Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta
memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.Pembangunan kesehatan
harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu
komponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun
1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Bila dilihat permasalahan gizi antar provinsi terlihat sangat bervariasi yaitu terdapat
10 provinsi dengan prevalensi gizi kurang diatas 30% dan bahkan ada yang diatas 40% yaitu
di provinsi Gorontalo, NTB, NTT dan Papua. Kasus gizi buruk umumnya menimpa
penduduk miskin/tidak mampu. Di sisi lain masalah baru gizi seperti kegemukan, terutama
di wilayah perkotaan cenderung meningkat karena perubahan gaya hidup masyarakat. Angka
kesakitan yang tinggi terjadi pada anak-anak dan usia di atas 55 tahun, dengan tingkat
morbiditas lebih tinggi pada wanita dibanding pria.

Kondisi umum kesehatan seperti dijelaskan di atas dipengaruhi oleh berbagai faktor
yaitu lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan
kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen
kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling, telah didirikan di hampir seluruh wilayah
Indonesia. Saat ini, jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.550 unit, Puskesmas
Pembantu 22.002 unit dan Puskesmas keliling 6.132 unit. Meskipun fasilitas pelayanan
kesehatan dasar tersebut terdapat di semua kecamatan, namun pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan masih menjadi kendala.Fasilitas ini belum sepenuhnya
dapat dijangkau oleh masyarakat, terutama terkait dengan biaya dan jarak

1
transportasi.Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya adalah Rumah Sakit yang terdapat di
hampir semua kabupaten/kota, namun sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan belum
dapat berjalan dengan optimal.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari Poskesdes?


2. Apa tujuan Poskesdes?
3. Apa fungsi Poskesdes?
4. Apa manfaat dari Poskesdes?
5. Organisasi apa saja yang ada dalam Poskesdes?
6. Apa saja kegiatan Poskesdes?
7. Bagaimana sumber Poskesdes?
8. Bagaimana Langkah-Langkah Pengembangan Desa Siaga?
9. Bagaimana Pendekatan Pengembangan Desa Siaga?
10. Bagaimana Pembinaan dan peningkatan?
11. Apa saja Peran Jajaran Kesehatan?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari Poskesdes


2. Untuk mengetahui tujuan dari Poskesdes
3. Untuk mengetahui fungsi Poskesdes
4. Untuk mengetahui manfaat Poskesdes
5. Untuk mengetahui organisasi Poskesdes
6. Untuk mengetahui kegiatan Poskesdes
7. Untuk mengetahui sumber Poskesdes
8. Untuk mengetahui Langkah-Langkah Pengembangan Desa Siaga
9. Untuk mengetahui Pendekatan Pengembangan Desa Siaga
10. Untuk mengetahui pembinaan dan peningkatan
11. Untuk mengetahui peran jajaran kesehatan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/ menyediakan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana
kesehatan yang merupakan pertemuan antara upaya-upaya masyarakat dan dukungan
pemerintah.Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga
sukarela Iainnya.
Pembentukan POSKESDES didahulukan pada Desa yang tidak memiliki Rumah
Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu (PUSTU), dan bukan ibu Kota Kecamatan atau Ibu
Kota Kabupaten. POSKESDES di harapkan sebagai pusat pengembangan dan kordinator
berbagai UKBM yang dibutuhkan masyarakat Desa, misalnya POS Pelayanan Terpadu atau
POSYANDU dan warung obat desa (WOD).
2.2 TUJUAN POSKESDES
Banyak yang menjadi tujuan dalam pembentukan pembinaan poskesdes di desa –
desa, antara lain :
1. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring & informasi kesehatan
2. Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
3. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
4. Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan kesehatan di wilayah
desanya
5. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan
6. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam rangka meningkatkan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap resiko dan bahaya yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa atau KLB serta factor- factor resikonya

