PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kunci keberhasilan negara-negara industri maju dalam
membangun kekuatan ekonominya adalah kemampuan industrinya dalam
membuat produk manufaktur secara efisien. Dengan perkembangan teknologi
manufaktur yang semakin pesat dan semakin tingginya kompetisi antara
produsen produk-produk manufaktur, kebutuhan akan kualitas produk yang
tinggi (high quality product) yang dihasilkan dengan kecepatan produksi yang
tinggi (high speed manufacturing) dengan efisiensi biaya produksi yang tinggi
(low cost production) menjadi suatu prasyarat.
Pada saat ini, telah terjadi tuntutan yang semakin tinggi terhadap
kualitas hasil proses pemotongan logam di Indonesia. Hal ini terkait dengan
meningkatnya daya saing dan permintaan akan produk yang berkualitas di
pasar. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, industri manufaktur
harus mengendalikan proses manufakturnya. Oleh karena itu, industri
manufaktur melakukan proses perbaikan yang berkesinambungan terhadap
pengendalian kualitas dari proses-proses pemotongan logam. Peningkatan
efisiensi proses yang signifikan dapat diperoleh dengan mengoptimalkan
parameter proses yang teridentifikasi.
Secara umum parameter-parameter pada proses pemotongan logam
adalah putaran spindel (n), gerak makan (f) dan kedalaman potong (a).
Penentuan kombinasi parameter yang tepat untuk produk-produk pemesinan
yang memiliki beberapa performansi karakteristik cukup sulit dilakukan
karena kompleksitas yang dimiliki dan harus mengandalkan sejumlah besar
rangkaian percobaan. Pada proses pemesinan, penentuan seting parameter
proses yang tepat untuk mencapai respon yang optimum sangat penting
dilakukan secara efektif.
C. Tujuan Penelitian
1. Menghitung kecepatan potong pada proses pembubutan
2. Menghitung putaran / Rpm pada proses pembubutan
3. Menghitung kecepatan pemakanan ( feed ) pada proses pembubutan
4. Menghitung waktu pemesinan pada proses pembubutan
5. Menghitung biaya ongkos produksi
D. Manfaat Penelitian
Cs = π.d.n Meter/menit.
Pada tabel kecepatan potong (Cs) juga disertakan jenis bahan alat
potongnya. Yang pada umumnya, bahan alat potong dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu HSS (High Speed Steel) dan karbida (carbide).
Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa dengan alat potong yang
bahannya karbida, kecepatan potongnya lebih besar jika dibandingkan
dengan alat potong HSS (Tabel 2.1).
Sehingga
Keterangan :
d : diameter benda kerja (mm)
n : kecepatan putaran setiap menit (rpm)
Cs : kecepatan potong (meter/menit)
π : nilai konstanta = 3,14
F = f x n (mm/menit).
Keterangan:
f = besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n = putaran mesin (putaran/menit)
L = ℓa+ ℓ (mm)
F = f.n (mm/menit)
Keterangan:
f = pemakanan dalam satau putaran (mm/put)
n = putaran benda kerja (Rpm)
ℓ = panjang pembubutan rata (mm)
la = jarak star pahat (mm)
tm = l/f (menit)
L: l + 0.3d (mm)
F: f.n (mm/put)
Keterangan:
L: panjang pengeboran
L: panjang total pengeboran
D: diameter mata bor
N: putaran mata bor
F: pemakanan (mm/put)
2. Ongkos Operasi
Suatu unit produksi adalah mesin atau peralatan produksi yang
dilayani oleh operator ,oleh perusahaan, dimanfaatkan atau dijual
produknya.
rumus yang digunakan
Cj = Cf + Cd + Ci ; Rp/tahun
Dimana: Cj = ongkos operasi pertahun; Rp/tahun
Cf = ongkos tetap pertahun; Rp/tahun
Cd = ongkos variable langsung; Rp/tahun
Ci = ongkos variable tak langsung; Rp/tahun
a. Ongkos operasi tetap pertahun adalah ongkos yang di pikul
perushaan atas pemilihan suatu mesin/alat produksi yang scara
tetap harus di bayar setiap tahun, seperti:
Bunga pinjaman
Pajak
Asuransi
Lain-lain
b. Ongkos variable langsung pertahun adalah ongkos yang di pikul
perusahaan pertahun akibat pengaruh langsung dari kegiatan
pemesinan yang dilakukan seperti:
Ongkos bahan baku
Ongkos daya listrik
Cput = ( R + Rm ) t ; Rp / produk
Cpf = ( Rt + Rm ) Tt ; Rp/produk
Dimana :
Ct = ongkos pembuatan perkakas bantu; Rp
n = jumlah tahun perkakas bantu itu akan dipakai;
tahun
i = suku bunga dari modal yang diinvestasi; % / tahun
N = Jumlah produk yang akan dibuat ( selama n tahun
); produk
Cfix = Ct / N ; Rp / produk
6) Titik impas yaitu jumlah produk minimum yang harus diproduksi oleh
pabrik dengan perkakas baru tersebut supaya penghematan ongkos
produksi sama dengan ongkos pembuatan perkakas bantu ,jadi :
A. Kesimpulan
Dari materi di atas kita dapat mengtahui berapa kecepatan putaran
mesin,kecpatan pemakanan dan kecepatan potong pada benda kerja dan kita
bisa menerapkannya pada saat melakukan praktik pembubutan.Kita juga
dapat mengetahui waktu pemesinan yang di butuhkan dari proses bubut,baik
pada saat proses pembubutan muka,proses pembubutan rata,dan proses bor.
Kemudian , tujuan optimasi pemesinan itu sendiri meliputi : ongkos produksi
yang paling rendah / ekonomik , kecepatan produksi yang paling tinggi /
produktif , dan kecepatan penghasilan keuntungan yang paling tinggi/
menguntungkan .
B. Saran
Berdasarkan pembahasan di atas penulis memberikan saran kepada
pembaca agar melakukan hal hal berikut: