Anda di halaman 1dari 6

PEMERIKSAAN KAS DAN SETARA KAS

SIFAT DAN CONTOH KAS DAN SETARA KAS


Kas merupakan harta lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah untuk diselewengkan menurut
SAK 1994:
KAS adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan.
BANK adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk
membiayai kegiatan Umum perusahaan.

Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai kas dari bank adalah:
1. Kas kecil (Petty Cash) dalam rupiah maupun mata uang asing
2. Saldo rekening giro di bank
3. Bon sementara (I O U)
4. Bon-bon kas kecil yang belum direimbursed
5. Check tunai yang akan didepositokan

Yang tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas dan bank dalam neraca adalah
1. Deposito berjangka yang jatuh tempo lebih dari 3 bln (time deposit)
2. Check kosong dan check mundur
3. Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund)
4. Rekening giro yang tidak dapat segera digunakan baik di dalam maupun di luar negeri,
misalnya karena dibekukan

Menurut PSAK no.2 (IAI:2002) kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.
Setara kas (cash equivalent) : Investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan yang dengan
cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang sangat signifikan.

Cerukan ( bank overdraft) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan kas perusahaan

Menurut SAK ETAP (IAI:2002:28)


Setara kas (cash equivalent) : Investasi yang sifatnya sangat liquid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen
kas jangka pendek, bukan untuk tujuan investasi lainnya.

TUJUAN PEMERIKSAAN (audit objectivities) KAS DAN


SETARA KAS
 Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara kas serta
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.

Beberapa ciri internal control:


1. Adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab antara yang menerima dan yang
mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan otoritas atas pengeluaran
dan penerimaan kas dan bank
2. Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus lain dari pegawai yang mengerjakan buku
bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan harus ditelaah oleh kepala bagian akuntansi
3. Digunakannya impress fund system untuk mengelola kas kecil
4. Penerimaan kas, cek & giro harus di setor ke bank dalam jumlah seutuhnya
5. Uang kas disimpan di tempat yang aman
6. Uang kas harus dikelola dengan baik
7. dan lain-lain
 Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca pertanggal neraca betul-
betul ada dan dimiliki oleh perusahaan, maksudnya auditor harus meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara
kas yang dimiliki perusahaan betul-betul ada dan dimiliki perusahaan dan bukan milik pribadi direksi atau
pemegang saham. Karena itu auditor harus melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi ke bank
(Existence).
 Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan kas dan setara kas.
 Jika perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk keperluan pelunasan obligasi
berikut bunganya maka dana tersebut tidak dapat dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lain. Begitu
juga jika ada saldo rekening giro yang dibekukan karena perusahaan tersangkut suatu masalah hukum,
maka saldo tersebut tidak boleh dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lancar.
 Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah saldo
tersebut sudah dikonversikan terhadap rupiah dengan menggunakan kurs dengan Bank Indonesia pada
tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun
berjalan.
 Untuk memeriksa apakah penyajiannya neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. Menurut SAK
 Kas dan setara kas disajikan di neraca sebagai harta lancar
 Kas dan setara kas yang penggunaannya dibatasi dapat dimasukan dalam aktiva lancar hanya jika
pembatasan tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana untuk melunasi kewjiban jangka pendek atau jika
pembatasan tersebut hanya berlaku selama satu tahun.
 Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok kewajiban sebagai kewajiban jangka
pendek.

PROSEDUR PEMERIKSAAN KAS DAN SETARA KAS


1. Pahami dan evaluasi internal control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan
dan pengeluaran kas dan bank
2. Buat Top Schedule kas dan setara kas per tanggal neraca (missal: 31 Desember 20XX),
atau kalau belum selesai, boleh per 31 Oktober 20XX atau 30 November 20XX, penambahan
mutasi akan diperiksa kemudian, apakah ada hal-hal yang unusual (diluar kebiasaan)atau tidak.
3. Lakukan Cash Count (perhitungan fisik uang kas) per tanggal neraca, bias juga sebelum
atau sesudah tanggal neraca.
4. Kirim Konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal tidak dilakukan kas
opname.
5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan.
6. Minta Rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misalkan per 31 Desember 20XX), kalau
terpaksa, kalau belum selesai yang Desember, dapat diminta per 30 November 20XX.
7. Lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi bank tersebut,
8. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian kredit untuk
mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan.
9. Periksa inter bank transfer +/-minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca, untuk
mengetahui adanya kitting dengan tujuan untuk window dressing.
10. Periksa transaksi kas sesuai tanggal neraca, sampai mendekati tanggal selesainya
pemeriksaan lapangan.
11. Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per tanggal neraca,
periksa apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs
tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau
dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
12. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di neraca dan catatan atas laporan
keuangan, sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia (SAK, ETAP,
IFRS)
13. Buat Kesimpulan di Top Schedule kas dan setara kas atau di memo tersendiri mengenai
kewajaran dari cash on hand dan in bank, setelah kita menjalankan seluruh prosedur audit di atas.
Pemeriksaan Piutang