3
7. Tersedianya upaya pemerdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk menolong dirinya di bidang kesehatan
8. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh masyarakat dan
tenaga professional kesehatan
9. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada di desa Pembangunan
Poskesdes di maksudkan untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat
yang tinggal jauh dari jangkauan pelayanan kesehatan, Poskesdes dibangun dalam rangka
menyelenggarakan pelayanan Kesehatan dasar ,menyeluruh dan terpadu dan sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan di tingkat desa/Kecamatan .
Program Kesehatan yang diselenggarakan oleh Poskesdes merupakan program Desa
Siaga untuk memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, oleh masyarakat
dan untuk masyarakat sebagai upaya membangun masyarakat mandiri.
2.3 FUNGSI POSKESDES
Begitu banyak fungsi poskesdes yang sebenarnya dapat kita manfaatkan antara lain adalah:
1. Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
2. Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko dan masalah kesehatan
3. Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan kepada
masyarakat serta meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan
4. Sebagai wahana pembentukan jaringan berbagai UKBM yang ada di desa
2.4 MANFAAT POSKESDES
Begitu banyak manfaat dari adanya poskesdes, bukan hanya untuk perorangan tapi juga untuk
masyarakat luas antara lain adalah :
1.Bagi masyarakat
a. Permasalahan di desa dapat terdeteksi dini, sehingga bisa ditangani cepat dan
diselesaikan, sesuai kondisi potensi dan kemampuan yang ada
b. Memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang dekat
2. Bagi kader
a. Mendapat informasi awal di bidang kesehatan
b. Mendapat kebanggaan, dirinya lebih berkarya bagi masyarakat

4
3. Bagi puskesmas
a. Memperluan jangkauan pelayanan puskesmas dengan mengoptimalkan sumber
data secara efektif dan efisien
b. Mengoptimalkan fungsi puskesmas sebagai penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata
pertama
4. Bagi sektor lain
a. Dapat memadukan kegiatan sektornya di bidang kesehatan
b. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebih afektif dan efisien
2.5 ORGANISASI POSKESDES
1.Tenaga poskesdes
2.Kepengurusan dipilih melalui musyawarah mufakat masyarakat desa, serta ditetapkan oleh
kepala desa. Struktur minilmal terdiri dari Pembina ketua, sekretaris, bendahara dan
anggota
3.Kedudukan dan hubungan kerja
a. Poskesdes merupakan kooedinator dari UKBM yang ada (misalnya: posyandu,
poskestren, ambulan desa).
b.Poskesdes dibawah pengawasan dan bimbingan puskesmas setempat. Pelaksanan
poskesdes wajib melaporkan kegiatannya kepada puskesmas, adapun pelaporan
yang menyangkut pertanggungjawaban keuangan disampaikan kepada kepala desa
c. Jika wilayah tersebut terdapat puskesmas pembantu maka poskesdes berkoordinasi
dengan puskesmas pembantu yang ada tersebut
d.Poskesdes di bawah pimpinan kabupaten/ kota melalui puskesmas. Pembinaan
dalam aspek upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan
2.6 KEGIATAN POSKESDES
POSKESDES adalah suatu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)
yang melaksanakan kegiatan-kegiatan minimal pengamatan epidemiologis penyakit menular
& yg berpotensi menjadi KLB serta factor-faktor risikonya penanggulangan penyakit
menular & yg berpotensi menjadi KLB serta kekurangan gizi kesiapsiagaan &

5
penanggulangan bencana & kegawatdaruratan kesehatan pelayanan kesehatan dasar, sesuai
dengan kompetensinya Kegiatan Rutin Poskesdes Kegiatan rutin Poskesdes di selenggarkan
dan dimotori oleh tenaga kesehatan yang ada di desa tersebut dan Kader Poskesdes dengan
bimbingan Puskesmas setempat dan sektor terkait. Pelayanan kesehatan yang di
selenggarakan oleh poskesdes meliputi promotif, preventif dan kuratif (pengobatan) sesuai
dengan kompetensi.Kegiatan pelayanan kesehatan tersebut di kelompokkan menjadi
kegiatan utama dan kegiatan pengembangan. Kegiatan utama pelayanan kesehatan bagi
masyarakat desa, adalah :
1. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular
dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), dan faktor resikonya
(termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang beresiko.
2. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan KLB, serta faktor-faktor resikonya (termasuk kurang gizi).
3. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.
4. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensi. Pelayanan tersebut di
laksananakan baik di dalam poskesdes maupun di luar poskesdes (dalam gedung maupun luar
gedung). Adapun kegiatan pengembangan meliputi promosi kesehatan untuk :
a) Peningkatan keluarga sadargizi,
b) Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS),
c) Penyehatan Lingkungan. Poskesdes juga merupakan pusat pengembangan atau
revitalisasi berbagai UKBM lain yang di butuhkan oleh masyarakat desa, antara lain
Warung Obat Desa, Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga. Dengan demikian
Poskesdes juga berperan sebagai koordinator dari berbagai UKBM yang ada di wilayah
desa.
 Waktu Penyelenggaraan Peyananan Poskesdes di laksanakan secara rutin setiap
hari.
 Tempat Penyelenggaraan Poskesdes perlu memiliki tempat pelayanan. dalam
pelaksanaan kesehatan di dalam Poskesdes, diperlukan ruangan yang dapat
berfungsi sebagai :

