Anda di halaman 1dari 2

Cara Penularan TBC–Penyakit TBCditularkan dari orang ke orang, terutama melalui saluran napas dengan

menghisap atau menelan tetes-tetes ludah/dahak (droplet infection) yang mengandung basil dan
dibatukkan oleh penderita TBC terbuka.Atau juga karena adanya kontak antara tetes ludah/dahak
tersebut dan luka di kulit. Dalam tetes-tetes ini kuman dapat hidup beberapa jam dalam udara panas
lembab, dalam nanah bahkan beberapa hari. Untuk membatasi penyebaran perlu sekali di -screen
semua anggota keluarga dekat yang erat hubungannya dengan penderita. Dengan demikian penderita
baru dapat dideteksi pada waktu yang dini.Cara Penularan TBCPenyakit TBCAda banyak kesalahfahaman
mengenai daya Cara Penularan TBC. Umumnya ada anggapan bahwa tuberkulosis bersifat sangat
menular, tetapi pada hakikatnya bahaya infeksi relatif tidak begitu besar dan dapat disamakan dengan
penularan pada penyakit infeksi saluran pernapasan lainnya, sepertiselesma dan influenza. Akan tetapi
bahaya semakin meningkat, karena sering kali seseorang tidak diketahui sudah menderita TBC (terbuka)
dan telah menularkannya pada orang-orang di sekitarnya sebelum penyakitnya terdeteksi.Pencegahan
Cara Penularan TBCCara Penularan TBC perlu diwaspadai dengan mengambil tindakan-tindakan
pencegahan selayaknya untuk menghindarkan infeksi tetes dari penderita ke orang lain. Salah satu cara
adalah batuk dan bersin sambil menutup mulut/hidung dengan sapu tangan atau kertas tissue untuk
kemudian didesinfeksi dengan lysol atau dibakar.Bilapenderita berbicara, jangan terlampau dekat dengan
lawan bicaranya. Ventilasi yang baik dari ruangan juga memperkecil bahaya penularan.Anak-anak
dibawah usia satu tahun dari keluarga yang menderita TBC perlu divaksinasi BCG sebagai pencegahan,
bersamaan dengan pemberian isoniazid 5-10 mg/kg selama 6 bulan (kemoprofilaksis).1. Reaksi Mantoux
(Reaksi Tuberkulin)Dilakukan untuk menentukan belum atau sudahnya seseorang terinfeksi basil TBC.
Reaksi ini dilakukan dengan penyuntikan intradermal dari tuberkulin, suatu filtrat dari pembiakan basil
yang mengandung produk pemisahannya (protein) yang khas.a. Reaksi PositifTampak sebagai kemerah-
merahan setempat dan menunjukkan terdapatnya antibodies terhadap basil Tuberkulosis di dalam
darah. Hal ini berarti bahwa yang bersangkutan pernah mengalami infeksi primer atau telah divaksinasi
dengan BCG. Antibodi tersebut telah menjadikannya kebal terhadap infeksibaru. Orang dengan reaksi
tuberkulin positif harus diperiksa lebih lanjut sputum dan paru-parunya dengan sinar Rontgen.b. Reaksi
NegatifBerarti bahwa orang yang bersangkutan belum pernah mengalami infeksi primer. Ia lebih mudah
terserang TBC daripada orang dengan reaksi positif.2. Vaksin BCGDaya tangkis orang dengan reaksi
tuberkulin negatifdapat diperkuat melalui vaksinasi dengan vaksin BCG. Vaksin ini mengandung basil TBC
sapi yang telah dihilangkan keganasannya (virulensi) setelah dibiakkan di laboratorium selama bertahun-
tahun. Vaksinasi meninggalkan tanda bekas luka yang nyata, biasanya dilengan bawah dan memberikan
kekebalan selama 3-6 tahun terhadap infeksi primer dan efektif untuk rata-rata 70%. Vaksin BCG
terutama efektif untuk menghindari TBC miliar dan TBC meningitis. Bayi di daerah dengan insidensi TBC
besar seringkali diimunisasi dengan BCG secara rutin.Efektivitas vaksin BCG adalah kontroversial,
walaupun sudah digunakan lebih dari 50 tahun di seluruh dunia. Hasilnya sangat bervariasi, beberapa
penelitian baru telah memperlihatkan perlindungan terhadap lepra, tetapi sama sekali tidak terhadap
tuberkulosis. Vaksin BCG diberikan intradermal 0,1 ml bagi anak-anak dan orang dewasa, 0,05 untuk
bayi.3. KemoprofilaksisTerutama dilakukan dengan isoniazida. Anak-anak dibawah usia 4 tahun dari
keluarga penderita tuberkulosis dan orang-orang dengan resiko besar untuk dihinggapi infeksi dapat
diberikan secara kontinu selama 6 bulan isoniazida sebagai profilaksis. Bila terdapat intoleransi dapat
diganti dengan rifampisin, maksimal 6 bulan. Di samping itu, dilakukan pula imunisasi dengan BCG.
Untuk profilaksis terhadap infeksi M. avium dianjurkan monoterapi dengan antibiotikum makrolida
azitromisin (1 kali seminggu 1.200 mg

Anda mungkin juga menyukai