Anda di halaman 1dari 8

J. Tek. Ling. Vol. 9 No. 1 Hal.

9-16 Jakarta, Januari 2008 ISSN 1441-318X

PENERAPAN TEKNOLOGI UNTUK MENGURANGI


EMISI GAS RUMAH KACA
Mohamad Sidik Boedoyo
Peneliti Pusat Teknologi Sumberdaya Energi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Abstract

Being located in the equator and also has bondaries with two tectonic plates, Indopnesia
has various of energy resources, such as oil, coal, natural gas, as well as, renewable
energy resources such as geothermal, solar, hydro, wind etc.
In relation to the above mentioned conditions, Indonesia has a lot of potential to reduce
greenhouse gas emmission through increasing the energy efficiency, fuel swiching, as
well as utilization of CCS (carbon dioxide capture and storage) in the oil, gas and coal
mining.
Although Indonesia is not included in Kyoto Protocol’s country list, Annex I or Annex
II, Indonesia is inclkuded among countries that had ratified the Earth Summit and the
Kyoto Protocol. Therefore, it has a responsibility to help the developed country reduce
their greenhouse gas emmission through application of environmental friendly
technologies in the framework of Clean Development Mechanism.
Key words : Greenhouse Gas, CDM, Application Technologies

1. PENDAHULUAN

Pada konferensi puncak tentang bumi dari 815 Juta SBM (setara Baret Minyak)
tahun 1992 di Rio de Janeiro, telah pada tahun 2005 menjadi 3629 Juta SBM
disepakati konvensi tentang perubahan iklim pada tahun 2030. Perbaikan intensitas
dunia akibat peningkatan konsentrasi gas energi – PDB adalah sangat kecil dan
rumah kaca di atmosfir oleh 154 negara dan secara umum intensitas energi - PDB
berlaku sejak 21 Maret 1994. Dalam Indonesia jauh lebih besar dibanding dengan
kesepakatan yang diambil ditetapkan bahwa negara maju. Hal ini disebabkan sebagai
emisi gas rumah kaca yang didominir oleh negera berkembang efisiensi penggunaan
CO2 harus diturunkan pada tingkat emisi energi Indonesia masih rendah1).
tahun 1990. Sampai sekarang lebih dari 175 Transportasi sebagai pengguna energi
negara telah meratifikasi konvensi tersebut ketiga terbesar pada tahun 2005 dengan laju
termasuk Indonesia2). peningkatan sebesar 9% per tahun, pada
Sebagai negara yang sedang tahun 2030 menjadi pengguna terbesar.
berkembang Indonesia mempunyai laju Industri yang merupakan sektor pengguna
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi energi fosil terbesar pada tahun 2006, di
dan diperkirakan antara 2006 – 2030, laju tahun 2030 akan turun ditempat yang kedua
pertumbuhan rata-rata sekitar 6% per tahun. dengan laju pertumbuhan 6% per tahun.
Untuk mencapai laju pertumbuhan ekonomi Sampai tahun 2030 minyak bumi akan
tersebut, kebutuhan energi diperkirakan tetap dominan dalam penyediaan energi
akan meningkat sampai sekitar 4 kali lipat nasional termasuk biomasa dengan
Penerapan Teknologi... J.Tek.Ling. 9 (1): 9-16 9
kontribusi sekitar 55% yang meningkat dari Berkaitan dengan hal tersebut program
kontribusi tahun 2005 sebesar 37%, tetapi energi yang berpotensi untuk dapat
tanpa biomasa kontribusi minyak bumi pada diaplikasi melalui mekanisme CDM perlu
tahun 2030 hampir sama dengan tahun untuk disusun, dikembangkan dan
2005. Penggunaan biomasa sebagai bahan disosialisasikan.
bakar akan menurun karena keterbatasan
penyediaan dan digantikan jenis energi yang 2. PROYEKSI EMISI GAS RUMAH KACA
lebih praktis dan efisien.
Kebutuhan listrik diperkirakan akan Sumber emisi gas rumah kaca terdiri
meningkat dengan laju sangat tajam hingga dari dua jenis yaitu emisi yang dihasilkan