6
1. Ruang pendaftaran.
2. Ruang tunggu.
3. Ruang pemeriksaan.
4. Ruang tindakan (Persalinan).
5. Ruang rawat inap persalinan.
6. Ruang petugas.
7. Ruang konsultasi (gizi, sanitasi, dll).
8. Ruang obat.
9. Kamar mandi dan toilet
2.7 SUMBER DAYA POSKESDES
Poskesdes diselenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang bidan), dengan
dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang kader. Untuk penyelenggaraan pelayanan
Poskesdes harus tersedia sarana fisik bangunan, perlengkapan, dan peralatan kesehatan.Guna
kelancaran kornunikasi dengan masyarakat dan dengan sarana kesehatan (khususnya,
Puskesmas), Poskesdes seyogianya memiliki juga sarana komunikasi (telepon, ponsel, atau
kurir).
Pembangunan sarana fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai cara, yaitu
dengan urutan alternatif sebagai berikut:
1. Mengembangkan Pondok Bersalin Desa (Polindes) yang telah ada menjadi Poskesdes,
2. Memanfaatkan bangunan yang sudah ada, yaitu misalnya Balai RW, Balai Desa, Balai
Pertemuan Desa, dan lain-lain.
3. Membangun baru, yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau Daerah), donatur,
dunia usaha, atau swadaya masyarakat.
 Pembangunan Sarana Fisik Poskesdes :
a) Mengembangkan Polindes
b) Memanfaatkan bangunan yang sudah ada, yaitu Balai RW, Balai Desa dll.
c) Membangun baru dengan pendanaan dari pemerintah (Pusat dan daerah), donatur,
dunia usaha atau swadaya masyarakat
 Ada Bangunan Fisik Poskesdes Dan Menetap

7
a) Mudah koordinasi dengan bagas/ kader
b) Memudahkan akses masyarakat
c) Kegiatan lebih terencana dan terarah.
d) Polindes dan Poskesdes terdapat dalam satu tempat dengan fungsinya masing-
masing.
 Tidak Ada Bangunan Fisik Poskesdes Dan Tidak Menetap
a) Sulit koordinasi dengan bagas/ kader
b) Menyulitkan akses Masyarakat
c) Kegiatan tidak terencana dan tidak terarah.
d) Polindes tetap ada, Poskesdes sulit berjalan (beban ganda untuk bidan)
2.8 LANGKAH LANGKAH PENGEMBANGAN DESA SIAGA
1. PERSIAPAN
 PUSAT:
1. Penyusunan pedoman
2. Pembuatan modul pelatihan
3. Penyelenggaraan pelatihan bagi pelatih (TOT)
 PROVINSI:
1. Penyelenggaraan TOT (tenaga kab/kota)
 KABUPATEN/KOTA:
1. Penyelenggaraan pelatihan nakes
2. Penyelenggaraan pelatihan kader
2. PELAKSANAAN
 PUSAT:
1. Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain
 PROVINSI:
1. Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain
 KABUPATEN/KOTA:
1. Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain

8
2. Penyiapan PKM & RS dlm rangka penanggulangan bencana & kegawatdaruratan
kesehatan
 KECAMATAN:
1. Pengembangan dan Pembinaan desa siaga
3. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
 PUSAT:
1. Memantau kemajuan dan mengevaluasi keberhasilan pengembangan desa siaga
 PROVINSI:
1. Memantau kemajuan pengembangan desa siaga
2. Melaporkan hasil pemantauan ke pusat
 KABUPATEN/KOTA:
1. Memantau kemajuan pengembangan desa siaga
2. Melaporkan hasil pemantauan ke provinsi
 KECAMATAN
1. Melakukan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
2. Melaporkan perkembangan ke Kab/Kota

