Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak
dimanfaatkan sampai saat ini. Dalam perkembangan teknologi beton berjalan seiring dengan
tuntutan kebutuhan yang ada di lapangan. Salah satu tuntunan tersebut adalah bagaimana
memperbaiki sifat beton yang getas (rapuh, mudah pecah, atau robek). Dalam
perkembanganya, beton mulai menggunakan bahan substitusi untuk mengurangi sifat getas
beton. Bahan substitusi merupakan bahan yang dapat menggantikan material beton baik itu
agregat halus, agregat kasar maupun semen dengan bahan material lain, seperti semen actort
dengan terak baja, batu pecah (agregat kasar) dengan batu apung dan lain-lain. Salah satu
manfaat dari metode substitusi material beton yaitu dapat menggunakan limbah
anorganik (Murdock, 1991). Limbah anorganik dapat berupa hasil sisa produksi maupun
pemakaian, salah satunya adalah limbah pabrik gula (tetes tebu ) sebagai bahan tambah dalam
campuran beton.

Molase atau yang sering disebut tetes tebu adalah sisa dari kristalisasi gula yang
berulang-ulang sehingga tidak memungkinkan lagi untuk diproses menjadi gula. Kebanyakan
masyarakat memanfaatkan molase sebagai campuran ternak. Namun terdapat penelitian untuk
mengetahui sejauh mana penggunaan tetes tebu sebagai bahan tambah terhadap waktu ikat
semen, nilai slump, mutu kuat tekan beton dan kuat tarik belah beton.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, kajian ini nantinya diharapkan dapat mengetahui
sejauh mana pengaruh penambahan kadar tetes terhadap campuran beton.

1.1 Tujuan

a. Bagaimana cara mengolah limbah gula sehingga dapat digunakan sebagai bahan
campuran beton.
b. Bagimana cara merancang mutu beton dengan kuat tekan mutu tepat berdasarkan
meterial atau bahan tambahan yang di gunakan.

1.4 Manfaat
Karya Ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah dan penyedia jasa
angkutan kota agar dapat lebih meningkatkan kualitas dan mutu beton yang nantinya dapat
dimanfaatkan ataupun di gunakan dalam kehidupan sehari-hari.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Beton

Beton merupakan suatu campuran yang terdiri dari bahan-bahan air, semen, agregat
kasar ,agregat halus dan bila perlu dapat digunakan bahan tambahan, dengan sifat-sifatnya
yang sesuai untuk bahan campuran beton serta komposisi dan perbandingan tertentu yang
mempunyai sifat plastis dan basah pada saat permulaan , kemudian secara perlahan-lahan
berubah menjadi keras dan kaku seperti batu.
Beton yang baik, kuat dan awet membutuhkan bahan-bahan yang memenuhi
spesifikasi sebagai bahan pembentuknya. Ada berbagai macam pengujian yang dapat
dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan dalam pembuatan beton.
Pengujian perlu dilakukan untuk mendapatkan komposisi campuran yang tepat berdasarkan
sifat-sifat dari masing-masing bahan pembentuk beton.
Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai
dalam pembangunan fisik. Harganya yang relatif murah dan kemudahan dalam
pelaksanaannya membuat beton semakin tak tergantikan dalam dunia konstruksi. Namun
selain keuntungan yang dimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti
tegangan tarik yang rendah, daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu yang bervariatif.
Karena kekurangan yang dimiliknya maka diperluakan pengetahuan yang cukup luas,antara
lain mengenai sifat bahan dasarnya, cara pembuatannya, cara evaluasi, dan variasi bahan
tambahnya agar dapat meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih maksimal. Dalam
pembuatannya, keseragaman kualitas beton sangat dipengaruhi oleh keseragaman bahan
dasar dan metode pelaksanaan. Pada prakteknya dilapangan, umumnya beton yang disuplai
oleh perusahaan pembuatan beton (ready mix) telah terjamin keseragaman bahan dasarnya.
Untuk mendapatkan kualitas dan keseragaman beton sesuai seperti yang disyaratkan maka
pelaksanakan pembuatan beton harus dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prosedur.
Yang dimaksud dengan kualitas beton seperti yang disyaratkan disini adalah kuat tekan beton
pada umur ke-28 hari

