Abstract
Being located in the equator and also has bondaries with two tectonic plates, Indopnesia
has various of energy resources, such as oil, coal, natural gas, as well as, renewable
energy resources such as geothermal, solar, hydro, wind etc.
In relation to the above mentioned conditions, Indonesia has a lot of potential to reduce
greenhouse gas emmission through increasing the energy efficiency, fuel swiching, as
well as utilization of CCS (carbon dioxide capture and storage) in the oil, gas and coal
mining.
Although Indonesia is not included in Kyoto Protocol’s country list, Annex I or Annex
II, Indonesia is inclkuded among countries that had ratified the Earth Summit and the
Kyoto Protocol. Therefore, it has a responsibility to help the developed country reduce
their greenhouse gas emmission through application of environmental friendly
technologies in the framework of Clean Development Mechanism.
Key words : Greenhouse Gas, CDM, Application Technologies
1. PENDAHULUAN
Pada konferensi puncak tentang bumi dari 815 Juta SBM (setara Baret Minyak)
tahun 1992 di Rio de Janeiro, telah pada tahun 2005 menjadi 3629 Juta SBM
disepakati konvensi tentang perubahan iklim pada tahun 2030. Perbaikan intensitas
dunia akibat peningkatan konsentrasi gas energi – PDB adalah sangat kecil dan
rumah kaca di atmosfir oleh 154 negara dan secara umum intensitas energi - PDB
berlaku sejak 21 Maret 1994. Dalam Indonesia jauh lebih besar dibanding dengan
kesepakatan yang diambil ditetapkan bahwa negara maju. Hal ini disebabkan sebagai
emisi gas rumah kaca yang didominir oleh negera berkembang efisiensi penggunaan
CO2 harus diturunkan pada tingkat emisi energi Indonesia masih rendah1).
tahun 1990. Sampai sekarang lebih dari 175 Transportasi sebagai pengguna energi
negara telah meratifikasi konvensi tersebut ketiga terbesar pada tahun 2005 dengan laju
termasuk Indonesia2). peningkatan sebesar 9% per tahun, pada
Sebagai negara yang sedang tahun 2030 menjadi pengguna terbesar.
berkembang Indonesia mempunyai laju Industri yang merupakan sektor pengguna
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi energi fosil terbesar pada tahun 2006, di
dan diperkirakan antara 2006 – 2030, laju tahun 2030 akan turun ditempat yang kedua
pertumbuhan rata-rata sekitar 6% per tahun. dengan laju pertumbuhan 6% per tahun.
Untuk mencapai laju pertumbuhan ekonomi Sampai tahun 2030 minyak bumi akan
tersebut, kebutuhan energi diperkirakan tetap dominan dalam penyediaan energi
akan meningkat sampai sekitar 4 kali lipat nasional termasuk biomasa dengan
Penerapan Teknologi... J.Tek.Ling. 9 (1): 9-16 9
kontribusi sekitar 55% yang meningkat dari Berkaitan dengan hal tersebut program
kontribusi tahun 2005 sebesar 37%, tetapi energi yang berpotensi untuk dapat
tanpa biomasa kontribusi minyak bumi pada diaplikasi melalui mekanisme CDM perlu
tahun 2030 hampir sama dengan tahun untuk disusun, dikembangkan dan
2005. Penggunaan biomasa sebagai bahan disosialisasikan.
bakar akan menurun karena keterbatasan
penyediaan dan digantikan jenis energi yang 2. PROYEKSI EMISI GAS RUMAH KACA
lebih praktis dan efisien.
Kebutuhan listrik diperkirakan akan Sumber emisi gas rumah kaca terdiri
meningkat dengan laju sangat tajam hingga dari dua jenis yaitu emisi yang dihasilkan
mencapai 8 kali lipat antara tahun 2005 karena perbuatan manusia (man made
sampai tahun 2030 yang disebabkan oleh sources) dan dari sumber alam (natural
konsumsi listrik per kapita yang sangat sources). Dari cara penghitungannya dibagi
rendah saat ini. menjadi dua yaitu yang sumber dapat
Total pembangkitan listrik diperkirakan dihitung dan tidak dapat dihitung yang sering
akan meningkat dari 122 twh pada tahun disebut fugitive sources. Emisi oleh
2003 hingga mencapai 1318 twh pada tahun perbuatan manusia pada umumnya
2030, dimana sekitar 75% dari disebabkan karena pembakaran carbon
pembangkitan listrik dipenuhi oleh PLTU yang terkandung pada energi fosil, baik
batubara. Teknologi pembakaran batubara minyak bumi, gas bumi maupun batubara
yang dibubukkan (Pulverized) merupakan untuk memenuhi kebutuhan manusia baik
teknologi yang dominan dalam pembangkit di berbagai sektor perekonomian.
