Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN RESPON TIME PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN

KELUARGA PASIEN DI TRIAGE MERAH (PRIORITAS 2) RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :
Mega Girinda Putri
S13035

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017
Hubungan Respon Time Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien di
Triage Merah (Prioritas 2) RSUD Dr. Moewardi

Mega Girinda Putri1), S. Dwi Sulisetyawati 2), Ratih Dwilestari Puji Utami 3)

1) Mahasiswa Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

2,3) Dosen Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

megagirindaputri17@gmail.com

ABSTRAK
Pelayanan keperawatan gawat darurat meliputi pelayanan keperawatan yang
ditujukan kepada pasien gawat darurat yaitu pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan
gawat dan mengancam nyawa atau dapat menimbulkan kecacatan bila tidak mendapat
pertolongan segera. Keadaan ini menimbulkan kecemasan pada keluarga pasien yang
menunggu di ruang Triage. Kecepatan penanganan oleh perawat dapat menjadi salah satu
faktor pencetus kecemasan. Keluarga pasien akan merasa cemas ketika berada di ruang
Triage serta penanganan perawat yang kurang cepat dapat menyebabkan tidak
tertolongnya korban. Respon time perawat di ruang IGD RSUD Dr. Moewardi meliputi
observasi pasien, initial assessment, penempatan sesuai hasil Triage dan penanganan
segera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan respon time perawat dengan
tingkat kecemasan keluarga pasien di Triage Merah (Prioritas 2) RSUD Dr. Moewardi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan korelasional
dengan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 46 pasien yang berada di
Triage Merah (Prioritas 2) RSUD Dr. Moewardi. Pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel pada penelitian ini adalah 41
responden dan 10 perawat yang berada di ruang Triage. Analisa data dalam penelitian ini
menggunakan uji Kendall Tau.
Hasil penelitian menunjukkan uji Kendall Tau dengan nilai p value 0,001 sehingga
ada ada Hubungan respon time perawat dengan tingkat kecemasan keluarga pasien di
Triage Merah (Prioritas 2) RSUD Dr. Moewardi.

Kata Kunci : Pengetahuan, Resusitasi Jantung Paru, Evakuasi


Daftar Pustaka : 39 (2006-2016)
CORRELATION BETWEEN NURSES’S RESPON TIME and FAMILIES’
ANXIETY LEVEL OF RED TRIAGE (PRIORITY 2) PATIENTS AT Dr.
MOEWARDI LOCAL GENERAL HOSPITAL

Mega Girinda Putri1), S. Dwi Sulisetyawati 2), Ratih Dwilestari Puji Utami 3)

1) Student of Bachelor’s Degree Program in Nursing Science of Kusuma Husada School

of Health Sciences of Surakarta


2,3) Lecturers of Bachelor’s Degree Program in Nursing Science of Kusuma Husada

School of Health Sciences of Surakarta

ABSTRACT

Emergency nursing services include nursing services intended for


emergency patients, namely: those who are abruptly in emergency situations,
which threaten their life or which induce disabilities when they are not promptly
exposed to medical aids. Such situations induce the families’ anxiety level of
patients at the Triage Room. The nurses’ rapid handling can be one of the factors
which trigger anxiety. The patients’ families will feel anxious when they are
employed at the Triage Room, and the less rapid handling can make the victims
unsaved. The nurses’ response time at the Emergency Installation of dr. Moewardi
Local General Hospital includes observation of patients, initial assessment,
placement of patients according to the triage assessment, and immediate handling
of patients. The objective of this research is to investigate the nurses’ response
time and the families’ anxiety level of the red triage (Priority 2) patients at dr.
Moewardi of Local General Hospital.
This research used the quantitative correlational research method with cross
sectional design. Its population was all of the red triage (Priority 2) patients as
many as 46 at dr. Moewardi Local General Hospital. Purposive sampling
technique was used to determine its samples. The samples consisted of 41 patients
as respondents and 10 nurses employed at the Triage Room. The data of the
research were analyzed by using the Kendall Tau’s Test.
The result of the Kendall Tau’s Test shows that the p-value was 0.001,
meaning that there was a correlation between the nurses’ response time and the
families’ anxiety level of the red triage (Priority 2) patients at of dr. Moewardi
Local General Hospital.