2
2.2 Bahan Pembentuk Beton
Terdapat beberapa bahan yang digunakan dalam campuran beton diantaranya sebagai
berikut:
a. Semen
Semen dapat dibagi menjadi dua macam yaitu semen hidrolik dan semen non hidrolik.
Semen hidrolik adalah suatu bahan pengikat yang mengeras apabila bereaksi dengan air
serta menghasilkan produk yang tahan air contohnya : semen portland dan semen alumina.
Semen non hidrolik adalah bahan pengikat yang akan mengeras jika bereaksi dengan air
tetapi akan larut didalam air, contohnya adalah gypsum. Salah satu semen hidrolik yang
sering digunakan dalam pembangunan adalah semen portland. Semen ini banyak
mengandung senyawa kimia kompleks yang menyebabkan terjadinya reaksi pengikatan
dan pengerasan dengan baik.
b. Agregat
Agregat adalah butiran mineral seperti pasir, kerikil, batu pecah dan kerak tungku besi
yang dipakai dalam adukan (mortar) atau beton. Penilaian jenis agregat sebagai bahan
campuran beton tergantung dari mutu, tersedianya bahan, serta jenis konstruksi yang akan
memakai bahan tersebut. Sedangkan penilaian dapat diterimanya agregat tersebut, ditetapkan
antara lain terhadap ukuran, gradasi, kebersihan, kekerasan, kemulusan, bentuk butiran dan
bentuk permukaannya. Secara umum agregat diklasifikasikan menurut ukuran butiran
menjadi :
c. Agregat Halus
Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batu-batuan atau
berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu yang mempunyai ukuran
terbesar 5 mm. Agregat Halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %. Jika
mengandung kadar lumpur lebih dari 5% agregat harus dicuci sebelum digunakan sebagai
bahan campuran.
d. Agregat Kasar
Agregat kasar dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau batu
pecah yang diperoleh dari pemecahan batu. Pada umumnya yang yang dimaksud dengan
agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari 5 mm atau agregat yang
butirannya tertinggal diatas ayakan 4,8 mm. Kadar lumpur untuk agregat kasar tidak boleh
melebihi dari 1 %.
e. Bahan Tambahan

3
Bahan tambahan untuk beton (concrete admixture) adalah bahan atau zat kimia yang
ditambahkan di dalam adukan beton pada saat beton masih segar.Tujuan penggunaan bahan
tambahan untuk beton secara umum adalah untuk memperoleh sifat sifat beton yang
diinginkan ,sesuai dengan tujuan / keperluannya. Sifat sifat sifat beton yang dapat diperbaiki
antara lain :
1. Memperbaiki kelecakan beton
2. Mengatur faktor air semen
3. Mengurangi penggunaan semen
4. Meningkatkan kuat tekan beton
5. Mempercepat proses pengerasan
6. Memperlambat proses pengerasan
7. Meningkatkan keawetan beton

2.3 Sifat-Sifat Beton


Terdapat beberapa sifat-sifat beton diantaranya adalah:
a. Kekuatan beton terutama dipengaruhi oleh banyaknya air dan semen yang
digunakan atau tergantung pada faktor air semen dan derajat kekompakannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton yaitu perbandingan berat air dan
semen, type dan gradasi agregat, kualitas semen, perawatan (curing). Kekuatan
beton yang utama adalah kuat tekannya. Nilai kuat tekan beton meningkat sejalan
dengan peningkatan umurnya dan pada umur 28 hari, beton mencapai kekuatan
maksimal.
b. Keawetan beton merupakan lamanya waktu pada material untuk dapat melanjutkan
pemakaiannya seperti yang telah direncanakan. Walaupun terjadi serangan dari
luar baik fisik, mekanik dan kimia. Adapun pengaruh-pengaruh luar yang dapat
merusak beton adalah pengaruh cuaca (hujan sinar matahari) silih berganti dan
daya perusak kimiawi, misalnya air limbah/buangan, air laut, lemak gula dan
sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu, Permukaan beton harus mulus
(misalnya exposed concrete), tidak porous (rongga) dalam artian pemadatan harus
baik, dan menambah bahan tambahan tertentu untuk keperluan khusus.
c. Kuat tarik beton berkisar seper-delapan belas kuat desak pada waktu umurnya
masih muda, dan berkisar seper-sepuluh sesudahnya.biasanya tidak diperhitungkan
di dalam perencanaan beton. Kuat tarik merupakan bagian penting di dalam

4
menahan retak-retak akibat perubahan kadar air dan suhu. Pengujian kuat tarik
diadakan untuk pembuatan beton konstruksi jalan raya dan lapangan terbang.
d. Kelecakan (Workability) adalah sifat-sifat adukan beton atau mortar yang
ditentukan oleh kemudahan dalam pencampuran, pengangkutan, pengecoran,
pemadatan, dan finishing. Atau workability adalah besarnya kerja yang dibutuhkan
untuk menghasilkan kompaksi penuh.
e. Kuat Hancur, Beton dapat mencapai kuat hancur sampai 80 N/mm2 (12.000
lb/in2), atau lebih tergantung pada perbandingan air-semen serta tingkat
pemadatannya. Kuat hancur dari beton dipengaruhi oleh sejumlah faktor, selain
oleh perbandingan air-semen dan tingkat pemadatannya.

