Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu kunci keberhasilan negara-negara industri maju dalam
membangun kekuatan ekonominya adalah kemampuan industrinya dalam
membuat produk manufaktur secara efisien. Dengan perkembangan teknologi
manufaktur yang semakin pesat dan semakin tingginya kompetisi antara
produsen produk-produk manufaktur, kebutuhan akan kualitas produk yang
tinggi (high quality product) yang dihasilkan dengan kecepatan produksi yang
tinggi (high speed manufacturing) dengan efisiensi biaya produksi yang tinggi
(low cost production) menjadi suatu prasyarat.
Pada saat ini, telah terjadi tuntutan yang semakin tinggi terhadap
kualitas hasil proses pemotongan logam di Indonesia. Hal ini terkait dengan
meningkatnya daya saing dan permintaan akan produk yang berkualitas di
pasar. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, industri manufaktur
harus mengendalikan proses manufakturnya. Oleh karena itu, industri
manufaktur melakukan proses perbaikan yang berkesinambungan terhadap
pengendalian kualitas dari proses-proses pemotongan logam. Peningkatan
efisiensi proses yang signifikan dapat diperoleh dengan mengoptimalkan
parameter proses yang teridentifikasi.
Secara umum parameter-parameter pada proses pemotongan logam
adalah putaran spindel (n), gerak makan (f) dan kedalaman potong (a).
Penentuan kombinasi parameter yang tepat untuk produk-produk pemesinan
yang memiliki beberapa performansi karakteristik cukup sulit dilakukan
karena kompleksitas yang dimiliki dan harus mengandalkan sejumlah besar
rangkaian percobaan. Pada proses pemesinan, penentuan seting parameter
proses yang tepat untuk mencapai respon yang optimum sangat penting
dilakukan secara efektif.

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT i


B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, diketahui
permasalahan utama yang berhubungan dengan waktu proses pemesinan
,biaya ongkos produksi , dan kecepatan produksi.

C. Tujuan Penelitian
1. Menghitung kecepatan potong pada proses pembubutan
2. Menghitung putaran / Rpm pada proses pembubutan
3. Menghitung kecepatan pemakanan ( feed ) pada proses pembubutan
4. Menghitung waktu pemesinan pada proses pembubutan
5. Menghitung biaya ongkos produksi

D. Manfaat Penelitian

1. Dapat menerapkan kecepatan potong ( Cutting Speed ) pada proses


pembubutan
2. Dapat menerapkan putaran / Rpm pada proses pembubutan
3. Dapat menerapkan kecepatan pemakanan ( feed ) pada proses
pembubutan
4. Dapat menerapkan waktu pemesinan pada proses pembubutan
5. Dapat menerapkan optimasi pemesinan dalam proses produksi

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT ii


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Mesin Bubut


Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja
pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses
penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu.
Komponen Utama mesin bubut pada dasarnya terdiri dari beberapa komponen
utama antara lain: Kepala tetap (Headstock), Kepala lepas (Tailstock), Alas
(Ways), Eretan (cariege/support), Chuck.
Parameter pemotongan pada proses pembubutan adalah, informasi
berupa dasar-dasar perhitungan, rumus dan tabel-tabel yang mendasari
teknologi proses pemotongan/penyayatan pada mesin bubut diantaranya.
Parameter pemotongan pada proses pembubutan meliputi; kecepatan potong
(Cutting speed - Cs), kecepatan putaran mesin (Revolotion Permenit - Rpm),
kecepatan pemakanan (Feed - F) dan waktu proses pemesinannya.
Proses Pemesinan yaitu :
1. Kecepatan Potong (Cutting Speed – Cs )
Yang dimaksud dengan kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan
alat potong menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam
satuan panjang/waktu (meter/menit atau feet/ menit). Ilustrasi kecepatan
potong pada proses pembubutan, dapat dilihat pada
Pada gerak putar seperti mesin bubut, kecepatan potongnya (Cs)
adalah: Keliling lingkaran benda kerja (π.d) dikalikan dengan putaran
atau :

Cs = π.d.n Meter/menit.