Keywords : Knowledge, cardiopulmonary resuscitation, evacuation


References : 39 (2006-2016)
1. PENDAHULUAN Sementara itu berdasarkan hasil
Pelayanan keperawatan gawat RISKESDAS (Riset Kesehatan
darurat meliputi pelayanan Dasar) tahun 2013, prevalensi cedera
keperawatan yang ditujukan kepada nasional adalah sebanyak 8,2%
pasien gawat darurat yaitu pasien dimana hasil tersebut meningkat dari
yang tiba-tiba berada dalam keadaan tahun 2007 yang prevalensinya 7,5%.
gawat dan mengancam nyawa atau Sedangkan presentasi penyebab
dapat menimbulkan kecacatan bila cedera karena kecelakaan transportasi
tidak mendapat pertolongan segera. darat berdasarkan hasil Riskesdas
Keadaan ini menimbulkan tahun 2013 terjadi peningkatan yang
kecemasan pada keluarga pasien cukup tinggi, dari sebelumnya pada
yang menunggu di ruang Triage. tahun 2007 25,9 % menjadi 47,7 %
(Musliha, 2010). Pada unit gawat pada tahun 2013.
darurat perawat bertanggung jawab Intervensi keperawatan yang
dalam menentukan prioritas perawat diberikan di ruang IGD dalam
pada pasien. Keakuratan dan jumlah menyelamatkan jiwa dilakukan
pasien, skill perawat, ketersediaan ketika keadaan fisiologis pasien
peralatan dan sumber daya dapat terancam, tindakan seperti ini
menentukan setting prioritas (Dewi, termasuk memberikan medikasi
2011). darurat, melakukan resusitasi
Berdasarkan data Direktorat kardiopulmonal. Suatu tindakan
Jenderal Bina Pelayanan Medik medis menyelamatkan jiwa dapat
Depkes, pada tahun 2007 jumlah mendatangkan kecemasan, karena
rumah sakit di Indonesia sebanyak terdapat ancaman integritas tubuh
1.319 yang terdiri atas 1.033 Rumah (Long, 2006). Kecemasan atau
Sakit Umum (RSU) dengan jumlah ansietas merupakan reaksi emosional
kunjungan ke RSU sebanyak yang timbul oleh penyebab yang
33.094.000. Sementara data tidak spesifik yang dapat
kunjungan ke IGD sebanyak menimbulkan perasaan tidak nyaman
4.402.205 atau sebanyak 13,3 % dari dan merasa terancam (Stuart dan
total seluruh kunjungan di RSU. Dari Sundeen, 2007). Penjelasan untuk
jumlah seluruh kunjungan IGD klien dan diberikan untuk
terdapat 12 % berasal dari pasien menurunkan kecemasan dan
rujukan (Kepmenkes No.856, 2009).
meningkatkan kerjasama pasien dan efektif dan efisien. Hal ini
perawat (Musliha, 2010). mengingatkan pada kondisi tersebut
Fenomena yang sering terjadi pasien dapat kehilangan nyawa hanya
di IGD terkait respon time adalah dalam hitungan menit saja. Berhenti
kecemasan pasien tentang nafas selama 2-3 menit pada manusia
penanganan gawat darurat. Karena dapat menyebabkan kematian yang
kebanyakan pasien tidak tahu tentang fatal (Sutawijaya, 2009).
masalah Triage di IGD sehingga Triage adalah pengelompokan
pasien kadang berpikir bahwa pasien berdasarkan berat cideranya
penangananya tidak cepat yang harus di prioritaskan ada
menyebabkan timbulnya kecemasan tidaknya gangguan airway,
akan kesehatanya. Ada beberapa breathing, dan circulation sesuai
warna dalam Triage dengan sarana, sumberdaya manusia
kegawatdaruratan di IGD bisa dan apa yang terjadi pada pasien
menggunakan kategori warna dan (Siswo, 2015). Sistem Triage yang
Patient Acuity Scale (PACS) yang sering di gunakan dan mudah dalam
terdiri dari 4 kategori yaitu kategori mengaplikasikanya adalah
merah atau P1 (gawat darurat) mengunakan START (Simple Triage
dengan respon time 0-5 menit and rapid treatment) yang
kategori kuning atau P2 (gawat tidak pemilahanya menggunakan warna .
darurat / darurat tidak gawat) dengan Warna merah menunjukan prioritas
respon time 5-15 menit, kategori tertinggi yaitu korban yang terancam
hijau atau P3(tidak gawat dan tidak jiwa jika tidak segera mendapatkan
darurat) dengan respon time 30-45 pertolongan pertama. Warna kuning
