Principles and Practice. England: Prentice
Hall.
David, Fred R. 2009. Manajemen Strategi Konsep. Jakarta: Salemba Empat
Fuad M dkk. 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Heriyanto Albertus dan B. Sandjaja. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Indrianto Agoes. 2007. Interpreting the Past-Creating Surabaya Heritage Trail.
Dalam: Janet Cochrane, editor. Asian Tourism: Growth and Change. United
Kingdom: Elsevier. Hal: 357-368
Mansyur, Syahruddin. 2010. “Konstruksi Baru Pameran Museum Kota
Makassar”. (Tesis Program Studi Arkeologi). Jakarta: Universitas Indonesia
Masdoeki, Abdul Muttalib dan Bahru Kallupa. 1986. Benteng Ujung Pandang
(Fort Rotterdam). Makassar: Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala
Sulawesi Selatan.
Middleton, Victor TC. 1996. Marketing Issues in Heritage Tourism: an
International Persepctive. dalam: Nuryanti Wiendu. 1997. Tourism and
Heritage Management. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal: 216
Mulyadi, Yadi. 2007. Pentingnya Partisipasipasi Masyarakat dalam
Pengembangan Kawasan Budaya Terpadu dan Kawasan Strategis
Konservasi Warisan Budaya di Kota Makassar. (Serial online), [Diunduh 08
November 2013]. Sumber: URL: http://repository.unhas.ac.id/Pentingnya-
Partisipasi.html
Natsir, Mohammad, Syahrawi Mannan dan Nurbuayh Abubakar. 2010. Bangunan
Bersejarah di Kota Makassar. Makassar: Balai Pelestarian Cagar Budaya.
159
Suwena, I Ketut dan I Gusti Ngurah Widyatmaja. 2010. Pengetahuan Dasar Ilmu
Pariwisata. Denpasar: Udayana University Press.
Tika, Zainuddin dkk. 2013. Makassar Tempo Doeloe. Makassar: Kantor Arsip,
Perpustakaan dan Pengolahan Data Pemerintah Kota Makassar bekerjasama
dengan Lembaga Kajian dan Penulisan Sejarah Budaya Sulawesi Selatan.
Vellas Francois dan Lionel Becherel. 2008. Pemasaran Pariwisata Internasional:
Sebuah Pendekatan Strategis. (Indriati, Penerjemah). Jakarta: Yayasan Obor.
Wahyudi, Wanny Rahardjo 2006. Pengemasan Benda cagar Budaya Sebagai Aset
Pariwisata. dalam: Yoeti Oka A, editor. Pariwisata Budaya Masalah dan
Solusinya. Jakarta: Pradnya Paramita. Hal: 315-321
Widiastini, Ni Made Ary. 2008. “Pemanfaatan Puri sebagai Objek dan Daya
Tarik Wisata serta Implikasinya terhadap Desa Pakraman Ubud Gianyar
Bali”. (Tesis Program Studi Kajian Pariwisata). Denpasar: Universitas
Udayana.
Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Edisi Revisi. Bandung: Angkasa.
Yoeti, Oka A. 2003. Tours and Travel Marketing. Jakarta: Pradnya Paramitha.
Yoeti, Oka A. 2005. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata.
Jakarta: Pradnya Paramitha
Yusriana. 2011. “Arahan Kebijakan Revitalisasi Kawasan Benteng Ujung
Pandang”. (Tesis Program Studi Arkeologi). Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.
161
PEDOMAN WAWANCARA I
Judul Penelitian:
Pemanfaatan Bangunan Bersejarah Sebagai Wisata Warisan Budaya di Kota
Makassar
Informan:
Sekretaris Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sulawesi
Selatan
PEDOMAN WAWANCARA II
Judul Penelitian:
Pemanfaatan Bangunan Bersejarah Sebagai Wisata Warisan Budaya di Kota
Makassar
Informan:
Pengelola Kurator UPTD Museum Kota Makassar
Judul Penelitian:
Pemanfaatan Bangunan Bersejarah di Kota Makassar Sebagai Wisata Warisan
Budaya
Informan:
- Kapokja Pemanfaatan dan Pengembangan Balai Pelestarian Cagar Budaya
Makassar
- Kapokja Dokumentasi dan Publikasi Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar
Identitas Informan (ditanyakan secara lisan oleh pewawancara)
Nama :
Jabatan :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pertanyaan (ditanyakan secara lisan oleh pewawancara)
Pemanfaatan bangunan bersejarah dalam bentuk Perspektif ruang
1. Bagaimana peran Balai Pelestarian Cagar Budaya dalam
rekonstruksi/perbaikan bangunan bersejarah di Kota Makassar yang
bertujuan untuk pemanfaatannya sebagai wisata warisan budaya? Fort
rotterdam, Gedung Kesenian dan Museum Kota
2. Bagaimana peran balai pelestarian cagar budaya terhadap perawatan atau
penentuan benda-benda bersejarah yang ada di Museum Lagaligo?