2.9 PENDEKATAN PENGEMBANGAN DESA SIAGA


Langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh :
1. Pengembangan Tim Petugas
Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan-kegiatan lainnya
dilaksanakan. Tujuan langkah ini adalah mempersiapkan para petugas kesehatan yang berada
di wilayah Puskesmas, baik petugas teknis maupun petugas administrasi. Persiapan para
petugas ini bisa berbentuk sosialisasi, pertemuan atau pelatihan yang bersifat konsolidasi,
yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Keluaran atau output dari langkah ini adalah para
petugas yang memahami tugas dan fungsinya, serta siap bekerjasama dalam satu tim untuk
melakukan pendekatan kepada pemangku kepentingan dan masyarakat.
2. Pengembangan Tim di Masyarakat

9
Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para petugas, tokoh masyarakat,
serta masyarakat, agar mereka tahu dan mau bekerjasama dalam satu tim untuk
mengembangkan Desa Siaga. Dalam langkah ini termasuk kegiatan advokasi kepada para
penentu kebijakan, agar mereka mau memberikan dukungan, baik berupa kebijakan atau
anjuran, serta restu, maupun dana atau sumber daya lain, sehingga pengembangan Desa Siaga
dapat berjalan dengan lancar. Sedangkan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat
bertujuan agar mereka memahami dan mendukung, khususnya dalam membentuk opini
publik guna menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan Desa Siaga. Jadi
dukungan yang diharapkan dapat berupa dukungan moral, dukungan finansial atau dukungan
material, sesuai kesepakatan dan persetujuan masyarakat dalam rangka pengembangan Desa
Siaga. Jika didaerah tersebut telah terbentuk wadah-wadah kegiatan masyarakat di bidang
kesehatan seperti Konsil Kesehatan Kecamatan atau Badan Penyantun Puskesmas, Lembaga
Pemberdayaan Desa, PKK, serta orga-nisasi kemasyarakatan lainnya, hendaknya lembaga-
lembaga ini diikut-sertakan dalam setiap pertemuan dan kesepakatan.
3. Survei mawas Diri (SMD)
Survei mawas diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri (TMD) atau Community Self
Survey (CSS) bertujuanagar pemuka-pemuka masyarakat mampu melakukan telaah mawas
diri untuk desanya. Survei ini harus dilakukan oleh pemuka-pemuka masyarakat setempat
dengan bimbingan tenaga kesehatan. Dengan demikian, diharapkan mereka menjadi sadar
akan permasalahan yang dihadapi di desanya, serta bangkit niat dan tekad untuk mencari
solusinya, termasuk membangun Poskesdes sebagai upaya mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar kepada masyarakatdesa. Untuk itu, sebelumnya perlu dilakukan pemilihan
dan pembekalan keterampilan bagi mereka. Keluaran atau output dari SMD ini berupa
identifikasi masalah-masalah kesehatan serta daftar potensi di desa yang dapat didaya
gunakan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan tersebut, termasuk dalam rangka
membangun Poskesdes.
4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