menit, kategori hitam atau P0 menunjukan prioritas tinggi yaitu
(meninggal sebelum sampai di IGD / koban moderete dan emergent.
DOA (Death of Arrival) dengan Warna hijau yaitu korban gawat
respon time 30-60 menit (Depkes, tetapi tidak darurat meskipun kondisi
2009). dalam keadaan gawat ia tidak
Penanganan gawat darurat ada memerlukan tindakan segera.
filosofinya yaitu Time Saving it’s Terakhir adalah warna hitam adalah
Live Saving. Artinya seluruh tindakan korban ada tanda-tanda meninggal
yang dilakukan pada saat kondisi (Ramsi, dkk ,2014).
gawat darurat haruslah benar-benar
Hasil studi pendahuluan yang berada diruang Triage serta
dilakukan ke RSUD Dr. Moewardi penanganan perawat yang kurang
didapatkan data bahwa data pasien cepat dapat menyebabkan tidak
IGD bulan Januari-Desember 2016 tertolongnya korban. Gambaran
sebanyak 26.855 pasien. Data pasien respon time pada perawat di ruang
yang masuk Triage Merah (Prioritas IGD sangat cepat meliputi observasi
2) selama tiga bulan terakhir adalah pasien yang datang, initial
1239 pasien. Berdasarkan data assessment, penempatan sesuai hasil
Rekam Medis RSDM (2017). Triage lalu berikan penanganan.
Gambaran respon time perawat di Penelitian terkait adalah tingkat
ruang IGD dilakukan sejak pasien kecemasan pada Triage kuning tetapi
datang, di ruang Triage sampai hasilnya menunjukkan bahwa
masuk ruang rawat inap. Hasil kebanyakan masih merasa cemas
wawancara dari 3 keluarga pasien sedang kondisi pasien tidak terlalu
yang berada di Triage Merah mengancam jiwa sehingga peneliti
(Prioritas 2) RSUD Dr. Moewardi tertarik untuk melakukan penelitian
didapatkan data bahwa mereka tentang “Hubungan respon time
semua mengatakan merasa cemas perawat dengan tingkat kecemasan
dan takut sehingga mereka hanya keluarga pasien di Triage Merah
bisa berdoa dan meminta penanganan (Prioritas 2) RSUD Dr. Moewardi”.
sebaik mungkin dari dokter dan 2. METODOLOGI PENELITIAN
perawat. Tingkat kecemasan pada Jenis penelitian ini adalah
keluarga pasien tidak hanya penelitian kuantitatif dengan
dipengaruhi oleh respon time perawat rancangan penelitian korelasional
tetapi dilihat dari kondisi pasien yang menggunakan Cross Sectional.
mengkhawatirkan sehingga keluarga Populasi dalam penelitian ini adalah
masih merasa cemas serta kurangnya keluarga yang salah satu anggotanya
pengetahuan pada keluarga pasien berada di Triage Merah (Prioritas 2)
tentang penanganan gawat darurat RSUD Dr. Moewardi sebanyak 46
membuat keluarga semakin merasa pasien. Teknik pengambilan sampel
cemas. Purposive Sampling sebanyak 41
Dari latar belakang diatas responden dan 10 perawat yang
dapat disimpulkan bahwa keluarga berada di ruang Triage IGD RSUD
pasien akan merasa cemas ketika Dr. Moewardi. Penelitian telah
dilakukan di Triage Merah (Prioritas adalah perempuan sebanyak 35
2) RSUD Dr. Moewardi pada bulan orang (50,9).
Juli - Agustus 2017. Analisis bivariat Hasil penelitian diatas
menggunakan uji korelasi Kendall menunjukkan bahwa tingkat
Tau yang bertujuan untuk kecemasan banyak terjadi pada
menghubungkan dua variabel yang perempuan dibandingkan laki-
memiliki skala ordinal. laki. Hal ini bisa terjadi karena
3. HASIL DAN PEMBAHASAN perempuan lebih merasa
a. Analisa univariat khawatir dan tidak tentang
1) Karakteristik responden ketika terjadi sesuatu pada
berdasarkan jenis kelamin orang yang dikenal atau
Tabel 4.1 Karakteristik disayangi. Hasil ini didukung
responden berdasarkan jenis oleh hasil penelitian yang
kelamin (n = 41) dilakukan oleh Jaquelyn dkk
Keluarga Perawat menemukan bahwa jenis
Jenis
Pasien kelamin perempuan
Kelamin
(f) (%) (f) (%) meningkatkan risiko hingga
Laki-laki 15 36,6 6 60 lima kali lebih banyak
Perempuan 26 63,4 4 40 mengalami kecemasan