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT iii


Keterangan:
Cs: Kecepatan potong (m/menit atau feet/menit)
d: diameter benda kerja (mm)
n: putaran mesin/benda kerja (putaran/menit - Rpm)
π: nilai konstanta = 3,14 atau 22/7

Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum


dikerjakan pada proses pemesinan, sudah diteliti/diselidiki para ahli dan
sudah dipatenkan lihat tabel 4.1 kecepatan potong. Sehingga dalam
penggunaannya tinggal menyesuaikan antara jenis bahan yang akan
dibubut dan jenis alat potong yang digunakan. Sedangkan untuk bahan-
bahan khusus/spesial, tabel Cs-nya dikeluarkan oleh pabrik pembuat
bahan tersebut.

Pahat BubutHSS Pahat Bubut Karbida


Bahan
m/men Ft/min M/men Ft/min

Baja lunak(Mild Steel) 18 - 21 60 - 70 30 - 250 100 - 800

Besi Tuang(Cast Iron) 14 - 17 45 - 55 45 - 150 150 - 500

Perunggu 21 - 24 70 - 80 90 - 200 300 - 700

Tembaga 45 - 90 150 - 300 150 - 450 500 - 1500

Kuningan 30 - 120 100 - 400 120 - 300 400 - 1000

Aluminium 90 - 150 300 - 500 90 - 180 a.- 600

Tabel 2.1. Kecepatan Potong Bahan

Pada tabel kecepatan potong (Cs) juga disertakan jenis bahan alat
potongnya. Yang pada umumnya, bahan alat potong dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu HSS (High Speed Steel) dan karbida (carbide).
Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa dengan alat potong yang
bahannya karbida, kecepatan potongnya lebih besar jika dibandingkan
dengan alat potong HSS (Tabel 2.1).

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT iv


2. Kecepatan Putaran Mesin Bubut (Revolution Per Menit - Rpm)
Kecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan kecepatan putar
mesin bubut untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan
putaran/menit. Maka dari itu untuk mencari besarnya putaran mesin
sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan potong dan keliling
benda kerjanya. Mengingat nilai kecepatan potong untuk setiap jenis
bahan sudah ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur
dalam proses penyayatan adalah putaran mesin/benda kerjanya. Dengan
demikian rumus dasar untuk menghitung putaran mesin bubut adalah: Cs
= π.d.n Meter/menit. Karena satuan kecepatan potong (Cs) dalam
meter/menit sedangkan satuan diameter benda kerja dalam milimeter,
maka satuannya harus disamakan terlebih dahulu yaitu dengan
mengalikan nilai kecepatan potongnya dengan angka 1000 mm. Maka
rumus untuk putaran mesin menjadi;

Sehingga

Keterangan :
d : diameter benda kerja (mm)
n : kecepatan putaran setiap menit (rpm)
Cs : kecepatan potong (meter/menit)
π : nilai konstanta = 3,14

3. Kecepatan Pemakanan (Feed - F)


Kecepatan pemakanan ditentukan dengan mempertimbangkan
beberapa faktor, diantaranya: kekerasan bahan, kedalaman
penyayatan,sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman
alat potong dan kesiapan mesin yang akan digunakan. Kesiapan mesin ini

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT v


dapat diartikan, seberapa besar kemampuan mesin dalam mendukung
tercapainya kecepatan pemakanan yang optimal. Disamping beberapa
pertimbangan tersebut, kecepatan pemakanan pada umumnya untuk
proses pengasaran ditentukan pada kecepatan pemakanan tinggi karena
tidak memerlukan hasil pemukaan yang halus (waktu pembubutan lebih
cepat), dan pada proses penyelesaiannya/finising digunakan kecepatan
pemakanan rendah dengan tujuan mendapatkan kualitas hasil penyayatan
yang lebih baik sehingga hasilnya halus (waktu pembubutan lebih cepat).
Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut ditentukan oleh
seberapa besar bergesernya pahat bubut (f) dalam satuan mm/putaran
dikalikan seberapa besar putaran mesinnya dalam satuan putaran. Maka
rumus untuk mencari kecepatan pemakanan (F) adalah ;

F = f x n (mm/menit).