10
Tujuan penyelenggaraan musyawarah masyarakat desa (MMD) ini adalah mencari
alternatif penyelesaian masalah kesehatan dan upaya membangun Poskesdes, dikaitkan
dengan potensi yang dimiliki desa. Di samping itu, juga untuk menyusun rencana jangka
panjang pengembangan Desa Siaga. Inisiatif penyelenggaraan musyawarah sebaiknya
berasal dari para tokoh masyarakat yang telah sepakat mendukung pegembangan Desa Siaga.
Peserta musyawarah adalah tokoh-tokoh masyarakat, termasuk tokoh-tokoh perempuan dan
generasi muda setempat. Bahkan sedapat mungkin dilibatkan pula kalangan dunia usaha yang
mau mendukung pengembangan Desa Siaga dan kelestariannya (untuk itu diperlukan
advokasi). Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD disajikan, utamanya adalah
daftar masalah kesehatan, data potensi, serta harapan masyarakat. Hasil pendataan tersebut
dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas, dukungan dankontribusi apa yang dapat
disumbangkan oleh masing-masing individu/institusi yang diwakilinya, serta langkah-
langkah solusi untuk pembangunan Poskesdes dan pengembangan Desa Siaga.
 Pelaksanaan Kegiatan
1. Pemilihan Pengurus dan Kader Desa Siaga
Pemilihan pengurus dankader Desa Siaga dilakukan melalui pertemuan khusus para
pimpinan formal desa dan tokoh masyarakat serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan
dilakukan secara musyawarah & mufakat, sesuai dengan tata cara dan kriteria yang berlaku,
dengan difasilitasi oleh Puskesmas.
2. Orientasi / Pelatihan Kader Desa Siaga
Sebelum melaksanakan tugasnya, pengelola dan kader desa yang telah ditetapkan
perlu diberikan orientasi atau pelatihan. Orientasi / pelatihan dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota sesuai dengan pedoman orientasi / pelatihan yang berlaku.
Materi orientasi / pelatihan mencakup kegiatan yang akan dilaksanakan di desa dalam rangka
pengembangan Desa Siaga (sebagaimana telah dirumuskan dalam Rencana Operasional),
yaitu meliputi pengelolaan Desa Siaga secara umum, pembangunan dan
pengelolaan Poskesdes, pengembangan dan pengelolaan UKBM lain, serta hal-hal penting
terkait seperti kehamilan dan persalinan sehat, Siap-Antar-Jaga, Keluarga Sadar Gizi,

11
posyandu, kesehatan lingkungan, pencegahan penyakit menular, penyediaan air bersih dan
penyehatanlingkungan pemukiman (PAB-PLP), kegawat-daruratan sehari-hari,
kesiapsiagaan bencana, kejadian luar biasa, warung obat desa (WOD), diversifikasi
pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui Taman Obat Keluarga
(TOGA), kegiatan surveilans, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan lain-lain.
3. Pengembangan Poskesdes dan UKBM lain
Dalam hal ini,pembangunan Poskesdes bisa dikembangkan dari Polindes yang sudah
ada. Apabila tidak ada Polindes, maka perlu dibahas dan dicantumkan dalam rencana kerja
tentang alternatif lain pembangunan Poskesdes. Dengan demikian diketahui bagaimana
Poskesdes tersebut akan diadakan - membangun baru dengan fasilitasi dari Pemerintah,
membangun baru dengan bantuan dari donatur, membangun baru dengan swadaya
masyarakat, atau memodifikasi bangunan lain yang ada. Bilamana Poskesdes sudah berhasil
diselenggarakan, kegiatan dilanjutkan dengan membentuk UKBM-UKBM yangdiperlukan
dan belum ada di desa yang bersangkutan, atau merevitalisasi yangsudah ada tetapi
kurang/tidak aktif.
4. Penyelenggaraan Kegiatan Desa Siaga
Dengan telah adanya Poskesdes, maka desa yang bersangkutan telah dapat ditetapkan
sebagai Desa Siaga. Setelah Desa Siaga resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan
kegiatan Poskesdes secara rutin, yaitu pengembangan sistem surveilans berbasis masyarakat,
pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana,
pemberantasan penyakit menular dan penyakit yang beotensi menimbulkan KLB,
penggalangan dana, pemberdayaan masyarakat menuju kadarzi dan PHBS, penyehatan
lingkungan, serta pelayanan kesehatan dasar (bila diperlukan). Selain itu, diselenggarakan
pula pelayanan UKBM-UKBM lain seperti Posyandu dan lain-lain dengan
berpedomankepada panduan yang berlaku. Secara berkala kegiatan Desa Siaga dibimbing
dan dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk perencanaan
dan pengembangan Desa Siaga selanjutnya secara lintas sektoral.