mencapai 8 kali lipat antara tahun 2005 karena perbuatan manusia (man made
sampai tahun 2030 yang disebabkan oleh sources) dan dari sumber alam (natural
konsumsi listrik per kapita yang sangat sources). Dari cara penghitungannya dibagi
rendah saat ini. menjadi dua yaitu yang sumber dapat
Total pembangkitan listrik diperkirakan dihitung dan tidak dapat dihitung yang sering
akan meningkat dari 122 twh pada tahun disebut fugitive sources. Emisi oleh
2003 hingga mencapai 1318 twh pada tahun perbuatan manusia pada umumnya
2030, dimana sekitar 75% dari disebabkan karena pembakaran carbon
pembangkitan listrik dipenuhi oleh PLTU yang terkandung pada energi fosil, baik
batubara. Teknologi pembakaran batubara minyak bumi, gas bumi maupun batubara
yang dibubukkan (Pulverized) merupakan untuk memenuhi kebutuhan manusia baik
teknologi yang dominan dalam pembangkit di berbagai sektor perekonomian.
listrik berbahan bakar batubara. Pembakaran hutan pada umumnya sulit
Secara umum dapat diperkirakan dibuktikan karena tidak adanya bukti. Dalam
bahwa harga minyak yang sangat tinggi makalah ini disampaikan perhitungan emisi
akan mendorong diversifikasi dengan bahan CO2 melalui penggunaan sumber energi fosil
bakar yang lebih murah seperti batubara dan pada berbagai sektor, serta sesuai jenis
gas alam. Disamping itu juga membuka energi yang digunakan.
peluang pemanfaatan sumberdaya energi
2.1. Proyeksi Kebutuhan Energi
terbarukan yang ramah lingkungan,
sehingga akan mengurangi pencemaran Pemanfaatan bahan bakar nabati yang
lingkungan, termasuk emisi gas rumah terdiri dari biodiesel dan bioethanol
kaca. Pemanfaatan energi seperti diatas ditargetkan akan mencapai 10% pada tahun
akan memacu peningkatan emisi CO2 2030 atau sekitar 12 – 15 Juta SBM (setara
secara tajam dari 117 juta ton pada tahun barel minyak).
2006 menjadi sekitar 582 juta ton pada tahun Sektor kebutuhan energi terbagi menjadi
2030. berbagai sektor, antara lain sektor rumah
Walaupun Indonesia bukan merupakan tangga, industri, transportasi, dan
negara kelompok “Annex I” maupun “Annex komersial. Proyeksi kebutuhan energi
II” sehingga tidak wajib menurunkan emisi sampai tahun 2030 menunjukkan bahwa
gas rumah kaca, tetapi sebagai negara yang dengan pertumbuhan sekitar 6%, maka
telah meratifikasi Protokol Kyoto, Indonesia pada kebutuhan energi final sebesar 814,7
mempunyai kewajiban untuk melaporkan juta SBM pada tahun 2005 meninhkat
jumlah emisi yang dihasilkan dan turut menjadi 3629,2 juta SBM tahun 2030.
membantu negara maju dalam menurunkan Dalam pembangkitan listrik, batubara
emisi melalui mekanisme CDM (Clean akan menjadi energi yang sangat dominan
Development Mechanism). Implementasi di masa mendatang dengan konsumsi
program ini akan dapat mendorong sekitar 1450 Juta SBM atau hampir 15 kali
pemanfaatan energi terbarukan yang ramah
konsumsi batubara tahun 2005.
terhadap lingkungan3).
10 Boedoyo, M. S. 2008
Pemanfaatan panas bumi akan meningkat diperkirakan hanya mencapai 4% dari total
sekitar 8% per tahun, sedangkan kebutuhan pembangkitan listrik.
minyak akan turun dengan laju 6% per Tabel 1 menunjukkan kebutuhan energi
tahun. per sektor dari tahun 2005 sampai 2030,
Sumberdaya hidro kurang dapat Tabel 2. menunjukkan kebutuhan energi per
dikembangkan karena masalah lingkungan, jenis bahan bakar dari tahun 2005 sampai
demikian juga kondisi angin di Indonesia 2030, sedangkan Tabel 3. menunjukkan
akan sulit bersaing dengan pembangkit kebutuhan bahan bakar untuk
listrik lainnya. Kontribusi energi terbarukan pembangkitan tenaga listrik dari tahun 2005
sampai tahun 2030.

Tabel. 1. Proyeksi Kebutuhan Energi per Sektor (Kasus Dasar)


(Juta BOE

Sumber: Hasil Perhitungan PTPSE-BPPT, Nopember 2007

Tabel. 2. Proyeksi Kebutuhan Energi per Jenis Bahan Bakar(Kasus Dasar)


(Juta SBM

Sumber: Hasil Perhitungan PTPSE-BPPT, Nopember 2007

Tabel. 3. Proyeksi Kebutuhan Energi Pembangkit Listrik per Jenis Bahan Bakar
(Kasus Dasar)
(JutaSBM)

Sumber: Hasil Perhitungan PTPSE-BPPT, Nopember 2007

Penerapan Teknologi... J.Tek.Ling. 9 (1): 9-16 11


2.2. Proyeksi Emisi Co2 Secara umum industri merupakan sektor
yang akan menghasilkan emisi CO2
Proyeksi kebutuhan energi diatas akan
terbesar, disusul oleh pembangkitan listrik
menghasilkan emisi gas rumah kaca,
dan pertanian. Tabel 4. menunjukkan
khususnya pada pemanfaatan energi fosil.
proyeksi emisi CO2 untuk setiap sektor
pengguna energi.

Tabel 4. Proyeksi Emisi CO 2 per Sektor4) (Juta Ton CO2)

Sumber: Hasil Perhitungan PTPSE-BPPT, Nopember 2007

Pada tahun 2005 emisi yang dihasilkan karena dalam proses produksi masih tetap
oleh minyak adalah yang tertinggi, tetapi membutuhkan pemanfaatan energi fosil.
pada tahun 2030 batubara merupakan jenis Tabel 5 menunjukkan proyeksi emisi
energi yang menghasilkan emisi CO2 CO2 dari tahun 2005 sampai tahun 2030
terbesar disusul olegh gas alam dan minyak. untuk setiap jenis bahan bakar pada seluruh
Bio-oil menghasilkan sedikit emisi CO2 sektor termasuk pembangkitan listrik.

Tabel 5. Proyeksi Emisis CO2 per Jenis Energi4)

Sumber: Hasil Perhitungan PTPSE-BPPT, Nopember 2007

3. PENGURANGAN EMISI GAS RUMAH pencemaran tersebut, langkah pengurangan


KACA juga didiskripsikan per sektor.

Pengurangan emisi gas rumah kaca 3.1. Cara Pengurangan Emisi Co2
dapat dilakukan melalui berbagai cara,
antara lain penghematan energi atau 3.1.1. Konservasi
konservasi energi, diversifikasi energi serta
pemanfaatan CCS (Carbon Dioxide Capture Konservasi atau penghematan energi
and Storage). Untuk memperjelas dapat dilaksanakan melalui peningkatan
penerapan teknologi untuk mengurangi efisiensi peralatan, penggunaan peralatan