Keterangan:
f = besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n = putaran mesin (putaran/menit)

4. Waktu Pemesinan Bubut (tm)


Dalam membuat suatu produk atau komponen pada mesin bubut,
lamanya waktu proses pemesinannya perlu diketahui/dihitung. Hal ini
penting karena dengan mengetahui kebutuhan waktu yang diperlukan,
perencanaan dan kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Apabila
diameter benda kerja, kecepatan potong dan kecepatan penyayatan/
penggeseran pahatnya diketahui, waktu pembubutan dapat dihitung.

a. Waktu Pemesinan Bubut Rata


Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan bubut
adalah, seberapa besar panjang atau jarak tempuh pembubutan (L)
dalam satuan mm dan kecepatan pemakanan (F) dalam satuan
mm/menit. Pada gambar dibawah menunjukkan bahwa, panjang total

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT vi


pembubutan (L) adalah panjang pembubutan rata ditambah star awal
pahat (ℓa), atau: L total= ℓa+ ℓ (mm). Untuk nilai kecepatan
pemakanan (F), dengan berpedoman pada uraian sebelumnya F= f.n
(mm/putaran).

Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas, maka


perhitungan waktu pemesinan bubut rata (tm) dapat dihitung dengan
rumus:

L = ℓa+ ℓ (mm)
F = f.n (mm/menit)

Keterangan:
f = pemakanan dalam satau putaran (mm/put)
n = putaran benda kerja (Rpm)
ℓ = panjang pembubutan rata (mm)
la = jarak star pahat (mm)

b. Waktu Pengeboran pada Mesin Bubut


Perhitungan waktu pengeboran pada mesin bubut, pada
prinsipnya sama dengan menghitung waktu pemesinan bubut rata dan
bubut muka.
Perbedaanya hanya terletak pada jarak star ujung mata bornya.
Pada gambar di bawah menunjukan bahwa, panjang total pengeboran
(L) adalah panjang pengeboran (l) di tambah star awal mata bor

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT vii


(la=0,3d) sehingga: L= l + 0,3d (mm). untuk nilai kecepatan
pemakanan (F) mengacu pada uraian sebelumnya F= f.n (mm/put)

Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah di uraikan di atas, maka


perhitungan waktu pengeboran ™ dapat di hitung dengan rumus

𝑷𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒆𝒃𝒐𝒓𝒂𝒏 (𝑳)𝒎𝒎


𝐖𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐞𝐛𝐨𝐫𝐚𝐧 (𝐭𝐦) = 𝑴𝒆𝒏𝒊𝒕
𝑭𝒆𝒆𝒅 (𝑭)𝒎𝒎/𝒎𝒊𝒏

tm = l/f (menit)
L: l + 0.3d (mm)
F: f.n (mm/put)
Keterangan:
L: panjang pengeboran
L: panjang total pengeboran
D: diameter mata bor
N: putaran mata bor
F: pemakanan (mm/put)