Jumlah 41 100 10 100 dibandingkan dengan jenis

Karakteristik responden kelamin laki-laki (Jaquelyn

berdasarkan jenis kelamin dkk, 2010).

yang paling banyak adalah 2) Karakteristik responden

Perempuan sebanyak 26 orang berdasarkan umur

(63,4%). Karakteristik perawat Tabel 4.2 Karakteristik

berdasarkan jenis kelamin responden berdasarkan umur

yang paling banyak adalah (n = 41)

laki-laki sebanyak 6 orang


(60%). Hasil penelitian ini Keluarga
Perawat
sejalan dengan hasil penelitian Umur Pasien

Rembet, Mulyadi & Malara (f) (%) (n) (%)

(2015) yang menunjukkan 17-25 3 7,3 2 20


bahwa mayoritas responden Tahun
26-35 13 31,7 6 60 maka semakin tinggi
Tahun kecemasan yang dialami
36-45 14 34,1 3 30 seseorang.
Tahun Karakteristik perawat
46-55 5 12,2 1 10 berdasarkan usia paling
Tahun banyak usia 26-35 tahun
> 55 6 14,6 0 0 sebanyak 6 orang (60%).
Tahun Dimana usia ini individu
Total 41 100 10 100 mampu bersikap mandiri,
Karakteristik responden mempunyai tanggung jawab
berdasarkan umur paling terhadap tugas yang diberikan
banyak adalah umur 36-45 serta mampu berkomitmen
tahun sebanyak 14 orang sehingga semangat kerja
(34,7%). Karakteristik perawat semakin meningkat dalam
berdasarkan umur yang paling melakukan tindakan
banyak usia 26-35 tahun keperawatan. Hal ini juga
sebanyak 6 orang (60%). Hasil sangat berdampak besar dalam
penelian ini sesuai dengan Respon Time di Unit Gawat
hasil penelitian Peni (2014) Darurat (Rizikiyah & Umah,
yang menunjukkan bahwa 2015).
mayoritas responden berumur 3) Karakteristik responden
36-45 tahun sebanyak 16 orang berdasarkan pendidikan
(53,3%). Tabel 4.3 Karakteristik
Hasil penelitian diatas responden berdasarkan
menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan (n = 41)
berumur dewasa sehingga
proses berpikir sudah mulai
matang dan dapat mengatasi
sikap cemas dan khawatir
dengan pikiran yang dingin.
Hal ini didukung oleh
pendapat Maramis (2010) yang
menyebutkan bahwa semakin
rendah umur dan pendidikan
berpengaruh terhadap
Keluarga Pasien Perawat
Jenis
Pendidikan Frekuensi Presentasi Frekuensi Presentasi rendahnya pengetahuan yang
(n) (%) (n) (%)
SD 22 53,7 0 0 dimilikinya. Kurniawan (2008)
SMP 7 17,1 0 0
SMA 12 29,3 0 0
menyatakan bahwa tingkat
D3 0 0 3 30 pendidikan yang rendah pada
S1 0 0 7 70
seseorang akan menyebabkan
Total 41 100 10 100
orang tersebut lebih mudah
Karakteristik responden mengalami kecemasan
berdasarkan pendidikan yang dibandingkan mereka yang
paling banyak adalah SD mempunyai status pendidikan
sebanyak 22 orang (53,7%0). tinggi.
Karakteristik perawat Tingkat pendidikan pada
berdasarkan tingkat pendidikan perawat mayoritas adalah
yang paling banyak adalah lulusan S1 sebanyak 7 oang
lulusan S1 sebanyak 7 orang (70%). Dengan pendidikan
(70%). Hasil penelitian ini perawat yang lebih tinggi
sejalan dengan hasil penelitian maka pengetahuan perawat
Sholichah & Anjarwati (2016) semakin luas dan semakin
yang menunjukkan bahwa cekatan dalam menangani
sebagian besar responden pasien (Rizikiyah & Umah,
memiliki tingkat pendidikan 2015).
rendah 101 responden 4) Tingkat Kecemasan
(62,3%). Tabel 4.4 Tingkat kecemasan
Tingkat pendidikan pada keluarga pasien di
hasil penelitian diatas Triage Merah
menunjukan bahwa mayoritas (Prioritas 2)(n = 41)
masih berpendidikan rendah Tingkat (f) (%)
sehingga informasi dan Kecemasan
pengetahuan yang dimilki Ringan 7 17,1
masih kurang terkait Sedang 14 34,1
penanganan di rumah sakit Berat 20 48,8
