0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan3 halaman
1. Era 1950-1959 atau Orde Lama adalah masa kepemimpinan Presiden Soekarno yang menggunakan konstitusi sementara UUDS 1950.
2. Masa ini ditandai dengan penyimpangan UUD 1945 dan seringnya pergantian kabinet akibat situasi politik yang tidak stabil.
3. Pada akhir masa ini, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekret 5 Juli 1959 yang membubarkan Konstituante dan mengembalikan berlakunya UUD 1945.
1. Era 1950-1959 atau Orde Lama adalah masa kepemimpinan Presiden Soekarno yang menggunakan konstitusi sementara UUDS 1950.
2. Masa ini ditandai dengan penyimpangan UUD 1945 dan seringnya pergantian kabinet akibat situasi politik yang tidak stabil.
3. Pada akhir masa ini, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekret 5 Juli 1959 yang membubarkan Konstituante dan mengembalikan berlakunya UUD 1945.
1. Era 1950-1959 atau Orde Lama adalah masa kepemimpinan Presiden Soekarno yang menggunakan konstitusi sementara UUDS 1950.
2. Masa ini ditandai dengan penyimpangan UUD 1945 dan seringnya pergantian kabinet akibat situasi politik yang tidak stabil.
3. Pada akhir masa ini, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekret 5 Juli 1959 yang membubarkan Konstituante dan mengembalikan berlakunya UUD 1945.
Sejarah Indonesia (1950–1959) sebagai badan eksekutif dan merangkap sekaligus sebagai badan
legislatif.
Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno ini juga terjadi
penyimpangan UUD 1945. Berikut Penyimpangan UUD 1945 yang Era 1950-1959 atau juga disebut Orde Lama adalah era di mana presiden terjadi pada masa orde lama: Soekarno memerintah menggunakan konstitusi UUDS Republik Indonesia 1950. Periode ini berlangsung mulai dari 17 Agustus 1950 sampai 6 Juli Fungsi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) berubah, dari 1950 pembantu presiden menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang merupakan wewenang MPRI. Latar Belakang · Pada masa orde lama, sistem pemerintahan di Indonesia mengalami beberapa peralihan. Indonesia pernah menerapkan sistem Konstituante pemerintahan presidensial, parlementer, demokrasi liberal, dan sistem pemerintahan demokrasi terpimpin. Berikut penjelasan sistem Konstituante diberikan tugas untuk membuat undang-undang dasar pemerintahan masa Ir. Soekarno: yang baru sesuai amanat UUDS 1950. Namun sampai tahun 1959 badan ini belum juga bisa membuat konstitusi baru. Maka Presiden Masa Pemerintahan Pasca Kemerdekaan (1945-1950) Soekarno menyampaikan konsepsi tentang Demokrasi Terpimpin pada DPR hasil pemilu yang berisi ide untuk kemba Pada tahun 1945-1950, terjadi perubahan sistem pemerintahan dari presidensial menjadi parlementer. Dimana dalam sistem pemerintahan presidensial, presiden memiliki fungsi ganda, yaitu li pada UUD 1945. UUDS 1950 ditetapkan berdasarkan Undang-Undang 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden 5 Juli 1959, yang Nomor 7 Tahun 1950 tentang Perubahan Konstitusi Sementara Republik antara lain berisi kembali berlakunya UUD 1945. Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, dalam Sidang Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal Akhirnya, Soekarno mengeluarkan Dekret 5 Juli 1959, yang membubarkan 14 Agustus 1950 di Jakarta. Konstitusi ini dinamakan “sementara”, karena Konstituante. hanya bersifat sementara, menunggu terpilihnya Konstituante hasil pemilihan umum yang akan menyusun konstitusi baru. Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih Konstituante secara demokratis, namun Konstituante gagal membentuk konstitusi baru sampai berlarut-larut. Pada tanggal 5 Juli Kabinet-kabinet 3. Menyelesaikan persiapan pemilihan umum untuk membentuk Dewan Konstituante dan menyelengarakan pemilu itu dalam waktu singkat serta Pada masa ini terjadi banyak pergantian kabinet diakibatkan situasi politik mempercepat terlaksananya otonomi daerah yang tidak stabil. Tercatat ada 7 kabinet pada masa ini. 4. Menyiapkan undang-undang pengakuan serikat buruh, perjanjian kerja sama, penetapan upah minimum, dan penyelesaian pertikaian buruh 5. Menjalankan politik luar negeri bebas aktif 1950-1951 - Kabinet Natsir 6. Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI secepatnya Program kerja kabinet Natsir atau masa kerja: Kabinet Sukiman tidak mampu bertahan lama dan jatuh pada bulan Februari 1952. Penyebab jatuhnya kabinet ini adalah karena diserang oleh kelompok 1. Mempersiapkan dan menyelengarakan pemilihan umum untuk memilih sendiri akibat kebijakan politik luar negeri yang dinilai terlalu condong ke Dewan Konstituante Barat atau pro-Amerika Serikat. Pada saat itu, kabinet Sukiman telah 2. Menyempurnakan susunan pemerintahan dan membentuk kelengkapan menendatangani persetujuan bantuan ekonomi, teknologi, dan persenjataan negara dengan Amerika Serikat. Dan persetujuan ini ditafsirkan sebagai masuknya 3. Menggiatkan usaha mencapai keamanan dan ketentraman 4. Meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia ke Blok Barat sehingga bertentangan dengan program kabinet 5. Menyempurnakan organisasi angkatan perang tentang politik luar negeri bebas aktif. 6. Memperjuangkan penyelesaian soal Irian Barat 1952-1953 - Kabinet Wilopo Akan tetapi, belum sampai program tersebut terlaksana, kabinet ini sudah jatuh pada 21 Maret 1951 dalam usia 6,5 bulan. Jatuhnya kabinet ini karena Program kerja kabinet Wilopo : kebijakan Natsir dalam rangka pembentukan DPRD dinilai oleh golongan oposisi terlalu banyak menguntungkan Masyumi. 1. Mempersiapkan pemilihan umum 2. Berusaha mengembalikan Irian Barat ke dalam pangkuan RI 1951-1952 - Kabinet Sukiman-Suwirjo 3. Meningkatkan keamanan dan kesejahteraan 4. Memperbarui bidang pendidikan dan pengajaran 5. Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif Program kerja kabinet Sukiman : Kabinet Wilopo banyak mengalami kesulitan dalam mengatasi timbulnya 1. Menjalankan berbagai tindakan tegas sebagai negara hukum untuk gerakan-gerakan kedaerahan dan benih-benih perpecahan yang akan menjamin keamanan dan ketentraman serta menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan negara menggangu stabilitas politik Indonesia. Ketika kabinet Wilopo berusaha 2. Membuat dan melakukan rencana kemakmuran nasional dalam jangka menyelesaikan sengketa tanah perusahaan asing di Sumatera Utara, pendek untuk mempertinggi kehidupan sosial ekonomi rakyat dan kebijakan itu ditentang oleh wakil-wakil partai oposisi di DPR sehingga mempercepat usaha penempatan bekas pejuang dalam pembangunan menyebabkan kabinetnya jatuh pada 2 Juni 1953 dalam usia 14 bulan.
1953-1955 - Kabinet Ali Sastroamidjojo I
Program kerja Kabinet Ali-Wongsonegoro : 2. Melaksanakan pemilihan umum 3. Memperjuangkan kembalinya Irian Barat kepada RI 1. Menumpas pemberontakan DI/TII di berbagai daerah 4. Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika Pada masa kabinet Ali-Wongsonegoro, gangguan keamanan makin 3. Pembentukan provinsi Irian Barat meningkat, antara lain munculnya pemberontakan DI/TII di Jawa 4. Menjalankan politik luar negeri bebas aktif Barat, Daud Beureuh Aceh, dan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan. Meskipun dihinggapi berbagai kesulitan, kabinet Ali- Kabinet Ali II ini pun tidak berumur lebih dari satu tahun dan Wongsonegoro berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. akhirnya digantikan oleh kabinet Juanda. Oleh karena itu, kabinet Ali-Wongsonegoro ikut terangkat namanya. Kabinet Ali-Wongsonegoro akhirnya jatuh pada bulan Juli 1955 1957-1959 - Kabinet Djuanda dalam usia 2 tahun (usia terpanjang). Penyebab jatuhnya kabinet Ali-Wongsonegoro adalah perselisihan pendapat anatara TNI-AD Program kerja Kabinet Karya disebut Pancakarya yang meliputi : dan pemerintah tentang tata cara pengangkatan Kepala Staf TNI-AD 1. Membentuk Dewan Nasional 1955-1956 - Kabinet Burhanuddin Harahap 2. Normalisasi keadaan RI 3. Melanjutkan pembatalan KMB Program kerja Kabinet Burhanuddin : 4. Memperjuangkan Irian Barat kembali ke RI 5. Mempercepat pembangunan 1. Mengembalikan kewibawaan moral pemerintah, dalam hal ini kepercayaan Angkatan Darat dan masyarakat Dekret Presiden 5 Juli 1959 2. Akan dilaksanakan pemilihan umum, desentralisasi, memecahkan masalah inflasi, dan pemberantasan korupsi Dekret Presiden 5 Juli 1959 ialah dekret yang mengakhiri masa 3. Perjuangan mengembalikan Irian Barat parlementer dan digunakan kembalinya UUD 1945. Masa sesudah ini lazim disebut masa Demokrasi Terpimpin Pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap, dilaksanakan pemilihan umum pertama di Indonesia. Kabinet ini menyerahkan mandatnya Isinya ialah: setelah DPR hasil pemilihan umum terbentuk pada bulan Maret 1956. 1. Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950 1956-1957 - Kabinet Ali Sastroamidjojo II 2. Pembubaran Konstituante 3. Pembentukan MPRS dan DPAS Program kerja Kabinet Ali II :