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT viii


BAB III
ISI

A. OPTIMASI PROSES PEMESINAN


Apabila jenis proses serta mesin perkakas telah diterapkan , tindakan
selanjutnya adalah menentukan jenis pahat yang akan digunakan sesuai
dengan urutan / langkah pengerjaan. Dalam optimasi , kondisi pemesinan
diperlukan suatu algoritma ( algorithm ) yaitu urutan langkah logic yang
menggunakan suatu model matematik untuk menghitung harga paling baik
atau optimum bagi variable proses pemesinan sehingga tujuan proses
pemesinan dapat dipenuhi .Tujuan atau obyektif tersebut dapat merupakan
salah satu dari tiga macam obyektif berikut ,
1. Ongkos Produksi yang paling rendah / ekonomik; yang memberikan
kondisi untuk menghasilkan produk semurah mungkin . Biasanya
dipilih apabila banyak waktu terluang
2. Kecepatan produksi yang paling tinggi / produktif; yang memberikan
kondisi untuk menghasilkan produk secepat mungkin atau waktu
produksi serendah mungkin . Biasanya dipilih apabila waktu sangat
sempit , sedangkan target harus terpenuhi
3. Kecepatan penghasilan keuntungan yang paling tinggi/
menguntungkan; yang memberikan kondisi untuk menghasilkan
produk dengan keuntungan / ;aba per satuan waktu sebesar mungkin .
Biasanya dipilih bila ada kemungkinan untuk memilih dari berbagai
pekerjaan yang ditawarkan ( selisih antara ongkos pembuatan dan upah
yang ditawarkan terbayangkan )

B. KOMPONEN WAKTU PRODUKSI


Waktu untuk menghasilkan produk atau waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan ( memotong bagian tertentu produk )
dengan cara yang tertentu ( menggunakan suatu jenis pahat ) adalah
merupakan variabel yang penting dalam rangka penentuan kondisi
pemesinan optimum.

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT ix


Secara garis besar dapat dikelompokkan 2 macam komponen waktu yaitu ,
1. Komponen Waktu Yang Di Pengaruhi Variabel Proses:
a. Waktu pemotongan sesungguhnya
tc = lt/vf ; lt/n.f min/produk
Dimana: tc = waktu pemotongan sesungguhnya
lt = panjang pemesinan; mm
vt = kecepatan makan; mm/min
n = putaran poros utama; rev/min
f = gerak makan; mm/rev

b. Waktu penggantian pahat rata-rata


td. tc/T ; min/produk

Yaitu waktu penggantian pahat yang dibagi rata untuk


sejumlah produk yang dihasilkan sejak pahat yang baru dipasang
sampai pahat tersebut harus diganti karena aus . Bagi mesin
perkakas NC dengan ATC , pahat dapat diganti sewaktu pahat
tersebut tidak digunakan ( tersimpan pada tempatnya ) , dengan
demikian siklus proses tidak terganggu , akibatnya komponen
waktu ini dapat dihilangkan.
Dimana: td = waktu penggantian atau pemesinan pahat; min
T = umur pahat
Tc/T = bagian dari umur pahat yang di gunakan
menyelesaikan satu produk
Catatan: untuk mesin NC, td.tc/T = 0 (diabaikan)

2. Komponen Waktu Bebas ( Non-produktif ) :

ta = Tlw + Tat + Trt + Tuw + Ts / Nl : min / produk

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT x


dimana ,
ta: waktu non produktif ( auxillary time )
Tlw: waktu pemasangan benda kerja ( time for loading the workplace ) ;
min / produk
Tat: waktu penyiapan , yaitu waktu yang diperlukan untuk membawa /
menggerakkan pahat dari posisi mula sampai pada posisi siap
untuk memotong ( advancing time ) ; min/ produk
Trt: waktu pengakhiran , yaitu waktu yang diperlukan untuk membawa
/ menggerakan pahat kembali ke posisi mula ( retracting time ) ;
min/produk
Tuw: Waktu pengambilan produk ( time for unloading the workplace ) ;
min/produk
Ts / Nl: bagian dari waktu penyiapan mesin ( fixture & attachments )
dibagi rata untuk sejumlah produk yang di rencanakan
untuk dibuat saat itu ( N , lot size )

Jadi waktu pemesinan per produk rata – rata :

Tm = ta + tc + td . tc/T ; min / produk

Cara Meningkatkan Produktivitas :


 Memperkecil waktu nonproduktif , ta
 Menurunkan waktu pemotongan , tc
 Mempercepat cara penggantian pahat , td

a. Memperkecil Waktu Nonproduktif , ta :