sehingga akan menimbulkan Total 41 100
perasaan cemas. Rendahnya
tingkat pendidikan responden
Hasil penelitian pada mendengarkan musik atau
tingkat kecemasan pada membaca doa sesuai dengan
korban yang dirawat di Triage keyakinan mereka sendiri.
Merah (Prioritas 2) paling Seseorang yang memiliki
banyak adalah berat sebanyak pendidikan rendah cenderung
20 orang (48,8%). Hasil untuk khawatir dan cemas
penelitian tersebut karena memiliki pengetahuan
menunjukkan mayoritas yang kurang tentang triage dan
memiliki kecemasan berat kesulitan menentukan koping
sama dengan penelitian Peni yang baik untuk masalah
(2014) bahwa responden yang tersebut (Peni, 2014).
mengalami tingkat kecemasan Kecemasan yang terjadi
berat adalah sebanyak 10 dapat dipengaruhi oleh tingkat
orang responden (33,3%) dari pendidikan responden yang
seluruh jumlah responden. mayoritas SD sehingga
Pada kecemasan berat mayoritas responden
memungkinkan seseorang mengalami kecemasan berat.
untuk memusatkan pada hal. Hal ini sesuai dengan pendapat
Kecemasan keluarga Stuart & Sundeen (2008)
tersebut salah satunya bahwa tingkat pendidikan dan
disebabkan oleh pengetahuan status ekonomi yang rendah
yang baik tentang pelayanan di pada seseorang akan
triase. Pasien dengan tingkat menyebabkan orang tersebut
pengetahuan yang baik tentang mudah mengalami kecemasan.
triase cenderung lebih tenang Tingkat pendidikan seseorang
dalam menghadapi proses atau individu akan
perawatan yang akan dialami. berpengaruh terhadap
Mereka mengetahui bagaimana kemampuan berpikir, semakin
volume pekerjaan dibagian tinggi tingkat pendidikan akan
tersebut sehingga mereka semakin mudah berpikir
dapat memahaminya. Untuk rasional dan menangkap
menekan rasa cemas mereka informasi baru termasuk dalam
biasanya melakukan koping menguraikan masalah yang
sendiri diantaranya baru.
5) Respon time perawat penting dalam
Tabel 4.5 Respon time perawat penatalaksanaan keadaan
(n = 41) gawat darurat, penting agar
Respon Time (f) (%) dapat terapi mengikuti urutan
Sangat cepat 25 61 yang sesuai dengan urutan
Cepat 16 39 mendesaknya keadaan yang
Lambat 0 0 ada (Boswick, 2011).
Total 41 100 Keberhasilan waktu tanggap
Hasil penelitian pada atau respon time sangat
respon time perawat tergantung kepada kecepatan
didapatkan hasil yang paling yang tersedia serta kualitas
banyak adalah sangat cepat pemberian pertolongan untuk
sebanyak 25 orang (61 %). menyelamatkan nyawa atau
Hasil penelitian ini sesuai mencegah cacat sejak di
dengan hasil penelitian tempat kejadian, dalam
Rembet, Mulyadi & Malara perjalanan hingga
(2015) yang menunjukkan pertolongan rumah sakit
bahwa respon time yang (Hasan, 2012).
paling banyak adalah sangat b. Analisa bivariat
cepat sebanyak 36 orang Hasil penelitian ini
(52,2%). dianalisa menggunakan uji
Respon time pada Kendall Tau dengan hasil sebagai
perawat dalam menangani berikut :
pasien gawat darurat harus Tabel 4.6 Hubungan respon time
sesuai dengan SOP Rumah perawat dengan
Sakit dan < 5 menit untuk tingkat kecemasan
mencegah terjadinya keluarga pasien di
komplikasi yang lebih parah Triage Merah
dan meningkatkan derajat (Prioritas 2) RSUD
keberhasilan sebuah Dr. Moewardi
pertolongan. Respon time
perawat sangat berhubungan
erat dengan waktu. Waktu
menjadi faktor yang sangat
Hasil penelitian pada tabel
Respon time
4.6 menunjukkan nilai p value
Kecemasan L C SC p
0,001 sehingga p value < 0,05
value
maka ada Hubungan respon time
Tidak 0 0 0 0,001
perawat dengan tingkat
cemas
kecemasan keluarga pasien di
