Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RSUD MALINAU KALIMANTAN UTARA


2017 - 2020

PNEUMONIA KOMUNITAS

Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh


1. Definisi bakteri, virus maupun parasit, kecuali Mycobacterium tuberculosis.
Pneumonia komunitas adalah peradangan akut pada parenkim paru
yang didapat di masyarakat.
Berdasarkan kuman penyebabnya, pneumonia komunitas dibedakan
menjadi pneumonia tipik dan atipik. Pnumonia atipik disebabkan oleh
Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, Legionella Spp.

2. Anamnesis Batuk, perubahan karateristik sputum, demam menggigil, sesak napas


dan nyeri dada.
3. Pemeriksaan fisik
Takipneu RR >20x/menit, takikardi Nadi >100x/menit, dan hipoxemia
PaO2 <80mmHg atau Pulse oxymetri <95%.

Pemeriksaan Pulmo : Anterior / Posterior


 Inspeksi : normal atau bagian yang sakit tertinggal waktu
bernapas
 Palpasi : fremitus raba mengeras ataupun normal
 Perkusi : redup atau normal
 Auskultasi: suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang
mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi
ronki basah kasar pada stadium resolusi.

Diagnosis pneumonia ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisis,


foto toraks dan laboratorium. Diagnosis pasti pneumonia komunitas
ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat/ air bronchograms
ditambah dengan beberapa gejala berikut:
1. Batuk
2. Perubahan karateristik sputum
3. Suhu tubuh ≥ 38o C (aksila)/riwayat demam
4. Kriteria diagnosis 4. Nyeri dada
5. Sesak
6. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda konsolidasi, suara
napas bronkial, dan ronki
7. Leukosit ≥ 10.000 atau < 4500
Tanda dan gejala P. Atipik P. Tipik
● Onset gradual Akut
● Suhu kurang tinggi tinggi, menggigil
● Batuk non produktif Produktif
● Dahak mukoid Purulen
● Gejala Lain nyeri kepala, mialgia,
sakit tenggorokan,
suara
parau, nyeri telinga
● Gejala di luar paru Sering lebih jarang
● Pewarnaan gram flora normal atau Kokus Gram (+) atau (-
spesifik )
● Radiologis “patchy” atau normal konsolidasi lobar
● Laboratorium Leukosit normal Lebih Tinggi
kadang
Rendah
● Gangguan Fungsi Hati Sering jarang
5. Diagnosis Kerja Pneumonia komunitas

 Tuberkulosis

6. Diagnosis banding  Jamur paru

 Tumor paru

7. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan darah rutin dan analisa gas darah


penunjang
2. Pemeriksaan foto toraks PA dan lateral

3. Pemeriksaan apusan gram dan kultur sputum

4. Kultur darah

5. Kultur urin

6. Procalcitonin atau C-Reactive Protein (CRP)

7. Polymerase chain reaction (PCR) atau uji serologi

8. Bila ada efusi pleura dilakukan pemeriksaan kultur cairan pleura

9. Bronkoskopi bila perlu

Tatalaksana pengobatan pneumonia komunitas harus


8. Terapi mempertimbangkan beberapa faktor, seperti status pasien rawat jalan
atau inap, derajad keparahan pneumonia, dan faktor-faktor lain.

Perhitungan skor Pneumonia severity index (PSI)


Karakteristik penderita jumlah poin
Faktor Demografi
● Usia : laki-laki Umur (tahun)
Perempuan Umur (tahun)
● Perawatan di Rumah + 10
● Penyakit Penyerta
Keganasan + 30
Penyakit Hati + 20
Penyakit Jantung Kongestif + 10
Penyakit serebrovaskular + 10
Penyakit ginjal + 10
Pemeriksaan fisis
● Perubahan status mental + 20
● Pernapasan > 30 kali/menit + 20
● Tekanan darah sitolik < 90 mmHg + 20
● Suhu Tubuh >35⁰C atau > 40⁰C + 15
● Nadi > 125 kali/menit + 10
Hasil Laboratorium / radiologi
● Analisis gas darah arteri : pH < 7,35 + 30
● BUN > 30 mg/dl. + 20
● Natrium < 130 mEq/liter + 20
● Glukosa > 250 mg/dl. + 10
● Hematokrit < 30% + 10
● PO₂ < 60 mmHg + 10
● Efusi Pleura + 10

Derajat skor risiko PSI


Total poin Risiko Kelas risiko Perawatan
Tidak diprediksi Rendah I Rawat jalan
≤70 II Rawat jalan
71-90 III Rawat
inap/jalan
91-130 Sedang IV Rawat inap
>130 Berat V Rawat inap
Indikasi rawat inap adalah:
1. Skor PSI lebih dari 70
2. Bila skor PSI kurang dari 70, pasien tetap perlu rawat inap bila
dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
 Frekuensi napas >30 kali permenit
 PaO2/FiO2 kurang dari 250 mmHg
 Foto toraks menunjukkan infiltrat multilobus
 Tekanan sistolik <90 mmHg
 Tekanan diastolik <60 mmHg
3. Pneumonia pada pengguna NAPZA
Kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih kriteria
di bawah ini
Kriteria minor:
 Frekuensi napas ≥ 30 kali/menit
 PaO2/FiO2 ≤ 250 mmHg
 Foto toraks menunjukkan infiltrat multilobus
 Uremia (BUN ≥20 mg/dl)
 Leukopenia (leukosit < 4000 sel/mm3)
 Trombositopenia (trombosit <100.000 sel/mm3)
 Hipotermia (suhu<36°C)
 Hipotensi yang memerlukan resusitasi cairan agresif
Kriteria mayor:
 Membutuhkan ventilasi mekanik
 Syok septik yang membutuhkan vasopresor
Pasien yang memerlukan perawatan langsung di ruang rawat
intensif (ICU) adalah:
 Pasien syok septik yang membutuhkan vasopresor atau ARDS
yang membutuhkan intubasi dan ventilasi mekanis
 Pasien dengan 3 gejala minor pneumonia berat
Tatalaksanan secara umum:
1. Oksigenasi sesuai kebutuhan (SpO2 >95% atau PaO2 >80mmHg)
2. Infus cairan kristaloid (NaCl 0,9%, RL, D5%)
3. Antibiotika sesuai pola kuman setempat atau empiris, selanjutnya
antibiotika disesuaikan hasil kultur sensitivitas, terapi sulih bila
keadaan umum stabil
4. Mukolitik (N-Acetyl cystein, glyceril guaicolas, ambroxol
5. Ventilator mekanik bila terjadi gagal napas

Pemilihan Antibiotik Empiris


Rawat Jalan Pasien yang sebelumnya sehat atau tanpa riwayat
pemakaian antibiotik selama 3 bulan sebelumnya
- Golongan β laktam atau β laktam + anti β
laktamase
Atau
- Makrolid baru (klaritromisin,azitromisin)
Pasien dengan komorbid atau tanpa riwayat
pemakaian antibiotik selama 3 bulan sebelumnya
- Fluorokuinolon respirasi (levofloksasin,
moksifloksasin, gatifloksasin)
atau
- Golongan β laktam + anti β laktamase
Atau
- Golongan β laktam + makrolid
Bila dicurigai pneumonia atipik : makrolid baru
(roksitromisin, klaritromisin, azitromisin)

Rawat Inap Fluorokuinolon respirasi ( levofloksasin 750 mg IV,


non ICU moksifloksasin)
Atau
Golongan β laktam + makrolid
Ruang rawat Bila ada faktor risiko infeksi pseudomonas
intensif - Antipneumokokal,antipseudomonas β laktam
(piperacillin-tazobaktam, sefepim, imipenem
atau meropenem) + levofloksasin 750 mg IV
Atau
- β laktam seperti diatas ditambah
aminoglikosida dan azitromisin
Atau
- β laktam seperti diatas ditambah
aminoglikosida dan Antipneumokokal
fluorokuinolon (untuk pasien yang alergi
penisilin, β laktam diganti aztreonam)
Bila curiga disertai infeksi MRSA
- tambahkan vankomisin atau linezolid
9 Kompetensi Spesialis Paru

1. Penjelasan tentang penyakit


10. Edukasi 2. Prognosis penyakit
3. Prosedur diagnostik dan terapi yang akan dilakukan

Ad Vitam : dubia ad bonam


11. Prognosis Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam

Diagnosis : A
12. Tingkat evidens
Terapi : A

13. Penelaah kritis 1. Dr. Ari Kuncoro Widodo, SpP, M. Biomed

1. Vital sign membaik (Tekanan darah sistolik ≥ 90 mmHg, Suhu ≤


37,2°C, RR ≤ 20x/menit, nadi ≤100x/menit)
14. Indikator medis
2. Laboratorium : darah rutin membaik (Lekosit turun / normal),
saturasi oksigen arteri ≥90 mmHg atau PaO2 ≥60 mmHg
3. Radiologi membaik (Infiltrat hilang / berkurang)

1. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan pneumonia komunitas


PDPI 2014.
15. Kepustakaan
2. A Lange medical book Pulmonary Pathophsiology 2012.

3. Guideline Pneumonia. American Thoracic Society (ATS).

Anda mungkin juga menyukai