listrik berbahan bakar batubara. Pembakaran hutan pada umumnya sulit
Secara umum dapat diperkirakan dibuktikan karena tidak adanya bukti. Dalam
bahwa harga minyak yang sangat tinggi makalah ini disampaikan perhitungan emisi
akan mendorong diversifikasi dengan bahan CO2 melalui penggunaan sumber energi fosil
bakar yang lebih murah seperti batubara dan pada berbagai sektor, serta sesuai jenis
gas alam. Disamping itu juga membuka energi yang digunakan.
peluang pemanfaatan sumberdaya energi
2.1. Proyeksi Kebutuhan Energi
terbarukan yang ramah lingkungan,
sehingga akan mengurangi pencemaran Pemanfaatan bahan bakar nabati yang
lingkungan, termasuk emisi gas rumah terdiri dari biodiesel dan bioethanol
kaca. Pemanfaatan energi seperti diatas ditargetkan akan mencapai 10% pada tahun
akan memacu peningkatan emisi CO2 2030 atau sekitar 12 – 15 Juta SBM (setara
secara tajam dari 117 juta ton pada tahun barel minyak).
2006 menjadi sekitar 582 juta ton pada tahun Sektor kebutuhan energi terbagi menjadi
2030. berbagai sektor, antara lain sektor rumah
Walaupun Indonesia bukan merupakan tangga, industri, transportasi, dan
negara kelompok “Annex I” maupun “Annex komersial. Proyeksi kebutuhan energi
II” sehingga tidak wajib menurunkan emisi sampai tahun 2030 menunjukkan bahwa
gas rumah kaca, tetapi sebagai negara yang dengan pertumbuhan sekitar 6%, maka
telah meratifikasi Protokol Kyoto, Indonesia pada kebutuhan energi final sebesar 814,7
mempunyai kewajiban untuk melaporkan juta SBM pada tahun 2005 meninhkat
jumlah emisi yang dihasilkan dan turut menjadi 3629,2 juta SBM tahun 2030.
membantu negara maju dalam menurunkan Dalam pembangkitan listrik, batubara
emisi melalui mekanisme CDM (Clean akan menjadi energi yang sangat dominan
Development Mechanism). Implementasi di masa mendatang dengan konsumsi
program ini akan dapat mendorong sekitar 1450 Juta SBM atau hampir 15 kali
pemanfaatan energi terbarukan yang ramah
konsumsi batubara tahun 2005.
terhadap lingkungan3).
10 Boedoyo, M. S. 2008
Pemanfaatan panas bumi akan meningkat diperkirakan hanya mencapai 4% dari total
sekitar 8% per tahun, sedangkan kebutuhan pembangkitan listrik.
minyak akan turun dengan laju 6% per Tabel 1 menunjukkan kebutuhan energi
tahun. per sektor dari tahun 2005 sampai 2030,
Sumberdaya hidro kurang dapat Tabel 2. menunjukkan kebutuhan energi per
dikembangkan karena masalah lingkungan, jenis bahan bakar dari tahun 2005 sampai
demikian juga kondisi angin di Indonesia 2030, sedangkan Tabel 3. menunjukkan
akan sulit bersaing dengan pembangkit kebutuhan bahan bakar untuk
listrik lainnya. Kontribusi energi terbarukan pembangkitan tenaga listrik dari tahun 2005
sampai tahun 2030.
Tabel. 3. Proyeksi Kebutuhan Energi Pembangkit Listrik per Jenis Bahan Bakar
(Kasus Dasar)
(JutaSBM)
Pada tahun 2005 emisi yang dihasilkan karena dalam proses produksi masih tetap
oleh minyak adalah yang tertinggi, tetapi membutuhkan pemanfaatan energi fosil.
pada tahun 2030 batubara merupakan jenis Tabel 5 menunjukkan proyeksi emisi
energi yang menghasilkan emisi CO2 CO2 dari tahun 2005 sampai tahun 2030
terbesar disusul olegh gas alam dan minyak. untuk setiap jenis bahan bakar pada seluruh
Bio-oil menghasilkan sedikit emisi CO2 sektor termasuk pembangkitan listrik.