Ringan 0 3 4
Triage Merah (Priorotas 2) RSUD
Sedang 0 4 10
Dr. Moewardi dengan nilai
Berat 0 9 11
signifikan 0,001. Hasil penelitian
Panik 0 0 0
ini sejalan dengan hasil penilitian
Total 0 16 25
Tumbuan, Kumaat & Malara
penanganan kasus pada respon
(2015) yang menunjukkan bahwa
time di Instalasi Gawat Darurat
ada hubungan yang signifikan
Bedah Dan Non-bedah RSUP DR.
antara respon time perawat
Wahidin Sudirohusodo yang
dengan tingkat kecemasan pasien
menunjukan bahwa ada hubungan
ketegori Triage kuning di IGD
yang bermakna antara
RSU GMIM Kalooran Amurang.
ketersediaan Stretcher dan
Hasil penelitian diatas
ketersediaan petugas Triage di
menunjukkan bahwa adanya
IGD dengan ketepatan waktu
hubungan yang signifikan antara
tanggap. Krech (2012)
respon time perawat dengan
menyatakan bahwa kepercayaan
tingkat kecemasan pada keluarga
merupakan gambaran sikap untuk
pasien. Respon time yang cepat
menerima suatu pernyataan atau
pada penaganan pasien membuat
pendirian tanpa menunjukan sikap
keluarga menjadi sedikit merasa
pro atau kontra. Kepercayaan
tenang tetapi kurangnya informasi
lebih mudah untuk tumbuh
yang diterima oleh keluarga
diantara orang–orang yang
membuat beberapa kelurga
memiliki kepentingan dan tujuan
merasa panik dan cemas.
yang sama, sehingga lebih mudah
Hasil penelitian diatas
untuk mengubah kepercayaan
didukung oleh Sabriyanti (2012)
individu dari pada mengubah
dalam penelitiannya tentang
kepercayaan suatu kelompok.
Faktor-faktor yang berhubungan
Kepercayaan merupakan bagian
dengan ketepatan waktu tanggap
dari sikap. Sikap terdiri dari aspek tindakan seperti ini termasuk
kognitif, afektif dan konasi. memberikan medikasi darurat,
Kepercayaan adalah aspek melakukan resusitasi
yang dibentuk dalam kognitif kardiopulmonal. Suatu tindakan
(Azwar, 2007). Dengan adanya medis menyelamatkan jiwa dapat
kepercayaan, seorang individu mendatangkan kecemasan, karena
akan bersedia mengambil resiko terdapat ancaman integritas tubuh
yang mungkin terjadi dalam (de Araujo, 2014).
hubungannya dengan pihak lain 4. Kesimpulan
(Mayer, 2015). Ketergantungan Hasil penelitian ini dapat
pada pihak lain selalu terlibat disimpulkan bahwa terdapat
dengan tingkat kepercayaan. Hubungan yang signifikan antara
Pelayanan keperawatan respon time perawat dengan tingkat
gawat darurat adalah pelayanan kecemasan keluarga pasien di Triage
yang diberikan kepada pasien Merah (Priotitas 2) RSUD Dr.
untuk mengatasi kondisi Moewardi nilai p value 0,001
kedaruratan dan juga memberikan 5. Saran
asuhan keperawatan untuk Bagi rumah sakit untuk
mengatasi kecemasan pada mengantisipasi kecemasan pada
pasien/keluarga (Syofyanti, 2014). keluarga dengan pemberian
Tindakan penanggulangan informasi terkait tindakan
kegawatdaruratan selalu kegawatdaruratan menggunakan
mengutamakan keselamatan leaflet dan inform consent tentang
pasien, dimana saat melakukan tindakan yang akan dilakukan. Bagi
tindakan kegawatdaruratan Institusi dapat dijadikan referensi
perawat harus bertindak cepat dan untuk memberikan tindakan atau
akhirnya cenderung komunikasi terapeutik dalam
mengesampingkan kecemasan menangani masalah kecemasan
pasien (Kencana, 2012). Menurut keluarga pasien dan kecepatan
Long (2006) Intervensi serta ketepatan dalam bertindak.
keperawatan yang diberikan di
ruang IGD dalam menyelamatkan
jiwa dilakukan ketika keadaan
fisiologis pasien terancam,
Bagi Peneliti dapat Sakit. Jakarta: Direktorat
memberikan wawasan dan Pelayanan Keperawatan