Waktu non produktif mungkin masih dapat diperkecil
dengan menggunakan alat bantu cekam ( fixture ) untuk
mempermudah dan mempercepat pemasangan (pemosisian) dan
pembongkaran benda kerja , mempercepat tAT dan tRT serta
menaikkan jumlah produksi. Sementara bagi proses produksi yang
telah berjalan , dapat dilakukan pengamatan secara langsung ( work

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xi


sampling , time & motion study ) sehingga dapat diketahui harga
rata-ratanya dan sekaligus dapat diusulkan perbaikan cara kerja .
b. Menurunkan Waktu Pemotongan , tc :
Waktu pemotongan dapat diturunkan dengan memperbesar
kecepatan makan Vf . Sementara itu masih harus dipertimbangkan
pengaruh penurunan umur pahat karena pembesaran n atau v dan
f. Semakin besar gaya yang dipilih umur pahat akan semakin
pendek dan semakin sering diganti . Hal ini menunjukan bahwa ada
suatu kondisi pemotongan yang memberikan suatu harga tc tertentu
yang menghasilkan produktivitas tertinggi atau ongkos pemesinan
termurah.
c. Mempercepat Cara Penggantian Pahat , td :
Apabila penggantian pahat yang baru tidak tersedia didekat
mesin , berarti operator harus mencari penggantinya atau mengasah
sendiri , waktu yang hilang ini akan termasuk dalam waktu
penggantian pahat. Oleh sebab itu ,perlu dipertimbangkan untuk
menyediakan pahat cadangan .

C. KOMPONEN ONGKOS PRODUKSI


Ongkos pembuatan dapat ditentukan dari beberapa komponen ongkos
yang membentuknya . berbagai bentuk struktur komponen – komponen
ongkos telah diajukan orang , berikut struktur komponen ongkos :
1. Ongkos Total Per Produk (unit cost)
Ongkos suatu produk ditentukan oleh ongkos material dan ongkos
produksi yang mungkin terrdiri atas gabungan beberapa langkah proses
pembuatan / pemesinan.
Rumus yang digunakan :
Cu = Cm + Cplan + ∑ Cp ; Rp / produk

Dimana ; Cu = ongkos total ; Rp/ produk


Cm = ongkos material ; Rp/ produk
Cplan = ongkos perencanaan produksi

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xii


dalam ongkos perencanaan produk ( bila produk ybs
dirancang sendiri ) Rp / produk
Cp = ongkos salah satu proses produksi ; Rp / produksi
Ongkos satuan produk diatas diberlakukan saat produk selesai
diproses / dimesin . Jadi, rumus diatas bias diulang pemakaiannya
untuk menghitung ongkos produk sampai diterima konsumen dengan
menafsirkan ongkos bahan dasar sebagai ongkos produksi saat
dihasilkan di pabrik ditambah “ ongkos produksi “ yang dalam hal ini
merupakan produk – jasa ( pengangkutan dan penyimpanan )
a. Ongkos material terdiri dari :
Harga pembelian material ,
Ongkos tak langsung ( indirect cost / overhead cost ) :
 Biaya gudang ,
 Pengangkutan
 Bunga bank
 Pajak
 Asuransi.
 Pemeliharaan , dll
Rumus perhitungan :
Cm = Cmo + Cmi ; Rp / produk

Dimana : Cmo = harga pembelian ; Rp /produk


Cmi = ongkos tak langsung ; Rp / produk
Konsekuensi lebih lanjut bagi penerapan rumus , menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan urutan atau lebih proses produksi
adalah suatu urutan yang sangat erat yang tak bisa dengan mudah
dipisahkan dengan alasan waktu atau ruang ( continues productions ,
production-lines )
b. Ongkos proses produksi terdiri dari:
 Ongkos penyiapan dan peralatan
 Ongkos pemesinan
 Ongkos pahat

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xiii


Rumus perhitungan:
Cp = Cr + Cm + Cc ;Rp/Produk

Dimana: Cr = ongkos penyiapan dan peralatan; Rp/produk


Cm = ongkos pemesinan ; Rp/produk
Cc = ongkos pahat ; Rp/produk
Setiap proses produksi umumnya dilaksanakan dalam satu siklus
dengan selang waktu tertentu . Secara umum selang waktu ini bisa
diperinci menjadi waktu produktif dan waktu non produktif.

2. Ongkos Operasi
Suatu unit produksi adalah mesin atau peralatan produksi yang
dilayani oleh operator ,oleh perusahaan, dimanfaatkan atau dijual
produknya.
rumus yang digunakan
Cj = Cf + Cd + Ci ; Rp/tahun
Dimana: Cj = ongkos operasi pertahun; Rp/tahun
Cf = ongkos tetap pertahun; Rp/tahun
Cd = ongkos variable langsung; Rp/tahun
Ci = ongkos variable tak langsung; Rp/tahun
a. Ongkos operasi tetap pertahun adalah ongkos yang di pikul
perushaan atas pemilihan suatu mesin/alat produksi yang scara
tetap harus di bayar setiap tahun, seperti:
 Bunga pinjaman
 Pajak
 Asuransi
 Lain-lain
b. Ongkos variable langsung pertahun adalah ongkos yang di pikul
perusahaan pertahun akibat pengaruh langsung dari kegiatan
pemesinan yang dilakukan seperti:
 Ongkos bahan baku
 Ongkos daya listrik

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xiv


 Ongkos operator
c. Ongkos variable tak langsung pertahun adalah ongkos yang dipikul
perusahaan pertahun akibat pengaruh tidak langsung dari kegiatan
pemesinan yang dilakukan sperti:
 Control kualitas
 Penjualan
 Adminitrasi

D. EKONOMISASI PERKAKAS BANTU


Perkakas bantu adalah suatu alat yang dibuat untuk membantu
pengerjaan benda kerja dalam menentukan lokasi , memegang benda kerja ,
dan menuntun perkakas potong .
Disebabkan ketelitian dan ketahanan yang harus dipunyai perkakas
bantu, maka ongkos pembuatannya akan relative tinggi. Walaupun perkakas
bantu dapat menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi , perkakas tidak
dapat di pertanggung jawabkan bila ongkosnya tidak diimbangi oleh
penghematan dalam ongkos produksi .

Faktor – faktor yang mempengaruhi analisa ekonomis perkakas bantu


dan perumusan faktor-faktor ini dalam penentuan keseimbangan ekonomis
adalah sebagai berikut :
a) Ongkos perkakas bantu
b) Ongkos bunga dari ongkos perkakas bantu
c) Penghematan dalam ongkos buruh akibat pemakaian perkakas bantu ini;
d) Penghematan dalam ongkos mesin produksi akibat produktivitas yang
meningkat;
e) Jumlah benda kerja yang akan diproduksi dengan bantuan perkakas
bantu tersebut .

Hubungan antara faktor-faktor diatas dapat dinyatakan dalam rumus berikut


ini:

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xv


1) Ongkos produksi total / produk tanpa perkakas bantu ( Cput ) :

Cput = ( R + Rm ) t ; Rp / produk

Dimana : R = Ongkos buruh per jam tanpa perkakas bantu;


Rm = Ongkos mesin per jam , termasuk semua overhead
T = Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
satu produk tanpa perkakas bantu; jam/produk

2) Ongkos produksi total / produk dengan perkakas bantu ( Cpf ) ,( tidak


termasuk ongkos pembuatan perkakas bantu ) :

Cpf = ( Rt + Rm ) Tt ; Rp/produk

Dimana : Rt = Ongkos buruh per jam dengan perkakas bantu ; Rp/jam


tt = Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu
produk dengan perkakas bantu ; jam/produk

3) Penghematan ongkos produksi / produk ( Cps ) :


Cps = Cpuf – Cpf = ( R + Rm ) t – ( Rt + Rm ) Tt ; Rp/produk

4) Ongkos Perkakas bantu / produk ( Cfix ) :


Cfix = Ct / N ( 1 + n.i/2 ) ; Rp /produk

Dimana :
Ct = ongkos pembuatan perkakas bantu; Rp
n = jumlah tahun perkakas bantu itu akan dipakai;
tahun
i = suku bunga dari modal yang diinvestasi; % / tahun
N = Jumlah produk yang akan dibuat ( selama n tahun
); produk

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xvi


Bila waktu pemakaian perkakas bantu diperhitungkan lebih kecil dari 1
tahun , maka pada umumnya suku bunga tidak diperhitungkan ,
sehingga :

Cfix = Ct / N ; Rp / produk

5) Perkakas bantu dapat menguntungkan secara ekonomis , bila


penghematan ongkos produksi / produk lebih besar daripada ongkos
perkakas bantu / produk , jadi :
Cps > Cfix , atau
( R + Rm ) t – ( Rt + Rm ) tt > Ct / N ( 1 + n.i / 2 )

6) Titik impas yaitu jumlah produk minimum yang harus diproduksi oleh
pabrik dengan perkakas baru tersebut supaya penghematan ongkos
produksi sama dengan ongkos pembuatan perkakas bantu ,jadi :

Cps = Cfix , atau


𝑪𝒕 𝒏.𝒊
( R + Rm ) t – ( Rt + Rm ) tt = 𝑵 (1+ )
𝒊𝒎𝒑𝒂𝒔 𝟐
𝒏.𝒊 𝒏.𝒊
𝑪𝒕 ( 𝟏+ ) 𝑪𝒕 ( 𝟏+ )
𝟐 𝟐
𝑵𝒊𝒎𝒑𝒂𝒔 = ( 𝑹+𝑹𝒎 )𝒕−( 𝑹𝒕+𝑹𝒎 )𝒕 =
𝒕 𝑪𝒑𝒔

7) Ongkos maksimum yang diperbolehkan untuk membuat perkakas


bantu:
( 𝑹 + 𝑹𝒎 )𝒕 − ( 𝑹𝒕 + 𝑹𝒎 )𝒕𝒕 𝑪𝒑𝒔 . 𝑵
𝑪𝒕 𝒎𝒂𝒙 = 𝒙𝑵=
𝒏. 𝒊 𝒏. 𝒊
(𝟏+ 𝟐 ) (𝟏+ 𝟐 )

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xvi


i
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari materi di atas kita dapat mengtahui berapa kecepatan putaran
mesin,kecpatan pemakanan dan kecepatan potong pada benda kerja dan kita
bisa menerapkannya pada saat melakukan praktik pembubutan.Kita juga
dapat mengetahui waktu pemesinan yang di butuhkan dari proses bubut,baik
pada saat proses pembubutan muka,proses pembubutan rata,dan proses bor.
Kemudian , tujuan optimasi pemesinan itu sendiri meliputi : ongkos produksi
yang paling rendah / ekonomik , kecepatan produksi yang paling tinggi /
produktif , dan kecepatan penghasilan keuntungan yang paling tinggi/
menguntungkan .

B. Saran
Berdasarkan pembahasan di atas penulis memberikan saran kepada
pembaca agar melakukan hal hal berikut:

1. Menghitung dahulu kecepatan putaran mesin,kecepatan potong,dan


kcepatan pemakanan sebelum memulai pekerjaan.
2. Menghitung dahulu waktu pemesinan bubut agar dapat mengetahui total
waktu untuk membuat suatu produk.
3. Memperhatikan proses produksi dari waktu proses serta biaya ongkos
produksi agar menghasilkan produksi yang maksimal dan menguntungkan

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xvi


ii

Anda mungkin juga menyukai