12 Boedoyo, M. S. 2008
yang lebih efisien serta melaksanakan angin dan lain-lain akan mengurangi
manajemen energi. pelepasan CO2 ke atmosfir6).
Biomasa, walaupun mempunyai
- Peningkatan efisiensi Peralatan
kandungan karbon yang cukup tinggi,
Peningkatan efisiensi peralatan
tetapi CO2 yang dihasilkan dianggap
dilaksanakan dengan mengganti
dihisap kembali oleh tanaman yang
sebagian atau seluruh peralatan
sedang tumbuh sehingga emisinya
pengguna energi dengan peralatan yang
dianggap 0 atau tanpa emisi. Hal ini
lebih efisien.
disebabkan pohon dianggap merupakan
- Penggunaan Peralatan yang lebih efisien
zink atau penyerap CO2 hanya pada masa
Penggunaan peralatan yang lebih efisien
pertumbuhan (0 sampai 12 tahun),
akan dapat menurunkan konsumsi
sehingga pemotongan pohon dianggap
energi seperti mengganti peralatan yang
bagian dari menciptaan zink.
sudah tua dan boros energi dengan yang
- Penggunaan Teknologi Rendah Karbon
lebih efisien.
Pemanfaatan teknologi rendah karbon
- Pengelolaan di sisi pengguna energi
sebagai pengganti PLT Bahan Bakar Fosil
(Demand Side Management)
secara drastis akan dapat mengurangi
Pengelolaan di sisi pengguna, selain dari
pelepasan gas rumah kaca (CO 2 ) ke
penggantian peralatan, juga dapat
atmosfir. Teknologi yang termasuk dalam
dilakukan dengan mengubah kebiasaan kategori ini antara lain Pembangkit Listrik
yang boros menjadi hemat energi. Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit
Misalnya mematikan lampu saat akan Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), PLTS,
keluar kamar, mengangkut barang secara PLTMH (Mikrohidro),
sekaligus, serta berbagai aktifitas yang Demikian pula aplikasi kendaraan sel
menyangkut pola kerja atau kebiasaan. bahan bakar (Fuel cell) menggunakan
Penghematan dapat juga dilakukan methanol atau hidrogen akan mengurangi
dengan pemasangan peralatan GRK pada sektor transportasi secara
automatis untuk peralatan elektronik, drastis, walaupun saat ini teknologi ini
misal lampu kamar yang mati bila kamar belum komersial.
kosong, eskalator yang berhenti bila
tidak diinjak orang dan lain-lain. 3.1.3. CCS (Carbon Dioxide Capture And
Storage)
3.1.2. Diversifikasi Energi CCS merupakan teknologi yang
berupaya untuk menangkap CO2 dan
Diversifikasi energi atau penggantian
menimpannya pada cekungan dalam
bahan bakar dengan jenis energi lain,
dibawah permukaan bumi. Secara umum
bertujuan untuk mengurangi pengunaan
teknologi CCS terdiri dari 4 subsektor yaitu
bahan bakar yang mempunyai kandungan penangkapan CO2 (Capture), pengangkutan
karbon tinggi dengan jenis energi yang (pipa atau kapal), injeksi, serta reservoir
mempunyai kandungan karbon rendah atau geologi storage.
tanpa kandungan karbon. Gambaran CCS secara umum dapat dilihat
- Substitusi Energi pada Gambar 1.
Substitusi energi adalah upaya untuk Selain dari penggunaan CCS, CO2 dapat
mengganti energi yang ada dengan jenis disimpan pada:
energi lain yang lebih murah, mudah a. Lautan (kedalaman > 2 Km)
secara teknis dan tanpa mengurangi b. Karbonisasi mineral, reaksi kimia
kinerja alat. Dalam pembangkitan listrik CO2 terhadap oksida logam akan
maka penggantian minyak solar pada mengikat CO2 sebagai karbonat
PLTD dengan biofuel atau mikro hidro, yang stabil,
c. Digunakan dalam proses industri.
Penerapan Teknologi... J.Tek.Ling. 9 (1): 9-16 13
intensitas energi 12 - 16 km liter maka
dengan teknologi hibrid dapat mencapai 35
- 40 km/liter.
Penerapan sistem transportasi masa,
seperti bus, kereta api, subway train,
monorail train akan sangat efisien
dibandingkan mobil pribadi maupun sepeda
motor yang boros energi3).

3.2.2 Sektor Industri


Penerapan teknologi kogerasi
(Cogeneration) yang menggabungkan unit
pembangkit uap dan pembangkit listrik yang
berdiri sendiri dalam satu siklus, akan dapat
meningkatkan efisiensi dari 55% menjadi
Gambar 1. Skema Teknologi CCS 70% hingga 80%.
Perbaikan isolasi pada pipa uap,
Penerapan teknologi CCS sangat mahal, pencegahan kebocoran, perbaikan prilaku
tetapi relatif murah untuk negara maju yang akan dapat meningkatkan efisiensi hingga
tidak mungkin untuk meningkatkan efisiensi 17%.
maupun memanfaatkan energi terbarukan. Penggantian peralatan proses yang sudah
Di Indonesia teknologi CCS merupakan tua dengan yang baru, selain mengurangi
alternatif untuk mencapai tingkat resiko kecelakaan juga akan menghemat
pengurangan GRK yang tidak mungkin penggunaan energi.
tercapai bila menggunakan alternatif
pengurangan GRK yang lain1). 3.2.3 Sektor Rumah-Tangga Dan
Komersial
3.2 Langkah Pengurangan Emisi CO2
Sektoral Penggantian lampu pijar dengan lampu
hemat energi seperti lampu neon (turbular
lamp) atau dengan CFL (Compact Fluorized
Dalam bab ini dijelaskan teknologi atau
Lamp) akan meningkatkan efisiensi cukup
cara yang dapat dilaksanakan per sektor
besar.
pengguna energi.
Penggantian kompor atau tungku memasak
dengan tungku efisiensi tinggi, misalnya
3.2.1 Sektor Transportasi
minyak tanah dengan LPG atau gas kota
Pada sektor transportasi dapat akan meningkatkan efisiensi dari 15%
dikemukakan beberapa langkah atau cara menjadi 22%.
penguranga emisi CO2.
3.2.4 Pembangkit Listrik
Penambahan turbo charger pada mesin
bensin maupun diesel, hingga mesin Pengoperasian PLTGU (Gas Combined
kendaraan menjadi lebih efisien. Cycle Power Plant), dengan memanfaatkan
Pemasangan turbo charger dapat panas buang gas turbin untuk pemanasan
meningkatkan efisiensi pemakaian bahan awal pembangkit uap, akan meningkatkan
bakar hingga 15%. efisiensi total dari sekitar 30% menjadi 45%.
Pemanfaatan teknologi kendaraan hibrid Penerapan Pembangkit Listrik energi
(Mesin Listrik-Motor Bakar) akan terbarukan seperti PLTS, PLTMH, PLTB dan
meningkatkan efisiensi pembakaran lebih lain-lain.
dari dua kali lipat dengan kinerja yang sama.
Bila kendaraan bensin biasa mempunyai
14 Boedoyo, M. S. 2008
Penerapan PLTN yang bebas emisi CO2 dasarsecara siknifikan menurunkan emisi
dapat menggantikan sebagian dari PLTU CO2, tetapi skenario Hibrid dan Nuklir tidak
Batubara. terlalu berpengaruh pada pelepasan emisi.
Skenario CCS diarahkan agar terjadi
4. STRATEGI PENGURANGAN penurunan GRK secara signifikan mulai
EMISIS GAS RUMAH KACA tahun 2023.
4.1. CDM (Clean Development
Mechanism)
Kyoto protokol menyebutkan CDM,
merupakan satu-satunya pintu bagi negara
berkembang untuk membantu negara maju
dalam memenuhi target pengurangan emisi
GRK-nya. Dalam protokol tersebut
dijelaskan bahwa CDM bersifat penambahan
(additionality) artinya negara maju akan
menambah kekurangan investasi dalam
pengoperasian suatu alat atau sistem baru Gambar 2. Penerapan Program
yang dapat mengurangi emisi GRK Pengurangan Emisi GRK
dibanding alat atau sistem yang lama tetapi (2005 - 2030).
mempunyai biaya investasi maupun operasi
yang lebih tinggi dan memperoleh CER
(credit of emission reduction). Dalam
protokol Kyoto negara maju diharapkan ikut
serta secara aktif dalam pengurangan emisi
GRK, tetapi realisasi program CDM bergeser
kearah perdagangan emisi, dimana negara
berkembang dapat melaksanakan program
penurunan emisi dan memperdagangkan
CER ke negara maju.
4.2. Program Pengurangan Emisi Gambar 3. Biaya Investasi Penerapan
Penerapan teknologi diatas akan dapat Program Pengurangan Emisi
menurunkan emisi GRK di Indonesia sesuai GRK (2005 - 2030).
dengan skenario yang diambil. Skenario
Gambaran diatas menunjukkan bahwa
yang diambil dapat diusulkan untuk
implementasi target pemanfaatan energi
diaplikasi melalui program CDM agar dapat
terbarukan tidak jauh berbeda dengan
diperoleh manfaat yang seoptimal mungkin.
konservasi. Penerapan PLTN sebanyak 18
Skenario Perpres merupakan
GW memerlukan investasi tambahan
implementasi target pemanfaatan Energi
sebesar 11 billion US$, sedangkabn
Terbarukan dan peningkatan efisiensi,
penerapan CCS hingga terjadi penurunan
konservasi mentargetkan implementasi
emisi GRK mulai tahun 2023 akan
penggunaan kendaraan hibrid, implementasi
memerlukan tambahan investasi sebesar
PLTN sampai 18 unit tahun 2030 pada nuklir,
105 Billion US$.
dan CCS merupakan implementasi
penggunaan teknologi CCS 4.3. Analisis
Gambaran yang diperoleh dari grafik Dalam upaya penurunan emisi GRK
tersebut menunjukkan bahwa penerapan dapat diperhitungkan bahwa implementasi
skenario Perpres terhadap skenario skenario perpres akan membutuhkan 33

Penerapan Teknologi... J.Tek.Ling. 9 (1): 9-16 15


US$ per Ton CO2, skenario konservasi DAFTAR PUSTAKA
(kendaraan Hibrid) 29 US$ per Ton CO2,
PLTN 30 US$ per ton dan CCS sebesar 52 1. Bidang Perencanaan Energi, 2007,
US$ per ton CO2 yang diturunkan. Oleh Hasil Perhitungan Kebutuhan Energi
karena itu penerapan teknologi hibrid untuk dan Emisi GRK sebagai Materi
kendaraan merupakan alternatif terbaik, Kelompok Kerja Energi, DELRI pada
disusul penerapan PLTN. Skenario CCS bila COP XIII, Bali 13 – 15 Desember 2007,
diimplementasikan pada tambang batubara PTPSE-BPPT, Nopember 2007
akan sangat mahal, tetapi pada EOR 2. PPLH-IPB, BPPT, The First National
(Enhanced Oil Recovary) biaya tersebut Communication under UNFCCC, GHG
dapat dikurangi dengan peningkatan Inventory, Mitigation Options and
produksi minyak. National Strategy Sector, State Ministry
for Environment (MNLH), 1999.
5. KESIMPULAN 3. Republik Indonesia, 2007, Rencana Aksi
Nasional Dalam Menghadapi
Dari gambaran yang ada dapat Perubahan Iklim, MNLH, Nopember
disimpulkan antara lain: 2007.
4. Rubin, E, at al, 2005, Carbon Dioxide
1. Penerapan program penurunan emisi
Capture and Storage, Technical
GRK akan membutuhkan biaya yang
Summary, IPCC Special Report,
sangat tinggi, oleh karena itu dukungan
Intergovernment Panel for Climate
dari negara maju melalui program CDM
dapat mendorong implementasi program Change (IPCC), September 2005.
penurunan GRK. http://www.greenhouse.gov.au/ccs/
2. Penurunan emisi GRK dapat publications/key-findings .html
dilaksanakan melalui penerapan 5. Sijm, J.P.M., et al, 2000, Kyoto
teknologi efisiensi tingi, teknologi rendah Mechanism, The Role of Joint
emisi GRK, teknologi CCS, serta Implementation, the Clean Development
penggantian bahan bakar dengan yang Mechanism and Emissions Trading,
rendah emisi GRK. Netherlands Energy Research
3. Beberapa program yang dapat diusulkan Foundation (ECN), Maret 2000.
sebagai program CDM, antara lain: 6. Tatang, H.S. 2006. Material Aspects
of Biodiesel Production in Indonesia.
- Dalam pembangkit listrik penerapan Seminar Bussines opportunities of
PLTP merupakan program utama, Biodiesel into the Fuel Market in
disusul PLTMH, PLTS dan Indonesia. BPPT. Jakarta, 8 Maret
pemanfaatan Biofuel sebagai 2006.
pengganti minyak solar pada PLTD.
- Penerapan kendaraan Hibrid dengan
efisiensi yang tinggi merupakan
kendaraan masa depan perlu
diimplemantasi.
 CCS merupakan program yang dapat
diusulkan sebagai uji coba atau pilot
plant, karena potensinya yang sangat
besar dalam penyerapan emisi GRK.

16 Boedoyo, M. S. 2008

Anda mungkin juga menyukai