pengalaman tentang kecepatan, Direktorat Jenderal Pelayanan


Medik Departemen Kesehatan.
ketepatan dan kepedulian dalam
6. Dewi, 2011. Buku ajar dasar
menangani pasien dan keluarga
keperawatan gawat darurat.
pasien. Bagi Peneliti lain dapat
Jakarta : Salemba Medika
memotivasi peneliti lain dalam
7. Green, W,
memahami faktor-faktor yang
Lawrence.et.al.2006.Helath
mempengaruhi respon time seorang
Education Planing A Diagnostik
perawat serta faktor-faktor yang
Approach, The Johns Hapkins
dapat mempengaruhi tingkat
University: Mayfield Publishing
kecemasan keluarga pasien.
Company
8. Gunarsah, Singgih D &
Daftar Pustaka Gunarsah, Ny.Singgih.
1. Azwar, S.2007. Sikap Manusia D.2008.Psikologi
Teori dan Pengukurannya, adisi Keperawatan.Jakarta : Gunung
2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Mulia
2. Boswick J. A, Ir, MD.2011. 9. Hall, Calvin S & Lindsey,
Perawatan Gawat Darurat Gardner.2009.Teori-teori
(Emergency Care). Jakarta: Psikodinamik
Buku Kedokteran EGC. (Klinis).Yogyakarta : Kasinius
3. De. Araujo, L., Susilo, E., 10. Hasan. L. 2012. Hubungan
Widodo G. 2014. Hubungan Response Time Perawat Dengan
Komunikasi Terapeutik Perawat Kepuasan Pasien Di Instalasi
Dengan Kecemasan Pasien Di Gawat Darurat Badan Rumah
Ruang Triase Instalasi Gawat Sakit Daerah Kabupaten
Darurat Hospital Nacional Banggai.
Guido Valadares. Ungaran : 11. International Council of
Jurnal STIKES Ngudi Waluyo. Nurses.2015. Position
4. Depkes RI, 2009. Sistem statements. Geneva: ICN
Kesehatan Nasional. Jakarta. 12. Jaquelyn V, José RB, José
5. Departemen Kesehatan.2010. MO.2010. Anxiety in
Standar Keperawatan di Rumah preoperative anesthetic
procedures. anxiety in T.2015.Hubungan Response
preoperative anesthetic Time Perawat Dengan Tingkat
procedures. Cir Cir. Kepercayaan Keluarga Pasien
13. Kahn, Schultz, Miller dan Pada Triase Kuning (Urgent) Di
Anderson.2008. Does START Instalasi Gawat Darurat RSU
Triage Work? An Outcomes GMIM Kalooran Amurang.e-
Assessment After a Disaster. Journal Keperawatan (eKp)
Annals of Emergency Medicine volume 3 Nomor 2
Volume 54, Issue 3, Pages 424- 20. Maramis. W.F.2010. Catatan
430.e1, Ilmi Kedokteran Jiwa, Surabaya
14. Kencana. 2012. Hubungan : Airlangga University Press
antara persepsi pasien tentang 21. Mayer, J.D., & Salovey, P.2015.
perawat IGD RSUD Wates Emotional Intelligence and the
Kulon Progo Yogyakarta Construction and regulation of
dengan kecemasan pasien IGD feelings. Applied and preventive
RSUD Wates Kulon Progo Psychology, 4, 197-208.
Yogyakarta. Yogyakarta: Jurnal 22. Musliha.2010. Keperawatan
Universitas Respati gawat darurat. Jakarta: Nuha
15. Kepmenkes, RI.2013.Standar Medika
IGD Rumah Sakit.Menteri 23. Nursalam 2009, konsep dan
Kesehatan Jakarta penerapan metodologi
16. Krech et al.2012.Individual in penelitian ilmu kesehatan,
society.London : McGraw Hill Salemba Medika, Jakarta.
Intem.Book Co 24. Oman. K. S., Koziol-Mclain. J.,
17. Kurniawan, & Scheetz. L. J.2012.
Basuki.2008.Pendidikan Keperawatan Emergensi. EGC :
kejujuran harus Jakarta
demokratis.Jakarta : EGC 25. Peni, Tri.2014.Kecemasan
18. Long. 2006. Perawatan medikal Keluarga Pasien Ruang ICU
bedah, volume 3. Bandung : Rumah Sakit Daerah
Penerjemah Yayasan IAPK Sidoarjo.HOSPITAL
Padjajaran MAJAPAHIT Vol 6 No. 1
19. Rembet, Mario Alan, Mulyadi 26. Ramsi, IF dkk 2014. Basic life
& Malara, Reginus support, edisi 13. Jakarta : EGC.
27. Sabriyati. W. O. N. I. (2012). Tahun Dalam Menghadapi
Faktor-faktor yang Menopause.Jurnal
berhubungan dengan ketepatan Keperawatan.JKK.No.115
waktu tanggap penanganan 32. Syofyanti. R.A. (2014).
kasus pada response time I di Hubungan pelayanan
instalasi gawat darurat bedah keperawatan gawat darurat
dan non-bedah RSUP dengan tingkat kepuasan pasien
DR.Wahidin Sudirihusodo. di instalasi gawzt darurat RSSN
Diunduh dari : Bukittinggi tahun 2014.
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/fil Diunduh dari :
es/c4fb91d414809dc2f827bc656 jurnal.umsb.ac.id/wpcontent/upl
13b 9fa.pdf oads/2014/09/JurnalRi cha-
28. Semiun, pdf.pdf
Yustinus.2010.Kesehatan 33. Stuart, W.G.2007. Buku saku
Mental 2.Yogyakarta : Kasinius keperawatan jiwa. Jakarta: EGC
29. Siboro,T.2014. Hubungan 34. Stuart, G & Sundeen, W. 2007.
pelayanan perawatan dengan Buku saku keperawatan jiwa.
tingkat kepuasan pasien di edisi 5. Jakarta : EGC.
Ruang Unit Gawat Darurat 35. Stuart, G.W & Sundeen.2008.
Rumah Sakit Advent Bandung. Principles and Practice of
Skripsi. Universitas Advent Psychiatric Nursing. St.
Indonesia. Bandung. Louis: Mosby.
30. Siswo, Nurhasim.2015. 36. Suprajitno.2012.Asuhan
Pengetahuan Perawat tentang Keperawatan Keluarga Aplikasi
Response Time dalam dalam Praktik.Jakarta: Penerbit
Penanganan Gawat Darurat di Buku Kedokteran EGC.
Ruang Triage RSUD 37. Sutawijaya, R. B, 2009. Gawat
Karanganyar.Jurnal Darurat, Aulia. Yogyakarta :
Kesmasdaskas. Stikes Kusuma Publishing
Husada Surakarta 38. Tumbuan, Akrian N, Kumaat,
31. Sholichah, Nur & Anjarwati, Lucky & Malara, Reginus.
Restu.2016. Hubungan Tingkat Hubungan Response Time
Pendidikan Dengan Tingkat Perawat Dengan Tingkat
Kecemasan Wanita Usia 40-50 Kecemasan Pasien Kategori
Triase Kuning DI IGD RSU Epidemic.WHO. Available
GMIM Kalooran Amurang. from:
ejournal Keperawatan (e-Kp) http://www.who.int/tobacco/mp
Volume 3. Nomor 2 ower/mpower_report_full
39. WHO. 2008. WHO report on the 2008.pdf.
Global Tobacco

Anda mungkin juga menyukai