Pengurangan emisi gas rumah kaca 3.1. Cara Pengurangan Emisi Co2
dapat dilakukan melalui berbagai cara,
antara lain penghematan energi atau 3.1.1. Konservasi
konservasi energi, diversifikasi energi serta
pemanfaatan CCS (Carbon Dioxide Capture Konservasi atau penghematan energi
and Storage). Untuk memperjelas dapat dilaksanakan melalui peningkatan
penerapan teknologi untuk mengurangi efisiensi peralatan, penggunaan peralatan
12 Boedoyo, M. S. 2008
yang lebih efisien serta melaksanakan angin dan lain-lain akan mengurangi
manajemen energi. pelepasan CO2 ke atmosfir6).
Biomasa, walaupun mempunyai
- Peningkatan efisiensi Peralatan
kandungan karbon yang cukup tinggi,
Peningkatan efisiensi peralatan
tetapi CO2 yang dihasilkan dianggap
dilaksanakan dengan mengganti
dihisap kembali oleh tanaman yang
sebagian atau seluruh peralatan
sedang tumbuh sehingga emisinya
pengguna energi dengan peralatan yang
dianggap 0 atau tanpa emisi. Hal ini
lebih efisien.
disebabkan pohon dianggap merupakan
- Penggunaan Peralatan yang lebih efisien
zink atau penyerap CO2 hanya pada masa
Penggunaan peralatan yang lebih efisien
pertumbuhan (0 sampai 12 tahun),
akan dapat menurunkan konsumsi
sehingga pemotongan pohon dianggap
energi seperti mengganti peralatan yang
bagian dari menciptaan zink.
sudah tua dan boros energi dengan yang
- Penggunaan Teknologi Rendah Karbon
lebih efisien.
Pemanfaatan teknologi rendah karbon
- Pengelolaan di sisi pengguna energi
sebagai pengganti PLT Bahan Bakar Fosil
(Demand Side Management)
secara drastis akan dapat mengurangi
Pengelolaan di sisi pengguna, selain dari
pelepasan gas rumah kaca (CO 2 ) ke
penggantian peralatan, juga dapat
atmosfir. Teknologi yang termasuk dalam
dilakukan dengan mengubah kebiasaan kategori ini antara lain Pembangkit Listrik
yang boros menjadi hemat energi. Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit
Misalnya mematikan lampu saat akan Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), PLTS,
keluar kamar, mengangkut barang secara PLTMH (Mikrohidro),
sekaligus, serta berbagai aktifitas yang Demikian pula aplikasi kendaraan sel
menyangkut pola kerja atau kebiasaan. bahan bakar (Fuel cell) menggunakan
Penghematan dapat juga dilakukan methanol atau hidrogen akan mengurangi
dengan pemasangan peralatan GRK pada sektor transportasi secara
automatis untuk peralatan elektronik, drastis, walaupun saat ini teknologi ini
misal lampu kamar yang mati bila kamar belum komersial.
kosong, eskalator yang berhenti bila
tidak diinjak orang dan lain-lain. 3.1.3. CCS (Carbon Dioxide Capture And
Storage)
3.1.2. Diversifikasi Energi CCS merupakan teknologi yang
berupaya untuk menangkap CO2 dan
Diversifikasi energi atau penggantian
menimpannya pada cekungan dalam
bahan bakar dengan jenis energi lain,
dibawah permukaan bumi. Secara umum
bertujuan untuk mengurangi pengunaan
teknologi CCS terdiri dari 4 subsektor yaitu
bahan bakar yang mempunyai kandungan penangkapan CO2 (Capture), pengangkutan
karbon tinggi dengan jenis energi yang (pipa atau kapal), injeksi, serta reservoir
mempunyai kandungan karbon rendah atau geologi storage.
tanpa kandungan karbon. Gambaran CCS secara umum dapat dilihat
- Substitusi Energi pada Gambar 1.
Substitusi energi adalah upaya untuk Selain dari penggunaan CCS, CO2 dapat
mengganti energi yang ada dengan jenis disimpan pada:
energi lain yang lebih murah, mudah a. Lautan (kedalaman > 2 Km)
secara teknis dan tanpa mengurangi b. Karbonisasi mineral, reaksi kimia
kinerja alat. Dalam pembangkitan listrik CO2 terhadap oksida logam akan
maka penggantian minyak solar pada mengikat CO2 sebagai karbonat
PLTD dengan biofuel atau mikro hidro, yang stabil,
c. Digunakan dalam proses industri.
Penerapan Teknologi... J.Tek.Ling. 9 (1): 9-16 13
intensitas energi 12 - 16 km liter maka
dengan teknologi hibrid dapat mencapai 35
- 40 km/liter.
Penerapan sistem transportasi masa,
seperti bus, kereta api, subway train,
monorail train akan sangat efisien
dibandingkan mobil pribadi maupun sepeda
motor yang boros energi3).
16 Boedoyo, M. S. 2008