12
2.10 PEMBINAAN DAN PENINGKATAN
1. Pembinaan jejaring lintas sektor, khususnya dengan program-progam pembangunan
yang bersasaran desa.
2. Pembinaan perlu dikembangkan upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan para kader
agar tidak drop-out.(dibantu memperoleh pendapatan tambahan, misalnya pemberian
gaji insentif atau difasilitasi untuk berwirausaha).
2.11 PERAN JAJARAN KESEHATAN
 Puskesmas:
a) Yankesdas & PONED
b) Mengembangkan komitmen & Kerjasama TimTk. Kec. dan desa
c) Memfasilitasi pengembangan Desi & Poskesdes
d) Monev dan Pembinaan desi
 Rumah Sakit:
a) Menyelenggarakan pelayanan rujukan & PONEK
b) Melaksanakan bimbingan teknis medis
c) Menyelenggarakan Promosi Kesehatan dalam rangka pengembangan kesiapsiagaan
dan penanggulangn kedaruratan dan bencana
 Dinas Kesehatan Kab/Kota:
a) Mengembangkan komitmen & kerjasama tim di Tk. Kab/Kota
b) Merevitalisasi PKM
c) Merevitalisasi RS
d) Merekrut / Menyediakan calon fasilitator
e) Menyelenggarakan pelat bagi petugas kesehatan & kader
f) Melakukan advokasi ke berbagai pihak
g) Menyediakan anggaran dan sumber daya lain
 Dinas Kesehatan Provinsi
a) Mengembangkan komitmen & kerjasama tim di tingkat. Provinsi
b) Membantu Dinkes Kab/kota melalui pelatihan2 manajemen, teknis, dll.

13
c) Membantu Dinkes Kab/kota mengembangkan kemampuan PKM dan RS di bidang
konseling
d) Menyelenggarakan pelatihan fasilitator
e) Melakukan advokasi ke berbagai pihak tingkat. Provinsi
f) Bersama Dinkes Kab/Kota melakukan pemantauan, evaluasi dan bimbingan teknis
terhadap desi.
g) Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi kelestarian desi
h) Kementrian Kesehatan
i) Menyusun konsep dan pedoman pengembangan desi,mensosialisasikan &
mengadvokasi
j) Memfasilitasi Dinkes, PKM, RS serta Posy dan UKBM lainnya.
k) Memfasilitasi pembangunan Poskesdes dan pengembangan desi
l) Memfasilitasi pengembangan sistem surveilans, sistem informasi / pelaporan dan
spenaggulkangan kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakat.
m) Menyelenggarakan pelatihan bagi pelatih (TOT)
n) Menyediakan dan dan dukungan sumber daya lain
o) Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
POSKESDES adalah suatu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (ukbm) yang
melaksanakan kegiatan-kegiatan minimal pengamatan epidemiologis penyakit menular &
yang berpotensi menjadi KLB serta factor-faktor risikonya penanggulangan penyakit
menular & yang berpotensi menjadi KLB serta kekurangan gizi kesiapsiagaan &
penanggulangan bencana & kegawatdaruratan kesehatan pelayanan kesehatan dasar, sesuai
dengan kompetensinya. Kegiatan Rutin Poskesdes Kegiatan rutin Poskesdes di selenggarkan
dan dimotori oleh tenaga kesehatan yang ada di desa tersebut dan Kader Poskesdes dengan
bimbingan Puskesmas setempat dan sektor terkait.Pelayanan kesehatan yang di
selenggarakan oleh poskesdes meliputi promotif, preventif dan kuratif (pengobatan) sesuai
dengan kompetensi.Kegiatan pelayanan kesehatan tersebut di kelompokkan menjadi
kegiatan utama dan kegiatan pengembangan.
3.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan yaitu agar Poskesdes tetap melanjutkan kemitraan
yang telah mereka jalin dengan instansi-instansi tersebut di atas.Agar dapat membantu
meningkatkan derajat kesehatan warga Desa Tani Bakti.Selain itu, mencoba menjalin
hubungan kemitraan dengan instansi lain, seperti PMI untuk kegiatan donor darah.

15
DAFTAR PUSTAKA

· Anonima. 2007. Promosi Kesehatan. www.promosikesehatan.com. Diakses pada


tanggal 22 Mei 2012, pukul 15.00, Samarinda.
· Anonimb. 2008. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.www.dipp.depkunham.go.id.
Diakses pada tanggal 22 Mei 2012, pukul 15.00, Samarinda.
· Anonimc. 2008. Corporate Social Responsibility. www.tukangbisnis.com. Diakses pada
tanggal 22 Mei 2012, pukul 15.30, Samarinda.
· Depkes RI, 2006, Kemitraan Dan Peran Serta, promosi kesehatan online, mailto:
webmaster@ promokes.qo.id.
· Nilam. 2006. Pos Kesehatan Desa. www.scribd.com. Diakses pada tanggal 22 Mei
2012, pukul 16.00, Samarinda.
· Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai