DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
DAFTAR GRAFIK
IKHTISAR EKSEKUTIF
Akuntabilitas, sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan yang baik, merupakan
pertanggungjawaban atas mandat yang melekat pada suatu lembaga. Dengan landasan
pemikiran tersebut, maka Laporan Kinerja RSUD Kabupaten Sidoarjo Tahun 2018 ini
disusun. Laporan ini menyajikan capaian indikator kinerja sasaran sebagai hasil pelaksanaan
program dan kegiatan selama Tahun 2018 dan juga melaksanakan amanat dari Permendagri
61 tahun 2007 yang mengharuskan setiap Badan Layanan Umum Daerah menyusun laporan
kinerja. Selain itu laporan ini juga merupakan kebutuhan internal RSUD dalam melakukan
analisis dan evaluasi kinerja dalam rangka peningkatan kinerja secara menyeluruh.
Laporan kinerja Tahun 2018 ini menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan
yang muncul sebagai konsekuensi logis dalam pelaksanaan berbagai program dan kegiatan.
Ada 4 perspektif balance scorecard yang digunakan untuk mengukur kinerja rumah sakit
sebagai suatu unit BLUD yaitu perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, proses
indikator telah memenuhi target (tercapai), dan 4 indikator belum memenuhi target (tidak
tercapai). Tingkat capaian kinerja perspektif pelanggan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tidak tercapainya indikator customer acquisition (pertumbuhan pasien baru RS) pada
tahun 2018 sangat diperlukan peran pemasaran dalam menyampaikan pelayanan unggulan
Menurunnya indikator jumlah rujukan pasien masuk (khusus pasien umum) baik di IRJ
atau di IGD dari tahun sebelumnya dikarenakan banyaknya pasien yang sudah beralih
menggunakan BPJS. Dan adanya kebijakan BPJS terkait rujukan online bagi pasien BPJS.
Adapun untuk indikator jumlah KSO baru di bidang pelayanan kesehatan pada tahun
berkurang dan sebagian perusahaan telah beralih ke BPJS kesehatan. Disamping itu asuransi
kesehatan yang dikelola oleh swasta beralamatkan di Jakarta sehingga kesulitan dalam
penyelesaian klaimnya.
Untuk perspektif proses bisnis internal, ada 16 indikator yang diukur. Hasil capaian
kinerja perspektif proses bisnis internal secara ringkas adalah sebagai berikut :
1. Kualitas tempat layanan, angka capaian untuk BOR dan ALOS cukup baik dimana tingkat
okupansi rumah sakit (BOR) mencapai 75,1% sehingga masih memenuhi target,
sedangkan ALOS jauh di bawah standar yang ditetapkan yaitu 4,5 hari yang berarti bahwa
pengobatannya di rumah sakit. Sementara angka BTO yang mencapai 64,9 kali/tahun
dimana capaian tersebut sudah melampaui standar ideal BTO yaitu 40-50 kali/tahun. Hal
tersebut menunjukkan tingkat pemakaian tempat tidur yang sangat tinggi. Sebagai akibat
tingginya angka BTO, maka angka interval pemakaian tempat tidur dari 1 pasien ke
pasien berikutnya (TOI) juga sangat pendek yaitu sebesar 1,4 hari, namun masih sesuai
2. Untuk capaian kinerja kualitas layanan (quality of service) yaitu GDR dan NDR. Baik
capaian GDR maupun NDR belum bisa memenuhi target yang diharapkan. Hal ini
dikarenakan banyak pasien yang datang ke RSUD Kabupaten Sidoarjo dalam kondisi
Dengan melihat tabel tersebut diatas, mayoritas indikator yang di ukur di perspektif
Pada tahun 2018 ini telah dilaksanakan pengukuran terhadap pencapaian SPM sebagai
indikator wajib bagi rumah sakit. Dari 108 indikator yang diukur, 86 indikator atau 79,63%
memenuhi target. Sisanya sebanyak 22 indikator atau 20,37% belum memenuhi target.
Indikator yang belum memenuhi target yaitu : 1) Kematian pasien ≤24 jam di Gawat Darurat,
2) Waktu tanggap pelayanan Dokter di Gawat Darurat, 3) Waktu tunggu di rawat jalan, 4)
Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian, 5) Kematian pasien
>48 jam, 6) Waktu tunggu operasi elektif, 7) Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria, 8)
Kemampuan menanggapi BBLR 1500 gr-2500 gr, 9) Kejadian kematian Ibu karena
persalinan (sepsis), 10) Pelaksana ekspertisi, 11) Waktu tunggu pelayanan obat jadi, 12)
Waktu tunggu pelayanan obat racikan, 13) Adanya kejadian kesalahan pemberian obat, 14)
Penulisan resep sesuai formularium, 15) Tidak adanya kejadian kesalahan dalam pemberian
diet, 16) Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfusi, 17) Kejadian reaksi
transfusi, 18) Kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah selesai pelayanan, 19)
Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas, 20) Kecepatan
memberikan pelayanan ambulance / kereta jenazah di Rumah Sakit, 21) Kalibrasi alat, dan
yang mengukur kinerja rumah sakit dalam upaya penyediaan sumber daya pelayanan baik
Dari tabel diatas dapat dilihat hampir semua indikator yang diukur dalam perspektif
Perspektif keuangan sebagai gambaran posisi keuangan rumah sakit baik dari sumber
pendanaan maupun pembiayaan tahun 2018 ini pada sebagaian besar indikator telah
Target Capaian
Realisasi
Indikator Kinerja Tahun Tahunan Kategori Capaian
Tahun 2018
2018 (%)
Perspektif Keuangan
1. Likuiditas
a. Rasio Lancar 246,93 % 452,65% 183,31% Tercapai
b. Rasio Cepat 209,27 % 408,75% 195,32% Tercapai
c. Rasio Kas 94,34 % 260,53% 276,16% Tercapai
2. Solvabilitas
a. Rasio Aset Terhadap 5,81 % 4,54% 127,97% Tercapai
Kewajiban
b. Rasio Kemampuan - - - -
Membayar Bunga
3. Aktivitas
a. Perputaran Aset (kali) 0,50 0,51 101,74% Tercapai
b. Perputaran Piutang (kali) 7,34 7,61 103,72% Tercapai
c. Perputaran Persediaan (kali) 7,38 8,91 120,76%
d. Perputaran Utang (hari) 48 47 104% Tercapai
4. Rentabilitas
a. Pengembalian Aset 6,04 % 8,56% 141,83% Tercapai
b. Cost Recovery Rate (CRR) 113,58 % 119,56% 105,18% Tercapai
c. Sales Growth Rate (SGR) 6,31 % 6,33% 100,38% Tercapai
Dari uraian di atas dapat terlihat bahwa semua indikator kinerja keuangan sudah
mencapai target, hal ini menggambarkan kondisi keuangan rumah sakit sudah baik.