2.4 Limbah Tetes Tebu


2.4.1 Pengertian Tetes Tebu
Tetes tebu merupakan hasil samping pabrik gula yang sudah tidak dapat dikristalkan
lagi. Di Kabupaten Kediri banyak terdapat pabrik gula yang menghasilkan produk tetes tebu
yang sebagian besar digunakan oleh masyarakat untuk pemupukan.Tetes tebu merupakan
limbah pabrik gula yang mempunyai manfaat dan juga sangat membahayakan, tergantung
pada penggunaannya. Tetes tebu sangat membahayakan apabila digunakan sebagai pupuk.
Hal ini disebabkan karena tetes tebu mempunyai kandungan Sodium yang sangat tinggi.
Seperti yang penulis sampaikan pada editorial pertama, tetes tebu dapat merusak struktur
tanah, menyebabkan degradasi kesuburan tanah dan pada akhirnya dapat mengurangi kualitas
dan kuantitas produk pertanian yang mempergunakan tetes tebu sebagai pupuk.
Kecenderungan petani mempergunakan tetes tebu sebagai pupuk adalah karena harganya
yang relatif murah, mudah didapat dan juga karena “agak” sulitnya petani memperoleh pupuk
pertanian di toko-toko.

2.4.2 Pemanfaatan Tetes Tebu Dalam Campuran Beton


Tetes tebu adalah salah satu limbah pabrik gula. Tetes tebu merupakan sisa dari hasil
kristalisasi gula yang berulang-ulang sehingga tidak memungkinkan lagi unuk diproses
menjadi gula. Tetes tebu masih mengandung 50% sampai 60% gula, kerena tetes tebu yang
bersifat plastis sehingga mengencerkan campurkan beton tanpa mempengaruhi faktor air
semen (FAS).

5
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Peralatan Dan Bahan


a. Peralatan
1. Timbangan
2. Ayakan
3. Alat pengaduk beton (concrete mixer )
4. Cetakan benda uji kubus
5. Alat uji workability/kerucut Abrams/ uji slump

b. Bahan :
1. Semen
2. Agregat Kasar
3. Agregat Halus
4. Tetes Tebu
5. Air

3.2 Tahapan

Terdapat beberapa tahapan dalam

a. Tahap I : Persiapan bahan-bahan dan alat penelitian. Tahap ini merupakan tahap
persiapan yang meliputi penyediaan semua bahan-bahan material penyusun beton,dan
mempersiapkan semua peralatan penelitian.
b. Tahap II : Pemeriksaan kualitas bahan-bahan penelitian Tahap kedua ini melakukan
pemeriksaan agregat yang akan digunakan dalam pembuatan beton, pemeriksaan agregat
c. halus (pasir) dan agregat kasar (kerikil) meliputi kandungan organik pada pasir,
kandungan lumpur, dan keausan agregat. Sedangkan untuk semen dan air dilakukan
pemeriksaan secara visual.
d. Tahap III : Perencanaan campuran beton. Pada tahap ini dilakukan perencanaan
campuran (mix design) untuk pembuatan adukan beton per sampel, perencanaan
campuran beton menggunakan metode SNI dengan fas 0,4 dan kuat tekan beton rencana
20MPa.
e. Tahap IV : Pembuatan benda uji. Pada tahap ini dilakukan pembuatan benda uji silinder.
Pencampuran dilakukan dengan mesin molen, setelah adukan tercampur rata kemudian
adukan diukur kekentalannya menggunakan metode slump test. Setelah pengukuran nilai
Slump, beton dicetak menggunakan cetakan silinder dengan diameter 15cm dan tinggi
30cm, setelah ± 24 jam cetakan dibuka dan mulai dilakukan perwatan beton dengan cara

6
direndam dalam bak perendaman sampai masa yang direncanakan untuk melakukan
pengujian.
f. Tahap V : Pengujian kuat tekan silinder. pada tahap ini setelah beton mencapai umur 7
& 28 hari dilakukan pengujian. Sehari sebelum pengujian sesuai umur rencana benda uji
silinder dikeluarkan dari bak perendaman.
g. Tahap VI : Analisis data, pembahasan, pembuatan kesimpulan dan saran. Tahap terakhir
yaitu menganalisis dan membahas data yang didapat dari semua pengujian beton sehingga
didapat kesimpulan dari semua data tersebut.

Anda mungkin juga menyukai