3. Bagaimana penerapan aturan zonasi Fort Rotterdam dalam rangka
pelestarian banguan Fort Rotterdam dan bangunanbersejarah lain di area
Fort Rotterdam?
Pemanfaatan bangunan bersejarah dalam bentuk Perspektif Waktu
4. Apakah Balai Pelestarian Cagar Budaya memiliki kegiatan pelatihan atau
pertemuan dengan pramuwisata dalam rangka pengenalan terhadap Fort
Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian?
5. Apakah Balai Pelestarian Cagar Budaya dilibatkan dalam penyusunan
informasi terhadap brosur atau buku informasi wisata berkaitan dengan
Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian?
167
PEDOMAN WAWANCARA IV
Judul Penelitian:
Pemanfaatan Bangunan Bersejarah Sebagai Wisata Warisan Budaya di Kota
Makassar
Informan:
Pengelola Museum Kota Makassar
PEDOMAN WAWANCARA V
Judul Penelitian:
Pemanfaatan Bangunan Bersejarah sebagai Wisata Warisan Budaya di Kota
Makassar
Informan:
Pengelola Gedung Kesenian Makassar (Societiet de harmonie)
PEDOMAN WAWANCARA VI
Judul Penelitian:
Pemanfaatan Bangunan Bersejarah sebagai Wisata Warisan Budaya di Kota
Makassar
Informan:
Ketua HPI Sulawesi Selatan/Pramuwisata
Judul Penelitian:
Pemanfaatan Bangunan Bersejarah Sebagai Wisata Warisan Budaya di Kota
Makassar
Informan:
Akademisi bidang Pariwisata
Identitas Informan (ditanyakan secara lisan oleh pewawancara)
Nama :
Jabatan :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pertanyaan (ditanyakan secara lisan oleh pewawancara)
Pemanfaatan bangunan bersejarah dalam bentuk Perspektif ruang
1. Apakah dalam rekonstruksi/perbaikan Fort Rotterdam, Gedung Kesenian
dan Museum Kota Makassar yang bertujuan untuk pemanfaatannya
sebagai wisata warisan budaya melibatkan akademisi pariwisata?
2. Bagaimana pendapat anda tentang kondisi pemanfaatan ketiga bangunan
tersebut saat ini? Kondisi secara fisik dan desainnya sebagai daya tarik
wisata?
Pemanfaatan bangunan bersejarah dalam bentuk Perspektif waktu
3. Apakah terdapat peran pihak akademisi pariwisata berupa bentuk
pelatihan/seminar dalam memperkenalkan sejarah sebagai potensi non
fisik dari daya tarik wisata warisan budaya ketiga bangunan bersejarah?
4. Apakah dalam pembuatan brosur/buku petunjuk tentang sejarah/cerita
ketiga bangunan sejarah mengadakan kerjasama dengan akademisi
pariwisata?
5. Apakah menurut anda diperlukan satu kegiatan atau aktivitas lain yang
berhubungan dengan benda-benda bersejarah yang dapat menahan
wisatawan di tempat tersebut?
175
Judul Penelitian:
Pemanfaatan Bangunan Bersejarah Sebagai Wisata Warisan Budaya di Kota
Makassar
Informan:
Ujung Pandang Heritage Society
Identitas Informan (ditanyakan secara lisan oleh pewawancara)
Nama :
Jabatan :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pertanyaan (ditanyakan secara lisan oleh pewawancara)
Pemanfaatan bangunan bersejarah dalam bentuk Perspektif ruang
1. Apakah dalam rekonstruksi/perbaikan Fort Rotterdam, Gedung Kesenian
dan Museum Kota Makassar melibatkan organisasi Ujung Pandang
Heritage Society?
2. Apakah peran dan bentuk keterlibatan Ujung Pandang Heritage Society
dalam pemanfaatan dan pengembangan Fort Rotterdam, Museum Kota
dan Gedung Kesenian sebagai wisata warisan budaya?
Pemanfaatan bangunan bersejarah dalam bentuk Perspektif waktu
3. Apakah pihak Ujung Pandang Heritage Society berperan berupa
pelatihan/seminar dalam memberikan pemahaman secara rinci kepada
pramuwisata tentang Fort Rotterdam, Museum Kota dan Gedung
Kesenian?
4. Apakah pernah dilaksanakan kegiatan oleh Ujung Pandang Heritage
Society dalam menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap Fort
Rotterdam, Museum Kota dan Gedung Kesenian?
177
Gambar 2 Toilet dan Kebocoran salah satu ruang pamer di Museum Kota Makassar
Sumber: Dokumentasi Penulis
179
ffcx