A. Pengertian Piutang

Standar Akuntansi Keuangan menggolongkan piutang menurut sumber terjadinya dalam dua kategori
yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutangusaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang
dagang atau jasa secara kredit. Sedangkan piutang lain-lain adalah piutang yang timbul akibat transaksi diluar
kegiatan usaha normal perusahaan. Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai piutang
antara lain:

a. Piutang Usaha

b. Wesel Tagih

c. Piutang Pegawai

d. Piutang Bunga

e. Uang Muka

f. Refundable Deposit (uang Jaminan)

g. Piutang lain-lain

h. Allowance for bad debts (penyisihan piutangtak tertagih)

Jenis-jenis piutang dalam suatu perusahaan dapat berupa:

a. Piutang Usaha

b. Piutang Pegawai

c. Piutang Direksi

d. Piutang Pemegang Saham

e. Piutang Perusahaan Afiliasi

f. Piutang Lain-lain

B. Tujuan Pemeriksaan Piutang

a. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (intern control) yang baik atas piutang dan transaksi
penjualan, piutang dan pemeriksaan kas. Jika auditor dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas
piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas penjualan, piutang dan penerimaan kas berjalan
efektif maka luasnya pemeriksaan dalam melakukan substantive test dapat diperkecil.

b. Untuk memeriksa Validity (keabsahan) dan Authenticity (keotentikan) daripada piutang. Validity maksudnya
pakah piutang itu sah, masih berlaku (diakui oleh yang mempunyai utang). Authenticity maksudnya apakah
piutang itu didukung oleh bukti yang otentik yang ditandatangani pelanggan.
c. Untuk memeriksa Collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup tidaknya perkiraan allowance
for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih). Collectibility maksudnya kemungkinan tertagihnya piutang.
Piutang disajikan sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih. Jumlah yang diperkirakan tidak bisa ditagih
harus dibuatkan penyisihan dalam jumlah yang cukup.

d. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul karena pendiskontoan
wesel tagih. Wesel tagih yang didiskontokan ke bank sebelum tanggal jatuh tempo, harus diungkapkan
sebagai contingent liability pada tanggal neraca.

e. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.

Menurut SAK :

 Piutang Usaha, wesel tagih dan piutang lain-lain harus disajikan secara terpisah.

 Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagih dikurangi taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih.

 Saldo kredit individual, jika jumlahnya material harus disajikan dalam kelompok kewajiban.

 Piutang yang dijaminkan harus diungkapkan

 Kewajiban bersyarat dalam hubungannya dengan penjualan piutang yang disertai perjanjian untuk dibeli
kembali kepada suatu lembaga keuangan harus dijelaskan

C. Prosedur Pemeriksaan Piutang

Prosedur audit dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan-bahan bukti (audit avidence) yang cukup
untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan. Prosedur audit piutang usaha sebagai
berikut :

a. Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.

b. Buat Top Schedule dan Supporting schedule piutang per tanggal neraca

c. Minta aging Schedule dari piutang usaha per tanggal neraca yang antara lain menunjukan nama pelanggan
(costumer), saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent collectionsnya.

d. Periksa mathematical Accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger.

e. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice.

f. Kirimkan konfirmasi piutang

g. Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk periode sesudah
tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field work). Perhatikan
bahwa yang dicatat sebagai subsequent collections hanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode
yang sedang diperiksa.
h. Periksa apakah wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk mengetahui kemungkinan
adanya contingent liability.

i. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang disediakan oleh klien sudah
cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

j. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, kredit note dan lain-lain, lebih kurang dua minggu
sebelum dan sesudah tanggal neraca.

k. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban kofirmasi bank, dan correspondence file untuk
mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai jaminan.

l. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia/SAK.

m. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.

https://cacingkurcaci.blogspot.com/2018/12/pemeriksaan-piutang.html

http://magussudrajat.blogspot.com/2010/10/pemeriksaan-piutang.html

Anda mungkin juga menyukai